Anda di halaman 1dari 13

nama : Nazwa Difa Septiana

Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
MACAM-MACAM PROSA LAMA: EPOS, SAGE, FABEL, LEGENDA, MITE, DONGENG

A. Epos
Epos, terutama yang tradisional, umumnya ditulis dalam bentuk syair (verse). Epos umumnya berisi
kisah-kisah yang berskala besar dan diceritakan dalam beberapa episode. Kisah-kisah itu umumnya
berpusat pada tokoh-tokoh yang dihadapkan pada tugas-tugas mahapenting bagi semesta
(menegakkan kebajikan dan melawan angkaramurka) atau kebangsaan (menyelamatkan bangsa atau
negara dari kehancuran). Kisah-kisah dalam epos klasik biasanya diambil dari mitos, sejarah, atau
agama dan oleh karena itu mengandung cara padang tentang kosmos (worldview) yang utuh dari
zaman atau bangsa tempat epos itu berasal.
Contoh epos yang paling jelas dan dikenal cukup luas di Indonesia, terutama di tanah Jawa,
adalah Ramayana dan Mahabharata. Kedua epos yang berasal dari anak benua India ini memiliki
semua ciri yang disebutkan di atas: kedua-duanya ditulis dalam bentuk syair yang sangat panjang
dan terbagi dalam beberapa episode, kisahnya terpusat pada tokoh-tokoh yang secara alegoris
menjadi perlambang bagi gagasan-gagasan besar seperti kebajikan dan angkaramurka; selain itu,
kedua-duanya juga mengandung kisah-kisah yang menjadi alegori ajaran agama Hindu.

CONTOH EPOS: RAMAYANA DAN MAHABRATA


Dikisahkan di sebuah negeri bernama Mantili ada seorang puteri nan cantik jelita bernama Dewi
Shinta. Dia seorang puteri raja negeri Mantili yaitu Prabu Janaka. Suatu hari sang Prabu
mengadakan sayembara untuk mendapatkan sang Pangeran bagi puteri tercintanya yaitu Shinta, dan
akhirnya sayembara itu dimenangkan oleh Putera Mahkota Kerajaan Ayodya, yang bernama Raden
Rama Wijaya. Namun dalam kisah ini ada juga seorang raja Alengkadiraja yaitu Prabu Rahwana,
yang juga sedang kasmaran, namun bukan kepada Dewi Shinta tetapi dia ingin memperistri Dewi
Widowati. Dari penglihatan Rahwana, Shinta dianggap sebagai titisan Dewi Widowati yang selama
ini diimpikannya. Dalam sebuah perjalanan Rama dan Shinta dan disertai Lesmana adiknya, sedang
melewati hutan belantara yang dinamakan hutan Dandaka, si raksasa Prabu Rahwana mengintai
mereka bertiga, khususnya Shinta. Rahwana ingin menculik Shinta untuk dibawa ke istananya dan
dijadikan istri, dengan siasatnya Rahwana mengubah seorang hambanya bernama Marica menjadi
seekor kijang kencana. Dengan tujuan memancing Rama pergi memburu kijang jadi-jadian' itu,
karena Dewi Shinta menginginkannya. Dan memang benar setelah melihat keelokan kijang
tersebut, Shinta meminta Rama untuk menangkapnya. Karena permintaan sang istri tercinta maka
Rama berusaha mengejar kijang seorang diri sedang Shinta dan Lesmana menunggui.
nama : Nazwa Difa Septiana
Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
Dalam waktu sudah cukup lama ditinggal berburu, Shinta mulai mencemaskan Rama, maka
meminta Lesmana untuk mencarinya. Sebelum meninggalkan Shinta seorang diri Lesmana tidak
lupa membuat perlindungan guna menjaga keselamatan Shinta yaitu dengan membuat lingkaran
magis. Dengan lingkaran ini Shinta tidak boleh mengeluarkan sedikitpun anggota badannya agar
tetap terjamin keselamatannya, jadi Shinta hanya boleh bergerak-gerak sebatas lingkaran tersebut.
Setelah kepergian Lesmana, Rahwana mulai beraksi untuk menculik, namun usahanya gagal karena
ada lingkaran magis tersebut. Rahwana mulai cari siasat lagi, caranya ia menyamar yaitu dengan
mengubah diri menjadi seorang brahmana tua dan bertujuan mengambil hati Shinta untuk memberi
sedekah. Ternyata siasatnya berhasil membuat Shinta mengulurkan tangannya untuk memberi
sedekah, secara tidak sadar Shinta telah melanggar ketentuan lingkaran magis yaitu tidak diijinkan
mengeluarkan anggota tubuh sedikitpun! Saat itu juga Rahwana tanpa ingin kehilangan kesempatan
ia menangkap tangan dan menarik Shinta keluar dari lingkaran. Selanjutnya oleh Rahwana, Shinta
dibawa pulang ke istananya di Alengka. Saat dalam perjalanan pulang itu terjadi pertempuran
dengan seekor burung Garuda yang bernama Jatayu yang hendak menolong Dewi Shinta. Jatayu
dapat mengenali Shinta sebagai puteri dari Janaka yang merupakan teman baiknya, namun dalam
pertempuan itu Jatayu dapat dikalahkan Rahwana.

Disaat yang sama Rama terus memburu kijang kencana dan akhirnya Rama berhasil memanahnya,
namun kijang itu berubah kembali menjadi raksasa. Dalam wujud sebenarnya Marica mengadakan
perlawanan pada Rama sehingga terjadilah pertempuran antar keduanya, dan pada akhirnya Rama
berhasil memanah si raksasa. Pada saat yang bersamaan Lesmana berhasil menemukan Rama dan
mereka berdua kembali ke tempat semula dimana Shinta ditinggal sendirian, namun sesampainya
Shinta tidak ditemukan. Selanjutnya mereka berdua berusaha mencarinya dan bertemu Jatayu yang
luka parah, Rama mencurigai Jatayu yang menculik dan dengan penuh emosi ia hendak
membunuhnya tapi berhasil dicegah oleh Lesmana. Dari keterangan Jatayu mereka mengetahui
bahwa yang menculik Shinta adalah Rahwana! Setelah menceritakan semuanya akhirnya si burung
garuda ini meninggal.

Mereka berdua memutuskan untuk melakukan perjalanan ke istana Rahwana dan ditengah jalan
mereka bertemu dengan seekor kera putih bernama Hanuman yang sedang mencari para satria guna
mengalahkan Subali. Subali adalah kakak dari Sugriwa paman dari Hanuman, Sang kakak merebut
kekasih adiknya yaitu Dewi Tara. Singkat cerita Rama bersedia membantu mengalahkan Subali,
dan akhirnya usaha itu berhasil dengan kembalinya Dewi Tara menjadi istri Sugriwa. Pada
kesempatan itu pula Rama menceritakan perjalanannya akan dilanjutkan bersama Lesmana untuk
nama : Nazwa Difa Septiana
Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
mencari Dewi Shinta sang istri yang diculik Rahwana di istana Alengka. Karena merasa berutang
budi pada Rama maka Sugriwa menawarkan bantuannya dalam menemukan kembali Shinta, yaitu
dimulai dengan mengutus Hanuman persi ke istana Alengka mencari tahu Rahwana
menyembunyikan Shinta dan mengetahui kekuatan pasukan Rahwana.

Taman Argasoka adalah taman kerajaan Alengka tempat dimana Shinta menghabiskan hari-hari
penantiannya dijemput kembali oleh sang suami. Dalam Argasoka Shinta ditemani oleh Trijata
kemenakan Rahwana, selain itu juga berusaha membujuk Shinta untuk bersedia menjadi istri
Rahwana. Karena sudah beberapa kali Rahwana meminta dan memaksa' Shinta menjadi istrinya
tetapi ditolak, sampai-sampai Rahwana habis kesabarannya yaitu ingin membunuh Shinta namun
dapat dicegah oleh Trijata. Di dalam kesedihan Shinta di taman Argasoka ia mendengar sebuah
lantunan lagu oleh seekor kera putih yaitu Hanuman yang sedang mengintainya. Setelah
kehadirannya diketahui Shinta, segera Hanuman menghadap untuk menyampaikan maksud
kehadirannya sebagai utusan Rama. Setelah selesai menyampaikan maskudnya Hanuman segera
ingin mengetahui kekuatan kerajaan Alengka. Caranya dengan membuat keonaran yaitu merusak
keindahan taman, dan akhirnya Hanuman tertangkap oleh Indrajid putera Rahwana dan kemudian
dibawa ke Rahwana. Karena marahnya Hanuman akan dibunuh tetapi dicegah oleh Kumbakarna
adiknya, karena dianggap menentang, maka Kumbakarna diusir dari kerjaan Alengka. Tapi
akhirnya Hanuman tetap dijatuhi hukuman yaitu dengan dibakar hidup-hidup, tetapi bukannya mati
tetapi Hanuman membakar kerajaan Alengka dan berhasil meloloskan diri. Sekembalinya dari
Alengka, Hanuman menceritakan semua kejadian dan kondisi Alengka kepada Rama. Setelah
adanya laporan itu, maka Rama memutuskan untuk berangkat menyerang kerajaan Alengka dan
diikuti pula pasukan kera pimpinan Hanuman.

Setibanya di istana Rahwana terjadi peperangan, dimana awalnya pihak Alengka dipimpin oleh
Indrajid. Dalam pertempuran ini Indrajid dapat dikalahkan dengan gugurnya Indrajit. Alengka
terdesak oleh bala tentara Rama, maka Kumbakarna raksasa yang bijaksana diminta oleh Rahwana
menjadi senopati perang. Kumbakarna menyanggupi tetapi bukannya untuk membela kakaknya
yang angkara murka, namun demi untuk membela bangsa dan negara Alengkadiraja.Dalam
pertempuran ini pula Kumbakarna dapat dikalahkan dan gugur sebagai pahlawan bangsanya.
Dengan gugurnya sang adik, akhirnya Rahwana menghadapi sendiri Rama. Pad akhir pertempuran
ini Rahwana juga dapat dikalahkan seluruh pasukan pimpinan Rama. Rahmana mati kena panah
pusaka Rama dan dihimpit gunung Sumawana yang dibawa Hanuman.
nama : Nazwa Difa Septiana
Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
Setelah semua pertempuran yang dasyat itu dengan kekalahan dipihak Alengka maka Rama dengan
bebas dapat memasuki istana dan mencari sang istri tercinta. Dengan diantar oleh Hanuman menuju
ke taman Argasoka menemui Shinta, akan tetapi Rama menolak karena menganggap Shinta telah
ternoda selama Shinta berada di kerajaan Alengka. Maka Rama meminta bukti kesuciannya, yaitu
dengan melakukan bakar diri. Karena kebenaran kesucian Shinta dan pertolongan Dewa Api, Shinta
selamat dari api. Dengan demikian terbuktilah bahwa Shinta masih suci dan akhirnya Rama
menerima kembali Shinta dengan perasaan haru dan bahagia. Dan akhir dari kisah ini mereka
kembali ke istananya masing-masing.

B. Sage

Sage adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian,
kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Beberapa contoh sage, adalah: Calon Arang,
Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dll.
Contoh:

Calon Arang
Pada suatu masa di Kerajaan Daha yang dipimpin oleh raja Erlangga, hidup seorang janda yang
sangat bengis. Ia bernama Calon Arang. Ia tinggal di desa Girah. Calon Arang adalah seorang
penganut sebuah aliran hitam, yakni kepercayaan sesat yang selalu mengumbar kejahatan memakai
ilmu gaib.

Ia mempunyai seorang putri bernama Ratna Manggali. Karena puterinya telah cukup dewasa dan
Calon Arang tidak ingin Ratna Manggali tidak mendapatkan jodoh, maka ia memaksa beberapa
pemuda yang tampan dan kaya untuk menjadi menantunya. Karena sifatnya yang bengis, Calon
Arang tidak disukai oleh penduduk Girah. Tak seorang pemuda pun yang mau memperistri Ratna
Manggali. Hal ini membuat marah Calon Arang. Ia berniat membuat resah warga desa Girah.

Kerahkan anak buahmu! Cari seorang anak gadis hari ini juga! Sebelum matahari tenggelam anak
gadis itu harus dibawa ke candi Durga! perintah Calon Arang kepada Krakah, seorang anak
buahnya. Krakah segera mengerahkan cantrik-cantrik Calon Arang untuk mencari seorang anak
gadis. Suatu perkerjaan yang tidak terlalu sulit bagi para cantrik Calon Arang.

Sebelum matahari terbit, anak gadis yang malang itu sudah berada di Candi Durga. Ia meronta-ronta
ketakutan. Lepaskan aku! Lepaskan aku! teriaknya. Lama kelamaan anak gadis itu pun lelah dan
nama : Nazwa Difa Septiana
Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
jatuh pingsan. Ia kemudian di baringkan di altar persembahan. Tepat tengah malam yang gelap
gulita, Calon Arang mengorbankan anak gadis itu untuk dipersembahkan kepada Betari Durga,
dewi angkara murka.

Kutukan Calon Arang menjadi kenyataan. Banjir! Banjir! teriak penduduk Girah yang diterjang
aliran sungai Brantas. Siapapun yang terkena percikan air sungai Brantas pasti akan menderita sakit
dan menemui ajalnya. He, he... siapa yang berani melawan Calon Arang ? Calon Arang tak
terkalahkan! demikian Calon Arang menantang dengan sombongnya. Akibat ulah Calon Arang itu,
rakyat semakin menderita. Korban semakin banyak. Pagi sakit, sore meninggal. Tidak ada obat
yang dapat menanggulangi wabah penyakit aneh itu..

Apa yang menyebabkan rakyatku di desa Girah mengalami wabah dan bencana ? Tanya Prabu
Erlangga kepada Paman Patih. Setelah mendengar laporan Paman Patih tentang ulah Calon Arang,
Prabu Erlangga marah besar. Genderang perang pun segera ditabuh. Maha Patih kerajaan Daha
segera menghimpun prajurit pilihan. Mereka segera berangkat ke desa Girah untuk menangkap
Calon Arang. Rakyat sangat gembira mendengar bahwa Calon Arang akan ditangkap. Para prajurit
menjadi bangga dan merasa tugas suci itu akan berhasil berkat doa restu seluruh rakyat.

Prajurit kerajaan Daha sampai di desa kediaman Calon Arang. Belum sempat melepaskan lelah dari
perjalanan jauh, para prajurit dikejutkan oleh ledakan-ledakan menggelegas di antara mereka. Tidak
sedikit prajurit Daha yang tiba-tiba menggelepar di tanah, tanpa sebab yang pasti.

Korban dari prajurit Daha terus berjatuhan. Musuh mereka mampu merobohkan lawannya dari jarak
jauh, walaupun tanpa senjata. Kekalahan prajurit Daha membuat para cantrik, murid Calon Arang
bertambah ganas.

Serang! Serang terus! seru para cantrik. Pasukan Daha porak poranda dan lari pontang-panting
menyelamatkan diri. Prabu Erlangga terus mencari cara untuk mengalahkan Calon Arang. Untuk
mengalahkan Calon Arang, kita harus menggunakan kasih saying, kata Empu Barada dalam
musyawarah kerajaan. Kekesalan Calon Arang disebabkan belum ada seorang pun yang bersedia
menikahi puteri tunggalnya.

Empu Barada meminta Empu Bahula agar dapat membantu dengan tulus untuk mengalahkan Calon
Arang. Empu Bahula yang masih lajang diminta bersedia memperistri Ratna Manggali. Dijelaskan,
bahwa dengan memperistri Ratna Manggali, Empu Bahula dapat sekaligus memperdalam dan
menyempurnakan ilmunya.
nama : Nazwa Difa Septiana
Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
Akhirnya rombongan Empu Bahula berangkat ke desa Girah untuk meminang Ratna Manggali. He
he aku sangat senang mempunyai menantu seorang Empu yang rupawan. Calon Arang terkekeh
gembira.

Maka, diadakanlah pesta pernikahan besar-besaran selama tujuh hari tujuh malam. Pesta pora yang
berlangsung itu sangat menyenangkan hati Calon Arang. Ratna Manggali dan Empu Bahula juga
sangat bahagia. Mereka saling mencintai dan mengasihi. Pesta pernikahan telah berlalu, tetapi
suasana gembira masih meliputi desa Girah. Empu Bahula memanfaatkan saat tersebut untuk
melaksanakan tugasnya.

Di suatu hari, Empu Bahula bertanya kepada istrinya, Dinda Manggali, apa yang menyebabkan
Nyai Calon Arang begitu sakti? Ratna Manggali menjelaskan bahwa kesaktian Nyai Calon Arang
terletak pada Kitab Sihir. Melalui buku itu, ia dapat memanggil Betari Durga. Kitab sihir itu tidak
bisa lepas dari tangan Calon Arang, bahkan saat tidur, Kitab sihir itu digunakan sebagai alas
kepalanya.

Empu Bahula segera mengatur siasat untuk mencuri Kitab Sihir. Tepat tengah malam, Empu Bahula
menyelinap memasuki tempat peraduan Calon Arang. Rupanya Calon Arang tidur terlalu lelap,
karena kelelahan setelah selama tujuh hari tujuh malam mengumbar kegembiraannya. Empu Bahul
berhasil mencuri Kitab sihir Calon Arang dan langsung diserahkan ke Empu Baradah. Setelah itu,
Empu Bahula dan istrinya segera mengungsi.

Calon Arang sangat marah ketika mengetahui Kitab sihirnya sudah tidak ada lagi, ia bagaikan
seekor badak yang membabi buta. Sementara itu, Empu Baradah mempelajari Kitab sihir dengan
tekun. Setelah siap, Empu Baradah menantang Calon Arang. Sewaktu menghadapi Empu Baradah,
kedua belah telapak tangan Calon Arang menyemburkan jilatan api, begitu juga kedua matanya.
Empu Baradah menghadapinya dengan tenang. Ia segera membaca sebuah mantera untuk
mengembalikan jilatan dan semburan api ke tubuh Calon Arang. Karena Kitab sihir sudah tidak ada
padanya, tubuh Calon Arang pun hancur menjadi abu dan tertiup kencang menuju ke Laut Selatan.
Sejak itu, desa Girah menjadi aman tenteram seperti sediakala.

C. Fabel
Fabel, adalah cerita lama yang menokohkan binatang sebagai lambang pengajaran moral (biasa pula
disebut sebagai cerita binatang). Beberapa contoh fabel, adalah: Kancil dengan Buaya, Kancil
nama : Nazwa Difa Septiana
Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
dengan Harimau, Hikayat Pelanduk Jenaka, Kancil dengan Lembu, Burung Gagak dan Serigala,
Burung Bangau dengan Ketam, Siput dan Burung Centawi, dll.

Contoh Fabel:
Seekor singa sedang tidur-tiduran di sebuah padang rumput di hutan. Perutnya lapar, karena sejak
pagi tadi dia belum menyantap sesuap makanan pun. Tiba-tiba penciumannya serasa menemukan
ada makanan di dekatnya. Dia mulai mencari-cari apa gerangan yang bisa dimakannya itu.
Ternyata, seekor tikus sedang bermain-main di balik rerumputan.

Hai, tikus, tahukah kamu bahwa engkau telah menggangguku kata singa sambul mengaum,
memperlihatkan taringnya yang tajam Aaauuuummmmmmm..!! Awas kau akan kujadikan
santapan pertamaku hari ini. Dengan sigap dia meloncat, dan dalam sekejap, tikus kecil yang
malang itu sudah berada dalam genggamannya.

Oh, singa yang baik, janganlah kau makan diriku, kata tikus itu ketakutan setengah mati.

Di rumahku tujuh ekor anakku sedang menungguku dan makanan yang sedang kubawa ini, tikus
menghiba. Air matanya mulai menetes dari matanya. Dia menangis citcit..citcit.

Hohoho.. aummmmm, aku tidak akan melepaskanmu tikus kecil. Perutku sudah lapaaaar
sekali. Bisa pingsan aku kalau tidak makan sekarang, singa sudah bersiap hendak memasukkan
tikus malang itu ke dalam mulutnya.

Hai, singa, bagaimana kalau kita buat perjanjian. Hari ini biarkan aku pergi. Aku berjanji akan
menolongmu kelak jika kau dalam kesulitan, kata tikus mulai berani.

Bagaimana mungkin makhluk kecil sepertimu menolong aku yang kuat dan besar ini. ho..ho..ho..
aummmmm! Namun sang Singa kasihan juga akhirnya melihat Tikus kecil itu menangis.

Baiklah, kali ini kau kulepaskan. Lagian dagingmu pasti tidak bisa mengenyangkan perutku. Sana!
cepat pergi!!

Tikus dengan senang hati berlari meninggalkan singa sambil teriak, Terima kasih singa.
Suatu hari tikus sedang berjalan-jalan di sekitar rumahnya. Tiba-tiba dia mendengar suara seekor
nama : Nazwa Difa Septiana
Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
singa sedang mengaum, tampaknya kesakitan.

Auummmmm. aduuuuhhh tolooongtolooong. Aku terkena perangkap pemburu nakal


tolooong, auuummmm.
Tikus segera menghampiri asal suara itu. Rupanya singa masuk perangkap yang dibuat pemburu.
Jangan kawatir singa, aku datang menolongmu! Teriak tikus pada singa.

Cepatt! aku sudah tidak tahan lagi. auuummmm. kata singa. Tikus segera melompat masuk
kedalam lubang perangkap. Satu demi satu tali perangkap yang mengikat singa dia gigit hingga
putus. Dan akhirnya singa terbebas. Segara dia melompat keluar dari lubang perangkap. Terima
kasih Tikus, kalau tidak ada kamu, pasti aku sudah ditangkap pemburu nakal itu. Akhirnya sejak itu
Singa dan Tikus bersahabat dan selalu bermain bersama.
(SELESAI)

D. Legenda
Legenda, yaitu dongeng mengenai kejadian alam, maupun asal usul suatu tempat, kejadian atau
benda, di suatu daerah atau tempat. Contoh: Malin Kundang, Asal Muasal Tangkuban Perahu, Asal
Muasal Candi Prambanan, dan lain sebagainya.

Asal Mula Danau Toba


Di wilayah Sumatera hiduplah seorang petani yang sangat rajin bekerja. Ia hidup sendiri sebatang
kara. Setiap hari ia bekerja menggarap lading dan mencari ikan dengan tidak mengenal lelah. Hal
ini dilakukannya untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Pada suatu hari petani tersebut pergi ke sungai di dekat tempat tinggalnya, ia bermaksud mencari
ikan untuk lauknya hari ini. Dengan hanya berbekal sebuah kail, umpan dan tempat ikan, ia pun
langsung menuju ke sungai. Setelah sesampainya di sungai, petani tersebut langsung melemparkan
kailnya. Sambil menunggu kailnya dimakan ikan, petani tersebut berdoa,Ya Alloh, semoga aku
dapat ikan banyak hari ini. Beberapa saat setelah berdoa, kail yang dilemparkannya tadi nampak
bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani tersebut sangat senang sekali, karena ikan
yang didapatkannya sangat besar dan cantik sekali.
Setelah beberapa saat memandangi ikan hasil tangkapannya, petani itu sangat terkejut. Ternyata
ikan yang ditangkapnya itu bisa berbicara. Tolong aku jangan dimakan Pak!! Biarkan aku hidup,
teriak ikan itu. Tanpa banyak Tanya, ikan tangkapannya itu langsung dikembalikan ke dalam air
nama : Nazwa Difa Septiana
Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
lagi. Setelah mengembalikan ikan ke dalam air, petani itu bertambah terkejut, karena tiba-tiba ikan
tersebut berubah menjadi seorang wanita yang sangat cantik.

Jangan takut Pak, aku tidak akan menyakiti kamu, kata si ikan. Siapakah kamu ini? Bukankah
kamu seekor ikan?, Tanya petani itu. Aku adalah seorang putri yang dikutuk, karena melanggar
aturan kerajaan, jawab wanita itu. Terimakasih engkau sudah membebaskan aku dari kutukan itu,
dan sebagai imbalannya aku bersedia kau jadikan istri, kata wanita itu. Petani itupun setuju. Maka
jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak
boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan
terjadi petaka dahsyat.

Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah,
karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Anak mereka tumbuh menjadi anak yang
sangat tampan dan kuat, tetapi ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut
selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.

Hingga suatu hari anak petani tersebut mendapat tugas dari ibunya untuk mengantarkan makanan
dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi tugasnya tidak dipenuhinya.
Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah
gubug. Pak tani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak
tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, pak tani
melihat anaknya sedang tidur di gubug. Petani tersebut langsung membangunkannya. Hey,
bangun!, teriak petani itu.

Setelah anaknya terbangun, petani itu langsung menanyakan makanannya. Mana makanan buat
ayah?, Tanya petani. Sudah habis kumakan, jawab si anak. Dengan nada tinggi petani itu
langsung memarahi anaknya. Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!, umpat si
Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan dari istrinya.
Setelah petani mengucapkan kata-kata tersebut, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap
tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras.
Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk
sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba.
nama : Nazwa Difa Septiana
Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
E. Mite
Mite/Mitos adalah cerita yang berlatar belakang sejarah atau pun hal yang telah dipercayai orang
banyak bahwa cerita tersebut pernah terjadi serta mengandung sesuatu yang gaib dan memiliki
kesaktian yang luar biasa. Misalnya : Nyi Roro Kidul.

Contoh Dongeng Mite : Pohon Pengabul Permohonan (India)


Di sebuah gurun pasir yang sangat panas, seorang pengembara berjalan dengan gontai. Ia kelihatan
lelah sekali. Ia juga kehausan dan kelaparan.

Setelah lama berjalan, ia menemukan sebuah tempat yang cukup teduh untuk beristirahat. Saat ia
beristirahat, ia melihat sebuah pohon rindang di kejauhan. Ia senang sekali melihatnya dan berkata,
"Andai saja aku punya air untuk minum."
Tiba-tiba, ia melihat sebuah kendi berisi air yang dingin di depannya. Pengembara luar biasa
senangnya dan mulai meneguk air dingin dalam kendi.
Setelah puas minum dan hilang hausnya, si pengembara kembali memohon, "Andai saja aku punya
makanan saat ini."
Segera setelah ia memohon, puluhan piring berisi makanan yang lezat-lezat muncul dihadapannya.
Pengembara langsung makan dengan lahapnya. Selesai makan, ia mulai berpikir bagaimana semua
ini bisa terjadi.
Setelah lama berpikir, ia mengetahui bahwa pohon yang ia lihat tadi itu adalah Kalpa Vriksha. Itu
adalah pohon ajaib. Siapa pun yang melihat pohon itu dan memohon, keinginannya akan terkabul.
Pengembara tidak menyia-yiakan kesempatan itu. Ia langsung meminta ranjang yang empuk dan
langsung terkabul. Sebuah ranjang muncul di hadapannya. Pengembara membaringkan badannya
yang letih dan beristirahat.
Pengembara merasa kakinya pegal sekali. Lalu, ia memohon agar ada orang yang mau memijit
kakinya. Benar saja, seorang wanita muda muncul dan mulai memijat kaki si pengembara.
Akhirnys, si pengembara tertidur. Pengembara tertidur cukup lama. Saat ia bangun, wanita muda
yang memijitnya tadi masih berada di sisinya. Pengembara mulai berpikir lain.
"Bagaimana semua ini bisa terjadi? Bisakah aku mendapatkan banyak hal dengan memohon saja
tanpa perlu bekerja sama sekali. Ataukah ini hanya tipuan setan," pikirnya.
Selesai pengembara berpikir demikian, mendadak setan muncul menggantikan sosok wanita muda
tadi. Setan itu tertawa terbahak-bahak.
Lalu, si pengembara berkata, "Oh, apakah setan ini akan memakanku?"
Setan mulai membuka mulutnya lebar-lebar hendak memakan pengembara. Melihat hal itu,
nama : Nazwa Difa Septiana
Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
pengembara ketakutan. Ia melompat dari ranjang dan langsung berlari sekuatnya.
Setelah lama berlari, pengembara melihat ke belakang. Ternyata, setan itu sudah tidak mengejarnya.
Ia pun bernapas lega.

F. Dongeng
Dongeng, yaitu cerita dari hasil khayalan atau imajinasi pengarang yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Misalnya : pinokio, putri salju, putri duyung. Dongeng terbagi lagi menjadi :

Aladin Dan Lampu Ajaib


Dahulu kala, di kota Persia, seorang Ibu tinggal dengan anak laki-lakinya yang bernama Aladin.
Suatu hari datanglah seorang laki-laki mendekati Aladin yang sedang bermain. Kemudian laki-laki
itu mengakui Aladin sebagai keponakannya. Laki-laki itu mengajak Aladin pergi ke luar kota
dengan seizin ibu Aladin untuk membantunya. Jalan yang ditempuh sangat jauh, Aladin mengeluh
kecapaian kepada pamannya tetapi ia dibentak dan disuruh untuk mencari kayu bakar, jika tidak
mau Aladin akan dibunuhnya. Aladin akhirnya sadar bahwa laki-laki itu bukan pamannya
melainkan seorang penyihir. Laki-laki penyihir itu kemudian menyalakan api dengan kayu bakar
dan mulai mengucapkan mantera. Kraak tiba-tiba tanah menjadi berlubang seperti gua.

Dalam lubang gua itu terdapat tangga sampai ke dasarnya. Ayo turun! Ambilkan aku lampu antik
di dasar gua itu, seru si penyihir. Tidak, aku takut turun ke sana, jawab Aladin. Penyihir itu
kemudian mengeluarkan sebuah cincin dan memberikannya kepada Aladin. Ini adalah cincin ajaib,
cincin ini akan melindungimu, kata si penyihir. Akhirnya Aladin menuruni tangga itu dengan
perasaan takut. Setelah sampai di dasar ia menemukan pohon-pohon berbuah permata. Setelah buah
permata dan lampu yang ada di situ dibawanya, ia segera menaiki tangga kembali. Tetapi, pintu
lubang sudah tertutup sebagian. Cepat berikan lampunya !, seru penyihir. Tidak ! Lampu ini
akan kuberikan setelah aku keluar, jawab Aladin. Setelah berdebat, si penyihir menjadi tidak sabar
dan akhirnya Brak! pintu lubang ditutup oleh si penyihir lalu meninggalkan Aladin terkurung di
dalam lubang bawah tanah. Aladin menjadi sedih, dan duduk termenung. Aku lapar, Aku ingin
bertemu ibu, Tuhan, tolonglah aku !, ucap Aladin.

Aladin merapatkan kedua tangannya dan mengusap jari-jarinya. Tiba-tiba, sekelilingnya menjadi
merah dan asap membumbung. Bersamaan dengan itu muncul seorang raksasa. Aladin sangat
ketakutan. Maafkan saya, karena telah mengagetkan Tuan, saya adalah peri cincin kata raksasa
nama : Nazwa Difa Septiana
Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
itu. Oh, kalau begitu bawalah aku pulang kerumah. Baik Tuan, naiklah kepunggungku, kita akan
segera pergi dari sini, ujar peri cincin. Dalam waktu singkat, Aladin sudah sampai di depan
rumahnya. Kalau tuan memerlukan saya panggillah dengan menggosok cincin Tuan.
Aladin menceritakan semua hal yang di alaminya kepada ibunya. Mengapa penyihir itu
menginginkan lampu kotor ini?, kata Ibu sambil menggosok untuk membersihkan lampu itu.
Suuuut ! Tiba-tiba asap membumbung dan muncul seorang raksasa peri lampu. Sebutkanlah
perintah Nyonya, kata si peri lampu. Aladin yang sudah pernah mengalami hal seperti ini berkata,
kami lapar, tolong siapkan makanan untuk kami. Dalam waktu singkat peri Lampu membawa
makanan yang lezat-lezat kemudian menyuguhkannya. Jika ada yang diinginkan lagi, panggil saja
saya dengan menggosok lampu itu, kata si peri lampu.

Demikian hari, bulan, tahunpun berganti, Aladin hidup bahagia dengan ibunya. Aladin sekarang
sudah menjadi seorang pemuda. Suatu hari lewat seorang Putri Raja di depan rumahnya. Ia sangat
terpesona dan merasa jatuh cinta kepada Putri Cantik itu. Aladin lalu menceritakan keinginannya
kepada ibunya untuk memperistri putri raja. Tenang Aladin, Ibu akan mengusahakannya. Ibu
pergi ke istana raja dengan membawa permata-permata kepunyaan Aladin. Baginda, ini adalah
hadiah untuk Baginda dari anak laki-lakiku. Raja amat senang. Wah, anakmu pasti seorang
pangeran yang tampan, besok aku akan datang ke Istana kalian dengan membawa serta putriku.

Setelah tiba di rumah Ibu segera menggosok lampu dan meminta peri lampu untuk membawakan
sebuah istana. Aladin dan ibunya menunggu di atas bukit. Tak lama kemudian peri lampu datang
dengan Istana megah di punggungnya. Tuan, ini Istananya. Esok hari sang Raja dan putrinya
datang berkunjung ke Istana Aladin yang sangat megah. Maukah engkau menjadikan anakku
sebagai istrimu?, tanya sang Raja. Aladin sangat gembira mendengarnya. Lalu mereka berdua
melaksanakan pesta pernikahan.

Di tempat nan jauh disana, si penyihir ternyata melihat semua kejadian itu melalui bola kristalnya.
Ia lalu pergi ke tempat Aladin dan pura-pura menjadi seorang penjual lampu di depan Istana Aladin.
Ia berteriak-teriak, tukarkan lampu lama anda dengan lampu baru !. Sang permaisuri yang melihat
lampu ajaib Aladin yang usang segera keluar dan menukarkannya dengan lampu baru. Segera si
penyihir menggosok lampu itu dan memerintahkan peri lampu memboyong istana beserta isinya
dan istri Aladin ke rumahnya.

Ketika Aladin pulang dari berkeliling, ia sangat terkejut. Lalu memanggil peri cincin dan bertanya
nama : Nazwa Difa Septiana
Kelas : VII B
mata pelajaran : Bahasa Lampung
kepadanya apa yang telah terjadi. Kalau begitu tolong kembalikan lagi semuanya kepadaku, seru
Aladin. Maaf Tuan, tenaga saya tidaklah sebesar peri lampu, ujar peri cincin. Baik kalau begitu
aku yang akan mengambilnya. Tolong Antarkan aku kesana, seru Aladin. Sesampainya di Istana,
Aladin menyelinap masuk mencari kamar tempat sang Putri dikurung. Penyihir itu sedang tidur
karena kebanyakan minum bir, ujar sang Putri. Baik, jangan kuatir aku akan mengambil kembali
lampu ajaib itu, kita nanti akan menang, jawab Aladin.

Aladin mengendap mendekati penyihir yang sedang tidur. Ternyata lampu ajaib menyembul dari
kantungnya. Aladin kemudian mengambilnya dan segera menggosoknya. Singkirkan penjahat ini,
seru Aladin kepada peri lampu. Penyihir terbangun, lalu menyerang Aladin. Tetapi peri lampu
langsung membanting penyihir itu hingga tewas. Terima kasih peri lampu, bawalah kami dan
Istana ini kembali ke Persia. Sesampainya di Persia Aladin hidup bahagia. Ia mempergunakan sihir
dari peri lampu untuk membantu orang-orang miskin dan kesusahan.

Anda mungkin juga menyukai