Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TATA SUSILA

Mata Kuliah : Tata Susila


Dosen Pengampu : Lilik, S.Ag., M.Pd.H

Disusun oleh:
Nama Nim
Benjie : 18 00 027
Dedi Purwanto : 18 00 038
Eka Srimaya : 18 00 033
Elisa : 18 00 007
Ketut Ranti : 18 00 019

FAKULTAS DHARMA ACARYA


PRODI PENDIDIKAN AGAMA HINDU
INSTITUT AGAMA HINDU NEGERI TAMPUNG PENYANGPALANGKA RAYA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Tabe Salamat Lingu Nalatai Salam Sujud Karendem Malempang

Puji syukur saya ucapkan atas berkat asung krta wara nugraha Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, makalah yang berjudul TATA SUSILA ini dapat selesai dengan waktu yang ditetapkan.
Bahan ajar nini disusun mengingat kurangnya litelatur mengenai Tata Susila pada Fakultas
Dharma Acarya. Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi kita untuk
perguruan tinggi, khususnya sebagai seorang calon guru.

Tujuan dari makalah ini antara lain untuk mengenalkan serta mengajarkan kita untuk
berbuat baik dalam kehidupan kita sehari-hari karena Tata Susila merupakan hal terpenting bagi
kita dalam berkehidupan terkhususnya bagi seorang calon guru.

Tentunya dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu
diharapkan kepada para pembaca untuk menyampaikan masukan-masukan dan saran-saran guna
perbaikan. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Om Santih, Santih, Santih, Om

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................................................

A. Latar Belakang............................................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN............................................................................................................

A. Konsep Tata Susila Hindu...........................................................................................


B. Dasar Dari Tata Susila................................................................................................
C. Tujuan Tata Susila......................................................................................................
D. Prinsip– Prinsip Dasar Beretika .................................................................................
Dalam Ajaran Agama Hindu......................................................................................
E. Cara Menuju Manusia Yang Ideal (Manava Madhava) .............................................
Dalam AjaranAgama Hindu.......................................................................................
F. Kesusilaan dan Kedursilaan Yang Dilakukan ............................................................
Terhadap Sesama Manusia..........................................................................................

BAB III. PENUTUP....................................................................................................................

A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tata Susila adalah suatu aturan atau pedoman dalam berkehidupan, karena salah satu
yang paling pertama menjadi sorotan masyarakat terhadap kita adalah tata susila kita,
terkhususnya seorang guru yang menjadi salah satu pedoman dalam masyarakat. Karena itu
kita sangat perlu mempelajari Tata Susila karena sangat penting sekali. Tata Susila juga
salah satu aturan dalam hidup bermasyarkat karena itu adalah salah satu menjadikan hidup
aman dan tentram.
Agama hindu memiliki Tiga Kerangka Dasar yang sering disebut Tri Kerangka Dasar
Agama Hindu yang bagiannya antara lain: TATTWA adalah aspek pengetahuan atau ajaran
agama yang harus dimengerti oleh masyarakat terhadap aktivitas keagamaan yang
dilakukan. SUSILA, adalah aspek pembentukan sikap keagamaan yang menuju pada sikap
dan perilaku yang baik sehingga manusia memiliki kebajikan dan kebijaksanaan, wiweka
jnana. Dan UPACARA adalah tata cara pelaksanaan ajaran agama yang diwujudkan dalam
tradisi upacara sebagai wujud simbolis komunikasi manusia dengan tuhan.
Ketiganya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan yang harus dimiliki
dan dilaksanakan oleh umat Hindu. Ketiganya diumpamakan kepala, hati, dan kaki yakni
tattwa sebagai kepala, susila sebagai hati dan upacara sebagai kaki.

B. Rumusan Masalah
Masih kurang pemahaman tentang Tata Susila sehingga banyak manusia yang sering
berbuat asusila sehingga perlu suatu rumusan agar kita mengetahui apa itu Tata Susila,
rumusan tersebut antara lain
1. Mengetahui konsep dari Tata Susila
2. Tujuan Tata Susila
3. Apa itu Kesusilaan dan Kedursilaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Tata Susila Hindu (Ekayana)


Tata Susila berasal dari kata Tata dan Susila. Tata berarti hubungan, urutan, norma,
ketentuan. Susila adalah tingkah laku yang baik dan mulia yang selaras dengan ketentuan-
ketentuan dharma dan yadnya (jingga:1967:47) dharma dalam susila yaitu hubungan yang
selaras dan rukun antara sesame dengan alam semesta hubungan yang selaras ini
berlandaskan pada yadnya yaitu korban suci yang didasarkan pada keiklasan. Susila adalah
perilaku yang benar ilmu tentang perilaku disebut dengan “moralitas atau susila” (Sivanada,
1997:62).
Dalam hubungan dengan konsep Tata Susila, maka tata susila adalah aturan, norma,
ajaran mengenai perilaku yang benar atau dapat disebut sebagai ajaran moralitas, yang
dalam bahasa sansekerta disebut Ekayana. Ekayana berasal dari kata Eka yang berarti utama,
benar, dan baik sekali. Sedangkan Yana berarti sikap diri. Jadi Ekayana berarti sikap diri
atau sikap tabiat atau tingkah laku utama dan yang benar. Tingkah laku yang utama dan
benar disebut susila.
Berdasarkan konsep Ekayana, ajaran moralitas merupakan kumpulan norma-norma
mengandung ajaran wiweka seperti larangan dan kebolehan.

B. Dasar Dari Tata Susila


Agama adalah dasar tata susila yang kokoh dan kekal. Ibarat landasan bangunan,
dimana bangunan harus didirikan. Tata susila mengatur tingkah laku manusia dalam
hubungannya dengan tuhan, manusia dan alam lingkungan (Tri Hita Karana) agar perbuatan
tidak menyimpang dari sabda Sang Hyang Widhi. Karena itu tata susila tidak bias
dipisahkan kedudukannya dari agama hindu, yang mengatur dan menetukan tingkah laku
manusia, hubungannya dengan sesame dan hubungannya dengan tuhan.
Berdasarkan uraian yang dijelaskan, maka dapat dikatakan bahwa tata susiala
mempunyai kedudukan yang amat penting dalam teologi Agama Hindu, sebab dengan
demikian dapat menyatakan kasih Sang Hyang Widhi. Karena itu tata susila merupakan
landasan dan pedoman bagi umat manusia dalam mengarungi lautan hidup dan kehidupan
yang semuanya tidak kekal.
Etika atau tata susila adalah bentuk pengendalian diri dalam pergaulan hidup bersama.
Ia tidak dapat hidup sendiri, dan selalu bersama-sama serta memerlukan orang lain. Dalam
kehidupan bersama ini, manusia harus mengatur dirinya dalam bertingkah laku, ia harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan manusia lain dalam masyarakat. Tata susila juga
merupakan pedoan hidup manusia dalam berinteraksi antara satu dengan yang lainnya agar
tercapai suatu keharmonisan di dunia. Tata susila sebagai pedoman hidup manusia dalam
rangka menghindari suatu kecenderungan perilaku yang tidak baik.

C. Tujuan Tata Susila


Tujuan tata susila ialah untuk membina hubungan yang selaras atau perhubungan yang
rukun antara seseorang (jiwatma) dangan mahkluk yang hidup disekitarnya, perhubungan
yang selaras antara keluarga yang membentuk masyarakat dengan masyarakat itu sendiri,
antara satu bangsa dengan bangsa yag lain, antara manusia dengan alam sekitarnya.
Tata susila membina watak manusia untuk menjadi manusia yang baik, berpribadi
mulia, serta mempersatukan dirinya dengan mahkluk sesama dan akhirnya menuntun
mereka untuk mencapai kesatuan Jiwatmanya (rohnya) dengan Paratmatma (hyang Widhi
Wasa atau Brahman).

D. Prinsip– Prinsip Dasar Beretika Dalam Ajaran Agama Hindu

Susila dalam Agama Hindu merupakan kerangka dasar yang kedua . Susilaadalah istilah
lain dari etika dan moral . Etika dan moral merupakan dua kata yangdi pergunakan silih
berganti untuk maksud yang sama . Berdasarkan uraian diatas dapat kita pahami bahwa etika
merupakan ajaran prilaku atau perbuatan

yang bersifat sitematis tentang prilaku (karma). Sifat manusia terdiri dari apa yang dian
ggap sebagai perbuatan baik (subha karma/daiwi sampad) dan perbuatan yangtidak
baik (asubha karma/Asuri sampad).pengertian susila dapat di jelaskansebagai berikut :
a. Susila atau etika adalah upaya mencari kebenaran. Sebagai filsafat ia
mencariinformasi yang sedalam-dalamnya secara sitematis tentang kebenran
yang bersifat absolut maupun relative.
b. Susila atau etika adalah upaya untuk megadakan penyelidikan atau megkajikebaikan
manusia , sebagai bagaimana seharunya hidupdan bertindak di duniaini agar hidup
menjadi bermakana.
c. Susila atau etika merupakan upaya (karma) manusia mempergunakanketerampilan
fisiknya (angga/raga) dan cerdas rohani (suksma sarira) manusiaterdiri atas pikiran
(manas), kecerdasan (buddhi) .dan kesadaran murni (atman)yang dapat berfungsi
sebagai sarana untuk memecahkan berbagai masalahtentang bagaimana manusia
hidup dan berbuat baik (saputra).

E. Cara Menuju Manusia Yang Ideal (Manava Madhava) Dalam AjaranAgama Hindu

Dalam Agama Hindu, ia yang lahir ke dunia telah dibekali dengan sifat
-sifat ke duniawian. Sifat - sifat ke duniawian tersebut diperlukan untuk mempertahankan
kehidupannya didunia, namun dalam menjalankan hal-hal keduniawian
tersebut, setiap manusia harus bertindak sesuai dengan batasandharma (kebenaran), tugas,
moral, dan hukum sosial. Perlu disadari bahwa dalam menjalankan hal- hal
ke duniawian tersebut, setiap umat hindu tentunya takkan bisa terlepas dari faktor
-faktor yang dapat membuat seseorang menyimpangdari jalan dharma atau mengarah
pada perbuatandosa,yaitu penderitaan(tresna),kemarahan (krodha), ketamakan (lobha), keteri
katan (moha), rasa bangga(mada), kecemburuan (matsarya), dan egoisme (ahankara). Untuk
menghindarkan diri dari perbuatan-perbuatan tersebut, maka kita perlu untuk meningkatkan
iman dan takwa serta perlu untuk menata diri menuju manusia ideal.

F. Kesusilaan Dan Kedursilaan Yang Dilakukan Terhadap Sesama Manusia


Hubungan kesusilaan dan kedursilaan berdasarkan atas rasa kasih dan dengki. Kasih
mendorong rasa berkorban, rasa mengekang diri, rasa mengabdi untuk kebahagiaan
sesamanya. Kasih muncul dari dalam kalbu yang merupakan alam Paramatma, yaitu alam
Ananda (kebahagian).
Kasih adalah dasar semua kebajikan (dharma), dan dengki adalah dasar kedursilaan
(adharma). Persatuan sesuai dengan hukum kebenaran dan pemecahan bertentangan dengan
hukumk kebenaran itu. Kerukunan menunjukan kemajuan dan percekcokan menunjukan
kemunduran. Jenis-jenis dari pebuatan susila dan kedursilaan antara lain:
a. Perbuatan Susila
 Jujur dalam bersikap dan bertingkah laku, dalam hal ini bukan hanya dalam
berbicara saja kita jujur tetapi jiga dalam bertingkah laku. Contohnya sikap kita
saat menemuka barang milik orang lain yang tertinggal di suatu tempat, lalu kita
mencari pemiliknya serta mengembalikan barang mliknya tersebut.
 Meminta maaf saat melakukan kesalahan, merupakan salah satu bentuk norma
kesusilaan dalam masyarakat. Orang yang berani meminta maaf adalah pribadi
yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan.
 Berpakaian sesuai tempat dan situasi, merupakan salah satu bentuk norma
kesusilaan, karena berpakaian dapat menunjukan kepribadian seseorang.
 Menghargai dan menghormati orang lain, adalah merupakan ciri berkelakuan
baik diman yang muda menghormati yang tua, dan yang tua menyayangi yang
muda.
 Berbicara hal yang baik, merupakan hal yang dianggap sepele. Namun,
kenyataannya cara kita berbicara dan topic yang dibicarakan dapat berdampak
besar bagi orang lain dan diri kita sendiri.
 Tidak mengambil hak orang lain, adalah hall dimana kita tidak merugikan orang
lain dari berbagai hal, salah satunya mengambil barang yang bukan milik kita.
b. Pebuatan Asusila
Perbuatan menyimpang (asusila) dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Penyimpangan primer; pegawai membolos kerja, siswa menyontek saat ujian,
pelanggaran lalu lintas, dll.
2. Penyimpangan sekunder; melakukan pembunuhan, perjudian, pemerkosaan dan
perampokan, dll.
3. Penyimpangan individu; bandel, pembangkang, pelanggar, perusuh atau penjahat,
dll.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tata susila merupakan pedoman dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
guna mencapai suatu keharmonisan. Tata susila selalu berlandaskan sebuah agama yang
menjadi dasar ajaran dharma bagi manusia yang bersumber dari kitab suci. Selain perbuatan
dharma, ada pula perbuatan adharma yang bersifat merusak manusia, entah itu merusak pola
pikir, jasmani dan rohani pada intinya perbuatan adharma adalah perbuatan yang tidak baik
dan ditentang oleh ajaran tata susila.

B. Saran
Sebagai manusia yang mempunya akal dan pikiran alangkah baiknya kita mempelajari
tata susila agar kelak kita bias menjadi sebuah panutan yang baik dalam masyarakat. Karena
pada jaman sekarang karena kemajuan teknologi serta masuknya kebudayaan asing
menyebabkan banyak generasi yang terjerumus ke dalam adharma. Kita sebagai seorang
calon guru harus mengetahui ajaran tata susila agar kita bias memberi pandangan kepada
peserta didik kita dalam memahami dan melakukan dharma yang brtguan bagi kehidupan
mereka.
Selain itu, saya selaku penyususn makalah ini meminta maaf yang sebesar besarnaya
karena mungkin penyusunan makalah ini kurang lengkap isinya. Dan harap memaklumi
bahwa pembuatan makalah ini masih dalam proses belajar, saran dan masukan saya
harapkan juga guna perbaikan makalah ini. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang mendukung dalam hal penyelesaian makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmupengetahuanumum.co.Id
http://susiladanasusila.wordpress.co.Id
TATA SUSILA. Kementrian Agama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu,
Jakarta.2012

Anda mungkin juga menyukai