Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN

KEHAMILAN RISIKO TINGGI


( High Risk Pregnance )
OLEH : DIAN WIDIASTUTIK,S.Kep
I.

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
1. Kehamilan Berisiko tinggi
Kehamilan adalah sejak dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari). Kehamilan
terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38
minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida,
sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan
kemudian janin (sampai kelahiran). Seorang wanita yang hamil untuk
pertama kalinya disebut primigravida atau gravida . Seorang wanita yang
belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.
Dalam masyarakat definisi medis dan legal kehamilan manusia dibagi
menjadi tiga periodetriwulan, sebagai cara memudahkan tahap berbeda dari
perkembangan janin.
Triwulan pertama membawa risiko tertinggi keguguran (kematian alami
embrio atau janin), sedangkan pada masa triwulan ke-2 perkembangan janin
dapat dimonitor dan didiagnosa. Triwulan ke-3 menandakan awal viabilitas,
yang berarti janin dapat tetap hidup bila terjadi kelahiran awal alami atau
kelahiran dipaksakan
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai outcome
yang buruk apabila di lakukan tata laksana secara umum seperti yang
dilakukan pada kasus normal. Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan
yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan
yang di hadapi. (Manuaba,dkk; 2007)

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 1

Untuk menentukan suatu kehamilan resiko inggi, dilakukan penilaian


terhadap wanita hamil untuk menentukan apakah dia memiliki keadaan atau
ciri-ciri yang menyebabkan dia atau janinya lebih rentan terhadap penyakit
atau kematian (keadaan atau cirri tersebut disebut factor resiko) (Mochtar,
2011)
2. Persalinan
Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009)
B. Etiologi dan Klasifikasi
Berbagai faktor yang menyebabkan ada perempuan yang tergolong sebagai
calon ibu berisiko tinggi atau menghadapi bahaya yang lebih besar pada
waktu kehamilan maupun persalinan. Kondisi ini yang bisa menyebabkan
janin tidak dapat tumbuh dengan sehat bahkan dapat menimbulkan kematian
pada ibu dan janin. Adapun kehamilan yang memiliki risiko atau bahaya
yang

lebih

besar

pada

waktu

kehamilan

maupun

persalinan

bila

dibandingkan dengan Ibu hamil yang normal yang disebut dengan kehamilan
resiko tinggi.
a.

Faktor Ibu :

1.

Kehamilan pada usia di atas 35 tahun atau di bawah 18 tahun.


Usia ibu merupakan salah satu faktor risiko yang berhubungan
dengan kualitas kehamilan. Usia yang paling aman atau bisa
dikatakan waktu reproduksi sehat adalah antara umur 20 tahun
sampai umur 30 tahun. Penyulit pada kehamilan remaja salah
satunya pre eklamsi lebih tinggi dibandingkan waktu reproduksi sehat.
Keadaan ini disebabkab belum matangnya alat reproduksi untuk
hamil,

sehingga

dapat

merugikan

kesehatan

ibu

maupun

perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba, 1998).

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 2

2.

Kehamilan dengan jarak antara di atas 5 tahun atau kurang dari 2


tahun.
Pada kehamilan dengan jarak < 3 tahun keadaan endometrium
mengalami perubahan, perubahan ini berkaitan dengan persalinan
sebelumnya yaitu timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis di
tempat

implantasi

plasenta.

Adanya

kemunduran

fungsi

dan

berkurangnya vaskularisasi pada daerah endometrium pada bagian


korpus uteri mengakibatkan daerah tersebut kurang subur sehingga
kehamilan dengan jarak < 3 tahun dapat menimbulkan kelainan yang
berhubungan dengan letak dan keadaan plasenta.
3.

Tinggi badan ibu kurang dari 145 cm dan ibu belum pernah
melahirkan bayi cukup bulan dan berat normal.
Wanita hamil yang mempunyai tinggi badan kurang dari 145 cm,
memiliki resiko tinggi mengalami persalinan secara premature, karena
lebih mungkin memiliki panggul yang sempit.

4.

Kehamilan dengan penyakit (hipertensi, Diabetes, Tiroid, Jantung,


Paru, Ginjal, dan penyakit sistemik lainnya)
Kondisi sebelum hamil seperti hipertensi kronis, diabetes, penyakit
ginjal atau lupus, akan meningkatkan risiko terkena preeklamsia.
Kehamilan dengan hipertensi esensial atau hipertensi yag telah ada
sebelum kehamilan dapat berlangsung sampai aterm tanpa gejala
mejadi pre eklamsi tidak murni. Penyakit gula atau diabetes mellitus
dapat menimbulkan pre eklamsi dan eklamsi begitu pula penyakit
ginjal karena dapat meingkatkan tekanan darah sehingga dapat
menyebabkan pre eklamsi.

5.

Kehamilan dengan keadaan tertentu ( Mioma uteri, kista ovarium)


Mioma uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa
kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan
pada

saat kontraksi rahim,

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

pendarahan

yang

banyak

setelah

Page 3

melahirkan

dan

gangguan

pelepasan

plasenta,

bahkan

bisa

menyebabkan keguguran.
Sebaliknya, kehamilan juga bisa berdampak memperparah Mioma
Uteri. Saat hamil, mioma uteri cenderung membesar, dan sering juga
terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam
tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan,
tangkai tumor bisa terputar.
6.

Kehamilan dengan anemia ( Hb kurang dari 10,5 gr %)


Wanita hamil biasanya sering mengeluh sering letih, kepala pusing,
sesak nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainnya.
Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil
tersebut sedang menderita anemia pada masa kehamilan. Penyakit
terjadi akibat rendahnya kandungan hemoglobin dalam tubuh semasa
mengandung.Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada
ibu hamil adalah kekurangan zat besi, infeksi, kekurangan asam folat
dan kelainan haemoglobin. Anemia dalam kehamilan adalah suatu
kondisi ibu dengan kadar nilai hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester satu dan tiga, atau kadar nilai hemoglobin kurang dari 10,5
gr% pada trimester dua. Perbedaan nilai batas diatas dihubungkan
dengan kejadian hemodilusi.

9.
b.

Kehamilan dengan riwayat bedah sesar sebelumnya.


Faktor Janin :

1. Kelainan letak janin (sungsang, lintang, oblique/diagonal, presentasi


muka)
2. Janin besar (tapsiran lebih dari 4000 gram)
3. Janin ganda (kembar)
4. Janin dengan pertumbuhan janin terhambat
5. Janin kurang bulan (prematur)
6. Janin dengan cacat bawaan/kelainan kongenital
7. Janin meninggal dalam rahim. (Prita,2011):

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 4

C. Pemeriksaan diagnostic
1.

Tes Darah

Jenis pemeriksaan ini dianjurkan dokter setelah Anda dinyatakan positif


hamil. Contoh darah akan diambil untuk diperiksa apakah terinfeksi virus
tertentu atau resus antibodi. Contoh darah calon ibu juga digunakan untuk
pemeriksaan hCG. Dunia kedokteran menemukan, kadar hCG yang tinggi
pada darah ibu hamil berarti ia memiliki risiko yang tinggi memiliki bayi
dengan Down Syndrom.
2.

Alfa Fetoprotein (AFP)

Tes ini hanya pada ibu hamil dengan cara mengambil contoh darah untuk
diperiksa. Tes dilaksanakan pada minggu ke-16 hingga 18 kehamilan. Kadar
Maternal-serum alfa-fetoprotein (MSAFP) yang tinggi menunjukkan adanya
cacat pada batang saraf seperti spina bifida (perubahan bentuk atau
terbelahnya ujung batang saraf) atau anencephali (tidak terdapatnya semua
atau sebagian batang otak). Kecuali itu, kadar MSAFP yang tinggi berisiko
terhadap kelahiran prematur atau memiliki bayi dengan berat lahir rendah.
3.

Sampel Chorion Villus (CVS)

Tes ini jarang dilakukan oleh para dokter karena dikhawatirkan berisiko
menyebabkan abortus spontan. Tes ini dilakukan untuk memeriksa
kemungkinan kerusakan pada kromosom. Serta untuk mendiagnosa penyakit
keturunan. Tes CVS ini mampu mendeteksi adanya kelainan pada janin
seperti Tay-Sachs, anemia sel sikel, fibrosis berkista, thalasemia, dan
sindroma Down.
4.

Ultrasonografi (USG)

Tes ini dilakukan untuk mendeteksi kelainan strukturapada janin, seperti; bibir
sumbing atau anggota tubuh yang tidak berkembang. Sayangnya USG tidak
bisa mendeteksi kecacatan yang disebabkan oleh faktor genetik. Biasanya
USG dilakukan pada minggu ke-12 kehamilan. Pada pemeriksaan lebih lanjut
USG digunakan untuk melihat posisi plasenta dan jumlah cairan amnion,
sehingga bisa diketahui lebih jauh cacat yang diderita janin.

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 5

Kelainan jantung, paru-paru, otak, kepala, tulang belakang, ginjal dan


kandung kemih, sistem pencernaan, adalah hal-hal yang bisa diketahui lewat
USG.
5.

Amiosentesis

Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan bila calon ibu berusia di atas 35 tahun.
Karena hamil di usia ini memiliki risiko cukup tinggi. Terutama untuk
menentukan

apakah

janin

menderita

sindroma

Down

atau

tidak.

Amniosentesis dilakukan dengan cara mengambil cairan amnion melalui


dinding perut ibu. Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin, bahanbahan kimia, dan mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang
susunan genetik, kondisi janin, serta tingkat kematangannya. Tes ini
dilakukan pada minggu ke-16 dan 18 kehamilan. Sel-sel dari cairan amnion
ini kemudian dibiakkan di laboratorium. Umumnya memerlukan waktu sekitar
24 sampai 35 hari untuk mengetahui dengan jelas dan tuntas hasil biakan
tersebut.
6.

Sampel darah janin atau cordosentesis

Sampel darah janin yang diambil dari tali pusar. Langkah ini diambil jika cacat
yang disebabkan kromosom telah terdeteksi oleh pemeriksaan USG.
Biasanya dilakukan setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu. Tes ini bisa
mendeteksi kelainan kromosom, kelainan metabolis, kelainan gen tunggal,
infeksi seperti toksoplasmosis atau rubela, juga kelainan pada darah
(rhesus), serta problem plasenta semisal kekurangan oksigen.
7.

Fetoskopi

Meski keuntungan tes ini bisa menemukan kemungkinan mengobati atau


memperbaiki kelainan yang terdapat pada janin. Namun tes ini jarang
digunakan karena risiko tindakan fetoskopi cukup tinggi. Sekitar 3 persen
sampai 5 persen kemungkinan kehilangan janin. Dilakukan dengan
menggunakan alat mirip teleskop kecil, lengkap dengan lampu dan lensalensa.

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 6

Dimasukkan melalui irisan kecil pada perut dan rahim ke dalam kantung
amnion. Alat-alat ini mampu memotret janin. Tentu saja sebelumnya perut si
ibu hamil diolesi antiseptik dan diberi anestesi lokal.
8.

Biopsi Kulit Janin

Pemeriksaan ini jarang dilakukan di Indonesia. Biopsi kulit janin (FSB)


dilakukan untuk mendeteksi kecacatan serius pada genetika kulit yang
berasal dari keluarga, seperti epidermolysis bullosa lethalis (EBL). Kondisi ini
menunjukkan lapisan kulit yang tidak merekat dengan pas satu sama lainnya
sehingga menyebabkan panas yang sangat parah. Biasanya tes ini dilakukan
setelah melewati usia kehamilan 15-22 minggu.
E. Komplikasi
Bahaya-bahaya yang ditimbulkan oleh kehamilan risiko tinggi bisa terjadi
pada janin maupun pada ibu. Antara lain :
1. Bayi
a. Bayi lahir belum cukup bulan.
b. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR)
c. Janin mati dalam kandungan.
2.

Ibu

a.

Keguguran (abortus).

b.

Persalinan tidak lancar / macet.

c.

Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.

d.

Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.

e.

Keracunan kehamilan/kejang-kejang.

Pengobatan atau perawatan yang dilakukan pada ibu hamil dengan resiko
tinggi dilakukan dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan penyakit
dan efek yang diakibatkan oleh penyakit yang diderita oleh ibu hamil tersebut
selama kehamilannya. Jika perlu dilakukan pemeriksaan tambahan agar
dapat lebih membantu dalam menunjang pengobatan atau perawatan yang
sebaiknya dilakukan selama kehamilan.

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 7

F. Penanganan Kehamilan Risiko Tinggi


Penanganan terhadap pasien dengan kehamilan risiko tinggi berbeda-beda
tergantung dari penyakit apa yang sudah di derita sebelumnya dan efek
samping penyakit yang dijumpai nanti pada saat kehamilan.tes penunjang
sangat diharapkan dapat membantu perbaikan dari pengobatan atau dari
pemeriksaan tambahan.
Kehamilan dengan risiko tinggi harus ditangani oleh ahli kebidanan yang
harus melakukan pengawasan yng intensif, misalnya dengan mengatur
frekuensi

pemeriksaan

prenatal.

Konsultasi

diperlukan

dengan

ahli

kedokteran lainnya terutama ahli penyakit dalam dan ahli kesehatan anak.
Pengelolaan kasus merupakan hasil kerja tim antara berbagai ahli.
Keputusan untuk melakukan pengakhiran kehamilan perlu dipertimbngkan
oleh tim tersebut dan juga dipilih apakah perlu di lakukan induksi persalinan
atau tidak.
G. Pencegahan Kehamilan Risiko Tinggi
Pendekatan risiko pada ibu hamil merupakan strategi operasional dalam
upaya pencegahan terhadap kemungkinan kesakitan atau kematian melalui
peningkatan efektifitas dan efisiensi dengan memberikan pelayanan yang
lebih intensif kepada risiko ibu hamil dengan cepat serta tepat, agar keadaan
gawat ibu maupun gawat janin dapat dicegah. Untuk itu diperlukan skrining
sebagai komponen penting dalam perawatan kehamilan untuk mengetahui
ada tidaknya faktor risiko pada ibu hamil tersebut.
Pengenalan

adanya

Resiko

Tinggi

Ibu

Hamil

dilakukan

melalui

skrining/deteksi dini adanya faktor resiko secara pro/aktif pada semua ibu
hamil, sedini mungkin pada awal kehamilan oleh petugas kesehatan atau
nonkesehatan yang terlatih di masyarakat, misalnya ibu-ibu PKK, Kader
Karang Taruna, ibu hamil sendiri, suami atau keluarga.
Setiap kontak pada saat melakukan skrining dibicarakan dengan ibu hamil,
suami, keluarga tentang tempat dan penolong untuk persalinan aman.
Pengambilan keputusan dapat dilakukan dalam keluarga untuk persiapan
Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi
Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 8

mental dan perencanaan untuk biaya, transportasi telah mulai dolakukan jauh
sebelum persalinan menuju kepatuhan untuk Rujukan Dini Berencana/
Rujukan In Utero dan Rujukan Tepat Waktu.
Mengingat sebagian besar kematian ibu sesungguhnya dapat dicegah, maka
diupayakan untuk mencegah 4 terlambat yang meyebabkan kematian ibu,
yaitu :
1. Mencegah terlambat mengenali tanda bahaya resiko tinggi
2. Mencegah terlambat mengambil keputusan dalam keluarga
3. Mencegah terlambat memperoleh transportasi dalam rujukan
4. Mencegah terlambat memperoleh penanganan gawat darurat secara
memadai

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 9

II. MANAJEMEN KEPERAWATAN


A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan danmelaksanakan pelayanan keperawatan dalam
rangka membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal
mungkin. Tindakan keperawatan tersebut dilaksanakan secara berurutan, terus
menerus, saling berkaitan dan dinamis.
KALA I (fase laten)
a.

Pengakajian

1. Integritas ego
Klien tampak tenang atau cemas
2. Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan
3. Seksualitas
Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan atau
terdiri dari flek lendir.

b.

Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.


2. Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang mengingat
3. informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.
4. Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina berulang dan
kontaminasi fekal.
5. Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan peningkatan
kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.
6. Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d ketidakadekuatan
system pendukung.

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 10

c.
NO
1.

Intervensi
DIAGNOSA

NOC

KEPERAWATAN
Ansietas b/d krisis situasiSetelah

NIC

dilakukan

kebutuhan tidak terpenuhi. keperawatan

asuhan1. Orientasikan

klien

pada

selama

staf

dan

lingkungan,

..diharapkan ansietas pasien


berkurang dengan criteria hasil:

prosedur

2. Berikan informasi tentang

a. TTV dbn

perubahan psikologis dan

b. Pasien dapat mengungkapkan

fisiologis pada persalinan

perasaan cemasnya
c. Lingkungan

3. Kaji tingkat dan penyebab

sekitar

pasien

tenang dan kondusif

ansietas

4. Pantau tekanan darah dan


nadi sesuai indikasi
5. Anjurkan

klien

mengungkapkan
perasaannya
6. Berikan

lingkungan

yang

tenang dan nyaman untuk


pasien

2.

Kurang

pengetahuanSetelah

tentang
persalinan

asuhan1. Kaji

kemajuankeperawatan
b/d

persalinan

pasien

klien

meningkat 2. Beri

kesalahandengan criteria hasil:

interpretasi informasi.

persiapan,tingkat

pengetahuan dan harapan

kurangselama.,pengetahuan

mengingat informasi yangtentang


diberikan,

dilakukan

informasi

kemajuan

a. Pasien

dapat

dan

persalinan

normal

mendemonstrasikan teknik

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

pernafasan

dan

yang

untuk

tepat

posisi
fase 3. Demonstrasikan

Page 11

teknik

persalinan

pernapasan atau relaksasi


dengan tepat untuk setiap
fase persalinan

3.

Risiko
infeksi

tinggi

terhadapSetelah

maternal

pemeriksaan

dilakukan

asuhan 1.

Kaji

latar

b/dkeperawatan selama.diharapkan

budaya klien.

vaginainfeksi maternal dapat terkontrol 2.

Kaji

berulang dan kontaminasidengan criteria hasil:


fekal.

belakang

sekresi

vagina,

pantau tanda-tanda vital.

TTV dbn

3.

Tidak terdapat tanda-tanda infeksi

Tekankan

pentingnya

mencuci tangan yang baik.


4.

Gunakan teknik aseptic


saat pemeriksaan vagina.

5.

Lakukan

perawatan

perineal setelah eliminasi.


4.

Risiko

tinggi

kekurangan

terhadapSetelah

cairan

dilakukan

asuhan 1. Pantau

b/dkeperawatan selama,diharapkan

masukan

dan

haluaran.

masukan dan peningkatancairan seimbang dengan kriterian 2. Pantau suhu setiap 4 jam
kehilangan cairan melaluihasil:

atau lebih sering bila suhu

pernafasan mulut.

TTV dbn

tinggi, pantau tanda-tanda

Input dan output cairan seimbang

vital. DJJ sesuai indikasi.

Turgor kulit baik

3. Kaji produksi mucus dan


turgor kulit.
4. Kolaborasi pemberian cairan
parenteral.
5. Pantau kadar hematokrit.

5.

Risiko

tinggi

terhadapSetelah

dilakukan

koping individu tidak efektifkeperawatan

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

asuhan 1. Tentukan pemahaman dan


harapan

terhadap

Page 12

proses

b/d

ketidakadekuatanselama..,diharapkan

system pendukung.

koping

persalinan

pasien efektif dengan criteria hasil: 2. Anjurkan


a. Pasien dapat mengungkapkan
perasaannya

mengungkapkan

perasaan
3. Beri

anjuran

kuat

mekanisme koping positif


4. Bantu relaksasi

2.

KALA I (fase aktif)


a.

Pengkajian
1. Aktivitas istirahat
Klien tampak kelelahan.
2. Integritas ego
Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan
tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.
3. Nyeri atau ketidaknyamanan
Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.
4. Keamanan
Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi
vertexs.
5. Seksualitas
Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam
pada primipara)

b. Diagnosa Keperawatan
1.

Nyeri

akut

berhubungan

dengan tekanan

mekanik

dari

bagian

presentasi.

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 13

thd

2.

Perubahan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi


mekanik kandung kemih.

3.

Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.

4.

Risiko

tinggi

terhadap

cedera

maternal

b/d

efek

obat-obatan

pertambahan mobilitas gastrik.


5.

Risiko tinggi terhadap kerusakan gas janin b/d perubahan suplay


oksigen dan aliran darah

c.
NO
1.

Intervensi
DIAGNOSA

NOC

KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubunganSetelah
dengan tekanan

dilakukan

NIC
asuhan 1.

mekanikkeperawatan

dari bagian presentasi.

Kaji derajat
ketidaknyamanan secara

selama..,diharapkan nyeri

verbal dan nonverbal

terkontrol

Pantau dilatasi servik

dengan

criteria 2.

hasil:

3.

Pantau tanda vital dan DJJ

dapat 4.

Bantu penggunaan teknik

TTV dbn
Pasien

mendemonstrasikan kontrol
nyeri

pernapasan dan relaksasi


5.

Bantu tindakan kenyamanan


spt.

6.

Gosok punggung, kaki

7.

Anjurkan pasien berkemih 12 jam

8.

Berikan informasi tentang


ketersediaan analgesic

9.

Dukung

keputusan

menggunakan

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 14

klien
obat-

obatan/tidak
10. Berikan

lingkungan

yang

tenang
2.

Perubahan eliminasi urinSetelah

dilakukan

asuhan 1. Palpasi di atas simpisis pubis

b/d perubahan masukankeperawatan


dan

kompresi

2. Monitor

mekanikselama.,diharapkan

kandung kemih.

eliminasi

urine

masukan

dan

haluaran
pasien 3. Anjurkan

normal dengan criteria hasil:

upaya

berkemih

sedikitnya 1-2 jam

Cairan seimbang

4. Posisikan klien tegak dan

Berkemih teratur

cucurkan air hangat di atas


perineum
5. Ukur suhu dan nadi, kaji
adanya peningkatan
6. Kaji

kekeringan

kulit

dan

pemahaman

dan

membrane mukosa
3.

Risiko
koping

tinggi

terhadapSetelah

individu

dilakukan

asuhan1. Tentukan

tidakkeperawatan

efektif b/d krisis situasi.

harapan

selama.,diharapkan

terhadap

persalinan

koping pasien efektif dengan2. Anjurkan


criteria hasil:
Pasien

proses

mengungkapkan

perasaan
dapat3. Beri

mengungkapkan peraannya

anjuran

kuat

terhadap

mekanisme koping positif dan


bantu relaksasi

4.

Risiko

tinggi

terhadapSetelah

dilakukan

cedera maternal b/d efekkeperawatan

asuhan1. Pantau aktivitas uterus secara


manual

obat-obatan pertambahanselama.,diharapkan cidera2. Lakukan

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

tirah

baring

Page 15

saat

mobilitas gastrik.

terkontrol

dengan

criteria

hasil:

persalinan menjadi intensif

3. Hindari

TTV dbn

meninggikan

klien

tanpa perhatian

Aktivitas uterus baik

4. Tempatkan klien pada posisi

Posisi pasien nyaman

tegak, miring ke kiri


5. Berikan

perawatan

perineal

selama 4 jam
6. Pantau suhu dan nadi
7. Kolaborasi pemberian antibiotik
(IV)

5.

Risiko

tinggi

terhadapSetelah

asuhan 1. Kaji

kerusakan gas janin b/dkeperawatan


perubahan suplay oksigenselama.,diharapkan
dan aliran darah

adanya

menurunkan
janin

kondisi

yang

situasi

uteri

plasenta

dalam kondisi baik dengan 2. Pantau DJJ dengan segera bila


criteria hasil:
DJJ dbn

pecah ketuban
3. Instuksikan untuk tirah baring

Presentasi kepala (+)

bila presentasi tidak masuk

Kontraksi uterus teratur

pelvis
4. Pantau turunnya janin pada
jalan lahir
5. Kaji perubahan DJJ selama
kontraksi

3.

KALA II
a.

Pengkajian
1. Aktivitas/ istirahat

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 16

Melaporkan kelelahan
Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik
relaksasi
2. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg
3. Integritas ego
Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya
4. Eliminasi
Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung kemih
5. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat merintih / menangis selama kontraksi
6. Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum
7. Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong
8. Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 2 menit
9. Pernafasan
Peningkatan frekwensi pernafasan
10. Seksualitas
Servik dilatasi penuh (10 cm)
Peningkatan perdarahan pervagina
Membrane mungkin rupture, bila masih utuh
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi
2. Perubahan curah jantung b/d fluktasi aliran balik vena
3. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi
hipertonik

c.
NO

Intervensi
DIAGNOSA
KEPERAWATAN

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

NOC

NIC

Page 17

1.

Nyeri akut b/d tekananSetelah


mekanis

pada

presentasi

dilakukan

asuhan 1. Identifikasi derajat

bagiankeperawatan

ketidaknyamanan

selama.,diharapkan
terkontrol

dengan

nyeri 2. Berikan tanda/ tindakan


criteria

kenyamanan seperti perawatan

hasil:

kulit, mulut, perineal dan alat-

a. TTV dbn

alat tahun yang kering

b. Pasien

dapat 3. Bantu pasien memilih posisi

mendemostrasikan nafas
dalam

dan

yang nyaman untuk mengedan

teknik 4. Pantau tanda vital ibu dan DJJ

mengejan

5. Kolaborasi pemasangan
kateter dan anastesi

2.

Perubahan curah jantungSetelah

dilakukan

asuhan1. Pantau tekanan darah dan nadi

b/d fluktasi aliran balikkeperawatan


vena

tiap 5 15 menit

selama..,diharapkan
kondisi

cardiovaskuler

pasien

membaik

dengan

criteria hasil:

Risiko

tinggi

pada

hipertonik

dan ekhalasi selama upaya


mengedan

3. Anjurkan klien / pasangan

a. TD dan nadi dbn

memilih posisi persalinan yang

b. Suplay O2 tersedia

mengoptimalkan sirkulasi

terhadapSetelah

asuhan 1. Bantu klien dan pasangan pada

kerusakan integritas kulitkeperawatan


b/d

2. Anjurkan pasien untuk inhalasi

posisi tepat

interaksiselama.,diharapkan
integritas

kulit

terkontrol 3. Kolaborasi epiostomi garis

dengan criteria hasil:


Luka

perineum

(epiostomi)

2. Bantu klien sesuai kebutuhan

tengah atau medic lateral


tertutup 4. Kolaborasi terhadap
pemantauan kandung kemih
dan kateterisasi

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 18

4.
a.

KALA III

Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2. Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal

dengan cepat

3. Hipotensi akibat analgetik dan anastesi


Nadi melambat
4. Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 300 ml
5. Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
6. Seksualitas
Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan
oral, muntah.
2. Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3. Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
c.

Intervensi

DIAGNOSA

NO
1.

KEPERAWATAN
Risiko

tinggi

terhadapSetelah

NOC

dilakukan1. Instruksikan klien untuk

kekurangan

volumeasuhan

cairan

kurangselama.,diharapkan

b/d

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

NIC

keperawatan

mendorong pada kontraksi

2. Kaji tanda vital setelah

Page 19

masukan oral, muntah.

cairan

seimbang

pemberian oksitosin

denngan criteria hasil:

3. Palpasi uterus

TTV dbn

4. Kaji tanda dan gejala shock

Darah yang keluar 2005. Massase uterus dengan


300 cc

perlahan setelah pengeluaran


plasenta
6. Kolaborasi pemberian cairan
parentral

2.

Nyeri akut b/d traumaSetelah


jaringan

setelahasuhan

melahirkan

dilakukan 1. Bantu penggunaan teknik


keperawatan

selama.,diharapkan
nyeri terkontrol dengan
criteria hasil:

pernapasan
2. Berikan kompres es pada
perineum setelah melahirkan
3. Ganti pakaian dan liner basah

a. Pasien dapat control 4. Berikan selimut penghangat


nyeri

5. Kolaborasi perbaikan
episiotomy

3 Risiko
. cedera

tinggi

terhadapSetelah

maternal

b/dasuhan

dilakukanPalpasi fundus uteri dan massase


keperawatandengan perlahan

posisi selama persalinan selama.,diharapkan

Kaji irama pernafasan

cidera terkontrol denganBersihkan vulva dan perineum


criteria hasil:
a. Plasenta
utuh
b. TTV dbn

dengan air dan larutan antiseptic


keluarKaji perilaku klien dan perubahan
system saraf pusat
Dapatkan sampel darah tali pusat,
kirim ke laboratorium untuk
menentukan golongan darah bayi
Kolaborasi pemberian cairan

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 20

parenteral

5.

KALA IV
a.

Pengkajian
1. Aktivitas
Dapat tampak berenergi atau kelelahan
2. Sirkulasi
Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin
lebih

rendah

meningkat

pada

pada

respon

respon

terhadap

pemberian

analgesia/anastesia,

oksitisin

atau

atau

HKK,edema,

kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran


pervagina 600-800 ml untuk kelahiran saesaria
3. Integritas Ego
Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia
4. Eliminasi
Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis
5. Makanan/cairan
Mengeluh haus, lapar atau mual
6. Neurosensori
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya
anastesi spinal
7. Nyeri/ketidaknyamanan
Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan
episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor
8. Keamanan
Peningkatan suhu tubuh
9. Seksualitas

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 21

Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi umbilicus,


perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis, striae mungkin
pada abdomen, paha dan payudara.
b. Diagnosa Keperawatan
1.

Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik


dan psikologis, ansietas

2.

Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan


miometri

3.

Perubahan ikatan proses keluarga b/d transisi/peningkatan anggota


Keluarga

c.
NO
1.

Intervensi

DIAGNOSA

NOC

KEPERAWATAN
Nyeri

akut

b/d

efekSetelah

hormone, trauma,edemaasuhan

NIC

dilakukan 1. Kaji sifat dan derajat


keperawatan

jaringan, kelelahan fisikselama.,diharapkan


dan psikologis, ansietas nyeri terkontrol dengan
criteria hasil:
Pasien
nyeri

dapat

ketidaknyamanan
2. Beri informasi yang tepat
tentang perawatan selama
periode pascapartum

control
3. Lakukan tindakan
kenyamanan

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 22

4. Anjurkan penggunaan teknik


relaksasi
5. Beri analgesic sesuai
kemampuan

2 Resiko tinggi kekuranganSetelah


. volume

cairan

dilakukanTempatkan klien pada posisi

b/dasuhan

keperawatanrekumben

kelelahan/ketegangan

selama.,diharapkan

miometri

cairan simbang dengan


criteria hasil:

1. Kaji hal yang memperberat


kejadian intrapartal
2. Kaji masukan dan haluaran

a. TD dbn

3. Perhatikan jenis persalinan dan

b. Jumlah

dan

warna

anastesi, kehilangan daripada

lokhea

dbn

persalinan

4. Kaji tekanan darah dan nadi


setiap 15 menit
5. Dengan perlahan massase
fundus bila lunak

6. Kaji jumlah, warna dan sifat


aliran lokhea
7. Kolaborasi pemberian cairan
parentral

3.

Perubahan ikatan prosesSetelah


keluarga

b/dasuhan

dilakukan 1. Anjurkan klien untuk


keperawatan

transisi/peningkatan

selama..,diharapkan

anggota keluarga

proses

keluarga

baik

dengan criteria hasil:


Ada

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

kedekatan

menggendong, menyentuh bayi


2. Observasi dan catat interaksi
bayi
3. Anjurkan dan bantu pemberian

ibu

ASI, tergantung pada pilihan

Page 23

dengan bayi

klien

DATAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID
FKUI. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.
Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.
Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan
Normal. Dimuatdalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP
%20PERSALINAN/laporan-pendahuluan-pada-pasien-dengan.html (Diakses tanggal
18 Maret 2012)
Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC,
Jakarta

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 24

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Media


Aesculapius. Jakarta
Mc

Closky

&

Bulechek.

(2000). Nursing

Intervention

Classification

(NIC). United States of America: Mosby.


Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of
America: Mosby.
Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 25

Laporan Pendahuluan Kehamilan Berisiko Tinggi


Dian Widiastutik ,S.Kep
STIKES Widyagama Husada Malang

Page 26

Anda mungkin juga menyukai