OLEH :
TAHUN 2018
Yuddha kanda adalah kitab keenam epos Ramayana dan sekaligus klimaks
epos ini. Dalam kitab ini diceritakan Sang Rama dan sang raja kera Sugriwa
Rama bangga dan memuji Hanuman yang telah sanggup menyeberangi lautan dan
memasuki kota Lanka untuk menemukan keberadaan Sita. Namun Rama belum bisa
tenang. Ia meminta pendapat Hanuman dan Sugriwa bagaimana caranya mereka dan
pasukan kera akan menyeberangi lautan untuk menyelamatkan Sita di kota Lanka.
sebuah jembatan. Setelah Rama merasa agak tenang, ia bertanya pada Hanuman
pasukan dan gerbang kota yang dijaga ketat. Kemudian Hanuman meminta Rama
untuk menentukan saat yang tepat untuk memulai perjalanan ke kota Lanka.
Rama mendengarkan kata kata Hanuman dengan penuh perhatian dan yakin bahwa ia
akan menang. Rama memutuskan untuk berangkat saat ini juga dan ia meminta
Sugriwa serta pasukannya untuk berhati hati dan selalu waspada. Kini senja telah
menjelang dan mereka telah sampai di pesisir lautan setelah melintasi banyak
pegunungan, hutan, kebun dan sungai. Mereka beristirahat dan mencari makan
disekitar pesisir. Rama kembali kurang percaya untuk bisa menyeberangi lautan yang
sangat luas itu dan ia merasa sedih bila teringat pada Sita.
1
Saat itu Rama hanya duduk bersama Laksmana dan ia menceritakan kekhawatirannya
mengurangi sinarnya dan dengan berat hati Rama memuja matahari yang bersiap
Ravana sedang larut dalam diskusinya tentang Hanuman yang telah membawa
bencana di kota Lanka. Dia meminta pendapat pada para menterinya tentang
bagaimana sikapnya seharusnya pada Rama, setelah utusan Rama membawa masalah
besar di kotanya. Ravana mulai khawatir dengan kekuatan Rama. Tapi para
kekuatan Ravana. Sekarang giliran Vibhisana , adik Ravana yang berbicara. Dia
meminta Ravana untuk mengembalikan Sitapada Rama agar tidak terjadi perang. Dia
Namun, Ravana tidak berkata apapun dan meninggalkan ruang sidang. Keesokan
mengembalikan Sita dan kembali ke jalan dharma. Namun Ravana telah dibutakan
oleh cintanya pada Sita. Dia berbicara kasar pada Vibhisana dan menyuruhnya pergi.
Ravana mulai khawatir. Dia berfikir bahwa sebuah sidang perlu diadakan untuk
membahas masalah perang itu. Dia menyuruh seorang utusan untuk memanggil
2
Ravana menyuruh Prahastha untuk melakukan persiapan dan menyisakan sejumlah
pasukan untuk menjaga kota. Ravana juga menunggu kakaknya, Kumbakarna bangun
kembali dari tidurnya. Dan dia sudah ada diruang sidang. Ravana menceritakan
betapa ia sangat menginginkan Sita. Tidak ada wanita di ketiga dunia ini yang
menyamai kecantikan Sita. Ravana juga bercerita bahwa ia tidak bisa merebut Sita
dengan paksa karena ia telah dikutuk Brahma, bila ia mengambil istri atau
Ravana akan kekuatan Rama. Namun Indrajit, putra Ravana malah membantah kata-
mau mendengar nasihatnya, namun Ravana malah mengucapkan kata-kata kasar yang
membuat Vibhisana sakit hati. Vibhisana pun memutuskan untuk pergi meninggalkan
Ravana bersama empat pengikutnya. Setelah pergi dari kota Lanka, Vibhisana pergi
menuju pesisir pantai tempat Rama dan Laksmana berada. Vibhisana mengutarakan
maksud kedatangannya dari udara pada para vanara bahwa ia telah meninggalkan
Ravana dan ia meminta para vanara menyampaikan kedatangannya pada Rama. Rama
meminta pendapat para vanara tentang kedatangan Vibhisana dan kebanyakan dari
3
Tetapi kemudian Hanuman menceritakan pada Rama saat Vibhisana menentang
keputusan Ravana untuk membunuh Hanuman ketika Hanuman mencari dewi Sita di
Vibhisana segera datang pada Rama dan bersujud di kaki Rama. Dia memuji
kebaikan hati dan keagungan Rama. Rama tersentuh hatinya oleh pengabdian
Vibhisana sangat terharu dengan sikap Rama hingga air matanya mengalir tanpa
anugerah dari brahma yang membuatnya tidak tidak akan terkalahkan oleh para
Ravana dan para pengikutnya, serta membuat Vibhisana menjadi raja Lanka. Jika
Rama tidak berhasil, maka ia bersumpah tidak akan kembali ke Ayodhya. Vibhisana
berlutut di kaki Rama dan ia bersumpah akan berusaha dan membantu Rama dalam
4
Secepatnya Rama membawa rumput darbhadan duduk di pesisir pantai. Ia dengan
Seorang mata-mata Ravana, Sardula melaporkan pada Ravana bahwa pasukan kera
yang dipimpin Sugriva akan segera memasuki kota Lanka. Kemudian Ravana
pesannya, Suka langsung dipukuli dan ditinju oleh para vanara. Mendengar tangis
pilu Suka, Rama meminta para vanara melepaskan Suka. Tetapi para vanara tetap
menjadikan Suka sebagai tahanan. Setelah tiga hari tiga malam Rama bermeditasi
dipinggir lautan dan tidak ada respon dari penguasa laut sedikit pun, maka Rama pun
marah. Rama kemudian mengambil busur yang telah di bawa oleh Laksmana. Ia akan
dalam laut muncul penguasa samudera. Beliau duduk diatas ombak dengan tangan
tercakup menyalami Rama. Beliau berjanji pada Rama akan berusaha membantu
mencari vanara yang bernama Nala, putra Visvatarma. Dia ahli dalam bidang seni
5
Samudera menjamin bahwa jembatan yang akan dibangun oleh Nala akan ia jaga.
Jembatan itu tidak akan tenggelam atau patah ketika pasukan keraberjalan diatasnya.
segera memberikan instruksi untuk membangun jembatan itu. Sesuai instruksi dari
Nala, para vanara mulai mencabuti pepohonan disekitarnya dan dipasang di pinggir
pantai. Batu karang yang besar ikut diangkut oleh para vanara itu. Hanuman pun ikut
membantu pekerjaan para vanara karena ia ingin melayani Rama. Akhirnya jembatan
itu selesai dalam waktu lima hari dengan gunung suvela yang menutup ujung
jembatan itu. Jembatan yang dibangun oleh Nala sangat indah dan mengambang
ditengah laut. Kini mereka pun siap menyeberangi jembatan itu. Sugriva meminta
Rama agar bersedia naik dipundak Hanuman dan Angada akan membawa Laksmana.
Mereka akan membawa Rama dan Laksmana kepinggir selatan dengan cepat dan
mudah karena akan terbang. Kemudian Rama melangkah ke jembatan dan menjadi
orang pertama yang menginjakkan kaki diatas jembatan diikuti oleh Laksmana,
Sugriva dan seluruh pasukan vanara. Setelah mendarat di pinggir selatan lautan,
Rama berjalan memimpin didepan pasukan menuju Lanka. Vibhisana dan Sugriva
merasa pasti akan keberhasilan mereka dan mereka pun bahagia. Rama melihat para
6
Ia bersyukur dan terima kasih pada pengabdian yang besar dan cinta tanpa pamrih
dari para vanara itu. Malam telah tiba. Rama tampak terkagum memandangi kota
dengan umbul-umbul dan bendera, menara yang terbuat dari emas. Namun pada saat
itu ia teringat pada Sita yang dipenjarakan di kota itu. Rama berbincang dengan
Laksmana, berdiri memandangi kota Lanka cukup lama. Kemudian ia tersadar dan
tentara raksasa segera dilepaskan. Suka kembali ke Lanka dan menceritakan semua
yang terjadi pada Ravana. Kemarahan Ravana tersulut karena kata-kata Suka. Ia
belum bisa percaya bahwa Rama dan pasukannya telah membuat jembatan sepanjang
lautan dan telah menyeberanginya. Ia kembali mengutus Suka dan Sarana menyusup
dalam pasukan vanara. Mereka merubah dirinya menjadi kera namun, Vibhisana
kepada Ravana. Ravana sangat marah dan pergi keatas teras istana untuk melihat
pasukan Rama bersama Suka dan Sarana. Kedua mata-mata itu menceritakan siapa
didepannya. Suka dan Sarana kemudian memberi hormat dan meninggalkan Ravana.
7
Rama menengahinya dan menyuruhnya kembali ke Lanka. Ravana mengajak
Vidyujjihva, salah satu orangnya yang ahli dalam seni maya pergi ke tempat Sita.
Ravan amemintanya menyiapkan sebuah kepala yang mirip dengan kepala Rama dan
juga busur dan anak panahnya. Di Asokavana, Sita duduk termenung dan terus
Rama telah ia bunuh saat Rama dan pasukannya sedang tertidur karena kelelahan. Ia
memandangi kepala palsu Rama yang dipenuhi darah dan busur kodanda. Sita mulai
putus asa. Dia menjadi patah hati dan tak seorang pun bisa menghiburnya. Ravana
sangat senang dengan kesedihan Sita. Tapi tiba-tiba Prahastha datang dan Ravana
segera pergi keruang sidang. Bersamaan dengan kepergian Ravana, kepala dan busur
Rama juga menghilang. Sita menjadi bingung dengan apa yang sedang terjadi.
Kemudian datang seorang raksasi yang bersimpati pada Sita. Dia memberitahu Sita
bahwa semua itu adalah tipu daya Ravana. Rama belum terbunuh dan sebentar lagi
perang segera akan dimulai karena sudah terdengar suara genderang yang ditabuh dan
tiupan terompet. Pasukan Rama telah mendekati kota Lanka. Mereka membunyikan
terompet dan genderang yang terdengar sampai kota Lanka. Salah seorang veteran
berbicara kasar pada Malyavan. Ravana bergegas menjaga kotanya dan menunjuk
8
Gerbang timur dijaga oleh Prahastha, gerbang selatan Mahodara dan Mahaparvasva,
gerbang barat Indrajit, dan bagian selatan oleh Suka dan Sarana. Virupaksa menjaga
jantung kota dan benteng. Ravana merasa aman dan Rama tidak dapat melawan
Rama memberitahu bahwa tidak boleh ada seorang vanara pun yang menyamar
menjadi manusia selama perang berlangsung. Esok harinya, kota Lanka tampak
buat oleh airavata dan ia sedang memakai sutera merah yang di tenun dengan benang
Sugriva telah terbang menuju Lanka. Kemarahan yang tiba-tiba meluap membuatnya
keterbatasannya dan kembali pada Rama. Rama sangat khawatir dengan Sugriva dan
ia bahagia saat Sugriva telah kembali. Rama turun dari puncak perbukitan Suvela dan
9
Rama telah siap beperang tapi ia tetap mengikuti aturan perang dan mengirim seorang
berangkat dan telah sampai di ruang rapat Ravana. Ia menyampaikan pesan Rama.
Ravana tetap memutuskan untuk perang. Sedangkan Rama sendiri meras senang
karena keputusan Ravana. Para vanara mulai berlarian menuju gerbang istana Ravana
Pasukan Rama telah menerjang kota Lanka, mereka menghancurkan gerbang kota.
Indrajit, putra Ravana, bertarung melawan Angada. Virupaksa telah di bunuh oleh
Laksmana. Pertarungan terus berlanjut hingga malam tiba. Rama dan Laksmana
Mayanya. Ia berhasil melukai Rama dan Laksmana dengan anak panahnya dan ia
berhasil mengikat kedua bersaudara itu dengan astra Nagapasa yang hebat dan
Kemudian Sugriva dan Vibhisana menghibur para vanara dari ketakutan mereka.
Indrajit sampai di kota Lanka dan memberitahukan semua yang terjadi di medan
perang pada Ravana. Ia sangat bangga pada putranya dan memeluknya. Ia segera
mengutus raksasi yang menjaga Sita untuk memberitahukan pada Sita tentang apa
10
Para raksasi membawa Sita naik kereta Puspaka terbang ke medan perang. Sita
melihat Rama dan Laksmana yang terluka parah. Kesedihannya pun pecah dan ia
meneteskan air mata. Trijata mengatakan pada Sita bahwa suaminya belum mati. Sita
merasa yakin akan kata-kata Trijata. Dia pun mencakupkan kedua tangannya sebagai
Para pemimpin pasukan vanara berdiri mengelilingi Rama dan Laksmana. Perlahan-
lahan tubuh Rama bergerak dan ia sadar kembali. Ia sangat sedih karena berpikir
bahwa adiknya telah mati. Kemudian Rama pingsan lagi. Susena, tabib pasuka
Tiba-tiba dari arah laut terlihat burung Garuda mendekati kedua pangeran yang
pingsan itu. Ketika Garuda mendekat, ular-ular yang mengikat tubuh Rama dan
itu dan mereka kembali sehat seperti semula. Garuda memeluk Rama dan Laksmana.
Setelah berpamitan pada dua pangeran itu, maka Garuda kembali terbang ke angkasa.
Melihat kedua pangeran itu, pasukan kera sangat senang. Mereka terus menggempur
Lanka dan membunyikan terompet dan genderang. Ravana mendengar gemuruh itu.
Ravana mendengar dari utusannya bahwa Rama dan Laksmana telah terbebas dari
11
Ravana telah mendengar gugurnya Dhumraksa, kemudian ia mengirim Vajradamstra
yang ahli dalam siasat maya. Raksasa ini berhasil di bunuh oleh Angada. Kemudian
pasukan raksasa dipimpin oleh Akampana yang berhasil dibunuh oleh Hanuman.
Ravana frustasi dan ia mengutus Prahastha maju ke medan perang. Prahastha pun
gugur karena Nila melemparkan sebuah batu karang besar padanya dan kepalanya
pecah berkeping-keping.
Ravana menaiki kereta menuju medan perang. Dari kejauhan, Vibhisana menjelaskan
pada Rama siapa saja yang datang ke medan perang. Rama memandangi para
penguasa raksasa itu dari kejauhan, tiba-tiba mata Rama menjadi memerah karena
Ravana menghujani medan perang dengan anak panahnya dan ia berhasil melukai
dengan Ravana. Ravana mendekati Laksmana dan memetik dawai panahnya tanda
terjadilah perang antara Laksmana dan Ravana. Ravana mengeluarkan Sakti yang
dianugerahkan oleh Brahma. Sakti itu menembus dada Laksmana dan ia menjadi
pingsan. Sekarang Rama yang menghadapi Ravana. Rama menghancurkan kereta dan
membunuh kuda serta sais kereta Ravana. Busur panah Ravana telah patah, keretanya
hancur, mahkotanya hancur berkeping-keping oleh satu buah anak panah Rama. Ia
12
Ia pun kembali ke Lanka dengan perasaan kecewa.Ravana benar-benar kecewa. Ia
Kumbhakarna tidur dan hampir tidak bisa berdiri karena desiran nafas Kumbakarna
yang ada di depannya. Para utusan itu menceritakan peperangan yang telah terjadi.
Rama melihat keadaan itu. Vibhisana memberitahu Rama bahwa yang datang adalah
tangannya dan akan memenjarakannya. Tapi Sugriva memukul hidung raksasa itu dan
13
Kemudian Sugriva kembali ke medan perang dan berdiri disamping Rama
terkunci.
Mudgara. Kemudian Rama mengeluarkan astra Indra dan berhasil memotong tangan
Devantaka, Narantaka, Atikaya serta putranya yang lain bersemangat untuk maju ke
14
Pertarungan antara kedua pasukan mulai berkobar. Tampak hujan panah, lembing dan
membunuh Devantaka dan Trishara. Yuddhonmatta dibunuh oleh Nila, dan Matha
mematikan. Laksmana mengeluarkan astra Agni dan dibalas dengan Suryastra oleh
tepat di dada Athikaya. Athikaya berusaha melindungi dirinya namun tidak berhasil.
Berita kematian para ksatriya muda Ravana telah membuatnya semakin marah dan
khawatir. Ravana sangat sedih atas kematian orang-orang terdekatnya. Tak ada yang
pergi ke medan perang. Saat itu juga, ia berpamitan pada ayahnya dan berangkat ke
medan perang.
Indrajit mulai membunuh puluhan ratusan dan ribuan kera dalam waktu sekejap.
Semua tentara vanara yang tangguh di lukai olehnya. Ia kemudian mendekati Rama
dan Laksmana. Ia melepaskan beberapa anak panah pada mereka, namun Rama
15
Kedua bersaudara itu pun menderita kesalitan oleh hujan panah yang diarahkan pada
mereka. Indrajit yakin bahwa ia telah membunuh semua musuhnya dan ia kembali ke
Lanka dengan sebuah tangisan bahagia. Kini pasukan vanara telah hancur. Vibhisana
terpengaruh oleh astra yang dahsyat dan ia tampak seperti biasanya. Vibhisana
bertanya apakah Hanuman masih hidup pada Vibhisana. Vibhisana heran, mengapa ia
tidak menanyakan keadaan tuannya, Sugriva, atau kedua pangeran Kosala, tetapi
16
A. Karakter Tokoh
Rama adalah seseorang yang bijaksana dalam mengambil keputusan, penuh
cinta kasih, menyayangi semua orang terutama istri dan ketiga saudaranya,
Sita adalah seorang yang setia dan berbakti pada suaminya, penyayang,
tugasnya, setia pada kakaknya, bijaksana, sabar, sangat menyayangi Sri Rama
Ravana adalah raksasa yang sangat angkuh, kejam, ingin memiliki milik
Sugriva adalah raja kera yang baik, menepati janji, bertanggung jawab,
bijaksana
17
B. Nilai Filosofis
Hanuman membawa Rama dan Angada membawa Laksmana seperti Indra
C. Nilai Upacara
Matahari mulai mengurangi sinarnya dan berputar ke arah barat. Dengan berat
18