Anda di halaman 1dari 2

Bhismaparwa

Kisah Bhismaparwa dimuli dari Arjuna dan kusirnya, Kresna, berada di antara pasukan Korawa
dan Pandawa. Arjuna pun bisa melihat bala tentara Korawa dan para Korawa, sepupunya sendiri.
Iapun menjadi sedih karena harus memerangi mereka.

Walaupun mereka jahat, tetapi Arjuna teringat bagaimana mereka pernah dididik bersama-sama
sewaktu kecil dan sekarang berhadapan satu sama lain sebagai musuh. Lalu Kresna memberi
Arjuna sebuah wejangan. Wejangannya ini disebut dengan nama Bhagawad Gita atau Gita Sang
Bagawan, artinya adalah nyanyian seorang suci.

Sebelum pertempuran dimulai, kedua belah pihak sudah memenuhi daratan Kurukshetra. Para
Raja terkemuka pada zaman India Kuno seperti misalnya Drupada, Sudakshina Kamboja,
Bahlika, Salya, Wirata, Yudhamanyu, Uttamauja, Yuyudhana, Chekitana, Purujit, Kuntibhoja,
dan lain-lain turut berpartisipasi dalam pembantaian besar-besaran tersebut.

Bisma, sesepuh Wangsa Kuru, mengenakan jubah putih dan bendera putih, bersinar, dan tampak
seperti gunung putih. Arjuna menaiki kereta kencana yang ditarik oleh empat ekor kuda putih
dan dikemudikan oleh Kresna, yang mengenakan jubah sutera kuning.
Pasukan Korawa menghadap ke barat, sedangkan pasukan Pandawa menghadap ke timur.
Pasukan Korawa terdiri dari 11 divisi, sedangkan pasukan Pandawa terdiri dari 7 divisi. Pandawa
mengatur pasukannya membentuk formasi Vajra, formasi yang konon diciptakan Dewa Indra.

Pasukan Korawa jumlahnya lebih banyak daripada pasukan Pandawa, dan formasinya lebih
menakutkan. Fomasi tersebut disusun oleh Drona, Bisma, Aswatama, Bahlika, dan Kripa yang
semuanya ahli dalam peperangan. Pasukan gajah merupakan tubuh formasi, para Raja
merupakan kepala dan pasukan berkuda merupakan sayapnya.

Yudistira sempat gemetar dan cemas melihat formasi yang kelihatannya sulit ditembus tersebut,
namun setelah mendapat penjelasan dari Arjuna, rasa percaya dirinya bangkit.

Setelah sepakat dengan formasi dan strategi masing-masing, pasukan kedua belah pihak berbaris
rapi. Para Raja dan ksatria gagah perkasa tampak siap untuk berperang. Duryodana optimis
melihat pasukan Korawa memiliki para ksatria tangguh yang setara dengan Bima dan Arjuna.

Namun ada tokoh-tokoh lain yang setara dengan mereka seperti Yuyudana, Wirata, dan Drupada
yang ia anggap sebagai batu rintangan dalam mencapai kajayaan dalam pertempuran. Ia juga
optimis karena ksatria-ksatria yang sangat ahli di bidang militer, yaitu Bisma, Karna,
Kritawarma, Wikarna, Burisrawas, dan Kripa, ada di pihaknya.

Selain itu Raja agung seperti Yudhamanyu dan Uttamauja yang sangat perkasa juga turut
berpartisipasi dalam pertempuran sebagai penghancur bagi musuh-musuhnya. Bisma, dengan
diikuti oleh Para Raja dan ksatria dari kedua belah pihak meniup sangkala (terompet kerang)
mereka tanda pertempuran akan segera dimulai.

Anda mungkin juga menyukai