SINOPSIS
Setelah pertemuan dengan Kresna, Karna ganti mengalami pertemuan dengan Kunti,
ibu kandungnya. Kunti menemui Karna saat putera sulungnya itu bersembahyang di tepi
sungai. Ia merayu Karna supaya mau memanggilnya “ibu” dan sudi bergabung dengan para
Pandawa. Karna kembali bersikap tegas. Ia sangat menyesalkan keputusan Kunti yang dulu
membuangnya sehingga kini ia harus berhadapan dengan adik-adiknya sendiri sebagai musuh.
Ia menolak bergabung dengan Pandawa dan tetap menganggap Radha istri Adirata sebagai ibu
sejatinya. Meskipun demikian, Karna tetap menghibur kekecewaan Kunti. Ia bersumpah dalam
perang Bharatayuddha kelak, ia tidak akan membunuh para Pandawa, kecuali Arjuna.
Pandawa yang diwakili Arjuna menginginkan Sri Kresna tanpa senjata Ia memohon
Krishna bersedia mengendarai kereta perangnya dan menjadi penasihat Pandawa sedangkan
Korawa yang diwakili Duryodana memilih pasukan Sri Kresna. Sri Kresna bersedia
mengabulkan permohonan tersebut, dan kedua belah pihak merasa puas terlebih lagi
Duryodana merasa pilihan arjuna merupakan suatu kebodohan karena ia tahu ketangguhan dari
pasukan Krisna namun setibanya Duryodana dikerajaan dengan gembira ia ceritakan
keberuntungannya itu dihadapan Sangkuni. Sangkuni justru memakinya sebagai orang paling
Bodoh dan mengatakan 1 orang Krisna tidak dapat dibandingkan dengan ratusan ribu
Prajuritnya walaupun sekuat apapun Prajuritnya itu.
1. Satya wacana :
Dimana disini saat Karna berjanji bahwa dia akan memberikan apapun yang dia
punya kepada MahaRsi.
2. Balas budi :
Ketika raja salya di suruh oleh duryodana untuk nantinya membantu dia dalam
perang besar yang akan terjdi, karena salya sudah memakan makanan orang sudah
mestinya kita sebagai ksatria untuk membantunya meskipun itu bukan tujuan kita
yang tumbuh dari dalam hati.
Dan juga ketika karna membalas budi duryodana karena diangkat menjadi adi pati
angga yang dulunya hanya anak seorang kusir.
Dimana disini saat baladewa di ajak oleh duryodana untuk membantu dia dalam
perang nanti, namun baladewa tidak mau karena dia menganggap korawa dan pandawa
adalah sama dan tidak mau memihak diantaranya dan lebih baik memilih melakukan
tirtayatra(perjalanan suci).
4. Sikap hormat dan tingkah laku yang baik :
Dimana saat ini dilakukan arjuna ketika dia bertamu kerumah krisna, karena
krisna masih tidur dia lebih baik duduk di kaki krisna.tidak seperti duryodana yang
duduk di dekat kepala krisna. Hendaknya kita bilamana bertamu harus kita hormat
kepadanya itulah tingkah laku yang baik yang mestinya kita lakukan.
5. Sikap mengalah :
Sikap ini dilakukan oleh yudistira yaitu ketika hak mereka diambil oleh
duryodana namun yudistira masih mau mengalah untuk tidak menuntut semua haknya
bahkan hanya meminta sedikit dan supaya menjaga perang antar saudara tidak terjadi,
meskipun sikap ini tidak menghasilkan apa-apa namun kita sebagai manusia hendaknya
harus mampu mempunyai rasa mengalah demi kebaikan bersama dan supaya menjaga
hal-hal yang tidak kita inginkan.