Anda di halaman 1dari 6

PUNARBHAWA

KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji Syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widi Wasa atas berkat rahmatnya kamidapat menyelesaikan Tugas
Makalah Tentang Punarbawa Ini Kami Menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas ini tidak sepenuhnya
sempurna maka dari itusaya mohon maaf apabila ada kesalahan/kekurangan, saya mengarapkan kritik
dansaran yang membantu demi kesempurnaan Tugas IniSemoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi
saya dan para pembaca

“Om Shantih, Shantih, Shantih Om”

Halaman Judul..........................................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB I .........................................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 2

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................3

1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................................iiii

2.1 Pengertian Punarbawa........................................................................................................2

2.2 Penyebab Terjadinya Punarbawa.......................................................................................3

2.3 Proses Terjadinya Punarbhava..........................................................................................4

2.4 Kitab Suci Hindu tentang Punarbhawa...............................................................................5

2.5 Terjadinya Punarbhawa.......................................................................................................6

2.6 Hubungan Karmaphala dengan Punarbhawa ...................................................................7

2.7 Cara membebaskan diri dari Punarbhawa..........................................................................8

BAB III PENUTUP .......................................................................................................................iiiii


3.1 Kesimpulan............................................................................................................................2

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................v

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Punarbhawa merupakan salah satu dari 5 keyakinan umat hindu yangdimana dikenal dengan panca
sraddha. Punarbhawa atau reinkarnasi pastiakan dialami oleh semua makhluk hidup termasuk manusia.
Manusia yang belum memahami akan terus menghuni jagat raya ini sebagai makhluk-makhluk yang bisa
saja mengerikan, seperti jin, dedemit, gendoruwo danlain sebagainya. Tergantung atas karma yang telah
diperbuat selama hidup.Jadi, manusia semestinya tidaklah menyia-nyiakan waktu hidupnya
untukkegiatan yang tidak bermamfaat dan sia-sia.Setiap makhluk hidup berupaya dengan keras untuk
menginginkankebebasan. Sejak roh (jiwa-atman) memasuki tubuh manusia, maka rohakan terikat oleh
badan, yang dipengaruhi oleh Tri Guna. Kebebasan iniharuslah dilakukan dengan cara menyerahkan diri
sepenuhnya (atmanastuti)kepada Tuhan Yang Maha Esa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalahyang dapat penulis rumuskan
tentang arti Punarbawa

1.3 Tujuan Masalah

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Agama Hindu dan itu jugamakalah ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengertian Punarbawa

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Punarbawa

Punarbhawa merupakan bahasa sansekerta yang memiliki arti kelahirankembali, kelahiran baru, atau
kelahiran berulang-ulang. Jika dipisahkan

menjadi dua kata, “punar” dan “bhawa” atau “bhava”, maka kata punar berarti
lagi atau sekali lagi, sedangkan bhawa berarti hal menjadi, wujud, keadaan,yang diadakan, jiwa atau
perenungan. Dari pemaparan tadi, maka kata punarbhawa diartikan sebagai lahir kembali. Menurut
Sudirga, punarbhawadiartikan sebagai reinkarnasi, penitisan, atau samsara yakni turun kembali
ataumenjelma kembali ke dunia ini.

2.2 Penyebab Terjadinya Punarbawa

Punarbhava itu sesungguhnya adalah penderitan yang akan dirasakan olehsetiap mahluk di dunia ini,
tetapi di sisi lain punarbhava itu juga merupakansebagai kesempatan untuk melakukan karma yang baik,
adanya punarbhavamenurut ajaran agama Hindu disebabkan adanya karmawasana.
Karmawasanamuncul dari perbuatan manusia, yang di pergunakan sebagai pedoman benaratau salah
itu dalam ajaran agama Hindu adalah sabda Tuhan dalam kitab suci.Karma pada masa lampau akan
membuat wasana atau bekas pada atman,sehingga dengan demikian muculah punarbhava. Lamanya
Punarbhava itu ditentukan banyak sedikitnya wasana yang ada pada atman, bila dilihat dari segifilosofis
karma dan Punarbhava itu kedua-duanya adalah suatu proses yangterjalin erat satu dengan yang
lain.Setiap karma yang dilakukan oleh seseorang di dorong oleh pikiran, indria dannafsu yang tidak
sesuai dengan garis kebenaran yang diajarkan oleh agama.Akibat yang ditimbulkan adalah dosa yang
harus ditanggung oleh atman makaitu atman lahir kembali (punarbhava) yang semua disebabkan oleh
karma itusendiri. Dalam kehidupan di dunia ini sesungguhnys yang sangat banyak

perbuatan yang di liputi oleh sad ripu, sad atatayi, dan sapta timira, akanmembawa seseorang dalam
penderitan, untuk dapat menghilangkan penyebabPunarbhava itu hendaklah seseorang dapat
melenyapkan penyebab penderitanitu sendiri dengan jalan selalu berusaha mawas diri kearah yang
benar.Adapun tangga yang patut ditempuh untuk dapat membebaskan diri darihukum punarbhava itu
adalah kesusilan, dana punya, budi luhur, pengabdianyang suci dan kebajikan itu sendiri. Memang kita
sulit membebas diri darihukum punarbhava kecuali kita bisa melakukan hal-hal yang berdasarkanajaran
agama seperti yang dilakukan orang-orang suci seperti maharsi, itu punhanya sebagian orang-orang suci
yang bisa melakukan, karena masih banyakterikat oleh keduniawian.Dalam kehidupan sehari-hari
maupun lingkungan bermasyarakat dapat kitalihat dan kita rasakan, penyebab terjadinya punarbhawa
atau kelahirankembali seperti: Adanya perbedaan kondisi kehidupan manusia di duniaseperti kaya-
miskin, bahagia-sengsara, tanpan-cacat, dan sebagainya,walaupunTuhan / Brahman diyakini bahwa
maha adil, pengasih dan penyayang.Sebab terjadinya Punarbhawa seperti, ingin memperbaiki diri
menujukesempurnaan agar roh dapat mencapai Moksa. Mengenai kebenaran adanya punarbhawa,
kitab suci memberikan kesaksian sebagai berikut :

Bahūni me vyatītāni

janmāni tava cārjuna

Tāny aham veda sarvāni

na tvam vettha parantapa.(Bh. Gita : IV.5)


Artinya :

Banyak kelahirian (kehidupan yang telah kujalani dan demikian pula engkau,O Arjuna, semua itu Aku
ketahui, tetapi engkau tidak dapat mengetahuinya.

2.3 Proses Terjadinya Punarbhava

Terjadinya punarbhava diakibatkan manusia di dunia ini masih melakukanhal-hal yang tidak baik, selalu
mencapai atau mencari yang diinginkan melaluicara yang tidak baik, seperti KKN, mencuri milik orang
lain, dll. Dikarenakanmanusia di dunia ini masih diliputi oleh sad ripu, sad atatayi, sarta timira,makanya
punarbhava itu selalu ada dalam diri manusia, akibat perbuatan yangdilakukannya tidak sesuai dengan
ajaran agama.Selain itu juga selama isi bumi masih ada maka proses terjadinya punarbhawaakan tetap
ada. Jadi proses terjadinya Punarbhawa, Setelah roh selesaimenikmati hasil perbuatan di alam Roh atau
Bwah Loka, melahirkan kembaliroh tersebut. Kelahiran tersebut seseui dengan hasil perbuatannya.
Jikalau rohdisertai dengan hasil perbuatan baik, maka akan lahir Sorga yang disebutSwarga Syuta dan
menjadi mahluk utama.

2.4 Kitab Suci Hindu tentang Punarbhawa

Dalam kaitannya dengan punarbhawa itu, ada beberapa kitab hindu yangmembahas tentang
Punarbhawa, yang diantaranya :Bhahunime wyatitaniJanmanitava carjunaTam aham weda sarwani Na
twam wettha parantapaBhagawadgita IV.5.Artinya :Banyak kehidupan yang Ku jalaniDemikian pula
engkau ArjunaSemua kelahiran itu aku ketauiTapi engkau tidak dapat mengetahuinyaAjo pisanavya
yatmaBhutanam isvaro pisan

Prakirthim svam adhisthayaSambhawany atman mayayaBhagawadgita V.6.Artinya :Meskipun aku telah


dilahirkanSikap Ku kekal serta menjadi IswaraTetapi aku memegang teguh sifatkuDatang menjelma
dengan jalan maya

2.5 Sebab-sebab Terjadinya Punarbhawa

Hukum Karma tidaklah berpengaruh pada kehidupan di dunia ini, akan tetapi juga diakhirat.
Punarbhawa sangatlah tergantung dari subha dan asubhakarma( perbuatan baik dan buruk ) seseorang.
Perbuatan baik mungkin sajamenyebabkan seseorang bisa masuk surga, akan tetapi tujuan umat hindu
bukanlah surga, melainkan Moksa. Kalau mencapai surga, maka jiwa orangitu akan lahir kembali secara
berulang-ulang dan terus mengembara dari satutubuh ke tubuh yang lainnya. Pengembaraan jiwa itu
berjalan sesuai dengankarma yang telah dilakukannya pada kehidupan terdahulunya.Apabila manusia
telah menjalankan ajaran agama atau ajaran dharma dengan baik dan selalu berbuat, berpikir dan
berkata yang baik, maka manusia ituakan dapat mencapai Moksa. Jika Moksa sudah dapat tercapi, maka
manusiaitu tidak akan lahir kembali, dengan kata lain tidak mengalami punarbhawalagi.

2.6 Hubungan Karmaphala dengan Punarbhawa

Hukum karmaphala dengan punarbhawa memiliki hubungan yang sangat eratdan timbal balik.
Karmaphala merupakan hukum hasil perbuatan. Demikiandengan Punarbhawa akan berdampak kepada
perbuatan seseorang. Dalam halini, apabila seseorang selalu berbuat baik, maka ketika orang itu
meninggaldunia, rohnya akan mendapat tempat yang baik di surga. Bila ia terlahir

kembali ke dunia, ia akan menjadi orang yang hidup serba berkecukupan. Tapi bila seseorang selalu
berbuat yang tidak baik, maka setelah meninggal nanti,rohnya akan masuk neraka. Demikianlah subha
dan asubhakarma yangmenentukan hasil perbuatan atau karmaphala itu sangat
memperngaruhikehidupan jika mengalami punarbhawa dikelak kemudian hari.

2.7 Cara membebaskan diri dari Punarbhawa

Untuk dapat terbebas dari kelahiran kembali secara berulang-ulang, seseorangharuslah berkata,
berpikir, dan berbuat yang baik dan tidak melakukan halyang bertentangan dengan ajaran dharma.
Semua perbuatan, hendaknya sesuaidengan ajaran dharma.Adapun cara-cara yang dikatan dapat
memebebaskan seseorang dari punarbhawa,A. Dengan melakuan tapa, brata, yoga da samadhiB.
Melakukan kasih sayang terhadap semua makhlukC. Bersifat pemaaf dan suka menolongD. Selalu
tenang dalam menghadapi masalahE. Hormat kepada orang tua dan orang suciF. Dapat mengendalikan
diri dari nafsuG. Hidup selalu disiplin dan berbakti kepada tuhanH. Takut berbuat dosaI. Selalu
bersyukur,puas dan sabar

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan keyakinan akan adanya punarbhawa ini, maka orang harus sadar, bahwa bagaimana kelahiran
tergantung dari karma wasananya. Kalau iamembawa karma yang baik, maka ia akan terlahir kembali
menjadi orangyang bahagia, berbadan sehat, dan berhasil cita-citanya. Sebaliknya, bilaorang membawa
karma yang buruk, maka ia akan terlahir menjadi orangyang menderita. Oleh karna itu, kelahiran
kembali ini, adalah kesempatankita untuk memperbaiki diri dan meningkat ke taraf yang
lebihtinggi.Kelahiran manusia dikatan berada di tengah-tengah antara surga danneraka. Jika kebajikan
yang diperbuat, maka tentulah hidupnya akanmeningkat, tetapi jika dosa yang selalu diperbuat, maka
pastilah akan jatuhke neraka. Jadi setiap kali kelahiran sebagai manusia, patutlah digunakansebaik-
baiknya untuk meningkatkan hidup ke jenjang yang lebih muliadan luhur.

DAFTAR PUSTAKA

http://diva-yana.blogspot.com/2014/04/punarbhawa-tugas-kuliah.html
https://dwimade.com/pengertian-punarbhawa-samsara/

Anda mungkin juga menyukai