IDENTITAS DIRI
No.HP : 082237568138
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa data yang saya
sampaikan adalah benar. Dengan ini saya menyatakan ikut serta dalam Hindu
Essay Competition dan menyetujui semua syarat dan ketentuan lomba yang telah
ditetapkan oleh panitia.
Peserta
Adalah benar-benar asli (orisinil), karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan
atau diikutsertakan pada perlombaan lain dan tidak dalam proses diikutsertakan
pada perlombaan lain serta belum mendapatkan penghargaan apapun, kecuali
dalam Hindu Essay Competition Universitas Negeri Surabaya yang
diselenggarakan oleh UKKH Universitas Negeri Surabaya. Apabila di kemudian
hari terbukti sebaliknya, maka saya bersedia mendapat diskualifikasi dari
kompetisi tersebut. Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa
adanya unsur paksaan dari siapapun.
II. Isi
Di dalam ajaran agama Hindu terdapat suatu tingkatan atau jenjang dalam
kehidupan yang disebut dengan Catur Asrama yang diambil dari bahasa Sansekerta
terdiri dari dua kata yaitu Catur dan Asrama. “Catur”, yang berarti empat dan
“Asrama”, berarti tempat atau lapangan. Kata “Asrama” sering dikaitkan dengan
tahapan atau jenjang kehidupan. Jadi Catur Asrama artinya empat jenjang
kehidupan yang harus dijalani untuk mencapai moksa. Atau catur asrama dapat
pula diartikan sebagai empat tingkatan hidup manusia atas dasar keharmonisan
hidup dimana pada tiap- tiap tingkat kehidupan manusia diwarnai oleh adanya ciri-
ciri tugas kewajiban yang berbeda antara satu masa (asrama) dengan masa lainnya,
tetapi merupakan kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
1. Brahmacari
Brahmacari atau Brahmacarya, dikenal juga dengan istilah hidup aguron-
guron atau Asewaka guru. Brahmacari merupakan pondasi atau dasar untuk
menempuh tingkat dan jenjang kehidupan lainnya seperti Grhasta, Wanaprastha,
dan Biksuka. Menurut ajaran agama hindu, dalam brahmacari asrama, para siswa
dilarang melakukan perkawinan. Namun setelah tamat masa Brahmacari, menurut
pandangan sosiologi dalam masyarakat Hindu, maka dilanjutkan dengan kehidupan
jenjang yang kedua yaitu Grhastha hidup berumah tangga suami istri. Dengan
adanya hubungan sosiologis tersebut maka tingkat hidup Brahmacari itu dapat
menjadi tiga golongan yaitu :
a. Sukla Brahmacari
Sukla Brahmacari adalah tingkatan dimana orang yang tidak kawin semasa
hidupnya, bukan karena tidak mampu, melainkan karena mereka sudah
berkeinginan untuk nyukla brahmacari sampai akhir hayatnya.
b. Sawala Brahmacari
Sawala Brahmacari adalah tingkatan dimana orang yang menikah sekali
dalam masa hidupnya.
c. Trsna ( Krsna ) Brahmacari
Trsna Brahmacari yaitu tingkatan dimana kawin lebih dari satu kali sampai
batas maksimal 4 kali.
2. Grhastha
Grhastha terdiri dari kata “ Grha” yang memiliki arti rumah atau rumah
tangga, dan “ sta/stand” yang berarti berdiri atau membina. Grhastha tingkat
kehidupan pada waktu membina rumah tangga yaitu dimulai sejak
kawin. Kehidupan Grhastha dapat dilaksanakan apabila keadaan fisik maupun
psikis dipandang sudah dewasa, dan bekal pengetahuan sudah cukup memadai.
3. Wanaprastha
Wanaprastha berasal dari bahasa Sansekerta. Wanaprastha terdiri dari kata
wana yang artinya pohon kayu atau semak belukar dan prastha yang artinya
berjalan atau berdoa paling depan dengan baik. Wanaprastha dimaksudkan berada
dalam hutan, mengasingkan diri dalam arti menjauhi dunia ramai secara perlahan-
lahan untuk melepaskan diri dari keterikatan duniawi. Wanaprastha adalah jenjang
kehidupan untuk mencari ketenangan batin, dan mulai melepaskan diri dari
keterikatan terhadap kemewahan duniawi.
III. Penutup
Ketut Juni, Ngakan. 2020. Wiku Catur Asrama Menurut Lontar Wasista Tattwa.
Sphatika Volume XI No. 1. E- ISSN : 2722- 8576. P- ISSN : 1978- 7014.
http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/Sphatika/article/view/1498/1177
Subrata. 2019. Ajaran Catur Asrama Persepektif Konsepsi Hidup untuk Mencapai
Tujuan Hidup. Sphatika Volume X No. 1. E- ISSN : 2722- 8576. P- ISSN :
1978- 7014. http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/Sphatika/article/view/1562