Anda di halaman 1dari 3

Cerita Ramayana dan Dewi Sinta dibalik

Relief Candi
By cbsjatim - September 14, 2020

Selain sebagai komplek percandian terluas, Candi Penataran juga memiliki kekhasan
dalam ikonografi reliefnya. Gaya reliefnya menunjukkan bentuk yang jelas. Relief  Ramayana  ini
terletak pada dinding candi utama Candi Penataran.  Kisah ramayana digambarkan dalam kisah asmara
yang penuh ujian anatara rama dengan shinta. Cerita ini diawali dari cerita Hanuman diutus ke Alengka
(Wayang: ”Hanuman Duta”), dan diakhiri dengan adegan Kumbhakarna gugur. Semuanya dipahat di 102
panil, dan masing-masing adegan dibatasi oleh ragam hias medalion.  Adegan dimulai di sebelah Barat
dekat tangga dan harus dibaca mengikuti alur prasawya (dengan candi di sebelah kiri).

 Konon diceriterakan bahwa  tentang Raja Dasaratna dari negeri Ayodhya mempunya empat orang putra
dari tiga permaisurinya. Kausalya berputra Rama, yang sulung Kaykeyi berputra Bharata, dan Sumitra
berputra laksmana dan satrugna. Suatu ketika Resi Wismamitra minta bantuan Rama untuk
mengalahkan raksasa yang mengganggu pertapaannya. Para raksasa yang dipimpin Marica dapat
dikalahkan oleh Rama dan Laksmana.

        Kemudian atas saran Wismamitra Rama dan Laksmana pergi ke Negeri Mithila, yang rajanya
bernama Prabu Janaka sedang mengadakan sayembara untuk putrinya Dewi Sinta. Rama berhasil
memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sinta dan membawanya sebagai istri pulang ke
Ayodhya.

        Ketika Rama akan dinobatkan menjadi Raja Ayodhya, keikeyi memperingatkan Raja Dasaratha
tentang janjinya bahwa yang akan mewarisi tahtanya adalah Bharata, maka  dengan berat hati  tahta-pun
diserahkan kepada Bharata. Walaupun Bharata menginginkan Rama yang meneruskan tahta, namun
Rama menolak dan memilih untuk meninggalkan kerajaan  dan hidup dihutan bersama istri dan
laksmana. Selama pengembaraannya di hutan,  Rama, Sita, dan Laksmana berhasil membunuh Wiradha
raksasa yang mengganggu mereka. Kemudian mereka menetap di pertapaan Sutiksna sebagai pertapa.
            Dikisahkan ada seorang raja Alengkadiraja, yaitu Prabu Rahwana sedang kasmaran dan
menginginkan Dewi Sinta menjadi istrinya karena menganggap Dewi sinta adalah sebagai titisan Dewi
Widowati yang selama ini diimpikannya. Oleh karena itu,  saat Rama, Sinta dan Laksmana sedang
melintasi hutan Dandaka, si Prabu Rahwana mengintai mereka untuk menculik Sinta. Kemudian dengan
siasatnya, Rahwana mengubah seorang hambanya Marica menjadi kijang emas, dengan tujuan
memancing Rama  pergi berburu kijang jadi-jadian itu dan menjauh dari Sinta.

            Ketika Sinta melihat kijang emas tersebut dan meminta Rama agar menangkapnya, Marica
terkena panah Rama dan menjerit kemudian lenyap. Sinta mengira yang menjerit adalah Rama minta
tolong dan kemudian Sinta menyuruh Laksmana untuk melihatnya. Mulanya Laksmana tidak mau tapi
karena desakan Sinta dengan mengatakan bahwa dia mau mengambil keuntungan dengan matinya
Rama, akhirnya Laksmana mencari Rama. Kemudian Rahwana datang sebagai pertapa dan memawa
Sita pergi lewat udara. Jeritan Sinta terdengar oleh Burung Jatayu sahabat ayah Rama dan menyerang
Rahwana tapi dapat dikalahkan oleh Rahwana.

            Rama dan laksmana tahu kalau dia tertipu, kemudian mencari Sinta dan bertemu dengan Jatayu
yang terluka parah. Sebelum mati Jatayu menceritakan apa yang sudah terjadi. Rama yang mengetahui
istrinya diculik, segera mencari Rahwana ke Kerajaan Alengka dan bertemu dengan Sugriwa Raja
Kiskendha. Atas bantuan Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan  dari kekuasaan kakaknya, Subali.
Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Rama untuk menggempur Alengka yang dibantu oleh
 Hanuman paman dari Sugriwa dan ribuan pasukan Wanara (kera).

            Perjalanan sangat berat sehingga mereka hampir putus asa, tetapi diberi semangat oleh simpati
adik Jatayu bagaimana agar dapat sampai ke Alengka. Setelah sampai di Gunung Mahendra dekat laut
selatan mereka istirahat dan hanya Hanuman yang akan mengintai benteng musuh lebih dahulu. Dengan
wujud aslinya Hanuman sampai di Taman Asoka dan bertemu dengan Sinta untuk menyampaikan
maksud kedatangannya sebagai utusan Rama. Awalnya Sinta tidak percaya, kemudian Hanuman
menunjukkan cincin pemberian Rama maka Sintapun percaya dan ia menitipkan surat dan manikam
untuk disampaikan kepada Rama.

            Setelah tahu apa yang terjadi, Rahwana berusaha  menangkap Hanuman dan  Hanumanpun
berhasil dijerat oleh Meghanada (Indrajit) anak Rahwana dengan panah ularnya. Rahwana menyuruh agar
Hanuman dibakar hidup-hidup , namun Hanuman berhasil meloloskan diri dan kembali ke Gunung
Malyawan untuk menyerahkan surat dan manikam dari Sinta pada Rama.

            Sementara itu Rahwana dinasehati oleh kerabatnya, seperti Sumali (kakeknya), Kumbhakarna dan
Wibbisana (adiknya) agar mengembalikan Sinta kepada Rama. Akan tetapi Rahwana tidak mau dan
bahkan mengusir Wibbisana yang kemudian bergabung dengan Rama. Untuk sampai ke Alengka  atas
nasehat Wibbisana   pasukan Rama membendung laut sebagai jalan ke Alengka. Sampai di ALengka
 terjadilah pertempuran dahsyat antara pasukan kera dan para raksasa. Rama dan Laksmana berhasil
dijerat dengan panah ular oleh Indrajit.

 Mengetahui hal ini, Sinta putus asa dan hampir bunuh diri karena merasa tidak akan bertemu lagi
dengan Rama suaminya.  Namun  karena doa dan puj-pijian dari para Resi , maka lilitannya putus dan
kesehatan Rama dan Laksmana  pulih kembali. Akan tetapi Indrajit kembali maju dan berhasil membius
semua pasukan kera, termasuk Rama dan Laksmana, hanya Wibbisana yang tidak terbius. Wibbisanapun
membangunkan Hanuman agar mencari akar dan daun-daunan di Gunung Himalaya untuk obat. Dengan
obat itu pasukan kera kembali sadar dan terus melawan Indrajit dimana akhirnya  Indrajit mati oleh
panah Laksmana.

Selanjutnya Rahwana mulai maju perang dan dalam peperangan ini,  Laksmana terkena panah Amogha
milik Rahwana. Kembali atas pengobatan yang diberikan oleh Wibbisana, Laksmana berhasil
disembuhkan. Akhirnya Rama berhasil memutuskan kesepuluh kepala Rahwana dengan panah
pemberian dari Dewa Indra, Wibbisana sedih dengan kematian Rahwana tapi dihibur oleh Rama bahwa
kakaknya mati sebagai pahlawan, dan dia harus menggantikan kakaknya sebagai raja di Alengka.

            Ketika Rama dipertemukan dengan Sinta istrinya, ia memerintahkan istrinya agar mensucikan diri
lebih dahulu karena telah tinggal lama dengan musuh. Rama juga mengatakan tidak mau menjadi
suaminya lagi, lebih baik Sinta bersuamikan Laksmana, Wibbisana, atau Bharata. Kecewa karena sakit
hati, Sinta bertekat akan membakar dirinya, tetapi ketika masuk ke dalam api, ia berubah menjadi bunga
teratai emas. Sedangkan Dewa Agni dan Siwa menampakkan diri menyakinkan Rama bahwa istrinya
tetap setia dan masih suci. Akhirnya Rama mau menerima Sinta dan kembali ke Ayodhya disertai para
sahabatnya dan diterima dengan meriah oleh Bhatara dan rakyat Ayodhya.

REFRENSI :

1. http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/ramayana.html

cbsjatim

Anda mungkin juga menyukai