Anda di halaman 1dari 25

Satuan Pendidikan : SMP 1 Pajangan

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas, Semester : IX, 1
Kompetensi Dasar : 3.5. Mengidentifikasi unsur pembangun karya sastra
dalam teks cerita pendek yang dibaca atau didengar

Nama Anggota Kelompok:


1.......................................................................

2. .....................................................................

3. ....................................................................

4. ....................................................................

A. Topik: Ciri Umum dan Unsur Cerpen


B. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca teks cerpen, peserta didik dapat:
1. Merinci ciri umum teks cerpen.
2. Menentukan unsur pembangun karya sastra dalam teks cerpen yang dibaca
atau didengar.
C. Kegiatan
1. Merinci Ciri Umum Cerpen
Bacalah teks cerpen berikut dengan saksama.

Hadiah Terakhir Untuk Ibu


Oleh: Novita Three Putri Hastoni
Namaku Sarah, aku gadis yang begitu menyayangi sosok ibuku. Kini aku hanya
hidup bersama ibu, karena ayahku telah pergi meninggalkanku beberapa waktu
lalu. Waktu itu perasaanku sangat terpukul sekali karena kepergian ayahku. Kini

1
perasaan yang sama mulai kembali kepadaku. Aku begitu lemas duduk di ruang
tunggu UGD, ketika mendengar kabar kalau ibu masuk ke Rumah Sakit. Pikiranku
begitu campur aduk karena aku tak ingin kejadian yang dulu kembali terulang lagi
kepadaku. Mungkin hanya doa yang bisa aku berikan pada ibu demi
kesembuhannya. “Ya Allah sembuhkanlah ibuku, berilah kesehatan kepadanya.
Angkatlah semua penyakit yang dideritanya.”
Kira-kira 15 menit berlalu aku masih duduk di ruang tunggu , tiba-tiba aku melihat
seseorang menghampiriku. Ternyata beliau adalah Dokter yang menangani ibuku.
“Apa kamu keluarganya? Tanya Dokter itu.
“Iya benar Dok, saya anaknya. Bagaimana keadaan ibu saya Dok?” Tanyaku penuh
tanya.
“Alhamdulillah keadaan ibumu sudah mulai membaik, beliau hanya perlu istirahat
yang banyak.” Jawabnya dengan tenang.
“Terimakasih Dok, apa saya boleh melihat ibu saya?” Tanyaku lagi.
“Tentu saja, silahkan masuk.” Jawab Dokter itu.
Seketika kutepiskan jauh-jauh semua air mata kesedihanku. Kini semua berganti
dengan air mata kebahagiaan.
“Alhamdulillah ya Allah, engkau telah memberiku kesempatan berada di
sampingnya.” Kataku dalam hati.
Aku bergegas masuk ke ruang 601 tempat di mana ibuku dirawat. Aku duduk di
sampingnya dengan menggenggam tangan ibuku dan membelai rambutnya.
Kutatap wajahnya yang begitu tenang. Aku teringat saat kepergian ayahku
beberapa tahun lalu. Tanpa sengaja aku meneteskan air mata kesedihanku. Air
mata yang begitu mengingatkanku akan kesalahanku selama ini. Sejenak aku pun
terdiam mengingat ketika ibu masih sehat, saat masih bisa menemani,
mamanjakan dan mengajarkanku arti kehidupan.
Beliau bukanlah hanya sosok ibu buatku tetapi ia adalah sosok ayah, teman
bahkan segalanya bagiku. Begitu beruntung aku memilikinya. Tiba-tiba fikiranku
kembali pada 4 tahun yang lalu. Dimana aku menginjak bangku SMA, disaat itu aku
tumbuh menjadi remaja yang nakal. Berbagai kenakalan aku lakukan seperti
merokok, berbohong, serta pulang larut malam sudah menjadi rutinitasku. Semua
itu membuat kedua orangtuaku khawatir padaku. Tak pernah lelah dan bosan
mereka menasihatiku, kesabaran dan perhatiannya begitu mengalir ketika

2
mendidikku. Aku benar-benar tidak tega melihat perjuangan mereka. Banting
tulang, bekerja keras siang malam sudah menjadi kebiasaan mereka untuk
membesarkanku. Sejak itulah aku mencoba untuk merubah sikapku menjadi lebih
baik. Ketika di tengah perubahan itu, musibah menimpaku. Ayahku terserang
penyakit jantung kronis dan empat hari kemudian ayahku pergi meeninggalkanku
untuk selamanya. Menurut Dokter ayahku terlalu banyak memikirkan beban yang
harus ditanggungnya.
Setelah kepergian ayahku membuat beban ibuku menjadi bertambah dua kali lipat.
Tubuhnya kini kurus, kulitnya terlihat kusam dan keringat yang bercucuran di
dahinya. Tapi tak pernah kudengar sedikit pun keluh kesahnya. Begitu menjadi
sosok wanita yang mulia. Tiba-tiba lamunanku harus berakhir ketika seorang
Dokter masuk keruangan untuk memeriksa kondisi ibuku lagi.
“Bagaimana keadaan ibu saya Dok?” tanyaku.
“Kamu tenang saja ya, kondisi ibumu sudah stabil.” Jawabnya dengan tenang.
“Kalau begitu bolehkah saya meninggalkan ibu saya sementara?.” Tanyaku lagi.
“Oh tentu saja, tinggalkan saja ibumu. Biarkan perawat yang menjaganya.” Jawab
Dokter itu.
Kemudian Dokter meninggalkan ruangan. Aku menghampiri ibu dan mencium
lembut keningnya. Sambil ku ucapkan harapanku padanya “cepat sembuh ya bu,
aku sangat menyayangimu.”
Keesokan harinya sebelum aku berangkat ke Rumah Sakit, tak sengaja mataku
terpandang ke kalendar di sudut dinding kamarku. Ternyata hari ini adalah tanggal
21 Desember. Dan besok merupakan tanggal 22 dimana memperingati hari ibu.
“Aku hampir lupa besok kan hari ibu?.”tanyaku daalam hati.
Aku harus segera membeli sebuah kue kesukaan ibu. Setelah selesai membeli aku
melanjutkan perjalananku ke Rumah Sakit. Selama di perjalanan aku tersenyum
dan membayangkan betapa senangnya ibu ketika aku hadiahi kue kesukaanya di
hari ibu ini. Tak pernah lupa kuselipkan doa senantiasa untuk menjaga dirinya.
Seketika di perjalanan aku terjebak macet, akhirnya aku sampai di Rumah sakit
pukul 22.30. aku perlahan masuk ke ruangan. Karena lelah akibat perjalanan aku
tertidur di samping ibu. Satu jam kemudian aku terbangun dan sedikit terkejut ketika
melihat jam di dinding telah menunjukkan pukul 23.30. Aku bergegas menyiapkan
kue yang telah kubawa tadi. Perlahan ku tancapkan lilin-lilin di atas kue tart ini.

3
“Aku berharap kesembuhan untuk penyakitmu dililin yang pertama. Aku berharap
kau tahu aku selalu menyayangimu dililin yang kedua. Dililin yang ketiga, aku ingin
suatu saat nanti ibu melihat aku berhasil dan sukses. Dan dililin yang terakhir, aku
ingin membahagiakanmu dengan segala kemampuanku.” Ucapku sedikit terharu
dengan tetesan air mata yang jatuh dari mataku.
Pukul 00.05 seisi ruangan tampak ikut bersedih. Aku hanya bisa menatap dengan
tatapan kosong ketika melihat wajah ibu menjadi pucat. Aku tak tau apa yang
tengah aku pikirkan, tiba-tiba aku menyanyikan lagu untuknya. “Kasih ibu kepada
beta tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali bagai sang
surya menyinari dunia”. Mungkin hanya ini yang bisa aku persembahkan untukmu
bu. Aku tak mampu melanjutkan lagu ini hingga akhir, hanya air mata yang
sanggup menggantikan lirik-lirik lagu itu. Tepat pukul 00.15 ibuku menggenggam
erat tanganku dan menarik nafas dalam-dalam hingga tiga kali. Aku baru sadar
kalau semua ini adalah pertanda bahwa ibu akan meninggalkanku selamanya. Tak
mampu lagi aku tahan air mataku yang meluncur deras jatuh dari mataku. Tangisku
begitu kuat saat kupandang wajah ibu sudah tenang dan meninggalkanku untuk
menghadap sang pencipta.
“Ibu, jangan tinggalkan aku. Maafkan semua kesalahanku selama ini, aku begitu
menyayangimu. Selamat hari ibu semoga ibu tenang di sana.” Kataku penuh tangis
dan penyesalan. Begitu sedihnya aku telah ditinggalkan ayahku beberapa tahun
lalu, kini di hari yang begitu berharga tepatnya tanggal 22 Desmber dimana
memperingati hari ibu aku juga harus ditinggalkan ibuku untuk selamanya. Kini
hanya tinggal empat lilin harapanku yang belum sempat ditiup sosok wanita
berharga dihidupku.

4
Setelah membaca teks cerpen tersebut, diskusikan ciri-ciri umum teks cerpen
dengan teman sekelompok kalian. Tuliskan hasil diskusi kelompok kalian
pada lembar kerja di bawah ini!
Ciri-Ciri Umum Teks Cerpen

1..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
......................................................................................
2..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.....................................................................................
3..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.........................................................
4..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.........................................................
5..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
........................................................
6..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.........................................................
7..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
........................................................
8..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
........................................................
9..................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.......................................................

5
2. Menentukan Unsur Cerpen
Pada bagian ini, kalian akan belajar menentukan unsur-unsur pembangun
karya sastra, khususnya pada unsur-unsur intrinsik. Pada permaianan yang
telah dilakukan, yaitu Tali dan Tangga Bahasa Indonesia, kalian sudah
melakukan hal ini. Selanjutnya, bacalah cerpen berikut dengan saksama agar
bisa menentukan unsur-unsur pembangun (intrinsik) dengan tepat pula.

Ayah Pulang
Oleh: Sylvana Toemon
Matahari bersinar cerah. Sama
seperti wajah Yudi yang sebentar-
sebentar tersenyum. Namun, wajah
Edo, kawannya tidak cerah. Kedua
anak itu duduk bercakap-cakap di
sebuah jembatan kecil yang sepi.
Dua buah bungkusan besar berisi
tumpukan kertas yang akan direkat
dan dilipat menjadi amplop
tergeletak di atas trotoar. Daun-
daun rindang pohon kedondong di
tepi kali menaungi mereka dari
panas matahari.
"Kamu amat beruntung, Yud.
Minggu depan ayahmu pulang. Kamu tidak usah lagi bersusah payah mencari
nafkah seperti sekarang ini!" kata Edo.
"Sabar, Do! Suatu waktu nanti ayahmu juga akan pulang. Sekarang kamu sudah

6
biasa mencari uang. Kamu bisa menyewakan payung kalau hari hujan, bisa
menerima upahan merekat amplop dan membantu di warung Bi Ipah. Tak ada yang
perlu kau khawatirkan!" hibur Yudi.
"Ingat, segala sesuatu ada waktunya. Ada waktu susah, ada waktu senang!"
"Ya, aku sangat berterima kasih padamu. Karena bimbinganmu, aku berani
berjuang mencari nafkah. Aku tidak merasa malu mengerjakan pekerjaan apa saja,
asal halal. Keluarga kami sangat terbantu!" Edo mengucapkan terima kasih.
"Ah, kita, kan, sama-sama senasib. Ayah kita sama-sama bekerja di tempat yang
jauh. Ayah kita, sama-sama mendapat kesulitan sehingga belum bisa mengirim
uang untuk keluarga. Sudah seharusnya sesama kawan saling menolong!" jawab
Yudi.
Edo terdiam. la ingat masa-masa yang amat sulit ketika keluarganya tak punya
uang. Ayahnya yang bekerja di luar negeri jatuh sakit dan tak bisa mengirim uang
bagi keluarga. Lalu, ibunya mulai mencari pekerjaan. Edo dan kedua adiknya, Gita
dan Riko, mulai belajar mengurus diri sendiri. Ketika mereka berangkat ke sekolah,
Ibu juga berangkat bekerja. Ketika mereka pulang sekolah, Ibu masih di tempat
pekerjaan. Sore hari Ibu baru pulang. Lalu, ia memasak dan mencuci pakaian.
Mereka tak bisa lagi menggaji pembantu.
Di sekolah, Edo yang biasanya periang berubah menjadi anak pendiam. la tak bisa
lagi pergi main mobil-mobilan ke pertokoan bersama kawannya. la tak lagi pergi ke
toko buku membeli buku-buku cerita. la tak lagi jajan di kantin. Setiap uang yang
akan dikeluarkan harus benar-benar diperhitungkan.
Yudi mulai mendekati dan menasihatinya, "Aku juga pernah mengalami hal yang
sama. Memang berat! Tapi, kamu tidak boleh menyerah kalah pada keadaan.
Bantulah ibumu. Paling tidak kamu bisa mencari uang untuk membayar sekolahmu
atau membeli keperluanmu sendiri."
Kemudian Yudi mengajak Edo bekerja. Tiga bulan telah berlalu. Kini berita gembira
datang bagi Yudi. Ayah Yudi akan pulang dari pedalaman Kalimantan, la mendapat
pekerjaan di Jakarta. Yudi sudah membuat segudang rencana. la akan belajar
sungguh-sungguh agar bisa menjadi juara. la akan rajin pinjam buku di
perpustakaan lagi. Sekarang ini, waktunya habis untuk mencari uang dan belajar. la
tak sempat membaca buku cerita. la juga akan masuk Pramuka lagi, memelihara
kucing, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan.
Sebetulnya, Edo juga turut gembira mendengar keberuntungan Yudi. Tetapi, ia
7
merasa bebannya semakin berat. Tak ada kawan senasib lagi bila ia pergi
menyewakan payung. Tak ada kawan untuk sama-sama membawa bungkusan
amplop yang cukup berat. Tak ada kawan bila ia membantu di warung Bi Ipah. Tak
bisa lagi ia bekerja sambil bersenda gurau dengan Yudi. Lebih-lebih lagi, ia tak tahu
kapan ayahnya pulang. Sudah enam bulan ayahnya pergi.
Berita terakhir tiga bulan yang lalu mengabarkan ayahnya sakit dan tak bisa
mengirim uang. Sesudah itu, tak ada berita apa-apa lagi. Masih lumayan Yudi.
Ayah Yudi mengatakan bahwa ia tak bisa mengirim uang karena bekerja di
pedalaman, tak ada kantor pos di sana. la tak berani mengirim uang melalui orang
yang kurang bisa dipercaya. la minta supaya keluarga bersabar. la akan segera
pulang atau mengirim uang segera setelah ada kesempatan.
"Sudah sore, mari kita pulang!" ajak Yudi. Edo mengangguk.
Kedua anak itu pulang sambil menenteng bungkusan masing-masing. Di jalan
kedua anak itu diam saja. Masing-masing sibuk dengan pikirannya sendiri. Yudi
memikirkan betapa senangnya minggu depan bila ayahnya pulang.
Sementara itu, berulang-ulang Edo meyakinkan dirinya sendiri, "Kamu harus kuat.
Tuhan akan menolongmu seperti la telah menolongmu selama ini. Turutlah
bergembira dengan keberuntungan Yudi. Suatu hari nanti Ayah pasti pulang!"
Sesampai di persimpangan jalan, Yudi dan Edo berpisah. Edo mempercepat
langkahnya. Kedua adiknya pasti menunggu. Bila mereka mengalami kesulitan
membuat PR, mereka selalu bertanya pada Edo. Di depan rumah, Edo tertegun.
Pintu yang biasa tertutup kini terbuka. Sepasang sepatu pria tergeletak di keset di
teras. Jantung Edo berdebar. Edo melangkah masuk. Tampak ayahnya duduk di
bangku panjang. Kedua adiknya duduk di pangkuan Ayah dan memeluknya.
"Ayah!" seru Edo.
Lekas-lekas ia meletakkan bungkusannya dan merangkul Ayah. Ayah memeluk
Edo dan mengusap-usap kepalanya. Air mata Edo berlinang. Beban berat yang
ditanggungnya selama ini lepas sudah. Yang ada hanyalah kegembiraan dan kasih
sayang serta kerinduan yang dipuaskan. Akhirnya Ayah pulang pada saat yang
tepat.
Sumber:
Arsip Bobo.

8
Setelah membaca teks cerpen tersebut, diskusikan dengan teman sekelompok
untuk menjawab soal-soal berikut ini. Tulislah jawbaan kalian pada bagian yang
sudah ditentukan. Kerjakan dengan penuh tanggung jawab!
NO UNSUR JAWABAN
. PEMBANGU
N
1. Apa tema ..................................................................................................
yang terdapat .......
dalam cerita ..................................................................................................
tersebut? ......
..................................................................................................
......
..................................................................................................
.....
2 Siapa ..................................................................................................
sajakan tokoh ......
dalam teks ..................................................................................................
cerpen? ......
..................................................................................................
......
..................................................................................................
.....
3 Sebutkan ..................................................................................................
karakter tiap ......
tokoh yang ..................................................................................................
ada dalam ......
cerpen? ..................................................................................................

9
......
..................................................................................................
.....
4. Sebutkan ..................................................................................................
latar tempat ......
cerita ..................................................................................................
tersebut! ......
..................................................................................................
......
..................................................................................................
.....
5. Sebutkan ..................................................................................................
latar waktu ......
teks cerpen ..................................................................................................
tersebut! ......
..................................................................................................
......
..................................................................................................
.....
6. Sebutkan ..................................................................................................
latar suasana ......
dalam teks ..................................................................................................
cerpen ......
tersebut! ..................................................................................................
......
..................................................................................................
.....
7. Bagaimana ..................................................................................................
alur dalam ......
cerpen ..................................................................................................
tersebut? ......
..................................................................................................
......

10
..................................................................................................
.....
8. Bagaimana ..................................................................................................
sudut ......
pandang ..................................................................................................
pengarang ......
yang ..................................................................................................
digunakan ......
untuk ..................................................................................................
menyajikan .....
cerita
tersebut?
9 Apa amanat ..................................................................................................
dari cerpen ......
tersebut? ..................................................................................................
......
..................................................................................................
......
..................................................................................................
.....

11
Satuan Pendidikan : SMP 1 Pajangan
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas, Semester : IX, 1
Kompetensi Dasar : 4.5 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun karya
sastra dengan bukti yang mendukung dari cerita pendek
yang dibaca atau didengar.

Nama Anggota Kelompok:


1.......................................................................

2. .....................................................................

3. ....................................................................

4. ....................................................................

12
A. Topik: Menyimpulkan dan Membandingkan Unsur Pembangun Cerpen dengan
Bukti Pendukung
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah membaca teks cerpen, peserta didik dapat:
1. Menyimpulkan tema dengan bukti yang mendukung dari teks cerita pendek
yang dibaca atau didengar.
2. Menyimpulkan tokoh dan penokohan karya sastra dengan bukti yang
mendukung dari teks cerita pendek yang dibaca atau didengar.
3. Menyimpulkan latar karya sastra dengan bukti yang mendukung dari teks
cerita pendek yang dibaca atau didengar.
4. Menyimpulkan sudut pandang karya sastra dengan bukti yang mendukung
dari teks cerita pendek yang dibaca model teks cerpen.
5. Menyimpulkan alur karya sastra dengan bukti yang mendukung dari teks
cerita pendek yang dibaca model teks cerpen.
6. Menyimpulkan amanat karya sastra dengan bukti yang mendukung dari teks
cerita pendek yang dibaca model teks cerpen.
7. Membandingkan unsur-unsur pembangun dari dua teks cerpen.

C. Kegiatan
1. Menyimpulkan Unsur-Unsur Pembangun Cerpen dengan Bukti
Pertemuan sebelumnya, kalian telah belajar menentukan ciri umum cerpen
dan menentukan unsur-unsur pembangun cerpen. Kali ini, kalian harus
mampu menyimpulkan unsur-unsur pembangun cerpen dilengkapi dengan
bukti pendukung. Bacalah cerpen berikut dengan saksama.
Malam Itu, Aku Berjanji Tetap Baik
Oleh: Putri Puspita

13
Malam ini tidak pernah aku rasakan
sebelumnya.
Suara tangisan ibu keras sekali
terdengar.
Aku tidak tahu karena apa Ibu menangis.
Namun, suara tangisnya membuatku
ingin menangis juga.
Aku tidak berani mengetuk pintu kamar
Ibu. Aku takut mengganggu waktu-waktu
sendiri Ibu.
Aku putuskan menunggu di depan pintu dengan isi kepala yang bertanya-tanya
sebab ibu menangis.
Tangisnya yang keras kita berubah jadi isakan. Makin lama makin pelan, makin
lama makin lambat. Aku dengar ada suara langkah kaki mendekati ibu.
Kriyaat…
Pintu dibuka. Aku tertangkap basah menguping dari balik pintu. Aku lihat mata ibu
merah, hidungnya pun merah. Ia membungkuk memelukkuDi tangannya sudah ada
tas kecil yang dijinjing. Biasanya tas ini dibawa saat kami berjalan-jalan dengan
Ayah. Mau jalan-jalan kemanakah semalam ini?
Ibu tidak berkata apa-apa. Aku pun tidak berani bertanya apa-apa. Ibu
menggenggam tanganku meninggalkan pintu kamar yang dari tadi kutunggui
hampir setengah jam.
Setelah meninggalkan kamar, ternyata aku dibawa meninggalkan pintu ruang
depan, kemudian pergi menjauhi pintu gerbang. Sekali lagi aku bertanya dalam
hati,”Mau ke manakah kita?”
Ibu memberhentikan sebuah taksi. Kami masuk.
“Ke rumah sakit, Pak,” kata Ibu. Ia menyebutkan nama sebuah rumah sakit yang
tidak asing untukku.
Biasanya setiap ada yang sakit, baik aku, Ibu, atau Ayah pasti kami pergi ke sana.
Sebentar…. Jika aku tidak sakit dan ibu pun sepertinya tidak sakit, siapakah yang
sakit? Ayah?
Ibu menggenggam lebih erat tanganku. Tanpa bicara, tetapi air matanya terus
menetes. Perlahan-lahan ia elus kepalaku.
“Bu, untuk apa kita ke rumah sakit?” Aku memberanikan diri bertanya.
14
Ibu tak kuasa. Segala beban serasa pecah menjadi tangis. Suara tangis yang
sangat keras seperti yang aku dengar dari balik pintu tadi.
Aku menyesal bertanya jika membuat ibu sesenggukan lagi seperti ini.
Taksi berhenti. Ibu tak juga menjawab.
Kembali ia genggam tanganku. Di sana sudah ada beberapa wajah yang aku kenal
dengan seragam yang seperti Ayah pakai setiap hari. Perasaanku mulai tak enak.
Mereka menyalami Ibu. Teman Ayah yang perempuan memeluknya agak lama
sambil menangis juga.
“Ayah sakit apa?” tanyaku dalam hati. Tak berani tanya Ibu, takut ia menangis lagi.
Kami melewati lorong rumah sakit perlahan. Berhenti di sebuah pintu berwarna
putih. Ibu tiba-tiba pingsan. Aku bingung harus apa.
Beberapa teman Ayah membantu mengangkat ibu untuk ditidurkan di sofa. Ibu
terbangun dan menangis lagi. Ia menyebut-nyebut bahwa Ayah sudah tak ada lagi.
Aku bingung harus bagaimana. Tiba-tiba air mataku menetes. Beberapa orang lalu
lalang bergantian.
Beberapa memelukku dan ibu. Mengatakan agar kami sabar.
Beberapa dari mereka membicarakan sebuah kerusuhan antar geng motor yang
terjadi di tempat Ayah bertugas malam ini.
Katanya, ada masalah hingga itu terjadi. Suasana sepertinya sangat menyeramkan
hingga mereka sendiri beberapa kali menyatakan ngeri mengingatnya.
Mereka bilang Ayah terjebak dalam kerusuhan itu dan tidak bisa selamat.
Kasihan Ayah… tangisku tumpah lagi.
“Kamu anak Kapten?” kata seorang Bapak yang wajahnya sering aku lihat.
Beberapa orang memanggil Ayahku kapten walaupun namanya bukan kapten.
Aku pun memanggilnya kapten karena ia memang kapten untukku.
Aku mengangguk.
“Ayahmu sudah melindungi kami sampai habis waktu dan tenaga yang ia punya.
Tadi Ayahmu berpesan agar kamu berjanji terus menjadi anak yang baik,” katanya
sambil mengelus kepalaku.
Aku mengangguk.
“Oke, Kapten?” tanyanya lagi.
Aku mengangguk lagi sambil mengacungkan jempol. Ia memelukku, aku
merasakan ada basah air matanya di bahuku.
Sedikit-sedikit aku mengerti apa yang terjadi pada Ayahku.
15
Ia gugur dalam tugasnya melindungi banyak orang. Namun, yang paling aku ingat
adalahnya pesannya padaku agar tetap menjadi anak yang baik.
Anak kapten yang baik. Suatu saat nanti aku mau jadi kapten seperti Ayah untuk
melindungi banyak orang.

Setelah membaca cerpen tersebut, kerjakan soal-soal di bawah ini secara


berkelompok dan penuh tanggung jawab!

1. Apakah tema teks cerpen tersebut? Berikan bukti pendukung dari dalam
teks!
Tema Bukti Pada Teks

......................................... ......................................................................................
............. ......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
..........

2. Siapa sajakah tokoh dalam teks cerpen tersebut? Tuliskan watak masing-
masing tokoh dengan disertai bukti pendukung dari dalam teks!
Tokoh dan Perwatakan Bukti Pada Teks

......................................... ......................................................................................
............. ......................................................................................
......................................................................................

16
......................................................................................
......................................................................................
......................................... ...........................
............. ......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
......................................... ......................................................................................
............. ...........................
......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
......................................... ......................................................................................
............. ......................................................................................
............................
......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
............................

3. Sebutkan latar dalam teks cerpen tersebut disertai bukti pendukung dari
dalam teks!
Tokoh dan Perwatakan Bukti Pada Teks

......................................... ......................................................................................
............. ......................................................................................
......................................................................................
.....................................................................................
......................................... ......................................................................................
............. ......................................................................................

17
......................................................................................
.....................................................................................
......................................... ......................................................................................
............. ......................................................................................
......................................................................................
.....................................................................................

4. Jelaskan sudut pandang dalam teks cerpen tersebut disertai bukti


pendukung dari dalam teks!
Sudut Pandang Bukti Pada Teks

......................................... ......................................................................................
............. ......................................................................................
......................................................................................
.....................................................................................

5. Jelaskan alur dalam teks cerpen tersebut disertai bukti pendukung dari
dalam teks!
Alur Bukti Pada Teks

......................................... ......................................................................................
............. ......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
...........

6. Sebutkan amanat dalam teks cerpen tersebut disertai bukti pendukung dari
dalam teks!
Amanat Bukti Pada Teks

......................................... ......................................................................................
............. ......................................................................................

18
......................................................................................
......................................................................................
......................................................................................
...........................

2. Membandingkan Unsur Pembangun Cerpen dari Dua Teks Cerpen


Pada bagian ini, kalian akan membaca dua teks cerpen agar bisa
membandingkan unsur-unsur pembangun dari kedua teks cerpen tersebut.
Bacalah kedua teks cerpen berikut dengan saksama.
Cerpen 1
19
Kemiskinan Berujung Kesuksesan
Karya : Aditya Wahyu Saputra
(Alumnus SMAN 2 Unggul Sekayu Angkatan 18)
Aku adalah anak tunggal yang bernama Edi. Ayah ku bekerja sebagai petani
di persawahan Pak Sarjo (ketua desa), sedangkan ibu ku sebagai ibu rumah
tangga. Keseharian ayahku hanya di sawah, ketika musim hujan panen sangat
melimpah dan pulang membawa kebahagiaan, saat musim kemarau ayahku
pulang hanya membawa keringat. Keluarga kami bukanlah keluarga yang
mewah melainkan keluarga yang bisa di katakan cukup bisa juga dikatakan
kekurangan. Ayah ku selalu berpesan, kita adalah keluarga miskin bukan
berarti jiwa kita adalah jiwa miskin, kita adalah keluarga miskin bukan berarti
iman kita adalah iman miskin, makan apa yang ada kalau tidak ada lebih baik
berpuasa yang terpenting jangan maling. Itu adalah ucapan ayah saya yang
tidak akan saya lupakan. Ayah saya juga berpesan. Nak, jadilah diri kamu
sendiri berusahalah menjadi yang lebih baik dari ayah dan ibumu ini. Karena
kehidupanmu ini hanya kamu yang memilih jika kamu berusaha dan berdoa
kamu akan sukses, jika kamu pasrah dengan keadaanmu kamu tidak akan jadi
apa-apa.
Sekarang aku kelas 3 di SMPN 3 PUNI, itu adalah sekolah di daerahku.
Walaupun hanya secarik baju dan selembar kertas aku tetap semangat untuk
belajar, tetap semangat untuk menimba ilmu. Aku selalu menghafal ucapan
ayah ku untuk mengingat di waktu aku menyerah. Tidak ada teman yang ingin
bergaul dengan ku entah kenapa, apa karena aku keluarga miskin atau karena
aku keluarga yang tidak berkecukupan. Tapi aku bangga dengan keluarga
karena dialah penyemangat hidupku.
Menurut guru ku aku termasuk orang yang cerdas karena aku memiliki
semangat juang untuk belajar. Sebelum ujian menghadang, hanya doa dan
usaha yang aku lakukan untuk menghadapi ujian tersebut. Hari sabtu adalah
hari pengumuman dimana ujian nasional telah berlalu, dengan gemetaran dan
keringat dingin aku pun mendengar kan pengumuman itu. Akhirnya nama ku
termasuk 5 besar di antara 96 peserta lainnya.
Hari pun menjelang sore dan matahari mulai meninggalkan bumi dari sebelah
barat, aku pun pulang dengan gembira dan mengabarkan apa yang telah

20
terjadi di sekolahan tadi. Muka gembira dan riang telah menyelimuti raut muka
ku. Ibu yang sedang menyapu di halaman depan rumah pun terkejut melihat
aku berlari-larian dengan tidak seperti biasanya.
“Ibuuu… ..” (Aku langsung memeluk ibukku).
“Kenapa kamu berlari-larian?”(Tanya ibukku).
“Tadi pengumuman hasil UN dan Edi termasuk 5 besar bu diantara 96 teman
ku yang lain.”(Sambil menunjukkan sertifikat).
“Bener?Enggak bohong kan?”(Dengan muka gembira)
“Iya bu. Enggak mungkin Edi bohong sama ibu.”
“Alhamdulilah nak kalau begitu. Yang penting Edi tetap rajin dan giat
belajar”(Ibu tersenyum melihat Edi)
“Iya bu, Terimakasih”(Memeluk ibu)
Aku pun akan melanjutkan sekolah ku ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Aku
membicarakan hal itu kepada kedua orang tuaku.
“Ayah aku ingin sekolah di kota (SMAN 6 UNGGUL JAKARTA)?”(Muka datar)
“Itu kan jauh, nak?”(Terkejut)
“Iya yah. Tapi Edi ingin menimba ilmu lebih jauh lagi di kota sana, itu juga
sekolah terbaik yah”(Optimis)
“Apa kamu yakin ingin sekolah di kota? Dan jauh dari ayah dan ibu mu ini?”
“Insyaallah yah, jika ayah percaya dengan Edi. Edi pasti bisa yah”.(Optimis)
“Ayah dan ibu hanya bisa mendoakanmu dan mengizinkan mu nak”.
“Terima kasih yah, semoga dengan Edi menimba ilmu lebih jauh lagi dan lebih
banyak lagi semoga Edi bisa menjadi orang yang sukses dengan impian
ayah”.(Memeluk erat ayah dan ibu)
“Amiiin, nak”.
Seminggu kemudian….
Aku pun bangga dengan kedua orang tuaku yang telah memberikan suatu hal
yang terbaik untuk diriku. Dengan susah payah dan keringat yang telah ia
keluarkan kini ia terbayar oleh kecerdasan yang aku punya. Perpisahan
termanis pun mulai terungkap seperti lagu Lovarian. Hari demi hari telah
berlalu dan waktu demi waktu terus berganti. Kesuksesan akan terwujud jika
kita benar-benar ingin menggapainya.

Cerpen 2

21
Berkata Jujur Untuk Sebuah Kebaikan
Oleh: Imelda saraswati
Suatu hari ada seorang anak berjualan keripik singkong, anak ini bernama
Ismail dia terlahir dari keluarga yang kurang mampu, dan memiliki dua orang
adik
“Bu, pak Ismail pergi dulu ya, menjualkan kripik singkong bu Maryati”
“iya nak, hati hati di jalan” ucap si ibu menjawab setelah Ismail berpamitan
kepada kedua orangtuanya Ismail bergegas agar tidak kesiangan untuk
berjualan

“kripik Singkong..! kripik singkong..!” Ismail berteriak kesana kemari


menjualkan dagangannya agar ada pembeli yang datang untuk membelinya,
tapi tiba tiba… Bruuuk! ada seorang pria yang menyenggol Ismail dari
belakang, pria itu nampak mencurigakan dengan membawa tas hitam yang
entah apa di dalamnya, tiba tiba pria itu menoleh
“hei bocah kalau jalan hati hati!!!” ucap pria itu mencurigakan, Ismail hanya
tersenyum
“hei bocah, jika ada warga yang mencariku jangan kau beri tahu jika tidak..”
ucap pria itu dengan mata yang melotot dan seraya pergi, masuk di balik
semak semak
“Nak.. Nak..” ucap bapak bapak berkumis tebal kepada Ismail, yang membuat
Ismail sontak dari renungannya dilihatnya bapak bapak yang menegurnya tadi
dan dilihatnya begitu banyak orang yang berkumpul di dekatnya dengan
wajah berapi api, apakah ini warga yang dikatakan lelaki tadi, ucapnya dalam
hati
“ehm.. iya bapak bapak ada apa?”
“kami mencari seorang lelaki yang membawa tas hitam, apa kamu tahu?”
ucap bapak tadi kepada Ismail, sepertinya lelaki tadilah yang dicari orang
orang ini, ucap ismail dalam hati, ismail berfikir panjang, apakah aku harus
memberitahukan lelaki tadi kepada orang orang ini, lelaki tadi memang
tampak mencurigakan, jika aku tidak memberitahukan keberadaannya maka
aku juga berdosa besar telah menutupi kesalahan orang tadi. Fikir ismail yang
semakin bingung, akhirnya ismail membuat keputusan

22
“saya melihatnya, lelaki itu berada di balik semak semak dan pohon yang
rindang itu!” ucap ismail seraya menunjuk ke arah semak semakdan pohon
itu, segeralah orang orang tadi menghampiri arah yang ditunjukan oleh ismail,
ternyata benar lelaki itu berhasil ditemukan dan dibawa pergi oleh sekempulan
itu, ismail hanya tersenyum dan pulang ke rumah, walau pun dagangannya
belum terjual habis seraya berucap “Alhamdulillah!”

Bandingkan unsur-unsur pembangun kedua cerpen tersebut dengan cara


mengisi kolom-kolom pertanyaan berikut!
N Unsur Cerpen 1 Cerpen 2
o
1 Tema ................................................ ................................................
..... .....
................................................ ................................................
.... ....
2 Tokoh ................................................ ................................................
... ...
................................................ ................................................
.... ....
................................................ ................................................
.... ....
................................................ ................................................
.... ....
................................................ ................................................
... ...
................................................ ................................................
... ...
3 Latar ................................................ ................................................
..... .....
................................................ ................................................
.... ....
................................................ ................................................

23
.... ....
................................................ ................................................
..... .....
................................................ ................................................
..... .....
................................................ ................................................
... ...
4 Sudut ................................................ ................................................
pandan ..... .....
g ................................................ ................................................
.... ....
5 Alur ................................................ ................................................
..... .....
................................................ ................................................
.... ....
6 Amanat ................................................ ................................................
..... .....
................................................ ................................................
.... ....
................................................ ................................................
... ...

24

Anda mungkin juga menyukai