Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI PADA KELUARGA HOMESHOOLING


DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR DI MASA PANDEMI

DISUSUN OLEH:

1410620088 – Muhammad Ilham Ramadhan

ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat tuhan yang maha esa. Atas rahmat dan hidayan-Nya,
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah hasil wawancara yang betemakan
“Komunikasi antarpribadi pada keluarga homeschooling dalam menumbuhkan
motivasi belajar di masa pandemi”.

Tidak lupa saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Anne
Adzkia selaku ibu dari sekaligus narasumber yang telah membantu penulis
menyelesaikan makalah hasil wawancara ini. Saya juga berterima kasih kepada mba
Marisa Larasati dan Rahma Azzahra yang telah membantu berkontribusi mencari
narasumber dalam pembuatan makalah hasil wawancara.

Laporan penelitian ini bertujuan untuk memahami tentang bagaimana orangtua


berperan penting memotivasi anaknya untuk belajar dikarenaka keyakinan
orangtuanya yang sudah memutuskan untuk bertanggung jawab atas pendidikan
anaknya sehingga mereka mutuskan untuk menyekolahkan anaknya di rumah atau
kita kenal dengan istilah homeschooling.

Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan
kritik diperlukan untuk menyempurnakan makalah ini.

Pamulang, 26 Juni 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

1.1 Biodata Informan..........................................................................................4

1.2 Kota................................................................................................................4

1.3 Jenis Homeschooling.....................................................................................4

1.4 Proses pemilihan informan..........................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

TRANSKRIP WAWANCARA.....................................................................................................6

BAB III.........................................................................................................................................10

ANALISIS HASIL WAWANCARA..........................................................................................10

BAB IV..........................................................................................................................................11

KESIMPULAN............................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Biodata Informan
Nama : Jane Indriani

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 21 Juli 1978

Usia : 42

Agama : Islam

Pekerjaan : Dokter gigi

Alamat : Jl. H. Jamat 39A Buaran, Serpong. Tangsel

No. Hp : 081219228779

Nama : Naufal Ghazi

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 20/08/04

Usia : 16

Agama : Islam

Pekerjaan : Pelajar (hser)

Alamat : Jl. Hj. Jamat no.39A RT01 RW05, Buaran, Serpong. Tangerang Selatan

No. Hp : 081291238775

1.2 Kota
Jakarta

1.3 Jenis Homeschooling


Ikut lembaga homeschooling

4
1.4 Proses pemilihan informan
baik mba, saya mendapatkan kontak keluarga yang mungkin terbilang
cukup ketat karena mungkin dari pihak orangtuanya sangat ketat sekali
mengenai privasi atau semancamnya sehingga membutuhkan waktu yang
mungkin cukup lama untuk berdiskusi. namun dari pihak orang tuanya sudah
membolehkan untuk saya mewawancarai keluarganya. media yang saya
gunakan setelah berdiskusi dengan orang tuanya adalah melalui via wa karena
mungkin memudahkan orangtuanya untuk menjawab pertanyaan tetapi
sayangnya sampai sekarang belum ada jawaban dari pertanyaan yang saya
berikan ke keluarganya. Untuk itu saya coba mencari kembali narasumber lain
dan alhamdulillah rahma kelas b memiliki teman yang juga bersekolah satu
lembaga dengannya yaitu Bernama Naufal Ghazi. Orangtuanya juga sangat
terbuka ketika saya coba mengajukan ketersediaannya untuk saya coba
wawancara namun wawancara itu tidak berlangsung dengan tatap muka
melaikan melewati gmail. Terima kasih mba

5
BAB II

TRANSKRIP WAWANCARA
Pertanyaan untuk orangtua:

1. Apakah ada perbedaan cara belajar anak sebelum dan saat pandemi Covid-19?
Jika ada, bagaimana perbedaannnya?

*Ada. Sebelum covid banyak aktivitas luar rumah yang dilakukan anak-anak,
misalnya berkegiatan bersama komunitas homeschooling, hangout dengan teman-
teman homeschoolers, camping, eksplorasi, berorganisasi, ikut event2 komunitas
seni. Sejak pandemi, kegiatan bersama teman jadi sangat terbatas, bahkan hampir
berhenti.

2. Apakah ada kendala/hambatan belajar pada anak selama pandemi covid ? Jika
ada, seperti apa kendala tersebut?

*Tidak banyak. Tantangannya paling seputar manajemen kebosanan dan mengisi


waktu-waktu luang agar tidak banyak tidur/pegang gadget.

3. Bagaimana sikap dan dukungan yang diberikan orangtua dalam menghadapi


situasi saat anak sedang malas atau jenuh belajar?

* Mencari alternatif kegiatan yang lebih bervariasi.

4. Bagaimana upaya orangtua dalam menjaga suasana positif (suasana nyaman) di


rumah agar anak dalam pembelajaran homeschooling dapat tetap melaksanakannya
sesuai yang diharapkan selama masa pandemi?

*Menjaga suasana rumah selalu fun, santai, komunikasi baik.

5. Apakah orantua selalu berupaya untuk bersikap terbuka terhadap pembelajaran


anak di masa pandemi? Seperti bersedia mendengarkan keluh kesahnya atau menjadi
tempat baginya untuk berbagi cerita terutama di masa pandemi?

6
*Ya, sangat perlu. Karena orangtua adalah orang terdekat mereka dan seharusnya
yang paling paham kondisi mereka.

6. Bagaimana cara orangtua untuk selalu berempati terhadap aktivitas belajar di


masa pandemi? Seperti misalnya mencoba melihat sesuatu dari kacamata anak serta
ikut merasakan dan mengerti apabila ada hal-hal atau masalah yang terkait aktivitas
belajarnya terutama di masa pandemi?

*Memahami bahwa tiap anak punya kebutuhan berbeda, lalu coba dicari solusi
yang paling memungkinkan untuk dilakukan tanpa perlu ke luar rumah. Juga mencari
solusi bersama anak, agar mendapat solusi terbaik. Jadi bukan orangtua yang
mengatur jadwal keseharian, melainkan anak-anak membuat jadwalnya sendiri.

7. Jika ada aturan belajar yang tidak disetujui anak apakah ada kesempatan untuk
anak menyampaikan ketidaksetujuannya? Dan bagaimana cara orangtua mencari
penyelesaian yang disepakati keduabelah pihak (orangtua dan anak)?

*Kami mempunyai waktu khusus untuk diskusi (ba’da subuh), dimana orangtua
bisa menyampaikan pesan-pesan. Anak-anak juga boleh menyampaikan apapun yang
mereka rasakan di waktu tersebut. Di luar momen ini juga tentunya anak-anak bebas
berpendapat apa saja.

8. Bagaimana orangtua mengarahkan anak dalam menggunakan internet sebagai


sumber belajar? Adakah aturan2 atau batasan2 yang diberikan?

*Orangtua memberi rekomendasi sumber-sumber belajar. Waktunya diserahkan


ke anak-anak, namun setelahnya orangtua mengevaluasi apakah mereka
menggunakan internet secara efektif atau sia-sia.

Pertanyaan untuk Anak

1. Apakah kamu merasakan perbedaan cara belajar sebelum dan saat masa
pandemi Covid-19 ini ? Jika iya, perbedaan seperti apa yang kamu rasakan?

7
*Ya karena semua les & kegiatan harus dari rumah. Kadang jadi bosan.

2. Apakah kamu selama ini merasa senang menjalankan homeschooling? Apakah


menurut kamu homeschooling lebih menyenangkan dibandingkan sekolah ? Jika iya,
apa yang paling menyenangkan dari homeschooling?

* Homeschooling menurutku seru, soalnya lebih banyak waktu untuk


mengerjakan project sendiri dan banyak kegiatan komunitas. Aku kurang tahu
sekolah SMA seperti apa, tapi dua-duanya pasti ada plus-minusnya. Aku sejujurnya
mau sekolah karena ingin lebih termotivasi belajar. Kalau semua teman homeschooler
pindah ke satu sekolah aku akan ikut hahaha.

3. Pernahkan kamu merasa jenuh dalam belajar? Jika kamu merasa jenuh , apakah
orangtua mengetahui dan menyemangati kamu?

* Sering, kebanyakan karena tidak ada motivasi & tidak ada yang mendorong
untuk belajar. Apalagi kalau jadwalnya bikin sendiri.

4. Bagaimana cara orangtua menyemangati dalam belajar? Apakah dengan kata2


motivasi, menonton film kesukaanmu, memberikan pelukan sayang,
membuatkan/membelikan makananan/minuman kesukaanmu atau dalam bentuk hal
lain?

* Mereka selalu menyemangati dan mau mengajar subjek sekolah yang aku tidak
mengerti. Kalau hadiah fisik untuk belajar ada tapi sangat jarang, itu pun untuk
subjek yang mereka tahu aku sering malas.

5. Jika kamu mengalami masalah dalam belajar apakah kamu menceritakan hal ini
kepada orangtua dan bagaimana sikap orangtuamu saat mendengar keluhan/ceritamu?

* Aku sering disuruh buat jadwal sendiri, dan aku memang kurang termotivasi
secara internal untuk belajar akademis. Jadi aku susah sekali metode belajar seperti

8
anak homeschooler lain. Tapi akhir-akhir ini aku dimasukkan ke PKBM & bimbel,
dan itu akhirnya bisa mendorong aku belajar dan aku jadi senang.

6. Jika ada aturan dalam belajar yang dibuat orangtua tidak kamu sukai atau tidak
kamu setujui, apakah kamu mengatakannya kepada mereka? Dan bagaimana sikap
mereka saat kamu mengatakannya?

* Kalau ada yang tidak aku suka, aku akan bilang. Aku dan orangtuaku akan
diskusi lagi bagaimana membuat aturan menjadi lebih nyaman. Tapi kalau ternyata
memang harus begitu ya sudahlah.

7. Hal apa yang paling menyenangkan bagi kamu saat kamu belajar bersama
orangtua?

* Belajar sama orangtua bisa nanya langsung dan berulang-ulang. Kalau di depan
kelas jadi awkward.

8. Apakah orangtua membimbing/ mengarahkan atau membuat aturan dalam


mencari informasi di internet sebagai sumber belajar ?Jika iya, seperti apa bimbingan
yang diberikan orangtua?

* Orangtuaku tidak terlalu mengatur caraku mencari informasi. Mereka


memfasilitasi aku dengan berbagai sumber belajar seperti IXL & Ruangguru, tapi
diluar itu aku bebas.

9
BAB III

ANALISIS HASIL WAWANCARA


Pada pertanyaan poin kedua yang diberikan kepada anak, jawaban yang
dilontarkan terdapat unsur spontanitas didalamnya, yaitu “Aku sejujurnya mau
sekolah karena ingin lebih termotivasi belajar. Kalau semua teman homeschooler
pindah ke satu sekolah aku akan ikut hahaha”. Hal ini mendakan sikap mendukung
sebagaimana poin “Spontanitas” pada halaman 289 dengan sub bab “Sikap
Mendukung”, bahwasannya seseorang yang terbuka dan spontan dalam
komunikasinya lebih bersikap terus terang tanpa adanya perasaan yang harus
disembunyikan. Ini menandakan bahwa hubungan anak dan orang tuanya sudah dapat
dikatakan memiliki kedekatan yang efektif.

Rasa empati pada halaman 286 yang ditunjukan orang tua pada pertanyaan no. 6
ditandai dengan memahami bahwa setiap anak memiliki kebutuhannya masing-
masing. cara orangtua bersikap empati adalah dengan berdiskusi mengungkapkan
pendapatnya masing-masing lalu mengambil kesepakatan jalan tengah yang mana
tidak merugikan kedua belah pihak

Terdapat sikap positif yang ditunjukan oleh anak kepada orang tuanya yaitu
dengan Dorongan (Stroking) yang bersifat verbal pada halaman 290 pada pertanyaan
no. 6 yang diajukan kepada anaknya. Anak akan mengatakan tidak setuju jika mana
terdapat kesepakatan yang tidak diinginkan oleh anaknya. Mereka akan mengadakan
komunikasi dan diskusi lebih lanjut mengenai hal ini, mereka akan mengambil
kesepakatan bersama seperti orangtuanya akan membebaskan anaknya mengatur
jadwal belajarnya sendiri

Sikap positif lain yang ditunjukan orang tua kepada anaknya yaitu dengan sikap
pada halaman 290 yaitu dengan cara menunjukan sikap menyemangati dan
memberikan hadiah berbentuk fisik jikalau anaknya memiliki perkembangan baik
pada pelajaran yang anaknya tidak suka dengan mata pelajaran tersebut.

10
BAB IV

http://journals.ums.ac.id/index.php/indigenous/article/view/2601/1709

Paragraf keempat pada jurnal ini memiliki keterkaitan materi KAP yang
membahas tentang sikap positif dengan pertanyaan keenam yang diberikan kepada

11
anak bahwasannya Ibu HSN bersama dengan Pak IR memberikan kemampuan
pembelajaran sesuai dengan kelebihan, kelemahan, minat, dan bakat dari anaknya.
Mereka juga tidak begitu menekankan waktu pelaksaan belajarnya melaikan
kesepakatan dari anaknya itu sendiri atau bersifat fleksibel, sama dengan yang
dilakukan Ibu Jane terhadap anaknya, yaitu Naufal.

Kesamaan lainnya yaitu ketika orang tua mereka sama sama memfasilitasi
pembelajaran untuk anaknya. Pak IR dan Ibu HSN menyediakan berbagai alat
elektronik seperti laptop, tab, buku-buku untuk menambah referensi dari pembejaran
anaknya. Hal serupa juga di tunjukan oleh Ibu Jane kepada anaknya yaitu dengan
menyediakan fasilitas internet serta mendaftarkan anaknya kedalam bimbel online
seperti ruangguru dan semacamnya. Ini yang menjadi upaya dari masing-masing
orang tua agar
memotivasi
anak mereka
supaya
lebih giat dalam
belajar.

12
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/ijni/article/view/973/pdf_79

Hal ini juga sama dengan pembahasan jurnal diatas dimana sekolah formal
dengan homeschooling memiliki perbedaan pada tanggung jawab orang tuanya. Pada
sekolah formal, peran orang tua tidak lah begitu penting dan berpengaruh terhadap
motivasi belajar anak. Mereka sepenuhnya bergantung pada peran guru yang
mengajar disekolah. Berbeda dengan homeschooling, bagaimana keluarga sangat
memfasilitasi serta bertanggung jawab penuh menentukan proses pendidikan
anaknya. Jika dikaitan dengan materi KAP, hal ini termasuk kepada poin Sikap
Mendukung pada halaman 288.

Keluasaan bagi siswa sangat diberikan bagi orang tua yang menyekolahkan
anaknya dirumah supaya mereka lebih menikmati proses pembelajarannya tanpa
adanya pemaksaan. Dengan ini, kecerdasan anak akan berkembang sepenuhnya. Hal
ini sama dengan orang tua Naufal yang membebaskan anaknya mengatur jadwalnya
sesuai kebutuhan mereka, ketika anak memiliki kesibukan selain dalam bidang

13
akademik, bermusik contohnya, ia dapat mengatur jadwalnya kapan dia harus fokus
pada pendidikannya dan kapan dia fokus dengan hobinya.

14

Anda mungkin juga menyukai