PUNARBHAWA
Nama Kelompok :
KELAS XI PERHOTELAN I
JURUSAN PERHOTELAN
SMK NEGERI 2 SUKAWATI
2023
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tulisan ini. Tak
lupa pula rasa hormat serta terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan, bantuan, serta motivasi dalam proses
penyusunan karya ini.
Tulisan ini merupakan hasil dari kerja keras, dedikasi, serta upaya kolaboratif
dari berbagai pihak. Dengan segala keterbatasan dan kekurangan yang ada,
kami berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat serta kontribusi yang
positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta masyarakat pada umumnya.
Kami juga menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat kami
harapkan guna perbaikan kedepannya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat dan
memberikan inspirasi bagi pembaca yang budiman.
Akhir kata, kami berharap semoga tulisan ini dapat diterima dengan baik serta
memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan pengetahuan dan
kebermanfaatan bagi semua pihak.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Punarbhawa ..............................................................................2,3
2.2 Penyebab Terjadinya Punarbhawa...............................................................3,4
2.3 Proses Terjadinya Punarbhawa …………………………………………… 5
2.4 Hubungan Karmaphala Dengan Punarbhawa……………………………... 5,6,7
2.5 Nilai-Nilai Ajaran Punarbhawa…………………………………………… 7,8
2.6 Kitab Suci Hindu Tentang Punarbhawa…………………………………….9
2.7 Cara Membebaskan Diri Dari Punarbhawa………………………………...9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Punarbhawa merupakan salah satu dari 5 keyakinan umat Hindu yang dimana
dikenal dengan Panca Sradha. Punarbhawa atau reinkarnasi pasti akan dialami
oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Manusia yang belum memahami
akan terus menghuni jagat raya ini sebagai makhluk – makhluk mengerikan
seperti jin dll. Tergantung atas karma yang telah diperbuat selama hidup
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah
mengenai Punarbhawa diantaranya sebagai berikut
1. Apa pengertian dari Punarbhawa?
2. Apa penyebab terjadinya Punarbhawa?
3. Bagaimana proses terjadinya Punarbhawa?
4. Bagaimana hubungan Karmaphala dengan Punarbhawa?
5. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Punarbhawa?
6. Apa saja kitab suci yang berhubungan dengan Punarbhawa?
7. Bagaimana cara membebaskan diri dari Punarbhawa?
1.3Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah ;
1. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mapel Agama Hindu
2. Untuk mengetahui pengertian Punarbhawa
1.4Manfaat Penulisan
Sebagai referensi diri sendiri maupun orang lain mengenai agama Hindu.
Sebagai siswa yang beragama Hindu, kita patut tahu apa saja kisah sejarah
agama Hindu yang ada didunia terutama negara kita Indonesia dan bagaimana
kisah sejarah dari agama-agama tersebut
1
BAB II
PEMBAHASAN
Punarbhawa disebut pula dengan istilah Samsara yang artinya kelahiran yang
berulang ulang ke dunia. Punarbhawa merupakan salah satu keimanan dari
Agama Hindu. Keimanan Agama Hindu dinamakan Panca Sradha, satu
diantaranya adalah punarbhawa itu sendiri. Untuk menjelaskan pengertian
Punarbhawa dari segi ilmu pengetahuan biasa, adalah tidak mungkin atau
sangat sulit dipahami, karena punarbhawa merupakan suatu kepercayaan
dalam ajaran Agama Hindu.
Dari segi asal kata, Punarbhawa berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "punar
dan bhawa". "Punar" artinya lagi, berulang ulang, sedangkan "Bhawa" berarti
menjadi, menjelma, lahir. Dengan demikian punarbhawa berarti kelahiran
kembali atau reinkarnasi . Kelahiran berulang ulang disebabkan oleh
karmawasana setiap makhluk. Semua perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang dalam kehidupan akan berpahala dan pahala ini akan melekat pada
suksma sarira yaitu badan halus. Lekatan pahala perbuatan itulah yang
dinamakan karmawasana.
2
Rahasia kelahiran yang berulang-ulang ke dunia disebabkan oleh karma
wasana dari suatu kehidupan yang lain, sebelum seseorang mengetahui
hakikat sang diri. Pengetahuan tersebut diuraikan pada bhagawadgita
sebagai berikut.
Janma Karma ca me divyam
evaṁ yo vetti tatvataḥ,
tyaktvā deham purnarjanma
naiti mām eti so rjuna.
Terjemahannya:
Ia yang mengetahui sebenarnya kelahiran suci dan karya-Ku, ia tidak
lahir lagi, jika meninggalkan badannya, ia datang padaku, O Arjuna.
(Bhagawadgita. IV. 9)
3
Lamanya Punarbhava itu ditentukan banyak sedikitnya wasana yang ada pada
atman, bila dilihat dari segifilosofis karma dan Punarbhava itu kedua-duanya
adalah suatu proses yang terjalin erat satu dengan yang lain.Setiap karma yang
dilakukan oleh seseorang di dorong oleh pikiran, indria dan nafsu yang tidak
sesuai dengan garis kebenaran yang diajarkan oleh agama. Akibat yang
ditimbulkan adalah dosa yang harus ditanggung oleh atman maka itu atman
lahir kembali (punarbhava) yang semua disebabkan oleh karma itu sendiri.
Memang kita sulit membebas diri dari hukum punarbhava kecuali kita bisa
melakukan hal-hal yang berdasarkan ajaran agama seperti yang dilakukan
orang-orang suci seperti maharsi, itu pun hanya sebagian orang-orang suci yang
bisa melakukan, karena masih banyak terikat oleh keduniawian.Dalam
kehidupan sehari-hari maupun lingkungan bermasyarakat dapat kita lihat dan
kita rasakan, penyebab terjadinya punarbhawa atau kelahiran kembali seperti:
Adanya perbedaan kondisi kehidupan manusia di dunia seperti kaya-miskin,
bahagia-sengsara, tanpan-cacat, dan sebagainya,walaupun Tuhan / Brahman
diyakini bahwa maha adil, pengasih dan penyayang.Sebab terjadinya
Punarbhawa seperti, ingin memperbaiki diri menuju kesempurnaan agar roh
dapat mencapai Moksa.
4
2.3 Proses Terjadinya Punarbhawa
Demikian pula sebaliknya bahwa karma yang dilakukan atas dasar Buddhi
Sattvamadalah Buddhi Dharma (Subha Karma) yang menyebabkan atma akan
mendapat surga dan jika menjelma kembali akan mengalami tingkat penjelmaan
yang sempurna dan lebih tinggi. Atma yang menjelma dari surga akan
menjelma menjadi manusia yang hidup bahagia didunia dan kebahagiaan ini
akan dirasakan dalam penjelmaan yang akan datang yang disebut
Surgasyuta.Sedangkan atma yang menjelma dari Neraka akan menjadi makhluk
yang nista,mengalami banyak penderitaan dalam hidup di dunia. Penjelmaan
dalam penderitaan ini disebut kelahiran Neraka Syuta. Jadi dengan demikian
tingkat dan keadaan penjelmaan itu berbeda- beda tergantung dari jenis Subha
dan Asubha Karma yang diperbuatnya
5
karma) akan mengantarkan atma menuju surga dan jika mengalami kelahiran
kembali akan menjadi insan yang bahagia dan diberikan kemudahan dalam
perjalanan hidupnya.
Hukum karma dan proses Punarbhawa tidak hanya berlaku untuk manusia saja,
tetapi berlaku pula untuk binatang dan tumbuh-tumbuhan. Dalam teks Agastya
Parwa, dijelaskan bahwa roh dalam proses evolusi sebelum menyatu dengan
Brahman (Tuhan), harus melalui proses peningkatan kelahiran dari yang rendah
menuju proses kelahiran yang lebih tinggi.Roh terendah akan terlahir menjadi
tumbuh-tumbuhan atau tanaman, jika beruntung roh binatang tersebut di
kehidupan selanjutnya akan menjadi manusia. Kemudian dari manusia, jika
mampu melewati hukum karmanya dan sudah tidak terikat dengan hukum
karma, maka roh tersebut akan mengalami Moksa
6
Oleh karena itu, roh tersebut akan diadili di dua tempat, yaitu surga dan neraka
sesuai dengan besaran pahala atau dosa yang mereka buat. Dalam Garuda
Purana, seorang pendosa akan dilahirkan kembali ke dunia untuk menikmati
hasil perbuatannya. Jika seorang tersebut adalah pembunuh Brahmana, maka
pendosa tersebut akan dilahirkan kembali menjadi seekor anjing. Jika orang
tersebut adalah seorang pembohong, maka di kehidupan selanjutnya akan
dilahirkan sebagai orang yang bisu.
7
Berdasarkan isi sloka tersebut, punarbhawa wajib dimaknai sebagai
kesempatan untuk memperbaiki karma dengan cara berbuat baik, bukan
sebaliknya, yang dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Dengan demikian,
diharapkan akan terwujud kesadaran untuk selalu berbuat baik. Karena
sudah menyadari hal tersebut sehingga dapat memperbaiki karma buruk
pada kehidupan sebelumnya, dan selalu berbuat baik dalam kehidupan yang
sekarang. Maka itu hendaknya seseorang selalu berbuat baik, misalnya
dengan cara selalu berpikir yang baik, berkata yang baik, berperilaku yang
baik, dan menjaga kebersamaan melalui gotong royong. Semua karma
tersebut memiliki phala sesuai dengan ajaran hukum karma.
Hukum karma adalah hukum alam semesta yang telah ditetapkan oleh
Hyang Widhi Wasa. Hukum itu berlaku bagi siapa saja, di mana saja, dan
kapan saja. Hukum ini berlaku sejak alam ini diadakan dan akan terus
berlaku sampai alam ini pralaya (musnah, lebur).
Semua nilai tersebut wajib disyukuri dengan cara selalu bhakti kepada
Hyang Widhi Wasa. Karena Beliau telah menetapkan hukum karma phala itu,
sehingga kita selalu berusaha berbuat baik. Hal ini agar jika terlahir kembali,
maka kita dapat menjadi manusia yang memiliki kualitas diri yang baik dan
terus berupaya untuk meningkatkan kualitas diri untuk mencapai kesempurnaan
8
2.6 Kitab Suci Hindu tentang Punarbhawa
Dalam kaitannya dengan punarbhawa itu, ada beberapa kitab hindu yang
membahas tentang Punarbhawa, yang diantaranya :
Bhahunime wyatitani Janmanitava carjuna Tam aham weda sarwani Na twam
wettha parantapa Bhagawadgita IV.5.
Artinya : Banyak kehidupan yang Ku jalani Demikian pula engkau Arjuna
Semua kelahiran itu aku ketaui Tapi engkau tidak dapat mengetahuinya
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Punarbhawa merupakan bahasa sanekerta yang memiliki arti kelahiran
kembali. kelahiran baru, atau kelahiran berulang-ulang. Jika dipisahkan menjadi
dua kata, "punar" dan “bhawa" atau "bhava", maka kata punar berarti lagi atau
sekali lagi, sedangkan bhawa berarti hal menjadi, wujud, keadaan, yang
diadakan, jiwa atau perenungan. Dari pemaparan tadi. maka kata punarbhawa
diartikan sebagai lahir kembali dan punarbhawa juga dapat diartikan sebagai
reinkarnasi, penitisan, atau samiara yakni turun kembali atau menjelma kembali
ke dunia ini
Adanya Punarbhawa menurut ajaran agama Hindu ialah disebabkan oleh adanya
karmawasana. Karmawasana muncul dari perbuatan manusia yang
dipergunakan sebagai pedoman benar dan salah itu dalam ajaran agama Hindu
adalah sabda Tuhan dalam kitab suсi
Punarbhawa memiliki hubungan yang sangat erat dengan hukum karma, karena
adanya punarhbawa oleh karma itu sendiri. Perbuatan yang didorong oleh
pikiran indriya dan nafsu yang gelap dinamakan asubha karma, sedangkan
perbuatan yang didorong oleh pikiran indriya dan nafsu yang sesuai dengan
dharma dinamakan sabha karma. Subha dan asubha karma inilah yang
menyebabkan atma menjelma pada alam yang bertingkat-tingkat seperti sorga
dan neraka yang dipandang oleh semua agama sebagai alam spiritual yang ada.
3.2 Saran
Jadi dalam ajaran agama hindu kita percaya dengan adanya punarbhawa yaitu
kelahiran kembali.Dengan adanya punarbhawa itu berati kita masih keterkaitan
dengan adanya duniawi,untuk itu kita sebagai umat beragama hindu jauhilah
keterkaitan dengan duniawi agar bisa mencapai tujuan akhir yaitu moksa
10
DAFTAR PUSTAKA
https://saivaya.blogspot.com/2018/10/pengertian-konsep-punarbawa-penyebab.html?m=1
http://cakepane.blogspot.com/2015/08/reinkarnasi-penjelmaan-kembali.html?m=1
https://www.kompasiana.com/ayumurniari/6464612e08a8b54cbf677442/pengaruh-karma-
phala-terhadap-proses-punarbhawa-atau-reinkarnasi
http://dianaprashanti.blogspot.com/2017/04/punarbhawa-agama-hindu.html?m=1
11