Anda di halaman 1dari 22

SINOPSIS CERITA

Kisah pertempuran antara Raja Kiskinda Subali dengan Sugriwa ini


diambil dari kitab Ramaya, Kiskinda kanda. Sugriwa yang dikenal dengan
kekuatannya suatu hari ditantang oleh raksasa yang bernama Raksasa
Dumdibi untuk melakukan pertempuran, ketika melakukan pertempuran Raja
Subali berhasil memukul hingga tersungkur Raksasa itu, dengan gada
saktinya. Sehingga Raksasa itu kabur kedalam sebuah gua dalam, yang tidak
tentu ujung dari gua tersebut. Karena Raja Sugriwa sangat menghormati dan
bijaksana, Sugriwa mengikuti kakaknya. Dan Subali memerintahkan Adiknya
untuk menunggunya di depan gua hingga pertempuran usai. Namun, setelah
berbulan-bulan, hingga bertahun-tahun Subali belum juga keluar dari gua
tandanya pertempuran telah usai. Oleh karena hal tersebut Sugriwa yang
bijaksana menjadi gelisah, dan berpikir Kakaknya telah terbunuh oleh raksasa
tersebut dengan adanya darah segar yang keluar dari mulut gua. Karena hal
tersebut Sugriwa yang merasa yakin kakanya telah tiada menutup mulut gua
dengan batu yang sangat besar, yang dimaksudkan untuk menutupi jalan
keluar dari raksasa Dumdibi. Dan Sugriwa diangkat menjadi Raja di Kerajaan
Kiskinda. Karena merasa Dikhianati Subali sangat marah dengan Sugriwa. Dan
Subali sangat ingin membunuh Sugriwa. Sugriwapun kabur dari istana menuju
ketempat pengungsian di tengah hutan yang tidak dapat dijangkau oleh
Subali. Sugriwa diikuti oleh pengiringnya yang setia yang terdiri dari Raja
Anggada dan beberapa perdana mentri dan abdi istana.
Suatu hari Rama dan Laksama yang sedang mencari Sita bertemu
dengan Sugriwa di tenggah hutan. Dan Rama yang agung bersedia membantu
Sugriwa untuk menumpas Raja Subali yang Angkuh dan telah merampas hak
dari Sugriwa. Dan Rama pun menyuruh Sugriwa untuk menantang Subali
bertempur. Dalam pertempuran yang pertama Sugriwa hamper saja terbunuh
oleh Subali, namun Ia dapat kabur dari ancaman tersebut. Kemudian pada
pertempuran yang kedua, Rama berhasil membedakan Subali dan Sugriwa
dengan memberikan kalung bunga dan Rama berhasil memanahnya dengan
pah saktinya. Rama pun memberi wejangan kepada Subali karena
keangkuhannya sebelum akhirnya tiada.
Selanjutnya Sugriwa diangkat kembali menjadi Raja Kiskinda, dan
didampingi oleh Raja Anggada dan Hanuman. Untuk membalas budi kepada
Rama, Sugriwa memutuskan semua orang di Kiskinda akan membantu Rama
untuk menemukan dewi Sita. Termasuk seluruh pasukan Kera yang bersedia
mendampingi perjalanan menuju Kerajaan Alengka.

PERAN DAN PELAKU

I GD INDRA AHADI
I MADE WIDWAN PRANENA

: Raja Sugriwa
: Hanuman

I WAYAN MARIANA

: Raja Subali

I GD INDRIA

: Anggada

I PUTU INDRA SAPUTRA

: Abdi Kerajaan

I NENGAH PUNIARTA

: Rama

I PUTU WAHYU KRISNA PRATAMA

: Bhatara Laut, Himawan dan Laksmana

I MADE ADISTANAYA

: Raksasa Mayawi & Raksasa Dundobi

DIALOG TEATER
Suatu hari hiduplah seorang raksasa perkasa yang bernama Dundobi
dengan rupa kerbau dan tanduk-tanduk yang tajam yang tampak mengerikan,
karena mabuk dengan kekuatannya sendiri maka Dundobi pergi ke laut dan
menantangnya untuk berperang.
Dundobi

Hai Bhatara laut !! Aku menantangmu untuk berperang

Bhatara laut

Aku tidak sekuat dirimu, berkelahilah dengan orang yang


sekuat dengan dirimu

Dundobi

Dimana bisa aku temukan

Bhatara laut

Pergilah ke utara dan tantanglah gunung himawan

Dundobi

Baiklah....

Dundobi

Himawan, aku menantang kau untuk berperang

Himawan

Aku tinggal dengan petapa dan guru aku tidak bisa berkelahi,
berkelahilah dengan orang yang sepadan.

Dundobi

Di mana dapat aku temukan itu?

Himawan

Di selatan ada raja kera yang bernama Subali, dia pantas


menjadi lawanmu ..

Dundobi

Kalau begitu aku akan pergi kesana.

Sesampainya di gerbang Kiskenda, ia berteriak dan memanggil nama


Subali.
Dundobi

Subali, Subali aku menantangmu untuk bertarung, keluarlah


subali, keluar..

Subali

Baiklah kalau kau mau mati, ayo kita berkelahi.

Dan terjadilah pertarungan yang sangat dahsyat. Subali


mengalahkannya dalam pertempuran, tubuh Dundobi terluka dan
mengucurkan banyak darah dan akhirnya mati lalu dengan semua
kekuatannya, Subali melempar tubuh Dundobi hingga bermil-mil jauhnya.

Beberapa hari setelahnya, datanglah raksasa yang bernama Mayawi.


Dia meraung-raung di gerbang Kiskenda, dan menantang Subali untuk
berkelahi.
Mayawi

hahaha subali-subali dimana kau bangga sekali dengan


kekuatanmu, ayo keluar dan berperang denganku, dimana
kau subali, aku menantangmu untuk berperang, lawanlah
aku atau serahkan Kiskinda kepada ku

Sugriwa

Biar dia meraung-raung kak, jangan keluar raksasa jauh lebih


kuat di malam hari

Subali

jangan halangi aku, Subali bukan orang yang lemah

Sugriwa

tak akan kubiarkan kau pergi sendiri aku akan ikut

Subali

ayolah

Mayawi

subali sampai kapan kau sembunyikan dirimu dalam


dekapan istrimu

Mayawi

(Mayawi kaget) Kedua bersaudara itu, tidak,,, tidak,,

Sugriwaa

Kak dia meranggak ke gua laksana seorang pengecut

Subali

tidak sugriwa dia berulang kali menantang aku dan


meraung-raung di depan gerbang dan sekarang aku akan
membungkamnya selamanya akan kuhancurkan dia

Sugriwa

pikirkanlah dulu jangan gegabah kita tidak tahu seberapa


dalamnya gua itu lebik baik kita pulang saja kak

Subali

kau pengecut sugriwa, aku tidak bisa tahan jika ada orang
yang menantangku. Hari ini aku yang mati atau dia, kau jaga
mulut gua agar tak seorangpun masuk ke gua, Aku akan
masuk untuk menghakhiri semua ini.... kau tunggu di luar

Setelah setahun lamanya Sugriwa yang setia dengan kakaknya tetap


menjaga mulut gua, hingga akhirnya dia melihat darah segar mengalir di gua
dan mendengar raungan keras.
Sugriwa

Darah siapa ini ? mungkinkah Subali telah dibunuh oleh


raksasa itu ? Lebih baik aku tutup gua ini agar raksasa itu tidak
bisa keluar dan membuat keonaran lagi.

Lalu dengan perasaan yang sedih dia kembali ke istana dan para
menteri mengangkat dia menjadi raja.
Para menteri

Karena raja Subali telah meninggal maka kami, para menteri


menobatkanmu sebagai raja baru di Kerajaan Kiskenda. Hidup
4

maharaja Sugriwa, hidup maharaja Sugriwa, hidup maharaja


Sugriwa.

Tidak lama kemudian, datanglah Subali dengan wajah yang penuh


amarah, saat Ia melihat Sugriwa menduduki singgasananya.
Sugriwa

kakak..

Subali

ya, aku sudah kembali. Aku tahu kau sulit menerima bahwa aku
masih hidup, dan kini sudah kembali, kau lihat kerajaan ini
terpedaya oleh muslihatmu.

Sugriwa

tidak kakjangan persalahkan aku, menteri dan warga yang


mengatkatku ke tahta, maksudnnya jangan sampai tahta
kerajaan kosong direbut musuh, kerajaan ini milikmu kak hanya
milikmu. Aku ini masih tetap abdimu, abdi setiamu.

Subali

pengkhianat, tidakkah kau malu mengucapkan kata-kata


seperti itu, kukira dia ini saudaraku, maka aku suruh dia
menunggu di mulut gua aku mengatakan padanya agar
mencegah orang yang akan masuk ke dalam gua itu yang ingin
membantu mayawi sebelum aku bisa membunuh raksasa itu,
tapi dia khianati rajanya, dia bukannya melindungi aku.
Penjahat ini menutup gua dengan batu karang besar kemudian
segera merebut tahta kerajaan saat itu juga, dia khianati
rajanya yang juga saudaranya, dia harus mati. Aku tidak
bersalah, walau aku bunuh kau dengan kedua tanganku sendiri.
Hari ini aku tidak akan membiarkan kau hidup di muka bumi ini.

Sugriwa

Tidak baginda, tidak benar

Subali

Kubunuh kau!!

Subali menghajar Sugriwa, dan Sugriwa segera melarikan diri.


Kemudian Subali mengejarnya.
Subali

hai.. mau lari kemana kau

Setelah beberapa lama, setelah Sugriwa didepak dari singgasananya, Ia


bersembunyi di sebuah gua agar tidak dapat ditemukan oleh Subali. Diapun
meminta Hanuman untuk mencari orang yang bisa membantunya melawan
Subali. Kemudian Hanuman mencari Rama dan Laksmana untuk meminta
bantuan mereka. Setelah disetujui, Hanuman membawa mereka ke gua
tempat dimana Sugriwa bersembunyi. Tetapi saat diperjalanan, Hanuman
dilihat oleh Anggada, dan Anggadapun melaporkan hal itu kepada pamannya.
Anggada

Sembah Paman,
5

Abdi
Kerajaan

Panjang umurlah, engkau cepat sekali kembali dari berburu

Anggada

Aku tidak jadi berburu paman,,,,,, di tengah jalan aku kembali


lagi ke sini,,,!!!

Abdi
Kerajaan

Mengapa..?

Anggada

Di puncak resiangmuka, aku melihat sesuatu yang luar biasa,,


aku kembali ke sini untuk memberitahukannya

Abdi
Kerajaan

Apanya yang luar biasa?

Anggada

Paman,, ketika aku lewat gunung resiangmuka, aku melihat


Hanuman terbang di angkasa

Abdi
Kerajaan

Itu bukan hal yang baru.

Anggada

Yang baru adalah dua pemuda tampan menyandang busur


duduk di pundak Hanuman

Abdi
Kerajaan

Lalu

Anggada

Lalu Hanuman tinggalkan mereka di luar dan mencari paman


Sugriwa

Abdi
Kerajaan

Lalu

Anggada

Paman menyembah dengan hormat, seakan-akan itu adalah


orang-orang besar

Abdi
Kerajaan

Ya, ya, lalu

Anggada

Paman antar mereka ke gua dengan hormat yang sama, aku


pikir aku harus memberitahukan hal ini kepada Paman,, dan
Paman meneruskannya kepada ayah

Abdi
Kerajaan

Baik sekali nak ini perlu dipertimbangkan mengapa dengan


siapa Sugriwa tampak begitu akrabnya, pasti ini suatu
komplotan yang akan melawan ayahmu yaitu raja Subali kita
harus selalu waspada terhadap musuh

Anggada

Itu sebabnya,, aku kembali.

Abdi
Kerajaan

Tapi siapakah sebenarnya kedua pemuda itu,,,??

Anggada

Hanoman menyebut nama mereka dengan sri rama dan


laksamana

Abdi
Kerajaan

Sri rama dan laksaman,,,,???

Setelah mendengar hal tersebut Abdi kerajaan memberitahukannya


kepada Subali.

Subali

Rama dan Laksmana.??? Boleh jadi Paman. Ada apa dengan


kedua nama itu,,?? Sehinngga kau begitu takut ?

Abdi
Kerajaan

Tuanku, mereka itu adalah pangeran dari kerajaan Ayodya

Subali

Mungkin mereka pangeran? Bagaimana mungkin mereka bisa


mengahancurkan kita

Abdi
Kerajaan

Tuanku ku,, wangsa surya dari negeri Ayodya dan sangat


terkenal dengan keperkasaan mereka

Subali

Subali pun juga terkenal,,, karena keperkasaannya,,

Abdi
Kerajaan

Benar,, kita tidak boleh meremehkannya,, lawan-lawan kita,


hanoman yang membawa mereka , Sugriwa pasti telah
berkomplot dan bersengkongkol dengan mereka, peraturan
mengatakan.

Subali

Diam Paman!!!! Jangan mengguyahku,,, ilmu tata negara


hanya untuk kaum lemah,,, janganlah engkau mengajar tata
susila saat ini kepadaku.

Abdi
Kerajaan

Tapi Sugriwa..

Subali

Sugriwa, dia itu pengecutaku kasihan pada dia, dan aku


tidak marah dia itu adikku dan ini yang membuat aku malu,
jika dia membunuhku di medan perang atau dia mati, akan
aku hormati dia. Tapi dia seorang pengecut, dia lari terbiritbirit, kupikir aku malu memerangi dia di medan pertempuran

Abdi
Kerajaan

Tapi Tuanku

Subali

Lupakan Pamanjangan buang-buang waktu yang indah ini


dengan hal yang sepele, sekarang panggilah para penari
istana.

Abdi
Kerajaan

Baiklah. Baginda menginginkan para penari istana

Pembantu

Baiklah.

Abdi
Kerajaan

Tuanku, hal itu benar, kalau begitu segera utuslah mata-mata,


dan kumpulkan semua keterangan, selidiki apa yang
dibicarakan Sugriwa dengan mereka. Jika mereka membentuk
komplotan melawan dirimu, mereka itu harus segera dicegah

Subali

Dengar Paman, jika mereka berkomplot dengan Sugriwa,


hanya ada dua kemungkinan, mereka butuh bantuan atau
mereka bodoh.

Abdi
Kerajaan

Bodoh.

Subali

Benar ! karena tidak ada raja atau pangeran pandai


berkomplot dengan raja yang tidak lagi berkuasa, berkomplot
dengan raja yang tidak lagi berkuasa pasti timbul masalah,
dan hal ini terasa akan bertentangan.

Abdi
Kerajaan

Bertentangan dengan apa ?

Subali

Bertentangan dengan tata aturan bernegara.


Hahahahahaha

Abdi
Kerajaan

Hahahahahah..

Sementara itu Hanuman telah membawa Rama dan Laksmana ke dalam gua
persembunyian.
Rama

: Baginda, di suatu rumah, dimana para saudara hidup bersama


dan saling mengasihi, rumah itu merupakan surga di bumi.
Sedih sekali bahwa kalian bersaudara, tidak bisa hidup
bersama. Kalau boleh aku ingin tahu mengapa kalian
bermusuhan?

Sugriwa

: Permusuhan antara saudara menyedihkan, tapi Subali


memperlakukanku dengan sangat kejam, dia mendepakku dari
kerajaan dengan kejam bukan ini saja, dia telah penjarakan
semua sahabat-sahabatku. Manakala aku mengingat semua ini,
api dendam membakar jiwaku, hanya darah Subali yang bisa
padamkan api ini, sebab walau aku padamkan api yang
berkobar-kobar itu, Subali tetap tidak akan membiarkan diriku.
Dia terus mengirim para pembunuh untuk menumpas aku dan
sahabatku, kami merasakan tertekan dan terancam. Ketika
kami melihat kalian, sejenak kami takut karena kami menduga
8

kalian juga datang untuk membunuh kami, itulah sebabnya


kami beri perintah kepada Hanuman dengan menyamar untuk
mencari tahu siapa kalian.
Laksmana

: Negeri kebencian, saat manusia tersesat maka hidupnya akan


diliputi ketakutan dan kebimbangan, dalam dirinya telah hilang
keperkasaan dan nilai manusiawi, dia tidak akan pernah untuk
menang lagi, jika tidak berusaha menang, bagaimana dia bisa
berperang untuk bisa memenangkan peperangan, dan
seharusnya kita sebagai manusia hendaknya janganlah takut
kita dilanda akan rasa ketakutan dan kebimbangan. Maafkan
tutur kataku, karena menurut pendapatku demikian maharaja,
kitab suci mengatakan, ini berarti bahwa dalam kedukaan,
kecemasan dan kemalangan, orang mencemaskan
kehidupannya dalam kehidupan sehari-hari. Artinya orang yang
menggunakan budinya untuk mencari jalan keluar dan
membesarkan hatinya orang seteguh itu bisa mengatasi
kemalangan yang menimpa dirinya. Oleh karena itu, jangan
kau biarkan ketakutan dan kecemasan dengan leluasa
menguasai dirimu itu, tapi tetaplah tenang berusaha mencari
kekuatan. Aku mengatakan hal yang demikian karena rasa
persahabatan.

Sugriwa

: Kau memang benar, tapi kalau musuh itu sehebat dan sekuat
Subali, kalau tidak ada lagi tempat berlindung di seluruh bumi
maka dia tidak lagi teguh dan berani. Dengan kedatangan
kalian maka keberanianku muncul kembali.

Rama

: Orang tidak boleh berhenti berharap sahabat. Laksmana benar,


orang yang berharap tentu akan menang.

Sugriwa

: Tuanku, mudah untuk berkata begitu, tapi kau belum pikirkan


kekuatan Subali, ketika dia meninjuku rasanya seperti pedang,
dan bukan pukulan tangan kosong belaka.

Rama

: Tetapi apa yang kau lakukan terhadapnya? Sampai dia begitu


kejam terhadapmu.

Sugriwa

: Tidak ada, aku selalu mengabdi dia. Setelah ayah kami


mangkat, dia diangkat sebagai raja, aku selalu mengabdi dia
laksana abdi setia, kota kami Kiskenda terletak di gua bawah
tanah yang luas, istana kami ada di tengahnya, kami semua
bertempat tinggal disana dengan segala suka cita dan riang
ria. Dalam hatiku tidak ada sedikitpun rasa permusuhan
terhadap Subali. Tapi setelah itu, Subali menunjukkan rasa
kebenciannya kepadaku. Seorang raksasa bernama Mayawi,
pada suatu malam meraung di gerbang utama Kiskenda,
menantang Subali berkelahi

Sugriwa

: Raksasa itu lari ketakutan setelah melihat kami berdua,


9

kemudian kami mengejar dia.


Sugriwa

: Mentaati perintah Subali, aku menunggui mulut gua, dari hari


ke hari bulan pun berlalu, hingga akhirnya setahun telah
berlalu aku menunggu disitu. Karena cinta akan saudaraku,
hatiku gelisah aku takut mungkin saudaraku tersesat dalam
gua, kukira raksasa telah membunuhnya. Lama sesudahnya
pada suatu hari, aku melihat darah Segar mengalir dari gua itu,
dan kudengar suara meraung keras. Sesaat kemudian suara
meraung itu hilang, darah mengalir aku bingung, aku yakin
bahwa raksasa itu telah membunuh Subali, aku takut kalau
raksasa itu keluar dan bertindak semakin membabi buta lagi
maka kututup mulut gua itu dengan batu besar. Dengan hati
sedih aku kembali ke Kiskenda. Ketika aku kembali para menteri
memutuskan bahwa karena aku ini putra mahkota selama
Subali hidup, maka aku harus jadi raja setelah ia mati. Dengan
jujur kukatakan, aku sedih sekali dengan saudaraku mati, maka
aku tidak merasa tertarik dengan penobatanku, semua menteri
merasa bahwa tanpa raja kerajaan kami pasti akan segera
ambruk, merekapun menobatkanku jadi raja saat itu juga.

Sugriwa

: Ternyata Subali tidak mati, darah raksasalah yang mengalir dari


dalam gua itu, dia membunuh raksasa itu, begitu di mulut gua,
ia melihat gua itu tertutup, dia marah sekali karena menduga
aku mengkhianatinya. Dia berusaha menggeser batu besar itu,
dan ternyata berhasil lalu ia pulang ke Kiskenda. Saat di balai
istana Subali datang padaku.

Sugriwa

: Berulangkali aku memohon ampun, tapi ia tak kasihan


sedikitpun. Pasti ia sudah membunuhku, kalau saja aku ini tidak
melarikan diri, dia mengejar aku ke segala penjuru bumi, tak
seorangpun mau melindungi aku karena takut dengan Subali,
aku datang ke resiang muka karena tidak ada lagi tempat yang
aman dan inilah satu-satunya tempat yang aman bagiku.

Laksmana

: Kenapa ia tidak bisa datang ke gunung resiang muka?

Hanuman

: Ketika Subali membunuh raksasa Dundubi, ia mengangkat dan


melemparkan jenazahnya sampai bermil-mil jauhnya. Saat itu
darah si raksasapun tercecer dan jatuh di pertapaan seorang
guru Guru. Dan guru itu pun marah ketika melihat titik-titik
darah dan bertanya-tanya siapa yang meneteskan darah itu.
Ketika sang guru keluar, ia melihat kerbau sebesar gunung
yang ternyata tubuh raksasa tergeletak mati, dengan kekuatan
rohaninya dia tahu bahwa ini perbuatan jahat Subali raja para
kera diapun mengutuknya.

Hanuman

: Subali pun segera mohon ampun kepada Sang Guru, ketika


mendengar hal itu dia mohon ampun, tapi Sang Guru tidak
mengindahkan permohonannya dan masuk kembali ke
10

pertapaannya. Subali merasa ngeri sekali, sejak saat itu Subali


tidak datang lagi ke gunung besar itu, dia juga tidak mau
melihatnya lagi. Menyadari hal semacam ini, raja Sugriwa dan
para menterinya mengembara di hutan tanpa rasa takut dan
tinggal di puncak Resiangmuka tuanku. Tuanku Subali telah
menangkap dan memenjarakan semua sahabat raja Sugriwa.
Rama

: Keji benar, perbuatan ini saja sudah cukup untuk menghukum


mati dia.

Hanuman

: Tuanku, hidup raja Sugriwa benar-benar terhina dan tersiksa tak


seorang pun mau membela dan melindungi dia. Tuan, kaulah
satu-satunya penolong orang yang tak berdaya dan pelindung
orang lemah, raja Sugriwa mohon perlindunganmu, tolonglah
dia tuan.

Rama

: Satria perkasa, wangsa Arya berpandangan tak usah


memperhitungkan keutamaan mencari perlindungan, kewajiban
kami adalah memberikan perlindungan. Raja Sibi adalah
leluhurku, dia korbankan seluruh tubuhnya bagi burung yang
minta bantuannya. Aku keturunan wangsa Arya ,Rama, dengan
ini mengucapkan janji di depanmu, sebelum matahari
terbenam besok, raja Sugriwa akan memperoleh kembali
kerajaannya, dan Subali yang angkuh, sudah tentu akan
menemui ajalnya.

Pada keesokan harinya di gua yang sama.


Hanuman

: Baginda raja, mungkin hari ini adalah hari suci bagimu,


menurut janji Sri Rama kau akan jadi penguasa Kiskenda
maka kuucapkan selamat.

Sugriwa

: Hanuman, aku masih cemas.

Hanuman

: Apa lagi yang harus dicemaskan baginda ?

Hanuman

: Aku yakin sekali Subali terbunuh. Baginda, di kaki Rama


kulihat tanda-tanda suci, yang membuktikan Rama adalah
sebagai titisan Bhatara Wisnu.

Sugriwa

: Namun demikian wahai satria yang agung jika dia itu titisan
Bhatara Wisnu tidak ada salahnya kalau kita beri tahu pada
dia tentang kekuatan Subali.

Hanuman

: Baik baginda.

Tidak lama kemudian, Rama dan Laksmana datang.


Sugriwa

: selamat datang tuanku, silahkan duduk


11

Hanuman

: tuanku, raja Sugriwa ingin memberitahukan sesuatu

Rama

: apa yang mau dikatakan

Hanuman

: Raja kami sedikit bimbang

Rama

: apa yang kau bimbangkan

Sugriwa

: ini bukanlah rasa kebimbangan yang sangat besar tuanku,


tapi rasa percaya bahwa kau bisa mempenuhi janjimu dan
membunuh Subali, namun sebelum kau menantang kakaku
Subali, aku harus memberitahukan kekuatannya dulu
kepadamu, tuanku tubuh Subali terdiri atas bumi, air, udara
dan api yang merupakan gabungan kekuatan, tatkala para
dewamengguncang laut dengan gunung mandara, Subali bisa
memutar gunung itu sendiri dan laut pun membadai gentar,
bila Subali berperang dengan musuhnya, ia akan memperoleh
anugerah sebagian kekuatan musuhnya, sebelum mentari
terbit, dia menutup daratan antara laut timur dan barat,
selatan dan utara, dia tidak istirahat, setiap hari dia pergi ke
tepian 8 penjuru, untuk menyembah dewata yang sedang
berkuasa, di masa silam hiduplah disana seorang raksasa
yang perkasa bernama dumdubi tingginya seperti gunung
kelasan dengan rupa kerbau disertai tanduk-tanduk yang
tajam dia tampak mengerikan, karena mabuk oleh
kekuatanya sendiri, maka dia pergi ke laut untuk
menantangnya sendiri. Karena Bhatara laut takut dengan
raksasa Dundubi, maka ia menyuruhnya pergi ke utara untuk
menantang Himawan. Sesampainya di utara raksasa tersebut
menantang Himawan berkelahi, tetapi Himawan menolaknya
dengan alasan bahwa raksasa itu harus bertarung dengan
orang yang sepadan dengan dirinya. Diapun memberitahu
dimana tempat Subali berada. Sesampainya di gerbang
Kiskenda, Dundubi pun berteriak sambil menantang Subali
untuk berkelahi. Subali menerima tantangannya dan
terjadilah perkelahian hebat, Subali berhasil membunuh
Dundubi dan melemparkan jasadnya sampai bermil-mil
jauhnya.
Tuanku telah kulukiskan kekuatan Subali pada dirimu,
bagaimana mungkin kau bisa mengalahkannya

Rama

: baiklah raja Sugriwa maukah kau memperlihatkan pohon


palma dan tumpukan tulang berulang dundubi kepada ku

Sugriwa

: baik tuanku mari.., tuanku itulah tumpukan tulang raksasa

12

dundobi itu
Laksmana

: jadi benar ini yang telah di lemparkan oleh Subali sejauh 10


mil itu

Hanuman

: Benar tapi sekarang kerangka itu tidak lagi berdaging, itu


sebabnya menjadi begitu ringan, baik bisakah kau
menendanya jauh-jauh.

Rama

: aku akan mencobanya

Sugriwa

: dan itulah ke 7 pohon palma itu tuanku, bahu Subali sangat


kuat sekali , ketika Subali melepas panahnya pohon itu bisa
tertembus panahnya, dia bisa menembusi 7 pohon dengan
tuju panahnya, maka sebaiknya coba dulu panahmu kepada
pohon itu

Hanuman

: maafkan kelancangan ku, tapi tubuh Subali itu keras, panah


yang kau pakai untuk melukai tubuh Subali lebih baik kau
coba dulu kekuatan panah itu

Rama

: baiklah akan kucoba kedua-duanya.

Setelah Rama mencobanya

Sugriwa

: tuanku berbahagialah

Rama

: bisakah ku lihat pohon palma itu sekarang juga

Sugiwa

: itulah pohon palmanya

Rama

(mencobanya)

Sugriwa

: tuanku jayalah selalu

Rama

: apakah sekarang kau sudah percaya pada jaminan ini

Sugriwa

: maafkan tuanku sekarang aku percaya akan kemenanganku

Rama

: marilah Kiskenda untuk menantang Subali untuk berkelahi

Sugriwa

: baiklah tuanku

Sugriwa

: (Sesampainya di Kiskenda) Subali keluarlah aku akan


membalas penghinaan yang kualami keluarlah lawan aku,,
Subali keluarlah kau !!!

Subali

: rupanya itu Sugriwa

13

Abdi
Kerajaan

: iya itu suaranya

Subali

: sekarang ada apa lagi dengannya

Sugriwa

: Subali keluarlah dimana kau

Abdi
Kerajaan

: biarkanlah Tuanku, dia akan pulang kembali jika ia letih


berteriak

Subali

: Sugriwa datang menantangku apakah aku harus diam saja,


mengapa aku harus takut.

Abdi
Kerajaan

: aku hanya mencemaskan dirimu saja Tuanku

Subali

: melawan Sugriwa tidak akan memakan waktu yang lama, aku


akan kembali

Sugriwa

: Subali keluarlah kau, Subali

Subali

: mengapa seekor tikus keluar dari lubangnya, menyerahlah


kau, sembunyikan dirimu dalam lubang tikusmu

Sugriwa

: jangan banyak kata Subali mari kita bertarung

Subali

: baik ternyata tikusnya berlagak, mari ke tempat terbuka,

Sugriwa

: Ayo.!!

Subali

: Baik

Mereka berdua berkelahi, dan kalahlah Sugriwa dalam pertarungan


tersebut. Setelah kalah bertarung Sugriwa kabur ke gua tempat
persembunyiannya.

Hanuman

: janganlah takut maharaja semuanya akan baik-baik,


percayalah maharaja
(Sri rama datang)

Rama

: Bagaimana keadaanmu

Sugriwa

: Luar biasa, inikah janjimu, inikah sahabat, mana perasaanmu

Rama

: Apakah Sakit sekali Sugriwa ?

Sugriwa

: Rama yang baik telah kukatakan Subali bukan saudaraku, dia


adalah ancaman maut, tetapi kau paksa juga kedalam
cengkramannya, kau hanya menonton diriku terempas, yang
14

mulia jika sejak semula kau katakan tak mau membunuhnya


maka ini tak akan terjadi padaku
Rama

: adalah wajar jika kau marah, tapi pahamilah dengan tenang,


mengapa aku menjadi begitu menahan diri , kalian miripn
sekali , pakaian, gerak-gerik juga gaya dan tinggi, kalian itu
benar-benar sangat mirip, seandainya panahku kena kau,
tentu menjadi masalah, maka dari itu aku tidak jadi
melepaskan panah mautku, karena kemudian wangsaku akan
dicemari oleh aib karena membunuh dari orang yang telah
memohon bantuanku,itulah mengapa aku tidak melepaskan
panahku, maka kaupun sangat menderita.

Hanuman

: Sahabat apakah lukamu masih terasa sakit

Sugriwa

: tuanku ini adalah mujizat tuanku, sentuhanmu telah


melenyapkan segala rasa sakit yang ku alami, ada kekuatan
dan semangat baru, muncul dalam diriku

Hanuman

: tuanku sri rama sentuhan suci dirimu yang pemurah bisa


menghidupkan kembali tubuh yang telah mati, kekuatan tuan
luar biasa

Rama

: Hanuman jangan menganggapku insan suarga loka ini hanya


sebuah cinta sejati dari seorang sahabat sejati, kekuatan cinta
yang murni. raja para kera Sugriwa bukanlah sekedar
sahabat, dia juga telah melindungi kami

Sugriwa

: sahabat sekarang aku di bawah titahmu, keluhuranmu


membuatku malu, suruhlah aku dan sekarang apa yang harus
aku lakukan

Rama

: tantanglah Subali sekali lagi, laksmana buatkan kalungan


bunga untuk maharaja Sugriwa agar kita bisa membedakan
mereka berdua

Laksmana

: baiklah kak

Sugriwa (datang menantang Subali)

Sugriwa

: Subali keluarlah janganlah kau bersembunyi !! karena kau


merasa takut, keluarlah jika kau berani , Sugriwa
menantangmu kembali, keluarlah Subali !!

Subali

: (Subali marah) aaaaaahhhh dengar !! hari ini tak ada orang


15

yang bisa mengahalangi Subali untuk membunuh saudaranya


sendiri.
Abdi
Kerajaan

: Tuanku-Tuanku kali ini kendalikan amarahmu yang mengalir


seperti sungai mengalir, dengarlah permohonanku ini Tuanku

Subali

: musuhku sudah menantangku di depan

Abdi
Kerajaan

: Tuanku Sugriwa bukanlah musuh tapi dia adalah saudaramu,


peperangan diantara saudara akan dicemohkan oleh seluruh
dunia, dunia akan menyalahkanmu karena kau kakaknya

Subali

: kakak atau adik itu adalah masalah waktu kecil, kerajaan


tidak bisa memiliki dua raja walaupun keduanya bersaudara,
Sugriwa itu tamak dan serakah serta dia haus kuasa

Abdi
Kerajaan

: jika dia haus kuasa kau terbuai olehnya

Subali

: Paman, kau adalah Abdi Kerajaanku tapi kau persalahkan


diriku, kau menganggap diriku ini pengecut

Abdi
Kerajaan

: tidak Tuanku , dirimulah ksatria diantara ksatria-ksatria sakti


yang tak terkalahkan, tapi jika tanpa perhitungan hal itu akan
mendatangkan bencana

Subali

: kehancuran siapa???

Abdi
Kerajaan

: Tuanku jangan biarkan amarah menguasaimu, setelah kau


pukul dan mengalahkan Sugriwa dia kabur, lalu kekuatan apa
yang mendorongnya untuk menantangmu kembali , anggada
juga telah memberitahukan kita Hanuman telah membawa
dua petapa untuk mengalahkan kita

Subali

: hahaha petapa bisakah dia menghancurkanku yang kuat dan


kokoh laksana gunung

Abdi
Kerajaan

: bukanlah petapa biasa semua orang mengenalnya dia


berhasil mematahkan busur siwa, rama itulah sang pemenang
yang tak terkalahkan kini datang membantu Sugriwa begitu
mendapat bantuannya, kini Sugriwa datang lagi untuk
mentangmu Tuanku, teriakan Sugriwa yang mengerikan dan
kedatangannya untuk berperang semua ini membuat hatiku
cemas Tuanku, Tuanku dengarlah permohonan Abdi
Kerajaanku ini, jangan, jangan keluar berperang dengan
Sugriwa Tuanku

Subali

: Paman mata-mataku juga telah mengumpulkan berita tentang


Rama dia memang setia sekali dengan dharma dan juga
16

kebenaran, namun yang salah tak dukungnya dan jangankan


Sugriwa, anggada pun jika menantangku dengan cara seperti
ini tidak akan aku biarkan
Abdi
Kerajaan

: Tuanku jangan !

Subali

: betapa hinanya seorang ksatria yang bangga dan berani


memanggul senjata tapi tidak mau menanggapi tantangan
dari musuhnya, Sugriwa dan Subali menyusui dari ibu yang
sama, apakah jika Subali berbuat salah karenanya, tidak
mungkin

Abdi
Kerajaan

: Tuanku-Tuanku tunggu kau lupa memakai kalung kemenangan


pemberian ayah ini Tuanku

Sugriwa

: Subali keluarlah, aku akan menantangmu untuk beradu nyawa


denganku, keluarlah Subali.

Subali

: Terkutuk jadi kau datang lagi, kemarin kubiarkan kau hidup


karena kau adalah adikku, tetapi sekarang tidak, aku akan
membunuhmu

Sugriwa

: Kita akan tau siapa yang akan mati setelah berperang

Subali

: Sugriwa kau mau mati di tangan ku, sebaiknya kau kembali

Sugriwa

: Jangan bicara laksana pengecut, datanglah ke medan perang


jika kau anak ibuku

Subali

: Baik Sugriwa jika kau mau mati di tanganku, mari ketempat


terbuka dan berperang.
(setelah dipanah) licik licik aku tidak kalah, aku tertipu kau
telah menipu aku wahai Sugriwa yang curang, licik terkutuk
kau kira kau sudah menang, Kau membunuhku dengan
bantuan orang lain, kau serang aku, kau pikir kau
pemenangnya, wahai penjahat hina ternyata kau penghianat
bangsa dan negaramu, kau keji sekali, penghianat keji, ahhh
ahhh, ternyata kau sudah datang, ternyata dan inilah
Rama, mahkota putra wangsa arya, putra Dastarata itu
hahahahahhahh, yang panjimu hanya berkibar diatas bangsa
arya haha
Sekarang aku telah mengenalnya, inilah rama yang budiman.
Untuk menandai pertemanan kita ini, maukah engkau
menerima salam dari Subali raja kiskinda? Wahai penegak
dharma, wahai orang yang berperilaku lurus, kau memanahku
dari balik pohon itukah perilaku kesatria mu? Tidakah itu
menodai kesatriaan mu, jawab ramajawab rama
cepat...Jawab Ramajika panah ini bisa dicabut aku akan

17

membunuhmu!!!

Rama

: Hanuman, cepatlah kau cabut panah, supaya rasa sakitnya


berkurang!!

Hanuman

: Baik tuan ku(Hanuman menuju perbaringan Subali)

Subali

: Kau sangat berbelas kasihan, aku tidak pernah memusuhimu


rama, kenapa engkau lakukan ini, mengapa engkau mencintai
Sugriwa dan menyayangi

Rama

: musuh sahabatku juga musuhku, Sugriwa adalah sahabatku,


dan kau telah berbuat tidak adil dengan Sugriwa, aku telah
bersumpah untuk membunuhmu atas kesalah yang telah kau
lakukan, kalau salah janji ku, aku harus menjaga janjinya,
dharma yang terbesar adalah menjaga janjinya, dan janji ini
harus dilaksanakan sesuai kewajiban.

Subali

: Bukankah kau mencari Istrimu, dan engkau memanfaatkan


Sugriwa yang gelisah ini? Katakankatakankatakan.
Mengapa enkau meminta bantuan kepada si pengecut ini?
Kenapa kau tidak meminta bantuan kepada raja kiskinda?
Aku akan membawanya ke padamu, dimanapun penjahat itu
menyembunyikannya. Kenapa engkau membunuh ku, dengan
cara begini, tidakah engkau ingin berperang denganku di
medan tempur? Dan aku terbunuh sebagai seorang kesatria?

Rama

: Kau telah bertindak tidak adil, kau telah mengusir Sugriwa


dari Kiskinda, itulah kesalahanmu, seharusnya engkau
menghormati saudara-saudaramu. Ketika engkau sudah
diambang kematian engkau menuntut dharma itu sendiri,
padahal engkau tidak menjalankan dharma di kehidupanmu
wahai penjahat.

Subali

: Walau, walau pun aku salah tetapi hanya raja yang boleh
membunuhku. Kau tidak mempunyai hak untuk membunuhku.

Rama

: Kera sombong, seharusnya engkau mengetahui,


sesungguhnya semua yang ada di dunia ini hutan, gunung
adalah milik Raja Barata. Dan semua yang ada didunia ini
harus aku lindungi dan juga aku berhak menghukumnya. Kami
berikan hukuman yang adil kepadamu. Ketika seorang raja
menghukum rakyatnya maka itulah dharmanya. Dan jika dia
tidak menghukumnya itulah dosanya. Jika seorang yang tidak
sengaja melakukan kesalahan, maka orang itu bisa
dimaafkan. Begitu juga sebaliknya.

Subali

: Wahai manusia tersuci dan bijaksana ini, kini mataku sudah


tidak tertutup lagi dengan keangkuhan dan kesombongan.
18

Mataku telah terbuka, ijinkan hamba menyembahmu dan


mohon ampun terhadap dosa-dosa ku, kini aku telah
menyesalinya
Rama

: Dosamu telah dihampuni oleh hukuman ini, kini kamu telah


bersih.

Subali

: Sungguh kesalahan besar aku menantang musuh yang tidak


pandang bulu. Aku tidak ingin mengalami kematian seperti ini
lagi, dikehidupan yang akan datang.

Subali

: Anggada anakku, jiwaku, sangat tenang setelah


mempercayakanmu dalam lindungan Sri Rama, anakku
berusahalah memahami waktu, tempat, segala peristiwa dan
bagaimana kau harus bertindak bertindak. Pertama tuntunlah
dirimu sendiri janganlah bualkan kekuatan dan
keperkasaanmu, seperti ayahmu ini. Hormatilah pamanmu
Sugriwa sebagai ayahmu, taatilah perintahnya. Biarkan
titahnya mengikat dirimu, jangan bersekutu dengan
musuhnya. Pandanglah Sugriwa sebagai tuanmu. Abdilah dia
dengan penuh rasa bakti. Ingatlah selalu hal ini!!

Sugriwa

Abdi
Kerajaan

: Tuanku, Kau telah menasehati anakmu, kau telah percayakan


Kiskinda pada saudaramu. Tapi kepada siapakah kau
percayakan Abdi Kerajaanmu ini, hidup dan matiku. Tolong
berikan titahmu yang terakhir kepadaku Tuanku.

Subali

: Paman, selama ini tak pernah ada orang yang percaya.


Bersama pengecut alam maut ini adalah kebenaran pokok.
Aaaaa! Sendirian kita datang, sendirian kita pulang...

Hanoman

: Paman, bakti seorang Abdi Kerajaan, duka dan ratapanmu


sangat menyedihkan bagi jiwa yang sedang dalam
perjalananmenuju alam baka. Semoga dia pergi dengan hati
yang damai

Abdi
Kerajaan

: Tidaaaak!!!

Abdi
Kerajaan &
Sugriwa

: Tidaaaaakkkk.!!!!!!!!!!!!!!!

(Menangis)

Akhirnya Subali mati dan Abdi Kerajaan pun larut dalam


tangisan.
Abdi
Kerajaan

: Rama,,,, bermurah hatilah juga kepada ku,, kalau memang


dirimu murah hati, panah ini yang telah kau gunakan untuk
membunuh tuan ku, akhir juga hidup ku dengan panah ini,,

19

Sri Rama

: Wahai paman, kini tentu kau sangat sedih dan karena


sedihnya, maka apa yang kau katakan tidak baik, bahkan kini
engkau tidak menyadarinya.

Abdi
Kerajaan

: Tidak tuanku, kehidupan yang berikutnya akan menjadi berat


bagiku, tanpa pemimpin seperti Maharaja Subali

Rama

: Di dunia ini di anugrahkan suka dan duka, sekarang ini


engkau dalam keadaan duka, dan perasaanmu itulah yang
mempengaruhi kata-katamu.

Hanuman

: Sugriwa shabatku, kini engkau harus menguruh kerajaan, dan


menjadi ayah bagi Anggada.

Rama

: Wahai Paman seharusnya upacara terakhir harus segera


dilaksanakan, agar atmanya tengang menuju perjalanan ke
surge. Dan enkau anggada bakarlah gada ayahmu bersama
jazadnya agar terjadi kedamaian didunia ini.

Hanuman

: Sugriwa dan juga anggada siapkanlah upacara terakhir ini.

Upacara terakhirpun dilaksanakan kemudian, diiringi Doa dan pujian mantra.


Dan setelah upacara tersebut dilaksanakan, untuk mengisi kekosongan tahta
kerajaan Kiskinda, Sugriwa diangkat menjadi Raja di Kerajaan Kiskinda.

KESIMPULAN

Dari naskah teater tersebut kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1
2
3

Baik atau buruknya manusia tidak dapat dinilai dari 1 tindakan atau
perbuatan, melainkan dari berbagai aspek.
Setiap orang sebaiknya saling menghormati satu sama lain, apalagi
seorang saudara yang dilahirkan dari rahim yang sama.
Perbuatan yang buruk, seperti mengambil hak orang lain, yang dalam
pewayangan ini dikisahkan Subali mengusir Sugriwa dari kerajaan
Kiskinda merupakan sebuah perbuatan yang tercela.
Baik atau buruknya saudara, akan tetap menjadi saudara, walaupun
ada perbedaan paham atau keyakinan, jangan sampai perbedaan
tersebut membuat rasa persaudaraan tersebut musnah.
Seorangpemimpin harus melakukan kewajibannya kepada seluruh
rakyatnya, seperti melindungi, menghormati, mengayomi semua
masyarakatnya, tidak terkecuali seseorang yang dikira sebagai
penjahat.
20

Seorang pemimpin harus menghukum rakyatnya yang telah membuat


kesalahan, jika pemimpin tersebut tidak menghukum rakyatnya yang
salah maka dosa tersebut akan ditanggung oleh pemimpin itu sendiri,
sebagaimana sifat seorang kesatria.
7 Seorang yang memiliki kesaktian atau kemampuan yang lebih dari
orang lain, seharusnya membantu orang yang lemah, bukan digunakan
untuk menyombongkan diri dan menuruti hawa nafsu.
8 Kesalahan yang fatal sekalipun wajib dimaafkan jika seorang tersebut
telah menyesali perbuatannya.
9 Percaya terhadap adanya tuhan akan membebaskan rintangan dan
akan mengalami ketengan ketia ajal menjemput, seperti kisah ketika
Subali bersujut kepada Rama
10 Kebaikan atau dharma akan menuntun seseorang menuju kebahagian
yang abadi.

KESAN DAN PESAN


Kesan
Setelah kami mempelajari dan membuat naskah drama ini kami mendapatkan
nilai-nilai moral, nilai sosial, nilai seni dan budaya yang dapat menambah
pengetahuan kami baik pengetahuan formal maupu nonformal yang dapat
kami jadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Dan dengan membuat
naskah teater ini kami dapat menggali lebih dalam cerita-cerita dan kisah
pewayang yang telah menjadi legenda di kehidupan sekarang ini.

Pesan
Dari kisah pewayangan tersebut, kami harapat kisah-kisah pewayangan yang
telah menjadi budaya dan harus diwariskan turun temurun, agar tidak punah
di kemudian hari. Kita wajib melestarikannya dan menjadikannya pedoman di
kehidupan yang akan datang. Cerita tersebut telah mengajarkan kita untuk
21

tidak saling menghida, meremehkan. Seharusnya kita saling menghormati,


menyayangi semua mahluk, terlebih kepada saudara kita sendiri.

22

Anda mungkin juga menyukai