Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Wayan Nik Suniasih

NIM : 2011011049

Zaman Upanisad

Zaman Upanisad merupakan zaman dimana kehidupan masyarakat beragama lebih menekankan
pada hal hal yang bersifat philosolfi dalam pelaksanaan upacara keagamaan. Dimana terjadi
diskusi-diskusi yang dilakukan antara murid dengan Maharsi. Dari para siswanya yang selalu
aktif dalam mendalami keagamaan dan metode diskusi akhirnya dapat menimbulkan
perkembangan filsafat Hindu yang menekankan pada konsep Jnana. Zaman ini telah berlangsung
selama 800-300 SM. Zaman Upanisad adalah salah satu periodisasi dari perkembangan
kebudayaan India. Dalam pekembangan kebudayaan India yang juga menjadi rujukan
kebudayaan Hindu, terdapat tiga periodisasi utama yaitu, zaman Veda, zaman Brahmana, dan
zaman Upanisad. Sumber pokok dari zaman ini terdapat pada kitab-kitab yang disebut Upanisad.
Kitab Upanisad diperkirakan muncul setelah kitab Brahmana. Jumlahnya amat banyak lebih dari
200 judul, tetapi Mukhtika Upanisad menerangkan jumlahnya 108 buku dan banyak diantaranya
berasal dari zaman yang tidak terlalu tua.

Perkembangan Kitab Upanisad merupakan bagian dari Jnana Kanda dari Kitab Veda Sruti.
Isinya bersifat ilmiah, spekulatif dan tetap pada ruang lingkup keagamaan. Pada umumnya,
kitab-kitab Upanisad biasanya mengajarkan tentang Brahman, Atman, hubungan antara Brahman
dengan Atman, hakikat maya, hakikat Vidya serta mengenai Moksa atau pelepasan. Pandangan
yang menonjol dalam Upanisad adalah mengajarkan ketika segala sesuatu yang bermacam-
macam dialirkan dalam satu asas , satu realitas yang tidak dapat dilihat, tidak dapat dibagi-bagi,
tidak dapat di tangkap manusia tapi dapat meliputi seluruh alam semesta. Brahman yang di sebut
dengan tuhan ( Ida Sang Hyang Widhi Wasa ). Dimana Brahman dipandang sebagai pusat, awal,
dan berakhirnya segala sesuatu yang mungkin ada atau tidaknya di alam semesta ini. Brahmana
merupakaan substansi yang tidak memiliki sifat-sifat. Dimana Brahman sendiri memiliki sifat
Sat Cit Ananda, yang artinya kesadaran dan kebahagiaan. Dari ungkapan ini, menunjukan bahwa
kepada Brahman merupakan satu-satunya realitas yang bersifat mutlak.
Pada zaman Upanisad keberadaan Atman juga disebutkan meliputi segala sesuatu yang ada.
Dimana, Atman yang ada di tubuh kita ini memiliki lapisan zat yang dinamakan Panca Maya
Kosa. Bagian-bagian dari Panca Maya Kosa yaitu :

1. Anamaya Kosa
2. Pranamaya Kosa
3. Manumaya Kosa
4. Wijnanamaya Kosa
5. Anandamaya Kosa

Semua lapisan tersebut dapat berubah-ubah, sedangkan Atman merupakan subjek dari semua
lapisan tersebut. Atman bebas dari dosa, kelaparan dan kesusahan. Atman juga selalu berada
dalam keadaan yang bermacam-macam. Seperti dalam keadaan terjaga atau Jagrapada, dalam
mimpi Sevanapada, tidur nyenyak atau Susuptipada, dalam keadaan Turya, dimana Atman
berada dalam keadaan kesadaran yang intuitif. Selain Brahman dan Atman dalam zaman
Upanisad juga dikenal denggan adanya Karma. Dimana, Karma pada saat itu dikenal sebagai
perbuatan, dan pala merupakan hasil dari perbuatan tersebut. Ajaran Karma berakar dari ajaran
Rta yang ada pada zaman Veda. Sesuai dengan makna dari Karma tersebut siapapun yang berani
melakukan perbuatan yang buruk pasti menerima pala yang buruk. Ajaran Karma juga tidak
hanya berlaku pada kehidupan sekarang, tetapi juga berlaku pada kehidupan yang akan datang.

Maka timbulah ajaran tentang kelahiran kembali atau di sebut dengan Punarbhawa. Punarbhawa
sendiri yang memiliki arti kelahiran kembali, dimana ajaran tentang kelahiran kembali yang
berkemabang pada zaman Brahmana juga dipandang sebagai karunia dari Tuhan Yang Maha
Esa. Timbul banyak sekali pertanyaan mengapa orang bisa terlahir cacat, cantik, kaya dan
tampan serta miskin. Itu berawal dari Karma yang dilakukan terdahulu yang dinikmati di
kehidupan selanjutnya. Karma juga tidak hanya mengenai kehidupan yang akan datang,
kehidupan yang lalu pada masa sekarang. Manusia akan mengalami kelahiran yang berulang-
ulang dalam ajaran Agama Hindu. Sehubungan dengan hal tersebut tujuan hidup tertinggi dari
umat manusia adalah mencapai Moksa. Dimana, jika manusia meninggal maka badan kasar dan
badan halusnya terpisah. Badan halus hidup Bersama Atman kemudian mengambil badan baru.
Proses Punarbhawa ini sangat sulit dan jarang diketahui oleh banyak orang, kecuali oleh para
maharsi yang merupakan kehendak Brahman itu sendiri. Pada zaman Upanisad jalan untuk
mencapai Moksa dapat dilalui dengan jalan baik, Bakti, Tapa, Brata dan Yoga, sebagaimana
dijelaskan dalam kitab-kitab Upanisad.

Pemikiran yang ada dalam kitab Upanisad sangat berpengaruh dalam ajaran Agama Hindu yang
sangat toleran terhadap berbagai macam perbedaan yang ada. Secara historis, dapat diakui bahwa
proses perkembangan Agama Hindu pada hakikatnya di mulai dari penafsiran outentik. Cara-
cara itu telah dituliskan dalam kitab Upanisad dan dalam kitab Brahmana. Secara tradisi dalam
kitab Mutikha Upanisad disebutkan jumlah kitab Upanisad itu ada 108 buku. Dari 108 buku itu
dapat dikelompokan dalam Veda Sruti sebagai berikut :

1. Upanisad yang tergolong kelompok Reg Veda berjumlah 10 buku.


2. Upanisad yang tergolong kelompok Samaweda berjumlah 16 buku.
3. Upanisad yang tergolong kelompok Yajur Veda terdiri dari 2 bagian besar yaitu :
a. Upanisad yang tergolong ke dalam Yajur Veda hitam berjumlah 32 buku.
b. Upanisad yang tergolong ke dalan Yajur Veda putih berjumlah 19 buku.
4. Upanisad yang tergolong kelompok Atharva Veda berjumlah 31 buku.

Materi pokok yang dibicarakan pada kitab Upanisad yang tergolong umum adalah mengenai
hakikat metafisika tanpa mengadakan penekanan pada aspek ritualnya.

Anda mungkin juga menyukai