Anda di halaman 1dari 11

SMK NEGERI 1 TEJAKULA

( TUGAS AGAMA HINDU )


KELAS X AKL2

KELOMPOK : 4

KELOMPOK: 4

KADEK AYU SURYANI 06


MADE BUDIARSINI 09
LUH DEVI LESTARIANI 12
PUTU SELVI ARIWINATRI 27
KADEK ELIK ANGGA PRAYUDA 14
KOMANG CANDRA ADINATA 10
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”

Puji Syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widi Wasa atas berkat rahmatnya kami

dapat menyelesaikan Tugas Makalah Tentang Punarbawa Ini Kami Menyadari

bahwa dalam penyusunan Tugas ini tidak sepenuhnya sempurna maka dari itu

saya mohon maaf apabila ada kesalahan/kekurangan, saya mengarapkan kritik dan

saran yang membantu demi kesempurnaan Tugas Ini

Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan para pembaca

“Om Shantih, Shantih, Shantih Om”

Bondalem, Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


BAB I ...................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3. Tujuan Masalah ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
2.1 Pengertian Punarbawa........................................................................... 2
2.2 Penyebab Terjadinya Punarbawa ........................................................ 2
2.3 Proses Terjadinya Punarbhava ............................................................. 4
2.4 Kitab Suci Hindu tentang Punarbhawa ............................................... 4
2.5 Sebab-sebab Terjadinya Punarbhawa ................................................. 5
2.6 Hubungan Karmaphala dengan Punarbhawa..................................... 5
2.7 Cara membebaskan diri dari Punarbhawa ......................................... 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Punarbhawa merupakan salah satu dari 5 keyakinan umat hindu yang


dimana dikenal dengan panca sraddha. Punarbhawa atau reinkarnasi pasti
akan dialami oleh semua makhluk hidup termasuk manusia. Manusia yang
belum memahami akan terus menghuni jagat raya ini sebagai makhluk-
makhluk yang bisa saja mengerikan, seperti jin, dedemit, gendoruwo dan
lain sebagainya. Tergantung atas karma yang telah diperbuat selama hidup.
Jadi, manusia semestinya tidaklah menyia-nyiakan waktu hidupnya untuk
kegiatan yang tidak bermamfaat dan sia-sia.

Setiap makhluk hidup berupaya dengan keras untuk menginginkan


kebebasan. Sejak roh (jiwa-atman) memasuki tubuh manusia, maka roh
akan terikat oleh badan, yang dipengaruhi oleh Tri Guna. Kebebasan ini
haruslah dilakukan dengan cara menyerahkan diri sepenuhnya (atmanastuti)
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah


yang dapat penulis rumuskan tentang arti Punarbawa

1.3. Tujuan Masalah

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Agama Hindu dan itu juga
makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengertian Punarbawa

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Punarbawa

Punarbhawa merupakan bahasa sansekerta yang memiliki arti kelahiran


kembali, kelahiran baru, atau kelahiran berulang-ulang. Jika dipisahkan
menjadi dua kata, “punar” dan “bhawa” atau “bhava”, maka kata punar berarti
lagi atau sekali lagi, sedangkan bhawa berarti hal menjadi, wujud, keadaan,
yang diadakan, jiwa atau perenungan. Dari pemaparan tadi, maka kata
punarbhawa diartikan sebagai lahir kembali. Menurut Sudirga, punarbhawa
diartikan sebagai reinkarnasi, penitisan, atau samsara yakni turun kembali atau
menjelma kembali ke dunia ini.

2.2 Penyebab Terjadinya Punarbawa

Punarbhava itu sesungguhnya adalah penderitan yang akan dirasakan oleh


setiap mahluk di dunia ini, tetapi di sisi lain punarbhava itu juga merupakan
sebagai kesempatan untuk melakukan karma yang baik, adanya punarbhava
menurut ajaran agama Hindu disebabkan adanya karmawasana. Karmawasana
muncul dari perbuatan manusia, yang di pergunakan sebagai pedoman benar
atau salah itu dalam ajaran agama Hindu adalah sabda Tuhan dalam kitab suci.
Karma pada masa lampau akan membuat wasana atau bekas pada atman,
sehingga dengan demikian muculah punarbhava. Lamanya Punarbhava itu di
tentukan banyak sedikitnya wasana yang ada pada atman, bila dilihat dari segi
filosofis karma dan Punarbhava itu kedua-duanya adalah suatu proses yang
terjalin erat satu dengan yang lain.
Setiap karma yang dilakukan oleh seseorang di dorong oleh pikiran, indria dan
nafsu yang tidak sesuai dengan garis kebenaran yang diajarkan oleh agama.
Akibat yang ditimbulkan adalah dosa yang harus ditanggung oleh atman maka
itu atman lahir kembali (punarbhava) yang semua disebabkan oleh karma itu
sendiri. Dalam kehidupan di dunia ini sesungguhnys yang sangat banyak
2
perbuatan yang di liputi oleh sad ripu, sad atatayi, dan sapta timira, akan
membawa seseorang dalam penderitan, untuk dapat menghilangkan penyebab
Punarbhava itu hendaklah seseorang dapat melenyapkan penyebab penderitan
itu sendiri dengan jalan selalu berusaha mawas diri kearah yang benar.
Adapun tangga yang patut ditempuh untuk dapat membebaskan diri dari
hukum punarbhava itu adalah kesusilan, dana punya, budi luhur, pengabdian
yang suci dan kebajikan itu sendiri. Memang kita sulit membebas diri dari
hukum punarbhava kecuali kita bisa melakukan hal-hal yang berdasarkan
ajaran agama seperti yang dilakukan orang-orang suci seperti maharsi, itu pun
hanya sebagian orang-orang suci yang bisa melakukan, karena masih banyak
terikat oleh keduniawian.
Dalam kehidupan sehari-hari maupun lingkungan bermasyarakat dapat kita
lihat dan kita rasakan, penyebab terjadinya punarbhawa atau kelahiran
kembali seperti: Adanya perbedaan kondisi kehidupan manusia di dunia
seperti kaya-miskin, bahagia-sengsara, tanpan-cacat, dan sebagainya,walaupun
Tuhan / Brahman diyakini bahwa maha adil, pengasih dan penyayang.
Sebab terjadinya Punarbhawa seperti, ingin memperbaiki diri menuju
kesempurnaan agar roh dapat mencapai Moksa. Mengenai kebenaran adanya
punarbhawa, kitab suci memberikan kesaksian sebagai berikut :
Bahūni me vyatītāni
janmāni tava cārjuna
Tāny aham veda sarvāni
na tvam vettha parantapa.
(Bh. Gita : IV.5)
Artinya :
Banyak kelahirian (kehidupan yang telah kujalani dan demikian pula engkau,
O Arjuna, semua itu Aku ketahui, tetapi engkau tidak dapat mengetahuinya.

3
2.3 Proses Terjadinya Punarbhava

Terjadinya punarbhava diakibatkan manusia di dunia ini masih melakukan


hal-hal yang tidak baik, selalu mencapai atau mencari yang diinginkan melalui
cara yang tidak baik, seperti KKN, mencuri milik orang lain, dll. Dikarenakan
manusia di dunia ini masih diliputi oleh sad ripu, sad atatayi, sarta timira,
makanya punarbhava itu selalu ada dalam diri manusia, akibat perbuatan yang
dilakukannya tidak sesuai dengan ajaran agama.
Selain itu juga selama isi bumi masih ada maka proses terjadinya punarbhawa
akan tetap ada. Jadi proses terjadinya Punarbhawa, Setelah roh selesai
menikmati hasil perbuatan di alam Roh atau Bwah Loka, melahirkan kembali
roh tersebut. Kelahiran tersebut seseui dengan hasil perbuatannya. Jikalau roh
disertai dengan hasil perbuatan baik, maka akan lahir Sorga yang disebut
Swarga Syuta dan menjadi mahluk utama.

2.4 Kitab Suci Hindu tentang Punarbhawa

Dalam kaitannya dengan punarbhawa itu, ada beberapa kitab hindu yang
membahas tentang Punarbhawa, yang diantaranya :
Bhahunime wyatitani
Janmanitava carjuna
Tam aham weda sarwani
Na twam wettha parantapa
Bhagawadgita IV.5.
Artinya :
Banyak kehidupan yang Ku jalani
Demikian pula engkau Arjuna
Semua kelahiran itu aku ketaui
Tapi engkau tidak dapat mengetahuinya
Ajo pisanavya yatma
Bhutanam isvaro pisan

4
Prakirthim svam adhisthaya
Sambhawany atman mayaya
Bhagawadgita V.6.
Artinya :
Meskipun aku telah dilahirkan
Sikap Ku kekal serta menjadi Iswara
Tetapi aku memegang teguh sifatku
Datang menjelma dengan jalan maya

2.5 Sebab-sebab Terjadinya Punarbhawa

Hukum Karma tidaklah berpengaruh pada kehidupan di dunia ini, akan tetapi
juga diakhirat. Punarbhawa sangatlah tergantung dari subha dan asubhakarma
( perbuatan baik dan buruk ) seseorang. Perbuatan baik mungkin saja
menyebabkan seseorang bisa masuk surga, akan tetapi tujuan umat hindu
bukanlah surga, melainkan Moksa. Kalau mencapai surga, maka jiwa orang
itu akan lahir kembali secara berulang-ulang dan terus mengembara dari satu
tubuh ke tubuh yang lainnya. Pengembaraan jiwa itu berjalan sesuai dengan
karma yang telah dilakukannya pada kehidupan terdahulunya.
Apabila manusia telah menjalankan ajaran agama atau ajaran dharma dengan
baik dan selalu berbuat, berpikir dan berkata yang baik, maka manusia itu
akan dapat mencapai Moksa. Jika Moksa sudah dapat tercapi, maka manusia
itu tidak akan lahir kembali, dengan kata lain tidak mengalami punarbhawa
lagi.
2.6 Hubungan Karmaphala dengan Punarbhawa

Hukum karmaphala dengan punarbhawa memiliki hubungan yang sangat erat


dan timbal balik. Karmaphala merupakan hukum hasil perbuatan. Demikian
dengan Punarbhawa akan berdampak kepada perbuatan seseorang. Dalam hal
ini, apabila seseorang selalu berbuat baik, maka ketika orang itu meninggal
dunia, rohnya akan mendapat tempat yang baik di surga. Bila ia terlahir

5
kembali ke dunia, ia akan menjadi orang yang hidup serba berkecukupan. Tapi
bila seseorang selalu berbuat yang tidak baik, maka setelah meninggal nanti,
rohnya akan masuk neraka. Demikianlah subha dan asubhakarma yang
menentukan hasil perbuatan atau karmaphala itu sangat memperngaruhi
kehidupan jika mengalami punarbhawa dikelak kemudian hari.

2.7 Cara membebaskan diri dari Punarbhawa

Untuk dapat terbebas dari kelahiran kembali secara berulang-ulang, seseorang


haruslah berkata, berpikir, dan berbuat yang baik dan tidak melakukan hal
yang bertentangan dengan ajaran dharma. Semua perbuatan, hendaknya sesuai
dengan ajaran dharma.
Adapun cara-cara yang dikatan dapat memebebaskan seseorang dari
punarbhawa,
A. Dengan melakuan tapa, brata, yoga da samadhi
B. Melakukan kasih sayang terhadap semua makhluk
C. Bersifat pemaaf dan suka menolong
D. Selalu tenang dalam menghadapi masalah
E. Hormat kepada orang tua dan orang suci
F. Dapat mengendalikan diri dari nafsu
G. Hidup selalu disiplin dan berbakti kepada tuhan
H. Takut berbuat dosa
I. Selalu bersyukur,puas dan sabar

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan keyakinan akan adanya punarbhawa ini, maka orang harus sadar,

bahwa bagaimana kelahiran tergantung dari karma wasananya. Kalau ia

membawa karma yang baik, maka ia akan terlahir kembali menjadi orang

yang bahagia, berbadan sehat, dan berhasil cita-citanya. Sebaliknya, bila

orang membawa karma yang buruk, maka ia akan terlahir menjadi orang

yang menderita. Oleh karna itu, kelahiran kembali ini, adalah kesempatan

kita untuk memperbaiki diri dan meningkat ke taraf yang lebih

tinggi.Kelahiran manusia dikatan berada di tengah-tengah antara surga dan

neraka. Jika kebajikan yang diperbuat, maka tentulah hidupnya akan

meningkat, tetapi jika dosa yang selalu diperbuat, maka pastilah akan jatuh

ke neraka. Jadi setiap kali kelahiran sebagai manusia, patutlah digunakan

sebaik-baiknya untuk meningkatkan hidup ke jenjang yang lebih mulia

dan luhur.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://diva-yana.blogspot.com/2014/04/punarbhawa-tugas-kuliah.html

https://dwimade.com/pengertian-punarbhawa-samsara/

Anda mungkin juga menyukai