Anda di halaman 1dari 4

CERPEN TEMAN MASA LAMPAU

Karya : Nindy Fajar Isnaeni


No Absen : 16
Kelas : IX B

Disuatu waktu terdapat 5 sekawan sahabat, yang terkenal dikalangan para orang
tua, di daerah tersebut. Sekawan sahabat itu terkenal dengan kekompakannya. Sekawan
sahabat itu beranggotakan 5 orang anak. Aku, Kiki, Eza, Kela dan Bawar.

Anak tertua dalam sekawan ini adalah Bawor. Bawor adalah anak yang jail dan
terkadang nakal. Bawor sering dimarahi oleh orang tuanya. Terlepas dari semua itu
Bawor adalah anak yang rajin, pekerja keras dan selalu bersemangat ia akan selalu
menjadi orang pertama yang melindungi kami jika ada yang nakal atau saat aku sednag
menangis. Bawor juga memiliki hobi bermain sepak bola.

Yang kedua adalah Kiki yang tertua kedua diantara kami,. Kiki adalah anak
bandel, anak nakal, pembangkang, dan suka jail, tapi dia juga termasuk anak yang
pintar. Sifat aslinya lemah lembut, anaknya asik diajak ngobrol dan kreatif. Ia juga
memiliki bakat melukis terutama dalam seni kaligrafi. Hasil karyanya sangat indah dan
menawan. Bahkan terkadang aku meminta diajari melukis olehnya.

Yang ketiga Eza namanya. Ia adalah anak dari keluarga yang bisa dibilang kaya.
Ibunya sebagai ibu rumah tangga, ayahnya bekerja sebagai kepala sekolah, serta
kakaknya bekerja menjadi perawat. Ia memiliki rumah besar dan mainan yang banyak.
Eza termasuk anak yang tidak terlalu nakal. Eza memiliki hobi bermain badminton.

Yang paling muda diantara kami adalah Kela, Kela adalah anak permpuan yang
ceria, ramah, mudah bergaul dan memiliki banyak teman. Hatinya baik dan lembut.
Anaknya juga sopan. Pantas saja ia memiliki banyak teman. Ia memiliki hobi bernyanyi
dan membaca buku. Terkadang ia juga suka bersepeda dan memasak.
Pada suatu siang setelah pulang sekolah. Diperjalanan pulang aku dan teman-
temanku membahas tentang permainan apa yang akan aku mainkan sore ini. Lalu Bawor
mengusulkan untuk bermain sepak bola namun aku dan teman – teman tidak setuju. Aku
mengusulkan untuk bermain gobak sodor danteman – teman pun menyetujuinya. Aku
dan teman – teman berjanji akan bermain di lapangan desa pukul 4 sore.

Aku bergegas pulang, begitu juga dengan teman – temanku. Sesampainya


dirumah aku segera berganti pakaian dan makan siang. Aku melirih jam dinding yang
terdapat di ruang makan, saat itu pukul jam 2 siang. Aku bingung mau melakukan
kegiatan apa sambal menunggu jam menunjukkan pukul 4 sore. Akhirnya aku mengikuti
saran dari ibu yaitu tidur siang, dan ibu juga berjanji akan membangunkanku tepat pada
pukul setengah empat sore. Akupun tersenyum, dan bergegas mencuci piring dan
mencuci tangan,lalu aku tidur siang.

Tepat pukul setengah empat sore ibu membangunkanku, lalu menyuruhku untuk
mencuci muka. Ibu juga menyuruhku untuk mandi, namun aku menolak karena nanti
akan berkeringat dan pasti akan kotor lagi. Aku bergegas ke rumah Kela setelah
berpamitan dan juga tidak lupa meminta uang jajan. Saat sampai di rumah Kela, ia
sudah siap dan kami lanjut pergi ke lapangan desa.

Saat sampai di lapangan ternyata sudah ada teman – teman yang lain. Aku
bergabung dan bermain bersama. Saat sedang asyik bermain bersama aku dan teman –
teman merasa sangat haus. Aku dan teman – teman memutuskan untuk membeli es
marimas. Kedai es tersebut tidak terlalu jauh dari lapangan tempat kita bermain. Aku
membeli es laulu membayar kepada sang penjual es tersebut.

Aku berjalan dengan santai sambal sesekali bersenda gurau bersama teman –
teman lainya. Aku memutuskan untuk duduk terlebih dahulu sambal menghabiskan es
marimas milikku. Dan teman – temanku lainnya juga melakukan hal yang sama seperti
yang kulakukan.

Aku melanjutkan permainan yang sempat tertunda sejenak, aku dan timku
mengambil posisi sebagai penjaga, permainan kembali dimulai. Semua tim lawan
mencoba menerobos pertahannku. Namun dipertengahan permainan ada suatu hal yang
terjadi yaitu Bawor mendorong kiki sampai jatuh tersungkur ke tanah.
Kiki terjatuh dengan lutut yang mengeluarkan darah. Dan sontak permainan ini
pun terhenti. Aku segera menghampiri kiki dengan persasaan cemas. Bawor bukannya
panik ia malah marah dan menyalahkan kiki, kiki tidak terima bahkan kini ia sudah
menangis. Aku mencoba melerai mereka dan akhirnya berhasil.

Aku dan Eza mengantarkan kiki pulang kerumahnya. Sementara Kela tidak bisa
ikut mengantarkan kiki pulang kerumahnya. Lalu kemana perginya Bawor? Ia langsung
pergi setelah bertengkar dengan kiki tadi.

Saat aku sampai di rumah kiki jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Ibunya kiki
bertanya padauk kenapa kiki didorong oleh Bawor sampai terjatuh. Aku pamit pulang
kepada ibunya kiki, karena waktu sudah sore dan sebentar lagi akan magrib. Aku
bergegas pulang dengan perasaan kasihan pada kiki. Aku bermonolog dalam hati “ pasti
kakinya sakit”.

Saat aku sampai di rumah ibu bertanya kepadaku, kenapa aku pulangnya sore
sekali. Aku menjawab kalau tadi aku menolong kiki terlebih dulu. Aku menjelaskan
kalua tadi kiki terluka saat bermain Gobag Sodor akibat di dorong oleh Bawor. Aku juga
berkata kalua tadi Kiki dan Bawor juga sempat bertengkar. Setelah menceritakan
kejadian tadi kepada ibu, aku memutuskan ubtuk mandi, sehabis mandi, aku makan,
sehabis makan aku belajar, mengerjakan tugas ,lalu tidur malam.

Paginya pada saat berangkat sekolah, kiki dan bawor saling diam. Aku mencoba
mencairkan suasana namun nihil, cara itu tidak berhasil. Saat dikelas mereka juga tetap
saling diam tanpa ada niat untuk mengobrol atau bahkan untuk berbaikan. Aku, Kela,
dan Eza mencoba mencari solusi untuk memecahkan masalah ini.

Akhirnya aku mengajak semua teman-temanku untuk pergi ke taman belakang


sekolahan. Aku menyuruh mereka untuk berbaikan. Awalnya mereka tetap saling diam-
diaman. Aku memaksa mereka untuk saling memaafkan.

Walaupun awalnya sulit untuk saling memaafkan, akhirnya mereka saling


memaafkan. Kami semua tersenyum dan tertawa Bersama. Aku dan teman-teman
senang sekali saat menyaksikan mereka berbaikan. Kami semua tersenyum dan tertawa
Bersama. Aku dan teman-teman senang sekali saat menyaksikan mereka berbaikan.
Kami semua tersenyum dan tertawa Bersama. Aku dan teman-teman memutuskan untuk
kembali kelas. Di saat kami berjalan menuju kelas, aku terus tersenyum dan hati ini
terasa lega, akhirnya mereka berbaikan juga.
Sore harinya aku dihampiri oleh teman-temanku, kami memutuskan untuk
kembali bermain Gobag sodor, tiba-tiba aku menceletuk Cieeee…cieeee udah baikan
nih. Dan semua teman-teman pun ikut tertawa mendengar kata kataku. Kini giliran aku
dan timku yang bertugas sebagai penghindar. Saat aku akan berlari tiba-tiba aku
tersandung dan terjatuh, semua anak panik. Namun aku bergegas bangun dan tersenyum
sambal berkata aku baik-baik saja.

Kami tertawa Bersama, salah satu dari kami berteriak jangan ada uang berkelahi
lagi ya. Aku tertawa walaupujn telapan dan lututku terasa perih dan sedikit nyeri. Lalu
Bawor berkata kepadaku, “Kamu tidak apa-apa?”. Aku tersenyum, “Aku sudah bilang
aku tidak apa-apa”. Aku melanjutkan bermain Bersama lagi. Eza berkata kepada aku
dan teman-teman lainnya, teman-teman kita akan tetap Bersama, kita akan tetap
bersahabat sampai kapan pun, jangan ada yang mencoba menjauh oke!!. Masa yang
katanya Pandhawa 5 bubar tanpa alas an kan gak lucu ya. Aku juga menceletuk, kita
emang harus tetap Bersama, saat ada masalah atau sedang bertengkar, kita harus bisa
menyelesaikannya dengan cara yang baik. Apapun masalahnya, seberat apapun
cobaannya, kita harus tetap Bersama. Kalau bisa mah jangan sampai ada masalah.

Aku membayangkan lalu berkata pasti lucu deh kalo kita bersahabat sampai tua.
Sore itu dilapangan desa, kitab er 5 terduduk di atas hamparan rumput yang hijau
sambal terkena semilir sejuk angin sore, dan meminum es marimas seperti biasanya.
Kami dapat Bersatu Kembali disaksikan oleh sang matahari, bahwa persahabatan kita
abadi. Aku berdiri dan berjalan kehadapan semua temanku. Aku ulurkan tanganku ke
depan dengan wajah ceria aku berteriak, TEMAN SELAMANYA. Lalu kami semua
menjatuhkan tubuh ke atas rumput, dan terbaring menatap langit sore. Aku pejamkan
mataku, Kembali merasakan semilirnya angin sore. Perjalanan kita masih Panjang, tidak
berakhir disini, sekarang ini hanya permulaan kita, tidak tau bagaimana persis ending
dari pertemanan kita. Semoga apapun yang terjadi kita tetap akan Bersama seperti ini.
Kisah ini diakhiri dengan senyuman yang terpatri di wajah kami.

Anda mungkin juga menyukai