“ATHARVAVEDA SAMHITA I”
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Ni Komang Sutriyanti, S.Ag.,M.Pd.H.
OLEH :
Nama : Ni Wayan Nik Suniasih
Nim : 2011011049
No. Absen : 04
Kelas : PAH A IV Bangli
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
karunianya saya dapat dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Atharvaveda
Samhita”. Walaupun beberapa hambatan yang saya alami selama proses
pengerjaannya, tapi saya berhasil menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Saya pun menyadari di dalam penulisan makalah ini masih sangat jauh dari
kata sempurna, maka saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
positif untuk mencapai sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
GAMBAR COVER BUKU REFRENSI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
rejeki, jodoh dan kematian. Jika ingin kehidupan kita mendapatkan kedamaian kita
sebagai manusia harus hidup dengan selaras, asih asuh, tidak serakah, serta
menjalankan Tri Hita Karana agar tidak menimbulakan perpecahan, keserakahan,
dan ketidakdamaian di dalam hidup.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Atharvaveda Samhita.
2. Untuh Mendeskripsikan Ajaran Yang Terkandung Dalam Atharvaveda
Samhita.
3. Untuk Mengetahui apa saja Sloka – sloka Yang Berkaitan Dengan Susila.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
16, teks ini bersikan puisi – puisi yang menyebarkan Veda. Terdapat Dua resensi
atau cabang teks yang terdapat hingga sekarang, yaitu Paippalada dan Saunakiya
akan tetapi manuskrip ini tepercaya dari edisi Paippalada dan diyakini telah hilang,
ada pula versi yang terpelihara dengan baik ditemukan di antara kumpulan
manuskrip terdapat di daun palem di Odisha pada tahun 1957.
Buku Sukta Sloka
I 4
II 4
III 9
IV 4
V 4
VI 4
VII 7
VIII 4
IX 4
X 4
XI 6
XII 4
1
XIII 4
XIV 4
XV 4
XVI 4
XVII 4
XVIII 4
XIX 4
XX 4
XXI 4
XXII 4
XXIII 4
XXIV 4
4
XXV 4
XXVI 4
XXVII 4
XXVIII 4
XXIX 6
XXX 4
XXXI 4
XXXII 4
XXXIII 4
XXXIV 5
XXXV 4
I 5
II 5
III 6
IV 6
V 7
VI 5
VII 5
VIII 5
IX 5
2 X 8
XI 5
XII 8
XIII 5
XIV 6
XV 6
XVI 5
XVII 7
XVIII 5
XIX 5
5
XX 5
XXI 5
XXII 5
XXIII 5
XXIV 8
XXV 5
XXVI 5
XXVII 7
XXVIII 5
XXIX 7
XXX 5
XXXI 5
XXXII 6
XXXIII 7
XXXIV 5
XXXV 5
XXXVI 8
I 6
II 6
III 6
IV 7
V 8
VI 8
3 VII 7
VIII 6
IX 6
X 13
XI 8
XII 9
XIII 7
6
XIV 6
XV 8
XVI 7
XVII 9
XVIII 6
XIX 8
XX 10
XXI 10
XXII 6
XXIII 6
XXIV 7
XXV 6
XXVI 6
XXVII 6
XXVIII 6
XXIX 8
XXX 7
XXXI 11
I 7
II 8
III 7
IV 8
V 7
VI 8
4
VII 7
VIII 7
IX 10
X 7
XI 12
XII 7
7
XIII 7
XIV 9
XV 16
XVI 9
XVII 8
XVIII 8
XIX 8
XX 9
XXI 7
XXII 7
XXIII 7
XXIV 7
XXV 7
XXVI 7
XXVII 7
XXVIII 7
XXIX 7
XXX 8
XXXI 7
XXXII 7
XXXIII 8
XXXIV 8
XXXV 7
XXXVI 10
XXXVII 12
XXXVIII 7
XXXIX 10
XXXX 8
➢ Paippalda Samhita
8
Beberapa informasi tentang samhits telah dikaitkan dengan sebuah jilid
yakni “Prapancahrdaya”. Seperti tiap-tiap volume, orang suci pertama dari
Samhita ini adalah ahli metafisika yang terkenal “pippalada” hanya sebuah
salinan dari Samhita ini yang terdiri dari dua puluh kanda yang di temukan di
Kashmir hal itu terdapat di dalam naskah Sarada dan diberikan sebagai sebuah
hadiah kepada ilmuan Jerman yang terkenal itu, Dr. Rath oleh raja Kashmir di
tahun 1685. Menurut Mahabhasya lagu pujian pertama dari Samhita adalah
Sanno devi rabhistaya apo dll. Lagu pujian ini telah diterima sebagai lagu
pujian pertama dari Pappalada Samhita di dalam Chandogya mantra Bhasya,
Saunaka Samhita umunnya terdapat lagu pujian ini sebagai lagu -lagu pujian
pertama pada sukta kesembilan dan kanda pertama. (Bhasya, 2005:29)
➢ Sannaka Samhita
Gophata Brahmana dan Atharwa Samhita seperti pada umunya
menyinggung pada cabang saunaka ini. Hal ini dibagi kedalam dua puluh buku
atau kanda yang juga di bagi ke dalam Anuvaka dan selanjutnya ke dalam sukta
yang semuanya kira-kira 730. Atharwa Veda berisikan ajaran hal-hal yang
umum di kenal oleh rakyat umum dan tidak demikian halnya isi Rg Veda.
Bahkan isinya lebih bersifat seculer dibandingkan dengan Veda lainnya yang
mengkhususkan memuat ajaran agama. Oleh karena Athrawa Veda banyak
ditafsirkan serta berisikan ajaran kebijaksanaaan tentang kehidupan duniawi
dan ritual. Rsi Wasistha dikenal sebagai pendukung dalam ajarana atharwa
Veda terutama beliau mengajarkan bagaimana orang dapat mengatasi, serta
menghilangankan segala penyakit baik dari gangguan alam, buatan manuasia
yang menyebabkan penderitaan, kegelapan, ketidakdamaian dan kematian.
9
lagu puji-pujian dari para Angira merupakan ilmu gaib, lagu-lagu pujian
Atharwa Veda termasuk ke dalam kelompok-kelompok berbeda seperti lagu-
lagu pujian dengan maksud untuk mendapatkan kehidupan yang panjang untuk
mengampuni dosadosa yang dilakukannya.
10
menghilangkan manusia dari penderitaan, penyakit yang berujung kesengsaraan,
ketidakdamaian dan kematian. Megingat maraknya penyakit yang terdapat di
kehidupan manusia, baik penyakit alam maupun buata manusia yang karena
didasari dari keserakahan, kemarahan, emosi ataupun iri hati dan dendam untuk
menghindari penyakit yang akan membawa penderitaan tersebut di dalam ajaran
Atharwa Veda terdapat mantra untuk hal itu. Adapun mantra di dalam Atharwa
Veda yang dapat menghindari penderitaan dan berumur panjang, yaitu:
Upa priyam panipnatam yuvanamahutivrdham, Agnma bibhrato namo
dirghamayuh krnotu me. (AtharvaVeda VII.32.1)
Terjemahannya:
Kepada yang dikasihi, pencipta keajaiban (senantiasa) muda, yang pijian
baginya senantiasa makin melimpah, kami memohon, (kepada yang patut
menerimanya) penghormatan semoga ia melimpahkan umur panjang bagiku.
Masih merujuk kepada Mantra Atharva Veda tersebut, merujuk kepada enam
langkah sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam Atharva Veda tersebut yang
akan membawa sebuah kedamaian. Sebagai dasar pandangan dan pedoman
untuk menata hidup dan kehidupan kita, sebagai upaya untuk menciptakan
kedamaian/keharmonisan di Bumi. Terdapat 6 perilaku yang mencapai
kedamaian trtuang pada kitab Atharwa Veda, yaitu:
Satyam brhadrtamugram diksa tapo brahma yajnah prthivim dharayani, sa no
bhutasya bhavyasya patnyurum lokam prthivi nah krnotu. (ArthawaVeda
XII.1.1)
Terjemahannya:
Kebenaran agung dan kokoh, penyucian, penebusan kesalaahn brahman dan
penyembahan suci yang menunjang keberadaan bumi ini, semoga ia
melimpahkan kebahgiaan pada kita, yakni ia yang merupakan penguasa bagi
yang telah ataupun akan ada. semoga dunia ini menyediakan tempat yang lapang
dan leluasa bagi kita.
Adapun penjelasan dari mantra ArthawaVeda XII.1.1 tersebut di atas adalah
sebagai berikut:
11
a. Satyam = perilaku kebenaran, kebajikan, keadilan.
b. Rtam = Hukum alam dan hukum duniawi, prilaku untuk tidak merusak
sistem hukum.
c. Diksa = Kesucian, penyucian,nilai kesucian akan terlihat jika kita
mempelajari sastra agama.
d. Tapa = Pengekangan diri, pengendalian indria atau berprilaku dengan
menahan diri dari hawa nafsu yang berlebihan. Dalam hidup dan kehidupan
ini dibutuhkan sebuah pengendalian diri, agar tidak terjerumus kelembah
penderitaan Sehingga dalam hal ini pengendalian diri sangat penting,
sehingga konsep mensorgakan (kedamaian abadi) dunia ini dapat tercapai.
e. Brahma = Berdoa, melantunkan kidung-kidung suci/gita, prilaku yang selalu
melantunkan doa/gita untuk memberikan rasa, situasi kesucian pada diri
sendiri, orang lain dan seluruh sekalian alam.
f. Yajna = Pengorbanan yang berprilaku tulus dan ikhlas hingga mencapi
kedamaian dan kesucian.
Terjemahannya:
Ia yang bagaikan api menyala-nyala, bagaikan api yang menyala-nyala dengan
dahsyatnya, rasa iri hati orang itu lenyapkanah, bagaikan api yang tersiram air.
Terjemahannya:
Kebenaran agung dan kokoh, penyucian, penebusan kesalaahn brahman dan
penyembahan suci yang menunjang keberadaan bumi ini, semoga ia melimpahkan
12
kebahgiaan pada kita, yakni ia yang merupakan penguasa bagi yang telah ataupun
akan ada. semoga dunia ini menyediakan tempat yang lapang dan leluasa bagi kita.
Terjemah :
Engkau dengan sebuah (paritatnu) yang meliputi tebu, gula yang telah aku bagikan,
supaya tiada saling membeci, semoga engkau menjadi seseorang yang menyayangi
aku, semoga engkau seseorang yang tidak pergi jauh dariku.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Untuk mengawasi atau membentengi diri baik secara individu atau kelompok
dalam kehidupan manusia yang beragama agar dijauhi oleh kegelapan dan tidak
terjerumus kepada suasana kegelapan, dibutuhkan kenyakinan (sraddha) dan bhakti
(pemujaan) yang kuat dan didasari dengan keikhlasan serta melantunkan mantra
dengan tenang, tepat, ataupun mengimplementasikan prinsip-prinsip dasar yaitu
tattwa, susila, upacara yang berdasarkan kitab suci ataupun sastra suci agama Hindu
yang lainnya dalam kehidupan sehari-hari seperti pesanpesan nilai yang harus
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari pedoman untuk menata kehidupan
ini yang pada akhirnya akan bermuara pada hakekat sesungguhnya, yaitu umat
manusia meerlukan peraturan, keharmonisan, ketertiban dan kedamaian yang
terdapat di dalam ajaran agama Hindu .hal ini dikemasnya dan dijadikan satu
dengan sebuah tujuan hidup yaitu “moksartam jagadhita ya ca iti dharma“ hingga
menemukan kedamaian, kebahagiaan dan dijauhkan dari penderitaan .
14
DAFTAR PUSTAKA
15