Anda di halaman 1dari 6

UTS

( UJIAN TENGAH SEMESTER )

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester ( UTS ) Psikologi Pendidikan

Oleh Dosen Pengampu : Dewi Salistina, MA

Disusun Oleh Mahasiswa (Kelas 3C Sosiologi)

Syahirul Basith (11220150000002)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN


PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dari awal hingga akhir. Sholawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya hingga akhir zaman. Dengan rahmat dan hidayah Allah SWT saya dapat
menyelesaikan tugas Psikologi Pendidikan ini dengan baik. Tugas ini dibuat untuk memenuhi
tugas Individu UTS (Ujian Tengah Semester) pada mata kuliah Psikologi Pendidikan oleh
dosen pengampu yaitu Ibu Dewi Salistina, MA.

Saya menyadari sepenuhnya, bahwasanya tugas UTS (Ujian Tengah Semester) ini
terselesaikan bukan semata-mata hasil kerja keras saya sendiri, akan tetapi dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak,
khususnya :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, sehingga saya dapat


menyelesaikan UTS ini dengan baik.

2. Ibu Dewi Salistina, MA., selaku dosen pengampu pada mata kuliah Psikologi
Pendidikan yang telah membimbing dan memberikan masukan hingga
terselesaikannya UTS ini.

3. Orang tua yang senantiasa mendo’akan saya, sehingga tugas UTS ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu.

4. Seluruh rekan kelas 3C Sosiologi program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan


Sosial yang telah membagi sebagian pengetahuannya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas UTS ini dengan baik.

Semoga apa yang saya kerjakan pada tugas UTS ini bila ada kekurangan ataupun
salah kata, mohon di maafkan. Dengan ini saya mengucapkan terima kasih.

Jakarta, 28 Oktober 2023

Penulis

Syahirul Basith
SOAL

1. Andai anda menjadi orangtua, apa yang akan anda lakukan?

2. Apakah Psikologi Pendidikan dapat membantu anda untuk menjadi guru dan orangtua yang
baik? Mengapa?

3. Saat anak di-bully di sekolah, anak diminta untuk tidak membalas atau membalas?
Mengapa?

4. Memberi anak gadget atau tidak? Mengapa?

5. Pekerjaan banyak tapi anak perlu pendampingan belajar, bagaimana menyikapinya?

6. Memasukkan anak di playgroup atau biarkan anak bermain di rumah saja sampai cukup
usia untuk sekolah TK?

7. Bagaimana cara anda menegakkan disiplin di rumah?

8. Bagaimana bila terjadi perbedaan metode pendidikan orangtua dengan Kakek neneknya
anak?

9. Ibu sibuk dan anak terpaksa diserahkan ke baby sitter,bagaimana mendidiknya?

10. Ingin menjadi orangtua seperti apa?


JAWABAN

1. Jika saya menjadi orang tua, langkah yang saya lakukan adalah : mendidik anak agar
supaya menjadi baik untuk kedepannya, sehingga anak ini menjadi suatu penerus bangsa
yang bermoral dan menjadi suatu kebanggaan orang tua, yaitu dengan cara membiasakan diri
untuk bertutur kata yang baik (attitude) karena sikap adalah nomor satu, dan sikap yang baik
adalah mencerminkan kepribadian yang baik juga, baik dari segi pola asuh maupun dari segi
pembelajaran orangtua kepada anaknya.

2. Menurut saya, ya, Psikologi Pendidikan dapat membantu saya untuk menjadi guru
sekaligus menjadi orangtua yang baik, karena Psikologi Pendidikan itu sendiri dapat
memberikan sebuah wawasan serta ilmu pengetahuan tentang kondisi psikolog anak itu
sendiri, dengan cara kita sebagai orang tua harus mempelajari Psikologi Pendidikan itu
sendiri yaitu dengan tujuan agar memudahkan saya sebagai guru sekaligus orangtua dengan
pencapaian yang baik, dengan mengetahui bagaimana cara saya memahami anak-anak
kondisi belajar anak, tingkah laku anak, kepribadian anak, perasaan anak, dan lain
sebagainya, dengan cara mendukung apapun proses yang dijalankan anak itu sendiri.

3. Pada saat anak di bully di sekolah, menurut saya langkah yang terbaik untuk anak itu
adalah membalasnya, karena yang namanya pembully an itu adalah suatu tindakan kejahatan.
Yang namanya kejahatan itu jangan sampai dibiarkan terus-menerus, jika dibiarkan begitu
saja, dapat berpotensi menjadi kasus yang serius pada anak dan menyebabkan sebuah
ketakutan secara berlebihan dalam berintimidasi, bahkan sampai mengalami depresi pada
anak. Oleh karena itu, penting mengajarkan seorang anak untuk cara menghadapi situasi
bullying baik di sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.

Langkah untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah memahami permasalahan apa yang
dialami dari si pembully ini, karena seringkali ada permasalahan yang mendasari dirinya
sendiri. Selain itu juga penting untuk mempertimbangkan pengaruh pola asuh orang tua atau
lingkungan teman-teman disekitarnya yang mungkin berpengaruh pada perilaku si pembully
ini. Terkadang, anak mungkin terlalu dimanjakan orang tua ataupun tidak mendapatkan
bimbingan yang tepat dari sang orang tuanya.

4. Menurut saya, saya akan memberikan anak saya gadget pada usia beranjak 12 tahun,
karena di usia ini anak sudah membedakan mana yang anak itu di dahulukan waktu untuk
bermain gadget maupun waktu untuk belajar. Akan tetapi perlu ada batasan dan ketentuan
seperti akhir pekan dan bahkan itupun dengan syarat waktu ketentuan untuk bermain gadget,
dan kemudian saya akan lebih sering mengajak anak saya untuk mengajak Quality Time
bersama keluarga.

5. Sikap yang harus saya lakukan bila pekerjaan saya banyak, akan tetapi anak perlu
pendampingan belajar kepada saya adalah mungkin jika saya sudah sampai dirumah lebih
awal, saya akan menunda pekerjaan saya terlebih dahulu dan mengutamakan mendampingi
anak saya karena saya sebagai orang tua harus bisa membagi waktu antara mendampingi
anaknya ketika belajar, dengan pekerjaan saya diluar, terlebih lagi di usia mereka yang masih
beranjak TK maupun SD kelas 1 sampai kelas 2, mereka masih memerlukan banyak
bimbingan dari orang tua karena tidak sedikit banyak anak yang memang anak itu tidak bisa
melakukan seperti: berhitung, membaca, dan menulis. Oleh karena itu peran orang tua sangat
penting untuk memperhatikan cara belajar anaknya, maka pembelajaran anaknya itu akan
menjadi lebih baik untuk kedepannya.

Di sisi lain, mendampingi anak belajar dapat bisa melihat perkembangan anak, karena
sesibuk apapun kita sebagai orang tua, kita harus mementingkan ketika anaknya sedang
belajar agar anak merasakan kehangatan pada kedua orang tuanya dan merasa bahwa orang
tua sangat sayang kepada anaknya.

6. Menurut saya, saya biarkan anak bermain di rumah saja sampai cukup usia untuk sekolah
TK, karena dalam hal ini anak lebih dekat kepada kedua orangtua nya terhadap didikan orang
tua nya ketika dirumah. Anak lebih mengenal lebih jauh apa yang orangtua sampaikan kepada
anaknya, karena jika saya memasukkan anak saya di playgroup, menurut saya belum
waktunya anak mengenal lebih jauh tentang dunia luar yaitu dengan membedakan sesuatu
terhadap kebutuhan sosial anak terhadap teman-teman nya. Dan juga menurut saya dengan
anak saya membawa ke playgroup, hal itu sama saja terhadap anak yang bermain-bermain
dirumah, yang membedakan hanyalah kehidupan sosialnya (interaksi antar sesama teman-
teman nya).

7. Cara saya dalam menegakkan disiplin di rumah adalah dengan cara konsisten dalam
mengikuti aturan-aturan di rumah, seperti halnya memiliki sebuah tugas masing-masing,
seperti contoh: mencuci piring sehabis makan, mengerjakan PR tepat waktu, tidur tepat
waktu, membersihkan kamar setelah tidur, membantu orangtua, dan lain sebagainya sebagai
upaya anak tersebut di latih untuk bersikap mandiri.

8. Bila terjadi perbedaan metode belajar anak antara pendidikan orangtua dengan Kakek
neneknya adalah memberi pengertian dengan baik, bahwa metode pendidikan yang saya
ajarkan (orang tua ajarkan) kepada anaknya seperti ini supaya kakek dan nenek mengerti.
Selanjutnya adalah memberikan dan menerima masukan kepada mereka tanpa adanya saling
merendahkan asumsi dari kakek dan neneknya tersebut. Selanjutnya adalah jika metode
pembelajaran anak berbeda antara didikan orang tua dengan kakek dan neneknya, selagi
masih mengandung hal yang positif, maka tidak perlu di permasalahkan.

9. Cara saya mendidik, bila saya sedang sibuk dan anak saya terpaksa diserahkan ke baby
sitter adalah dengan cara memberitahu kepada baby sister tentang penempatan jadwal
kegiatan anak, dari mulai jam berapa waktu untuk belajar, jam berapa waktu untuk makan,
jam berapa waktu untuk tidur, dimana waktunya untuk bermain dan lain sebagainya. Dalam
hal ini ssangatlah penting untuk mencari baby sister yang pintar dalam mengasuh dan
mendidik anak kecil. Selain itu juga, kita tidak boleh menyerahkan seluruh tugas hanya
kepada baby sister, ada saatnya dimana kita sebagai orangtua harus mengawasi dan mendidik
langsung anak kita, agar supaya anak tidak merasa kesepian bahwa tugas orang tua adalah
menemani, mendidik serta mengawasi sang anak itu sendiri.

10. Jika saya menjadi orangtua untuk anak, saya ingin menjadi seorang pendengar yang baik
untuk anaknya, saya ingin menjadi ayah yang baik sekaligus rumah ternyaman bagi cerita
sang anak, saya ingin menjadi ayah yang tidak memanjakan anaknya dalam hal sang anak
meminta sesuatu apapun, jika meminta apapun itu sang anak harus berusaha terlebih dahulu,
saya ingin mengajarkan anak saya dalam ber attitude (bersikap yang baik) untuk
menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda dalam keluarga, saya ingin
sang anak untuk mengenal lebih jauh tentang wawasan keagamaan, terutama kepada sang
penciptanya, dan yang terakhir adalah saya ingin menjadi orang tua yang tegas kepada
anaknya ketika sang anak berbuat kesalahan,

Anda mungkin juga menyukai