2. Jelaskan nilai-nilai Yadnya yang terkandung dalam kisah Ramayana ! I. Dewa Yadnya Dewa Yadnya adalah Yadnya yang dipersembahkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa beserta seluruh manifestasinya. Dalam cerita Rāmāyana banyak terurai hakikat Dewa Yadnya dalam perjalanan kisahnya. Seperti pelaksanaan Homa Yadnya yang dilaksanakan oleh Prabu Daśaratha. Upacara ini dimaknai sebagai upaya penyucian melalui perantara Dewa Agni.Adapun juga Dewa Yadnya, digambarkan ketika sita melakukan pemujaan pada Dewa Agni Dari beberapa uraian singkat cerita Rāmāyana tersebut tampak jelas bahwa sujud bakti ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa merupakan suatu keharusan bagi makhluk hidup, terlebih lagi umat manusia. Keagungan Yadnya dalam bentuk persembahan bukan diukur dari besar dan megahnya bentuk upacara, tetapi yang paling penting adalah kesucian dan ketulusikhlasan dari orang-orang yang terlibat melakukan Yadnya. II. Pitra Yadnya Upacara ini bertujuan untuk menghormati dan memuja leluhur. Seperti apa yang diuraikan dalam kisah kepahlawanan Rāmāyana, dimana Śrī Rāmā sebagai tokoh utama dengan segenap kebijaksanaan, kepintaran dan kegagahannya tetap menunjukkan rasa bakti yang tinggi terhadap orang tuanya, serta Rama juga menaati sumpah ayahnya.Dan sikap Pitra Yadnya juga digambarkan ketika Dasarata dikremasi. Nilai Pitra Yadnya yang termuat dalam epos Rāmāyana terdapat pada Kekawin Rāmāyana Trĕyas Sarggah bait 9 demi memenuhi janji orang tuanya (Raja Daśaratha), Śrī Rāmā, Lakṣmaṇa dan Dewi Sītā mau menerima perintah dari sang Raja Daśaratha untuk pergi hidup di hutan meninggalkan kekuasaanya sebagai raja di Ayodhyā. Dari kisah ini tentu dapat dipetik suatu hakikat nilai yang sangat istimewa bagaimana bakti seorang anak terhadap orang tuanya. Betapapun kuat, pintar dan gagahnya seorang anak hendaknya selalu mampu menunjukkan sujud baktinya kepada orang tua atas jasanya telah memelihara dan menghidupi anak tersebut. III. Manusa Yadnya Dalam rumusan kitab suci Veda dan sastra Hindu lainnya, Manusa Yadnya atau Nara Yadnya itu adalah memberi makan pada masyarakat dan melayani tamu dalam upacara. Namun dalam penerapannya di Bali, upacara Manusa Yadnya tergolong Sarira Samskara. Inti Sarira Samskara adalah peningkatan kualitas manusia.Pada cerita Rāmāyana juga tampak jelas bagaimana nilai Manusa Yadnya yang termuat di dalam uraian kisahnya. Hal ini dapat dilihat pada kisah yang meceritakan upacara Śrī Rāmā mempersunting Dewi Sītā. Selayaknya suatu pernikahan suci, upacara ini dilaksanakan dengan Yadnya yang lengkap dipimpin oleh seorang purohita raja dan disaksikan oleh para Dewa, kerabat kerajaan beserta para Mahaṛsī.Dan juga Manusa Yadnya juga dapat digambarkan ketika Bharata melaksanakan upacara penobatan sebagai raja. IV. Ṛsī Yadnya Ṛsī Yadnya adalah menghormati dan memuja Ṛsī atau pendeta. Pada kisah Rāmāyana, nilai-nilai Ṛsī Yadnya dapat dijumpai pada beberapa bagian dimana para tokoh dalam alur ceritanya sangat menghormati para Ṛsī sebagai pemimpin keagamaan, penasehat kerajaan, dan guru kerohanian. Keberadaan beliau tentu sangat penting dalam kehidupan umat beragama. Sudah sepatutnya sebagai umat beragama senantiasa sujud bakti kepada para Mahaṛsī atau pendeta sabagai salah satu bentuk Yadnya yang utama dalam ajaran agama Hindu. Oleh karena itu banyak sekali hakikat Yadnya yang dapat dipetik untuk dijadikan pelajaran dalam mengarungi kehidupan sehari-hari. V. Bhuta Yadnya Upacara ini lebih diarahkan pada tujuan untuk nyomia butha kala atau berbagai kekuatan negatif yang dipandang dapat mengganggu kehidupan manusia. Bhuta Yadnya adalah usaha untuk memelihara kesejahteraan dan keseimbangan alam. Nilai-nilai Bhuta Yadnya juga nampak jelas pada uraian kisah epos Rāmāyana, hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan Homa Yadnya sebagai Yadnya yang utama juga diiringi dengan ritual Bhuta Yadnya untuk menetralisir kekuatan negatif sehingga alam lingkungan menjadi sejahtera 3. Sebut dan jelaskan nilai-nilai yadnya yang terkandung di masing-masing kanda ( tiap siswa 3 Kanda) ! A. Ayodhya kanda Nilai yadnya yang terkandung dalam Ayodhya kanda, yaitu : ➢ Pitra yadnya, karena pada bagian Ayodhya kanda diceritakan tentang, kemelut di Istana Ayodhya karena Dewi Kekayi menuntut janji kepada Dasarata agar menjadikan anaknya Bharata menjadi pewaris tahta kerajaan. Akibat dari hal itu, Dasarata merasa baralemah dan mengalami kebingungan sebab dalam tradisi Bharata anak tertua harus dijadikan sebagai pewaris tahta kerajaan, namun di sisi lain Dasarata harus menepati janji Dewi Kekayi. Akhirnya dengan kebijaksanaan Rama maka ia siap keluar dari istana agar Bharata bisa dinobatkan sebagai Raja Ayodhya. dengan demikian Rama meyakinkan Bharata agar mau melaksanakan pemerintahan dengan memberikan terompahnya kepada Bharata sebagai simbol bahwa Rama selalu ada di Istana.Dari cerita tersebut kita bisa mengetahui bahwa Rama sangat sayang kepada ayah dan saudaranya, Rama sangat bijak dalam mengambil sebuah keputusan.Keputusan yang dibuat oleh rama pun sangat adil sehingga tidak akan terjadi lagi pertengkaran, mengenai pewaris kerajaan. B. Aranyaka Kanda Nilai yadnya yang terkandung dalam Aranyaka Yadnya, yaitu : ➢ Manusa yadnya , karena pada bagian kanda ini diceritakan tentang keadaan Rama, Sita dan Laksmana di hutan yang berkali-kali membantu pertapa dari serangan para raksasa. Ada seorang raksasa bernama Surpanaka, yang menginginkan Rama dan Laksmana menjadi suaminya. Akibatnya, hidung dan telinga Surpanaka dipotong oleh Laksmana. Dengan menahan sakit dan malu, Surpanaka mengadu kepada kakaknya, yaitu Rahwana yang menjadi raja raksasa di Alengka, sambil membujuk agar Rahwana, merebut Sita dari tangan Rama. Dengan bantuan Marica yang mengubah diri menjadi kijang keemasan, Sita berhasil diculik Rahwana dan dibawa ke Alengka. Burung Jatayu yang berusaha menghalangi penculikan sita, tewas oleh senjata Rahwana. Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, Jatayu masih sempat mengabarkan nasib Sinta kepada Rama dan Laksmana yang sedang mencarinya. C. Kiskindha Kanda Nilai yadnya yang terkandung dalam Kiskinda kanda, yaitu : ➢ Manusa Yadnya, karena pada bagian Kiskindha Kanda diceritakan tentang bertemunya Rama dengan Sugriwa, seorang raja kera yang sedang bertikai dengan saudaranya sendiri yang bernama Subali, Rama berjanji akan menyelesaikan pertikaian antara keduanya dan sebaliknya, Sugriwa agar membantu Rama dalam misinya merebut kembali Sita dari tangan Rahwana. Akhirnya Kiskindha pun digempur pada saat Sugriwa dan Subali bertempur, Rama memanah Subali dan akhirnya Subali pun tewas.Dari cerita tersebut dapat kita ketahui bahwa Rama dan Sugriwa saling membantu untuk menyelesaikan pertikaian yang terjadi. Itu merupakan pencerminan dari manusa yadnya yaitu saling tolong menolong atau membantu satu sama lain