Diajukan oleh :
NIM : 82022236
FAKULTAS HUKUM
DENPASAR
2023
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan oleh :
NIM : 82022236
Di Bawah Bimbingan
FAKULTAS HUKUM
DENPASAR
2023
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh
NIM : 82022236
Menyetujui
NPP: 02,03.15.235
PENGESAHAN PROPOSAL
Disusun Oleh
NIM : 82022236
Pada Hari
Tanggal
Tempat/Ruang
Mengetahui,
Nim : 82022236
Dengan ini menyatakan bahwa Proposal yang telah saya buat adalah:
a) Asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Fakultas
Hukum Universitas Pendidikan Nasional maupun perguruan tinggi lainnya,
b) Gagasan, rumusan masalah dan hasil penelitian penulis kerjakan dengan arahan dosen
pembimbing
c) Tidak memuat karya-karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang
lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah
dengan disebutkan pengarang atau dicantumkan di daftar pustaka
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya, apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan, saya bersedia dikenakan sanksi dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas
Hukum Universitas Pendidikan Nasional
Nim : 820223
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widi Wasa, Atas
anugrahNya penyusunan Proposal ini yang berjudul “Tinjauan Yuridis status seseorang
sebagai justice collaborator dalam tindak pidana korupsi ‘dapat diselesaikan dengan
baik.Proposal ini merupakan suatu karya ilmiah yang disusun sebagai tugas akhir untuk
memperoleh gelar Sarjana Hukum, dengan tujuan melatih mahasiswa untuk berpikir dan
mampu menuangkan berbagai pemikiran secara terstruktur dan terperinci. Dalam penyusunan
proposal ini, penulis banyak mendapatkan saran dan dorongan serta dukungan dari berbagai
pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr.. Ir. Nyoman Sri Subawa, S.T., S.Sos., M.M., IPM. ASEAN.Eng selaku
Rektor Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS)Denpasar.
2. Ir. I Wayan Sutama, M.T., IPM selaku Kepala Lembaga Penelitiaan dan Pengabdian
kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS) Denpasar.
3. Dr. Ni Nyoman Juwita Arsawati, S.H., M.Hum., CCD selaku Dekan sekaligus dosen
Pembimbing skripsi Fakultas Hukum Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS)
Denpasar.
4. Putu Eva Ditayani Antari, S.H., M.H., CCD. selaku Ketua Program Studi Ilmu
Hukum Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS) Denpasar.
5. Dr. Oka Cahyadi Wiguna S.H.,M.kn. selaku Pembimbing Akademik Program Studi
Ilmu Hukum Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS) Denpasar.
6. Seluruh dosen Fakultas Hukum (Falkutas Hukum) Universitas Pendidikan
Nasional(UNDIKNAS) Denpasar yang telah membantu dalam penulisan.
7. Seluruh staff Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS) Denpasar.
8. Kepada kedua orang tua saya yang selalu meberikan support selama ini baik berupa
doa yang tulus maupun materi.
9. Teman-teman yang tidak dapat penulis jabarkan satu persatu yang telah memberikan
dukungan dalam penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari proposal ini masih jauh dari kata sempurna, disebabkan karena
keterbatasan pengetahuan penulis. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
dapat membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan proposal ini. Penulis berharap
semoga proposal ini berguna bagi para pembaca dan pihak-pihak yang berkepentingan. Akhir
kata, penulis ucapkan terima kasih
Denpasar,6 September 2023
Penulis
Nim : 82022236
DAFTAR ISI
Kata Penganta............................................................................................iv
Daftar Isi...................................................................................................... vi
48/Pid.Sus-Tpk/2020/Pn.Jkt.Pst)................................................................ 1
B. Latar Belakang........................................................................................1
2. Tujuan Khusus..........................................................................................6
E. Manfaat Penelitian..................................................................................6
1.ManfaatTeoritis..........................................................................................6
F. Kajian Teoritis...........................................................................................7
1. Justice collaborator................................................................................. 7
3. Perlindungan Hukum...............................................................................8
G. Originalitas Penelitian...........................................................................12
H. Kerangka berfikir..................................................................................18
I. Definisi Oprasional..................................................................................19
J. Metode Penelitian ................................................................................. 19
1. Jenis Penelitian........................................................................................19
Daftar Pustaka............................................................................................22
A. Judul : Tinjauan Yuridis Terhadap Justice Collaborator Dalam Tindak Pidana
Korupsi (Studi Putusan Nomor: 48/Pid.Sus-Tpk/2020/Pn.Jkt.Pst)
No Kasus Putusan
1 Agus Condro Menjadi justice Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
collaborator dalam kasus suap pun menjatuhkan vonis bersalah dan hukuman
cek pelawat dalam pemilihan penjara selama 1 tahun 3 bulan kepada Agus.
Deputi Gubernur Senior Bank
Indonesia yang dimenangkan
Miranda Goeltom.
Sumber (Putusan PNomor108/Pdt.P/2019/PN Btg)
2 Liliana Hidayat sebagai Justice Putusan Hakim menjatuhkan vonis terhadap
Collaborator dalam tindak pidana terdakwa Liliana Hidayat dengan pidana penjara
korupsi dalam kasus ikejanggalan selama 1 Tahun 8 bulan dan denda sejumlah Rp.
dalam proses pemeriksaan di 200.000.000 (dua ratus juta rupiah) dengan
Kantor Imigrasi ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar
diganti dengan pidana
kurungan selama 3 (tiga) bulan.
Sumber Putusan nomer: 30/Pid.Sus-Tpk/2019/Pn.Mtr
3 Mantan Dirjen Kependudukan di tingkat kasasi, Mahkamah Agung (MA)
dan Pencatatan Sipil Kementerian memperberat hukuman terhadap Irman dan
Dalam Negeri, Irman dan mantan Sugiharto menjadi masing-masing 15 tahun
Direktur Pengelolaan Informasi penjara.
dan Administrasi Ditjen Dukcapil,
Sugiharto, menjadi justice
collaborator dalam kasus korupsi
pada pengadaan e-KTP
Sumber PutusanNomor:41/Pid.Sus/TPK/2017/PN.JKT.PST.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penetapan justice collaborator dalam tindak pidana korupsi?
2. Bagaimana perlindungan hukum justice collaborator dalam tindak pidana
korupsi?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui bagaimna penetapan hakim terhadap seseorang sebagai
justice collabprator dalam tindak pidana korupsi.
2. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap Justice Collaborator
dalam Tindak Pidana Korupsi dalam putusan nomor: 48/Pid.Sus-
TPK/2020/PN.Jkt.Pst.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penulisan hukum
2. sebagai syarat guna memperoleh gelar kesarjanaan dalam bidang hukum
pada Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial di
Universitas Pendidikan Nasional Denpasar.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis yang diperoleh dari penulisan proposal ini adalah dapat menambah
pengetahuan mengenai penetapan justice collaborator dalam tindak pidana korupsi
dan bagi penulis diharapkan dapat memberikan pemahaman dan pengembangan
wawasan terhadap pengetahuan di bidang hukum pidana.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis yang diperoleh dari penulisan proposal ini adalah Hasil penelitian ini
diharapkan mampu untuk memberikan manfaat bagi mahasiswa yang berupa
gambaran ataupun masukan baik bagi ilmu pengetahuan hukum pada umumnya
maupun khusus mengenai perlindungan hukum justice collaborator dalam tindak
pidana korupsi. Tentunya ke depannya diharapkan penelitian ini dapat berguna
sebagai bahan pengetahuan bagi Masyarakat.
F. Kajian Teoritis
1. Jutice collaborator
Justice collaborator merupakan pelaku tindak pidana kejahatan yang
berpartisipasi dalam kejahatan tersebut, namun orang tersebut juga membantu
memberi informasi kepada lembaga penegak hukum dengan memberikan
informasi tentang kejahatan tersebut, seseorang yang berstatus justice
collaborator ini juga turut membantu mengungkap kejahatan pada saat kejahatan
itu dilakukan. Tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang sebenarnya sama
dengan tindak pidana persekongkolan, dimana tindak pidana yang dilakukan
merupakan tindak pidana korupsi, namun ia sendiri yang melaporkannya kepada
penegak hukum, hal demikian ada beberapa alasan yaitu seseorang yang ikut serta
dalam melakukan tindak pidana korupsi dan yang kedua adalah orang tersebut
diminta ikut serta dan melakukan oleh orang lain ikut serta dalam tindak pidana
korupsi tersebut (Manulu, 2015, h. 152).
Yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 2014 Atas
Perubahan Undang- undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi
dan Korban Pasal 1 angka 2 menjelaskan mengenai saksi pelaku yaitu : “Saksi
Pelaku adalah tersangka, terdakwa, atau terpidana yang bekerja sama dengan
penegak hukum untuk mengungkap suatu tindak pidana dalam kasus yang sama”.
Undang-undang Nomor 31 Tahun 2014 Atas Perubahan Undang- undang Nomor
13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban memang tidak
memberikan definisi tentang pelapor baik kedudukannya sebagai Whistle Blower
maupun Justice Collaborator namun demikian, ketiadaan pengertian itu tidak
kemudian menghilangkan hak-hak yang harus diberikan pada mereka dan harus
dipenuhi oleh LPSK (Manalu, 2015, h. 152).
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia pada Pasal 28D Ayat (1)
menentukan bahwa: "Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum” Yang
Artinya setiap orang yang berhadapan dengan hukum harus diperlakukan dengan
seadil-adilnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku tanpa membeda-
bedakan latar belakang sosialnya. proses penanganan hukum tindak pidana korupsi
yang rawan terjadi pelanggaran HAM mulai dari proses penetapan status tersangka,
proses penyelidikan dan penyidikan serta proses penuntutan perlindungan HAM
dalam proses tersebut:
1. Penegakan HAM dalam proses penyelidikan
Pada Pasal 1 Ayat (2) UU No. 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP menjelaskan
bahwa:Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara
yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna
menemukan tersangkanya. Berdasarkan kewenangan penyidik dapat dikatakan bahwa
dalam proses penyidikan, Penyidik KPK memiliki kewenangan yang cukup banyak
dan sangat rawan akan terjadi pelanggaran HAM kepada para tersangka terutama
pada proses penggeledahan dan penyitaan rumah atau bangunan serta benda yang
dimiliki oleh tersangka, karena bisa jadi barang atau harta yang disita ataupun
digeledah tidak terkait dengan kasus korupsi yang disangkakan oleh seorang
tersangka.Pada Pasal 47 UU No. 19 Tahun 2019 menjelaskan “Dalam proses
penyidikan, penyidik dapat melakukan penggeledahan dan penyitaan atas izin tertulis
dari Dewan Pengawas”. Pasal inilah menjadi dasar hukum atas wewenang penyidik
KPK melakukan penggeledahan dan penyitaan yang terlebih dulu harus memperoleh
izin dari Dewan Pengawas.
G. Original Penelitian
Justice Collaborator di Indonesia terutama pada kasus Tindak Pidana Korupsi
memiliki peran penting. Untuk itu perlindungan hukumnya perlu mendapat perhatian
khusus. Penulis meyakini bahwa telah banyak penelitian mengenai Justice
Collaborator sebagai topik penelitiannya.
H. Kerangka Berfikir
Judul : Tinjauan Yuridis Terhadap Justice Collaborator Dalam Tindak Pidana Korupsi
(Studi Putusan Nomor: 48/Pid.Sus-Tpk/2020/Pn.Jkt.Pst)
I. Defiisi Oprasional
1. Justice collaborator adalah orang yang bertindak sebagai pelapor untuk
mengungkap tindak pidana korupsi cessie yang terjadi di BANK Bali.
2. Tindak pidana korupsi adalah tindak pidana yang di lakukan oleh H. Tommy
Sumardi dengan membantu pelaku utama Djoko Tjandra dengan cara memberikan
suap red notice kepada penegak hukum yang mengakibatkan kerugian Negara.
3. Perlindungaan Hukum suatu upaya pemulihan hak yang di proleh oleh seorang
justice collaborator dalam mengungkap tindak pidana korupsi yang di ketahuinya.
J. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum
normatif. Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang dilakukan dalam
bentuk standar, yaitu. asas, kaidah, doktrin, teori, peraturan perundang-undangan
yang relevan, dan dokumen hukum lainnya yang menjadi bahan untuk mencari
penyelesaian suatu permasalahan hukum.
2. Jenis Pendekatan
Jenis pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah melalui pendekatan
perundang-undangan (the statute approach) merupakan penelitian dengan
menggunakan peraturan perundang-undangan sebagai bahan hukum utama yang
dijadikan acuan dalam penelitian. Pendekatan perundang- undangan dilakukan
dengan cara menyelidiki undang-undang yang mengatur tentang justice
collaborator. Selain itu, penulis juga menggunakan pendekatan kasus (The Case
Approach) yaitu pendekatan yang dilakukan dengan mempelajari dan meneliti
kasus-kasus yang berkaitan dengan permasalahan hukum/isu yang sedang
dihadapi. Pendekatan konseptual (conceptual approach) juga digunakan dalam
penelitian ini, yaitu dengan menganalisis permasalahan dalam penelitian hukum
dari sudut pandang aspek konsep- konsep hukum yang melatarbelakanginya
(Arinata et al., 2018, h. 5)
3. Jenis Bahan Hukum
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
- Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mengikat atau bahan yang
berkaitan erat dengan permasalahan yang meliputi:
1) Undang-UndangDasarNegaraRepublikIndonesia1945
2) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 1999 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2001 Nomor
3874
3) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang -
Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4635, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 5602
4) Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perlakuan Bagi
Pelapor Tindak Pidana (Whistleblower) Dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama
(Justice Collaborators) Di dalam Perkara Tindak Pidana Tertentu.
-Bahan Hukum Sekunder
Bahan Hukum sekunder, yaitu memberikan penjelasan mengenai bahan hukum
primer yaitu:
a) Buku-buku yang berkaitan dengan judul dan permasalahan yang akan dikaji
dalam penulisan proposal ini.
b) Hasil penelitian dan karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan penulisan proposal
ini.
c) Makalah-makalah seminar terkait dengan penulisan skripsi ini.
d) Jurnal hukum dan literatur yang terkait dengan penulisan proposal
4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini dengan
penelitian kepustakaan (library research) yaitu pengumpulan bahan hukum melalui
kepustakaan dengan cara menelaah dan mempelajari beberapa referensi buku-buku
hukum, jurnal, peraturan perundang- undangan, serta dokumen putusan yang
digunakan dalam penelitian ini.
5. Teknik Analisis Bahan Hukum
Teknik analisa bahan hukum yang sesuai dengan penelitian ini adalah dengan
menggunakan pendekatan secara kualitatif, yaitu dengan cara menguraikan,
memaparkan dan menjelaskan bahan penelitian secara bermutu dalam bentuk
kalimat yang teratur, terstruktur, runtun dan tidak tumpang tindih serta efektif dan
mempermudah pemahaman dan interprestasi bahan penelitian. Dalam penelitian ini
metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deksriptif yang bertujuan
untuk menggambarkan secara tepat sif at-sifat untuk menentukan ada atau tidaknya
hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dimasyarakat.
.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Bambang. 2000. Tindak Pidana dan Pemidanaan. Jakarta: Sinar Grafika
Efendi, M; Evandri, T S. 2007. HAM dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial
Politik, dan Proses Penyusunan/Aplikasi Ha-Kham dalam Masyarakat.
Bogor Selatan: Ghalia Indonesia
Raharjo; Satjipto. 2000. Ilmu Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Soekanto; Soerjono. 1984. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta. Waluyo: Ui
Press
Praturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ,
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor Tahun 2001 Nomor 3874
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang Atas Perubahan Undang - Undang
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4635, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 5602
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2011 tentang Perlakuan Bagi
Pelapor Tindak Pidana (Whistleblower) Dan Saksi Pelaku Yang Bekerjasama
(Justice Collaborators) Di dalam Perkara Tindak Pidana Tertentu.
LPSK Nomor M.HH-11.HM.03.02, PER-045/A/JA/12/2011, 1, KEP-B-02/01-
55/12/2011, 4 Tahun 2011 tentang Perlindungan Bagi Pelapor Angka 9 SEMA
4/2004, Penentuan Justice collaborator .
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
Yurisprudensi
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor: 48/Pid.
Sus-TPK/2020/PN.Jkt.Pst)
JADWAL PENULISAN PROPOSAL
Judul :
Nama :
Nomer Induk Mahasiswa :
No. SK Bimbingan :
Dosen Pembimbing :
No Kegiata BULAN
n September Oktober
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV V
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Ni Kadek Sinta Coralia
TTL : Padangbai,25 Agustus 2002
Alamat : Jl.Silayukti, Padangtbai
Jenis Kelamin : Prempuan
Agama : Hindu
Gol. Darah :O
Kewarganegaraan : Indonrsia
Data Orang Tua :
Ayah : I Made Suar Nata
Ibu : Ni Komang Latri
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Riwayat Pendidikan
2008-2014 : SD 1 Padangbai
2014-2017 : SMP 1 Manggis
2017-2020 : SMA 2 Semarapura
2020-Sekarang : Universitas Pendidikan Nasional
Demikian daftar Riwayat ini saya buat untuk dapat di gunakan sebagaimana
mestinya.