Anda di halaman 1dari 4

[tutup]

Mari ikuti Maraton Menuju 500.000 dan menangkan hadiahnya!


Panji Pulangjiwa
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Artikel atau bagian artikel ini tidak
memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak
bisa dipastikan. Bantu perbaiki artikel inidengan menambahkan
referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan
dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus. (17 April 2013)
Panji Pulangjiwo adalah tokoh dari Malang, Jawa Timur yang hidup pada masa Kesultanan
Mataram sedang gencar-gencarnya dalam melakukan penyatuan pulau Jawa antara tahun 1600, saat
itu Kesultanan Mataram sedang dipimpin oleh Sultan Agung. Panji Pulangjiwo adalah tokoh nyata
yang namanya kemudian melegenda dalam sejarah Malang. Pada perang tahun 1614 antara Malang
melawan Mataram, Panji Pulangjiwo inilah yang telah berhasil membunuh Tumenggung Surantani
dari Mataram.
Legenda Panji Pulangjiwo
Berawal dari Panji Pulangjiwo saat datang ke Malang. Diceritakan ada dua versi, yang pertama
sebagai pedagang, dan yang kedua sebagai pengungsi karena ada peperangan di Madura. Singkat
cerita, Panji akhirnya ingin memperistri Proberetno (Putri Kadipaten Malang).
Di sisi lain, Sumolewo berasal dari Gempol-Porong, dan bekerja di Kadipaten Malang sebagai Aris di
daerah Japanan-Malang. Sumolewo mempunyai seorang guru bernama Ki Japar Sodik yang terkenal
mumpuni ilmu kanuragannya. Ki Japar Sodik pernah berpesan melarang Sumolewo tidak boleh
memperistri Roro Ayu Proboretno, putri dari Adipati Malang. Dan apabila dilanggar, maka akan terjadi
kematian yang disebabkan oleh seorang laki-laki dari utara timur yang memakai anting-anting dan
berkumis.
Roro Ayu Proboretno adalah seorang gadis yang lincah dan suka ilmu kanuragan. Diceritakan, saat
keluarganya menyarankan agar bersedia menikah, Proboretno sering menolak. Karena desakan
itulah, akhirnya Proboretno mengajukan syarat yaitu, "Apabila ada seorang lelaki yang bisa
mengalahkan kekuaatan ilmu kanuragannya maka sanggup untuk menjadi istrinya".
Akhirnya, Adipati Malang mengumumkan sayembara tersebut. Kabar sayembara sudah tersebar
keluar daerah Kadipaten Malang. Karena merasa tertantang, Sumolewo pun bekeinginan untuk
mengikuti sayembara tersebut. Sumolewo bertekad untuk melanggar pesan dari gurunya, yakni agar
tidak memperistri Roro Ayu Proboretno.
Dia ingin menghidari takdir kematiannya, maka dia membuat aturan untuk melarang orang asing tidak
boleh masuk daerah Kadipaten Malang. Apalagi, bagi yang mempunyai ciri-ciri: berasal dari arah
utara timur, masih muda dan berkumis. Bila terdapat orang dengan ciri-ciri tersebut, maka akan
langsung diberhentikan dan dibunuh di daerah Lawang (daerah tersebut akhirnya dijuluki kali getih).
Tetapi tindakan Sumolewo ini pun tidak berhasil. Raden Panji Pulangjiwo, seseorang dengan ciri-ciri
yang disebutkan tadi akhirnya bisa memasuki Kadipaten Malang. Raden Panji pun mengikuti
sayembara.
Pada masa pelaksanaan sayembara, Sumolewo ingin melawan Raden Panji. Terjadilah pertempuran
yang sengit yang akhirnya dimenangkan oleh Raden Panji. Sumolewo pun meninggal.
Raden Panji akhirnya berkesempatan untuk bertanding kemampuannya dengan Roro Proboretno.
Karena kesaktian Raden Panji lebih unggul, Roro Ayu Proboretno terdesak lari dan bersembunyi di
Gua Tepi Sungai Brantas (gua bertapanya Proboretno).
Goa ini ditutup dengan batu yang bernama “Nini Growah” yang dipakai untuk bersembunyi waktu
perang kesaktian. Meski begitu, persembunyian ini bisa diketahui oleh Raden Panji. Akhirnya
sayembara selesai dengan penyerahan Roro Proboretno.
Orang Tua Proboretno Adipati Malang menepati janjinya untuk menikahkan anaknya dengan Raden
Panji Pulangjiwo, meski sebenarnya hati mereka menolak dengan kehadirannya Raden Pulangjiwo
ini.
Perkawinan antara Raden Panji Pulangjiwo dengan Roro Ayu Proboretno mempunyai keturunan
seorang putra Bernama Raden Panji Wulung.
Pada suatu waktu Adipati Malang, mengutus Randen Panji Pulangjiwo untuk menyelesaikan
peperangan di luar kota Malang. Tepatnya, di sebelah timur kadipaten Malang. Raden Panji sebagai
pimpinan pasukan dalam perang ini.
Pada masa perang, terjadi pertempuran sengit dan tidak seimbang. Akal licik dari kelompok lawan
yang tidak suka dengan Raden Panji membuat kabar bohong bahwa Raden Panji telah meninggal
dalam pertempuran. Kabar bohong ini didengar oleh istrinya, Putri Proboretno. Akhirnya Proboretno
jatuh sakit. Dan pada proses akan dibawa ke Kadipaten, Proboretno akhirnya meninggal dalam
perjalanan dan kemudian dimakamkan (sekarang di belakang kantor Diknas Kabupaten Malang).
Lantas terdengar kabar bahwa Raden Panji Pulangjiwo akan segera pulang menuju Kadipati Malang
dengan rasa marah karena Proboretno telah meninggal dunia. Adipati Malang pun berupaya untuk
menutup akses jalan masuk ke Kadipaden Malang.
Namun, Raden Panji mengambil strategi untuk masuk kadipaten Malang dengan melalui Malang
Timur yaitu daerah Kedung Kandang (tempat peliharaan hewan-hewan).
Dengan meninggalnya istrinya, Raden Panji Pulangjiwo tertekan jiwannya. Akhirnya, Adipati Malang
menghadapi dan membunuh Raden Panji yang terkenal mahir ilmu kanuragannya dengan memakai
akal busuk.
Dengan membuat suatu Panggung Jebakan yang diatasnya adik perempuannya dihias mirip Putri
Proboretno. Setelah Raden Panji datang dan tahu istrinya masih hidup maka cepat-cepat mendekat
ke perempuan itu. Tepat didekat panggung tersebut terdapat jebakan berupa lubang sumur.
Raden Panji Pulangjiwo akhirnya terjebak dan masuklah ke lubang sumur tersebut. Prajurit-prajurit
kadipaten segera membunuhnya. Raden Panji Pulangjiwo meninggal dan dimakamkan di dekat
kuburan Putri Proboretno, di Jl. Penarukan Kepanjen-Malang (dekat stasiun Kepanjen).
Dari kisah Raden Panji inilah akhirnya wilayah tersebut dikenal dengan Kepanjian, atau sekarang
disebut Kepanjen.
Menu navigasi
 Belum masuk log
 Pembicaraan
 Kontribusi
 Buat akun baru
 Masuk log
 Halaman
 Pembicaraan
 Baca
 Sunting
 Sunting sumber
 Versi terdahulu
Pencarian
Lanjut
BABAD KUTO MALANG

Ditanah lapang yang ramai dilihat oleh orang banyak terlihat proboretno putri adipati sedang
menunjukkan kesaktiannya

1.
Proboretno yang didampingi beberapa abdinya juga masuk….
2. Suasana di Istana kadipaten Pakisharjo, adipati Ronggo tohjiwo sedang bercengkrama
dengan permaisuri….tiba-tiba datang seorang prajurit…
Prajurit : Gusti…gusti..diluar ada rame-rame…
Adipati : ada apa prajurit ?
Prajurit : Anu gusti,…..
Adipati : yang jelas kalau bicara,…ada apa prajurit
Prajurit : Putri Roro Ayu Proboretno sedang berkelahi dengan para berandalan gusti ……
Adipati : Terus
Prajurit : semua berandalan sudah dikalahkan semua gusti,…bahkan beberapa ada meninggal….
Adipati : Proboretno…proboretno….. kapan kamu berubah… aku takut,..kalau kamu terus menuntut kesaktian
terus kapan kamu akan menikah …
Permaisuri ; Gusti lebih baik pertapaan Roro Ayu Proboretno di gua kali Amrong dihancurkan saja, biar dia tidak
kembali kepertapaan lagi…
Adipati : Ya dindan mungkin itu jalan satu-satunya….
Proboretno: Jangan…jangan ayah, …ayah tidak harus menghancurkan pertapaanku di Gua Kali
Amprong,…saya akan menuruti perintah ayah,..tapi dengan satu sayrat….saya hanya mau menikah
dengan orang yang bisa mengalahkan kesaktian saya…
Adipati : Baiklah kalau seperti itu keinginanmu, akan aku amumkan kepada semua orang, barang siapa yang
dapat mengalahkanmu akan jadi suamimu…… ..Prajurit….umumkan pada semua orang kalau saya
adipati Malang mengadakan sayembara, barang siapa dapat mengalahkan kesaktian Roro Ayu
proboretno dia akan saya jadikan menantuku…

3. Suasana diluar kadipaten


Sumolewo : Guru ijinkan saya meminang putri roro ayu prboretno
apar sodiq : jangan Sumolewo, sekali lagi jangan….
Sumolewo : kenapa guru,…guru tidak usah kwatir,..saya yakin bisa mengalahkan semua pendekar…dan saya
yakin putri roro ayu proboretno akan menjadi istri saya…
apar Sodiq : Sumolewo…ketauhilah,..bahwa ada seorang pemuda dari Sumenep Madura yang sangat sakti
mondraguna, tidak bisa dikalahkan akan datang untuk melamar proboretno…
Sumolewo : Guru maafkan saya, saya sudah terlanjur jatuh hati pada proboretno,… guru .. kita tidak dapat
mengharapkan angin bertiup ke arah yang kita mau, tapi kita dapat mengarahkan layar untuk
membawa kita sampai di tujuan ….
apar Sodiq : Sumolewo…. Jika kamu percaya cinta itu indah,cinta itu memang indah walau pada akhirnya tidak
bersatu
Sumolewo : guru saya akan melakukan segala cara untuk mendapatkan proboretno…..
4. Dijalan Sumolewo sedang mengumpulkan teman-temannya
molewo : Ayo kabeh podo ngumpul mrene, iki ono duit akeh… saikii kowe kabeh…cegaten sopo-sopo yen
weruh pawongan nom-noman kanga rep mlebu kuto Malang kudu dipateni…
man 1 : Kabeh kang
molewo : Yo kabeh…pokok ono sing arep mlebu kuto malang kudu dipateni
man 2 : Beres kang,…. Nanging mengko yen ono Juri ASBN soko propinsi mlebu mosok dipateni,….la
mengko SMPN 22 ora sido dadi juara ASBN… iki wes kadung entek akeh lo kang….
molewo : yen kuwi ojo, ditakoni disek tujuane opo …? Pokok yen arep nang SMPN 22 ora oleh dipateni…
ngerti ora…
man-teman : Ngerti kang..ngeti sak iki,… cah wedok yo dipateni yo kang..
Sumolewo : lo… ojo….wong lanang tok, seng wadon ojo dipateni…. Wes ndang budal kono.jaken konco-
koncomu kabeh…… ( Semua masuk)
5. Suasana dijalan
Pulang Jiwo : Wah gawat iki koyo onok seng ora beres iki,.kok akeh wong kang keplayu-playu mas ada apa mas….
Kok berlarian
arakat : Kembali saja mas banyak pemuda brandalan yang membunuh siapa saja yang mau ke Malang
pulang Jiwo : Saya harus mencari jalan lain,…saya lewat pakis terus gunung buring saja… mampir sebentar ke
SMPN 22 minta tambahan ilmu dulu,….. disana ada Ki Sumarna yang sakti mandraguna jago
pellet.…biar saya bisa mendapatkan proboretno….
6. Suasana di kadipaten, semua pendekar telah berkumpul, dan pertandingan telah dimulai,
banyak pendekar yang sudah berguguran, tinggalah sumolewo dan panji pulang jiwo
Suasana dijalan
Masyarakat 1 : wah jan rame tenan sayembarane, wes akeh seng podo mati pendekare…
Masyarakat 2 : Yo,…… malah ono seng keplayu nganti mlorot-mlorot celanane…
Masyarakat 1 : Edan tenan,… sak iki mung kari wong loro seng arep tanding,.. Sumolewo karo Raden Panji Pulang
jiwo…. Wah bakal seru iki….
Masyarakat 2 : yo ayo ndelok maneh sopo kang bakal iso rabi karo proboretno…
7. Suasana ditanah lapang tempat pertandingan
Sumolewo : Panji Pulang Jiwo ojo ngimpi iso rabi karo proboretno
Panji pulang jiwo : opo seng tak wedeni,….aku wes oleh ilmu soko Ki sumarna….
Sumolewo : Huahahahahaha…….ilmu IPS,,,,Huaaaahahhaaa…
Panji Pulang Jiwo: Yo iki tampanono Ilmu bumi ku iki….hiyaa…… ( sumolewo terjatuh lalu lari dikejar oleh panji
pulang jiwo.
( panggung kosong …Proboretno keluar….lalu masuk panji pulang jiwo)
lang Jiwo : Diajeng Proboretno saya sudah mengalahkan semua pendekar, sekaranglah saatnya dijeng menjadi
istri saya
Proboretno : Jangan berbesar kepala terlebih dahulu, sebelum kamu mengalahkan saya…. (
terjadi perkelahian antara proboretno dan panji pulang jiwo, sampai proboretno berlari dikejar
oleh panji pulang jiwo….)
8. Proboretno masuk kembali dengan tertatih-tatih dikuti oleh panji pulang jiwo
Proboretno : Kakang saya mengaku kalah…. Kakang panji memang sangat sakti… tempat ini akan menjadi saksi
kekalahan saya, esok tempat ini akan disebut dengan Kuto Bedah…..
Panji pulang Jiwo : diajeng maafkan saya ( sambil menarik tangan Proboretno)
Proboretno : Sejujurnya rasa ini telah lama ku pendam , hanya saja waktu yang tak pernah bisa menyatukan kita
Panji pulang jiwo : …..jadi……pura-pura tidak merasa rindu ketika sebenarnya merasa rindu ?
Proboretno : Aku cuma pengen kamu tau kok, aku wanita kuat yang bisa tetap bertahan dengan atau tanpa kamu
Panji pulang jiwo : Aku menginginkan hatimu, ketulusanmu, bukan yang lain.Jangan pernah berubah
Proboretno : diajeng engkau adalah suatu kebahagiaan yang tak bisa kudapat atau kubeli dari siapapun,
memilikimu adalah suatu keajaiban untukku

Anda mungkin juga menyukai