Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AGAMA HINDU

CATUR VEDA

OLEH:

KELOMPOK 1

1. Ni Luh Erika Putri (1815613003)


2. I Wayan Ari Indra Kusuma (1815613008)
3. Ni Kadek Ayu Tiara Krispyantika (1815613013)
4. Ni Kadek Eti Muliani (1815613018)
5. Desak Made Oka Indira Sari (1815613028)
6. Ni Luh Sunarti (1815613033)
7. Ni Made Ari Dwiyanti (1815613038)

KELAS 2C
PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI BALI
2019
KATA PENGANTAR

OM SWASTIASTU
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
Agama Hindu ini. Merupakan suatu kebanggan karena kami dapat menyelesaikan
tugas ini dengan baik dan tepat waktu. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Nurhayanti selaku Dosen Agama Hindu yang selalu memberi
bimbingan dan pengarahan kepada kami.
Dalam makalah ini akan membahas tentang Catur Veda dalam Veda Sruti.
Kami menyadari dalam karya tulis ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan
karya tulis ini.
OM SHANTI, SHANTI, SANTHI OM

Jimbaran, 1 Juli 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3. Tujuan............................................................................................................2
1.4. Manfaat..........................................................................................................2
BAB II ISI................................................................................................................3
2.1. Sejarah Catur Veda dan Veda Sruti...............................................................3
2.2. Mengapa Catur Veda termasuk dalam Veda Sruti........................................4
2.3. Eksistensi Penerapan Catur Veda Hingga Saat Ini........................................5
BAB III PENUTUP.................................................................................................7
3.1. Kesimpulan....................................................................................................7
3.2. Saran..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BERITA ACARA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Agama Hindu meyakini kitab suci veda sebagai ajaran sucinya, tetapi
banyak umat agama hindu yang belum mengetahui bagaimana bentuk veda
tersebut dan apa itu veda. Belum ada pula tokoh agama yang menjelaskan secara
mendetail apa saja kitab-kitab veda dan tidak banyak umat yang memiliki kitab-
kitab bagian dari veda. Dalam pendidikan formal veda hanya diperkenalkan secara
mendasar dan general kepada seluruh siswa dan mahasiswa.

Dari pendidikan formal yang telah diberikan ada beberapa argumen


mengenai pengertian dari veda. Veda berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari
akar kata vid yang berarti “ilmu pengetahuan”. Veda merupakan kumpulan
sastra-sastra kuno dari zaman india kuno yang sangat luas. Dalam ajaran agama
hindu, Veda termasuk ke dalam golongan sruti (yang didengar) dan Veda
diturunkan atau diajarkan dengan sistem lisan atau dari mulut ke mulut, yang pada
masa itu belum ditemukan bentuk tulisan. Jauh sebelum manusia mengenal
tulisan, Veda sudah sangat terkenal dan dipercaya sebagai pedoman dalam
menjalankan aktivitas keagamaan.

Dalam agama Hindu diyakini bahwa kitab suci veda merupakan wahyu
Tuhan yang diterima oleh para Rsi melalui pendengaran secara langsung. Setelah
adanya tulisan banyak para Maha Rsi yang menyusun dan menggubah bagian-
bagian dari kitab suci veda. Sehingga seiring berjalannya waktu, semakin banyak
ditemui kitab-kitab yang merupakan bagian dari veda dan terus berkembang
sampai saat ini.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas
adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana sejarah Catur Veda dan Veda Sruti?


2. Mengapa Catur Veda termasuk dalam Veda Sruti?
3. Bagaimana eksistensi penerapan Catur Veda hingga saat ini?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan penulis yang dapat diambil dari rumusan masalah diatas
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui sejarah Catur Veda dan Veda Sruti.
2. Untuk mengetahui Catur Veda termasuk dalam Veda Sruti.
3. Untuk mengetahui eksistensi penerapan Catur Veda hingga saat ini.

1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari rumusan masalah diatas adalah
sebagai berikut.
1. Untuk memberikan pemahaman bagi orang-orang yang masih
awam mengenai Veda Sruti khususnya Catur Veda.
2. Bagi masyarakat umum yang beragama Hindu dapat menerapkan
ajaran Catur Veda dalam kehidupan bermasyarakat.

2
BAB II

ISI

2.1. Sejarah Catur Veda dan Veda Sruti


Zaman Veda dimulai ketika datangnya Bangsa Arya ke India kurang lebih
2500 tahun sebelum Masehi. Dimana Bangsa Arya tersebut menempati wilayah
lembah sungai Shidu, kemudian daerah tersebut juga dikenal dengan nama Punjab
(Lembah Sungai Shindu). Mereka terkenal dengan pengembara yang cerdas,
tangguh dan terampil, dan Bangsa Arya termasuk ras Indo Eropa. Veda Sruti
merupakan pedoman utama dalam zaman ini, dimana pelaksanaan kehidupan
beragama dilaksanakan melalui penekanan pada pembacaan ayat-ayat suci Veda
secara oral, yaitu menyanyikan atau mendengarkan secara kelompok. Veda
sesungguhnya ilmu pengetahuan suci yang maha sempurna, berasal dari Sang
Hyang Widhi yang didengarkan oleh para Maha Rsi melalui pawisik (wahyu).
Para Maha Rsi sebagai penerima sabda suci atau pawisik (Mantra Drestah
Iti Resih) artinya orang-orang yang melihat atau mendapat mantra-mantra itu.
Mereka itu ada 7 orang yang dikenal dengan sebutan “Sapta Rsi” penerima sabda
suci. Adapun ketujuh Maha Rsi tersebut ialah:
1. Maha Rsi Grtshmada
2. Maha Rsi Wiswamitra
3. Maha Rsi Wamadewa
4. Maha Rsi Atri
5. Maha Rsi Bharadwaja
6. Maha Rsi Wasistha
7. Maha Rsi Kanwa.
Disamping ketujuh Maha Rsi itu, masih ada lagi Maha Rsi sebagai penerima
wahyu yang berjasa dalam mengelompokan Veda serta berjasa menyusun dalam
penulisan Kitab Suci Veda. Maha Rsi terbesar yang amat banyak jasanya dalam
mengkodifikasikan atau menghimpun Veda adalah Bhagawan Byasa dimana
beliau dibantu oleh empat orang muridnya yaitu:
1. Maha Rsi Pulaha atau Paila penyusun Reg Veda
2. Maha Rsi Waisampayana penyusun Yajur Veda

3
3. Maha Rsi Jaimini penyusun Sama Veda
4. Maha Rsi Sumantu penyusun Atharwa Veda.
Keempat Veda tersebut disebut Catur Veda (Samhita).

2.2. Mengapa Catur Veda termasuk dalam Veda Sruti


Weda Sruti adalah kelompok Weda yang ditulis oleh para Maha Rsi melalui
pendengaran langsung dari Wahyu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kelompok
Weda Sruti menurut Bhagawan Manu merupakan Weda yang sebenarnya atau
Weda Orisinil. Menurut sifat isinya Weda ini dibagi atas 3 macam , antara lain :

 Bagian Mantram
 Bagian Brahmana (Karma Kanda)
 Bagian Upanisad / Arnyaka (Jnana Kanda)
Catur weda sendiri masuk dalam ke bagian “Mantram”. Bagian Mantra terdiri dari
empat himpunan (Samhita) disebut Veda Sruti, Yaitu :
1. Rg. Weda Samhita merupakan kumpulan mantra – mantra yang memuja
ajaran – ajaran umum dalam bentuk pujaan. Kitab Rg. Veda merupakan
kumpulan dari ayat – ayat tertentu. Sakala, Baskala, Aswalayana,
Sankhayayana, dan Madukeya. Dari lima macam resensiyang masih
terpelihara adalah resensi Sakala, sedangkan resensi – resensi lainnya
banyak yang tidak sempurna lagi karena mantranya hilang.
2. Sama Weda Samhita merupakan kumpulan mantra – mantra yang memuat
ajaran umum mengenai lagu – lagu pujaan atau saman. Sama Weda terbagi
atas 2 bagian yaitu sebagai berikut :
 Bagian Arcika terdiri dari mantra – mantra pujaan yang bersumber
pada Rg. Veda
 Bagian Uttararcika, yaitu himpunan mantra – mantra yang bersifat
tambahan. Kitab ini terdiri dari beberapa buku nyanyian pujangga
(gana), kitab yang masih kita jumpai, antara lain Ranayaniya,
Kautama, dan Jaiminiya (Talawakara)
3. Yajur Weda Samhita merupakan kumpulan mantra – mantra yang memuat
ajaran umum mengenai pokok – pokok yadnya (yajus, pluralnya yajumsi).

4
Yayur Weda terdiri dari mantra – mantra yang sebagian besar bersal dari
Rg. Veda. Ditambah dengan beberapa mantra tambahan baru. Tambahan
ini umumnya berbentuk prosa. Jenis Weda ada 2 macam, yaitu :
Yajur Weda Hitam (Kresna Yajur Weda) yang terdiri dari beberapa
resensi, antara lain Taitriya Samhita dan Maitrayani Samhita
Yajur Weda Putih (Sukla Yajur Weda), yang disebut juga Maitrayeni
Samhita.
4. Atharwa Weda Samhita merupakan kumpulan mantra – mantra yang
bersifat magis (Atharwan).

2.3. Eksistensi Penerapan Catur Veda Hingga Saat Ini


Mengetahui eksistensi Catur Weda Sruti tidak terlepas dari proses
penyebaran agama hindu di India sejak Bangsa Arya berpindah ke India, setelah
bangsa Arya menetap di India barulah Weda itu dikodifikasikan menjadi Catur
Weda . Catur Weda pada Sruti merupakan awal mula pengenalan ajaran agama
hindu seperti Rg Weda, Sama Weda, Yajur Weda dan kemudian baru muncul
Atharwa Weda. Catur Weda pada masa itu sangatlah mempengaruhi dalam
penyebaran ajaran agama hindu dan merupakan pedoman dasar dalam membawa
pengaruh kebudayaan Hindu. Dalam memperkuat penyebaran agama Hindu di
dalam kitab suci weda maka dari weda-weda tersebut diketahui bahwa agama
Hindu menyembah Dewa-dewa. Pada masa ini lah Weda dipercaya sebagai kitab
suci agama Hindu. Catur weda juga digunakan sebagai pedoman dan penjelasan
mantra bagaimana mempergunakan mantra tersebut ke dalam rangkaian upacara
yang terbagi dalam beberapa kelompok.

Seiring dengan muculnya perkembangan brahmana maupun upanisad,


penjelasan – penjelasan dari brahmana dan upanisad pun tidak terlepas dari kitab-
kitab Catur Weda Sruti. Catur Weda pada Sruti yang merupakan awal tonggaknya
dalam sebagai bukti penyebaran agama hindu sangat mempengaruhi
berkembangan dari jaman ke jaman, dengan munculnya kitab-kitab smerti
maupun perubahan jaman tidak terlepas dari weda sruti yang dikutip kembali dan
memberikan vitalitas terhadap kitab-kitab susastra Hindu pada masa berikutnya.

5
Catur Weda yang memiliki sifat anandhi dan anantha yang maksudnya
tidak akan berakhir karena ajaran weda berlaku sepanjang zaman dari zaman
prasejarah sampai zaman modern, dan Catur Weda Sruti pula mempunyai
keluwesan, tidak kaku, tetapi memiliki inti dan hakikatnya dalam Weda bersifat
fleksibel yang mampu mengikuti perubahan jaman tanpa meninggalkan pakem-
pakem dasar dapat membawa perkembangan sastra yang signifikan tidak hanya
mencakup mengenai mantra kegamaan tetapi Catur Weda pada masa ini pula
mencakup mengenai berbagai aspek kehidupan yang diperlukan manusia,
berdasarkan materi, isi dan luas lingkupnya. Eksistensi weda pada masa ini
dikembangkan dengan pembagian yang dipergunakan untuk menanamkan semua
jenis buku yang dikelompokkan sebagai kitab weda, baik yang telah berkembang
dan tumbuh menurut tafsir sebagaimana dilakukan secara turun menurun tradisi
maupun sebagai wahyu yang berlaku secara institusional ilmiah.

6
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Veda Sruti adalah kelompok Veda yang ditulis oleh para Maha Rsi melalui
pendengaran langsung dari Wahyu Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Catur Veda
sendiri masuk dalam ke bagian “Mantram”. Bagian Mantra terdiri dari empat
himpunan (Samhita) disebut Veda Sruti, Yaitu: Rg Veda, Sama Veda, Yayur
Veda, dan Atharwa Veda. Eksistensi Catur Veda selalu berkembang dan
mengikuti zaman yang memberikan vitalitas terhadap kitab-kitab susastra Hindu
pada masa berikutnya.

3.2. Saran
Sebaiknya buku-buku yang berkaitan dengan Veda lebih disediakan lagi di
dalam pendidikan formal maupun informal maupun lingkup masyarakat luas agar
eksistensi dari Catur Veda tidak redup, dan membaca dan memahami arti dari isi
Veda tersebut karena sebagai pedoman hidup untuk dapat menciptakan kehidupan
yang harmonis, bahagia, lahir dan batin dalam menuju Moksartham Jagatdhita ya
ca iti dharma.

7
DAFTAR PUSTAKA

I.K. Satria dkk. 2013. Pendidikan Agama Hindu di Perguruan Tinggi. Denpasar:
Widya Dharma (UNHI)
https://www.mutiarahindu.com/2018/05/pengertian-dan-bagian-bagian-kitab-
suci.html
BERITA ACARA

Dalam pengerjaan tugas ini, kami kelompok 1 yang beranggotakan tujuh


orang melakukan kerja kelompok untuk menyelesaikan makalah ini. Berikut
kontribusi atau keikutsertaan dalam menyelesaikan makalah pada masing-masing
individu dalam kelompok:

1. Ni Luh Erika Putri 100%


2. I Wayan Ari Indra Kusuma 100%
3. Ni Kadek Ayu Tiara Krispyantika 100%
4. Ni Kadek Eti Muliani 100%
5. Desak Made Oka Indira Sari 100%
6. Ni Luh Sunarti 100%
7. Ni Made Ari Dwiyanti 100%

Anda mungkin juga menyukai