Anda di halaman 1dari 22

PERJANJIAN – PERJANJIAN KHUSUS

OLEH:

KELOMPOK 2

1. Desak Made Oka Indira Sari (1815613028)

2. Ni Luh Sunarti (1815613033)

3. Ni Made Ari Dwiyanti (1815613038)

4. Ni Komang Yocty Mura Teter Putri (1815613043)

KELAS 2C

JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BALI

2019
PERJANJIAN – PERJANJIAN KHUSUS

OLEH:

KELOMPOK 2

1. Desak Made Oka Indira Sari (1815613028)

2. Ni Luh Sunarti (1815613033)

3. Ni Made Ari Dwiyanti (1815613038)

4. Ni Komang Yocty Mura Teter Putri (1815613043)

KELAS 2C

JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BALI

2019
KATA PENGANTAR

OM SWASTIASTU

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang

Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas

Hukum Bisnis ini. Merupakan suatu kebanggan karena kami dapat menyelesaikan

tugas ini dengan baik dan tepat waktu. Kami juga mengucapkan terimakasih

kepada Bapak Wenten Arywan selaku Dosen Hukum Bisnis yang selalu memberi

bimbingan dan pengarahan kepada kami.

Dalam makalah ini akan membahas tentang Perjanjian – Perjanjian

Khusus. Kami menyadari dalam karya tulis ini terdapat banyak kekurangan. Oleh

karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi

penyempurnaan karya tulis ini.

OM SHANTI, SHANTI, SANTHI OM

Jimbaran, 6 Juli 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1. Perjanjian Jual Beli dalam hukum bisnis......................................................3
2.2. Perjanjian Sewa Beli Dalam Hukum Bisnis..................................................6
2.3. Perjanjian Pinjam Meminjam Dalam Hukum Bisnis....................................7
2.4. Perjanjian Kerja Dalam Hukum Bisnis.......................................................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................16
3.1. Simpulan......................................................................................................16
3.2. Saran............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perjanjian merupakan suatu perbuatan di mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Seseorang atau lebih

berjanji untuk melakukan sesuatu kepada orang lain. Hal ini merupakan suatu

peristiwa yang menimbulkan satu hubungan hukum antara orang-orang yang

membuatnnya.

Di dalam kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengenal berbagai

perjanjian, contoh perjanjian yang sering ditemui antara lain jual beli, sewa

menyewa, tukar menukar dan lain-lain. Karena perjanjian tersebut sering

ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan masih banyak masyarakat yang belum

paham akan hal itu.

Pada makalah ini kami akan menjelaskan empat macam perjanjian yakni

perjanjian jual beli, perjanjian sewa beli, perjanjian pinjam meminjam, dan

perjanjian kerja.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang diatas

adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah perjanjian jual beli dalam hukum bisnis?


2. Bagaimanakah perjanjian sewa beli dalam hukum bisnis?

3. Bagaimanakan perjanjian pinjam meminjam dalam hukum bisnis?

4. Bagaimanakah perjanjian kerja dalam hukum bisnis?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perjanjian Jual Beli dalam hukum bisnis

Perjanjian khusus terdapat dalam KUHP seperti jual beli maupun sewa

menyewa, dll. Adapun jenis-jenis dari perjanjian khusus yaitu :

Perjanjian Jual Beli

Jual beli merupakan perjanjian yang antara 2 belah pihak. Pihak yang

menyerahkan suatu benda/barang disebut penjual sedangkan pihak yang

membayar disebut pembeli.

Berikut adapun hak milik atas barang yang dijual baru berpindah jika terjadi

penyerahan :

a. Untuk benda bergerak dilakukan penyerahan nyata benda tersebut.

b. Untuk piutang-piutang atas nama dan benda-benda tak bertubuh seperti

(hakcipta) dilakukan dengan menggunakan akta otentik / akta di bawah

tangan.

c. Untuk penyerahan piutang dengan surat bank dilakukan dengan

penyerahan di sertai dengan “Endosemen” ( pemindahan hak tagih ).

d. Untuk penyerahan benda tak bergerak dilakukan dengan balik nama

diikuti dengan penyerahan kunci untuk rumah.

e. Untuk penyerahan benda-benda bergerak seperti : mobil, sepeda motor

dilakukan dengan nama dengan pegawai balik nama dan kunci.


Adapun kewajiban-kewajiban Penjual :

1. Menyerahkan hak milik atas barang yang dijual

Dalam KUH Pdt. Ada 3 macam benda yaitu benda bergerak (mobil,

sepeda motor, kursi dan meja, dll ), benda tak bergerak (rumah, tanah, dll),

dan benda tak bertubuh ( surat-surat berharga )

2. Menanggung terhadap cacat-cacat serta gangguan-gangguan atas

pemilikan benda tersebut.

Berikut kewajiban pembeli :

 Membayar harga pada waktu dan tempat yang ditetapkan menurut

perjanjian.

 Hak membeli kembali dalam jual beli merupakan hak yang diberikan kepada

penjual untuk mengambil kembali barang yang telah dijual kepada pembeli,

hak ini tidak boleh diperjanjikan untuk waktu lebih dari 5 tahun. Pembeli

tidak boleh menjual lagi kepada orang lain karena setiap saat si penjual akan

menuntut kembali penyerahan barang tersebut.

 Jual beli piutang dan hak-hak lain. Benda tak berubah merupakan benda yang

tak dapat diraba dan dilihat dengan panca indera “HAK” (hak cipta, hak

merek,dll). Dalam hokum perjanjian khusus jual beli dapat menjadi objek

bukan hanya benda yang dapat dilihat atau diraba panca indera tetapi

bermacam hak atas surat berharga.

4
 Hak Reklame merupakan hak penjual untuk menuntut kembali barang yang

telah dijual bila pembeli tidak membayar harganya, hak ini tidak boleh

dilakukan lebih dari 30 tahun.

 Sewa Menyewa yaitu perjanjian pihak yang satu mengikatkan dan pihak

lainnya memberikan kenikmatan atas suatu barang ( benda bergerak maupun

tidak ) selama waktu tertentu.

Selain sewa menyewa adapun Pinjam pakai yaitu pinjaman mengenai barang

habis karena pemakaian ( bensin,beras,dll ), pinjam meminjam yaitu barang yang

dipinjam tidak menghabis karna pemakaian (motor,mobil,dll).

Kewajiban-kewajiban yang menyewakan yaitu :

1. Menyerahkan barang kepada si penyewa dalam keadaan terpelihara.

2. Memelihara barang yang disewakan sehingga dapat dipakai.

3. Memberikan kenikmatan atas penyewaan barang.

Sedangkan kewajiban-kewajiban si penyewa :

1. Memakai barang yang disewakan sebaik mungkin.

2. Membayar uang sewa dan melakukan pembetulan kecil selama masa sewa.

3. Melengkapi perabot rumah dalam masa menyewa rumah.

Resiko dari sewa menyewa pasal 1553 KUH Pdt.” Jika selama waktu sewa

barang yang disewakan sama sekali musnah karena suatu kejadian yang

tidak disengaja maka perjanjian gugur demi hukum, sebaliknya jika barang

sewa rusak atas kesalahan penywa maka penyewa wajib ganti rugi.” Sewa

menyewa tidak putus jika ada penjualan dimana sewa tanah bermula dari

5
Pihak A dan B, pihak A menjual tanahnya kepada pihak C maka sewa

tanah akan berhubungan dengan pihak B dan C. Berakhirnya masa sewa

sendiri jika ada perjanjian tertulis dan ditetapkan waktu berakhirnya dalam

perjanjian tersebut.

2.2. Perjanjian Sewa Beli Dalam Hukum Bisnis

Perjanjian Sewa Beli yaitu perjanjian yang merupakan campuran jual beli

dengan sewa menyewa. Unsur keduanya dapat dicontohnya jika si A ingin

memiliki sebuah sepeda motor tetapi tidak punya uang dalam pembayaran tunai,

maka di toko B ia menyewa dengan kurun waktu yang diperjanjikan tidak lebih

10 tahun dan akan membayar sisa pembayaran dikurun waktu tersebut. Jadi

perjanjian ini sama dengan jual beli dengan cicilan. Perjanjian ini terdapat dalam

KUH Dagang.

Peralihan hak dalam sewa beli jika si penyewa membayar lunas atas

barang yang disewanya, atau yang diberi penguasaan sementara. Resiko sewa beli

ekarena merupakan ciptaan dalam praktk dalam pedoman pasal 1460 KUH Pdt.

Resiko yang ditanggung oleh si pembeli sama halnya dengan resiko jual beli.

Menurut pasal 1545 KUH Pdt. Menjelaskan “ Jika suatu barang yang telah

dijanjikan untuk ditukar musnah diluar kesalahan pemiliknya, maka perjanjian

tukar menukar dianggap gugur dan pihak yang memenuhi prestasi dapat menuntut

kembali barang yang telah diberikan.

 Leasing merupakan peranjian sewa menyewa yang terjadi antara penyewa

dengan yang menyewakan yang memberikan kepada penyewa barang.

6
Perbedaan antara Jual Beli dengan cicilan, Sewa beli, dan Leasing.

Jual beli dengan


Sewa beli Leasing
cicilan

Tidak ada hak opsi, Tidak ada hak opsi, Pada cicilan terakhir ada hak

jadi pada cicilan jadi pada cicilan opsi. Yaitu pilihan untuk:

terakhir barang terakhir barang  Membeli barang

tersebut harus dibeli tersebut harus dibeli  Memperpanjang masa

sewa atau

 Menukar barang tersebut

dengan barang baru

Tujuannya memang Tujuannya memang Tujuannya pada dasarnya

untuk memiliki untuk memiliki barang untuk memakai barang

barang tersebut tersebut tersebut

Hak milik berpindah Hak milik baru Hak milik baru berpindah

segera setelah berpindah setelah setelah penyewa menyatakan

pembayaran cicilian pembayaran cicilan opsinya yaitu membeli dan

pertama terakhir (pelunasan) melunasi harganya

2.3. Perjanjian Pinjam Meminjam Dalam Hukum Bisnis

Perjanjian Pinjam Meminjam adalah suatu perjanjian dimana objek yang

dipinjam mudah habis karena pemakaian.

7
Perbedaan antara pinjam meminjam dengan pinjam pakai:

Jenis Pinjam Meminjam Pinjam Pakai

Barang yang Tidak mudah menghabis karna Mudah menghabis karena

dijadikan objek pemakaian pemakaian

Sifat Mewajibkan peminjam untuk Cuma-Cuma, sebab kalau

mengganti (membayar) barang diperjanjikan harga maka

yang dipinjam tersebut ditambah menjadi sewa menyewa

bunganya jika diperjanjikan

sebelumnya

Hak milik Meminjam menjadi milik Tetap ada pada pihak

peminjam yang meminjamkan

 Kewajiban Peminjam:

a. Mengembalikan barang yang dipnjam dalam jumlah dan keadaan yang sama

dalam waktu yang ditentukan.

b. Membayar harga barang yang dipinjamkan jika ia tidak mampu

mengembalikan barang dalam jumlah dan keadaan yang sama.

 Kewajiban yang Meminjamkan:

a. Tidak boleh meminta kembali apa yang telah dipinjamkan sebelum

lewatnya jangka waktu yang ditentukan dalam perjanjian.

b. Atas perintah hakim harus memberi kelonggaran kepada peminjam jika

tidak ditetapkan waktunya.

8
 Bunga dalam Pinjam Meminjam

Dalam pinjam meminjam diperbolehkan memperjanjikan adanya bunga.

Bunga tersebut dapat berupa barang yang sejenis dengan yang dipinjamkan,

ataupun dapat berupa uang. Sedangkan tingginya bunga tidak ditentukan hanya

disebutkan asalkan tidak bertentangan dengan undang-undang.

 Pemberian Kuasa

Surat kuasa adalah surat perjanjian antara satu pihak yang memberikan

kekuasaan (wewenang) kepada orang / pihak lain, sedangkan orang / pihak lain ini

menerimanya untuk menyelenggarakan suatu urusan untuk dan atas nama pemberi

kuasa tersebut.

Pemberian kuasa dapat dilakukan dengan lusan maupun tulisan. Dengan

tulisan yaitu dengan surat atau akta, baik akta notaris maupun akta dibawah

tangan. Sedangkan penerimaan kuasa dapat dilakukan secara diam-diam yaitu

disimpulkan dari pelaksanaan kuasa tersebut oleh yang diberi kuasa. Perjanjian

pemberian kuasa ini bersifat konsensual artinya sudah dianggap sah dan mengikat

sejak tercapainya kesepakatan antara pemberi dan penerima kuasa.

Penanggung utang yaitu suatu perjanjian dalam hal seseorang pihak ketiga

mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan si berutang. Adapun macam-macam

jaminan atas pinjaman suatu utang yaitu :

1. Jaminan berupa benda bergerak (gadai/pand)

2. Jaminan berupa benda tidak bergerak (hipotik)

3. Jaminan berupa orang (borgtocht/borg)

9
Penanggung utang tidak dapat menuntut agar harta benda si berutang disita

terlebih dahulu bila :

1. Penanggung utang telah melepaskan hak istimewanya untuk menuntut

dilakukannya sita lelang ( lelang sita ) terlebih dahulu atas harta benda si

berutang.

2. Penanggung utang telah mengikatkan diri secara tanggung menanggung

( tanggung renteng ) dengan si berutang.

3. Si berutang berada dalam keadaan pailit ( bangkrut ) yang dibuktikan

dengan keputusan hakim.

4. Penanggungan utang tersebut diperintahkan oleh hakim.

Hak-hak Penanggung Utang yaitu :

a. Menuntut pembayaran utang dari si berutang walaupun penanggungan itu

dilakukan tanpa diketahui si berutang.

b. Menuntut penggantian bunga jika ada alsan-alasan untuk itu.

c. Menggantikan segala hak si berpiutang kepada si berutang termasuk

hipotik, fiducia (kepercayaan) dll.

2.4. Perjanjian Kerja Dalam Hukum Bisnis

Di dalam Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14

perjanjian kerja adalah perjanjian antara pekerja atau buruh dengan

pengusaha/pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban

para pihak.Sedangkan, perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang

merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja / serikat buruh atau beberapa

10
serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggungjawab di

bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang

memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.

 Anjak Piutang

Anjak Piutang atau factoring merupakan lembaga pembiayaan yang dalam

melakukan usaha pembiayaannya dilakukan dalam bentuk pembelian dan atau

pengalihan atau pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan

dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Dalam kegiatan factoring

terdapat 3 pihak yang terlibat secara aktif yaitu perusahaan factoring, klien, dan

customer.

 Kartu Kredit (Credit Card)

Kartu Kredit (Credit Card) adalah sebuah kartu yang dikeluarkan oleh

bank untuk pengguna atau nasabah sehingga dengan kartu tersebut pengguna bisa

membeli barang ataupun jasa dari perusahaan yang menerima kartu tersebut tanpa

pembayaran dengan cara tunai “hutang” atau alat pembayaran uang tunai dan

pihak Kartu kredit juga bisa didefinisikan dengan uang elektronik yang

dikeluarkan suatu instansi menjadikan bisa memungkinkan penggna kartu itu

untuk mendapatkan kredit dalam transaksi yang pengembaliannya bisa dilakukan

secara angsuran, sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

Fungsi dari kartu kredit adalah sebagai berikut:

 Kartu kredit untuk dana emergency, dana emergency tidak sama dengan

dana tambahan maupun dana cadangan. Maksudnya adalah dengan dana

11
emergency maka dana yang bisa dipakai untuk kebutuhan yang sifatnya

gawat darurat atau mendesak. Seperti contohnya: kurang membayar

barang di toko, dengan memiliki kartu kredit bisa mengatasi masalah

seperti itu dan lain sebagainya. Hal tersebut adalah salah satu fungsi dana

emegency.

 Kartu kredit untuk dana opportunity. Maksud dari dana opportunity adalah

untuk mengambil peluang bisnis maupun berinvestasi yang belum tentu

ketika peluang atau kesempatan itu datang kita memiliki dana untuk

mengambilnya.

 Kartu kredit bisa dipakai untuk mengumpulan seluruh bentuk pengeluaran

belanja dalam satu tagihan, sehingga waktu yang kita gunakan bisa lebih

efisien. Bahkan untuk sekarang ini kartu kredit sudah ada yang mempunya

fasilitas untuk pembayaran pengeluaran rutin, seperti tagihan listrik,

tagihan telepon, tagihan air dan tagihan lainnya.

 Biaya yang kita keluarkan atau pengeluaran akan tertera dengan rinci pada

rekening giro bisa melakukan cross checking dirumah di akhir bulan.

 Pada jenis kartu kredit tertentu bisa memberi pelayanan asuransi

kesehatan, pencurian, perjalanan ataupun kerusakan barang yang dibeli

dengan kartu kredit tersebut. Namun hal tersebut harus dibicarakan dengan

bank pada saat transaksi.

12
Keuntungan Dan Kerugian Kartu Kredit (Credit Card):

1. Keuntungan Kartu Kredit

 Keutungan penggunaan kartu kredit antara lain adalah pada saat Anda

ingin membeli sesuatu tetapi tidak mempunyai uang tunai, maka Anda

bisa membayarnya dengan memakai kartu kredit.

 Kartu kredit juga bisa dipakai untuk belanja online. Pada saat membeli

barang yang mahal Anda tidak membutuhkan uang tunai, kartu kredit

aman dibanding dengan memegang uang tunai, tetapi setiap pembelian

dengan jangka waktu satu bulan atau tertentu harus bisa dilunasi.

2. Kerugian Kartu Kredit

 Kerugian dari penggunaan kartu kredit adalah seringkali nasabah boros

dalam berbelanja, karena nasabah merasa tidak mengeluarkan uang

dalam membeli barang kebutuhannya padahal hal tersebut membuat

nasabah untuk membayar tagihan kartu kredit.

 Kartu kredit terkadang menjadikan masalah ketika dipakai untuk

belanjat atau transaksi online. Oleh sebab itu nasabah harus berhati-

hati untuk memakai data di kartu kredit yang dimiliki.

Pembaiayaan Konsumen

Pembiayaan konsumen adalah suatu pinjaman atau kredit yang diberikan

oleh suatu perusahaan kepada debitor untuk pembelian barang dan jasa yang akan

langsung dikonsumsi oleh konsumen, dan bukan untuk tujuan distribusi atau

produksi. Pembiayaan konsumen ini dilakukan oleh perusahaan pembiayaan

13
konsumen (consumer finance company). Pembiayaan ini biasanya dilakukan oleh

bank maupun lembaga keuangan bukan bank. Di negara kita, badan usaha di luar

bank dan lembaga keuangan bukan bank yang khusus didirikan untuk melakukan

kegiatan yang termasuk dalam atau seluruh bidang usaha lembaga pembiayaan

biasanya disebut perusahaan pembiayaan atau perusahaan multi finance. Yang

termasuk bidang usaha dari lembaga pembiayaan adalah sewa guna usaha

(leasing), perdagangan surat berharga, anjak piutang, modal ventura, pembiayaan

konsumen, dan kartu kredit

Manfaat pembiayaan konsumen

1. Bagi pemasok : penjualan. Daya beli dan kemampuan cashflow calon

konsumen yang akan membeli barang pada pemasok sangat beragam.

Apabila pemasok melakukan penjualan dengan cara kredit maka dana

tunai akan diterima secara bertahap dan setelah jangka waktu tertentu.

Dengan adanya perusahaan pembiayaan konsumen maka pemasok dapat

memperoleh pembayaran secara tunai dan angsuran konsumen dialihkan

kepada perusahaan pembiayaan konsumen. Resiko tidak terbayarnya kredit

konsumen yang semula ditanggung oleh pemasok juga menjadi dapat

dialihkan pada perusahaan pembiayaan konsumen.

2. Bagi konsumen : kesempatan untuk membeli atau memiliki barang

meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup untuk menutup seluruh

harga barang atau jasa. Apabila pembiayaan konsumen ini dibandigkan

dengan kredit bank, maka pembiayaan konsumen mempunyai manfaat

atau keunggulan lain bagi konsumen.

14
Keunggulan pembiayaan konsumen dibandingkan kredit bank antara lain:

 Prosedur yang lebih sederhana

 Proses persetujuan yang biasanya lebih cepat

 Perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan

penyerahan anjungan tambahan sepanjang konsumen atau debitor

cukup layak untuk dipercaya kemampuan dan kemauan memenuhi

kewajibanya.

 Konsumen tertentu(terutama indonesia)  mengalami keengganan

untuk berhubungan dengan bank dalam hal peminjam dana karena

minimnya informasi tentang jasa-jasa bank dan cara berhubungan

dengan bank.

3. Bagi perusahaan pembiayaan konsumen : penerimaan dari bunga dan

biaya administrasi. Tingkat bunga yang ditetapkan oleh perusahaan

konsumen biasanya lebih tinggi daripada tingkat bunga kredit bank.

Resiko yang ditanggung perusahaan pembiayaan konsumen relatif lebih besar dari

pada bank yang menyalurkan kredit antara lain karena:

 Perusahaan pembiayaan konsumen cenderung melakukan analisis terhadap

kelayakan konsumen atau calon debitor dengan cara yang lebih sederhana.

 Analisis dilakukan dalam waktu yang sangat singkat

 Sepanjang kemampuan dan kemauan calon debitor cukup bisa diandalkan,

perusahaan pembiayaan konsumen biasanya tidak mensyaratkan

peyerahan anjungan tambahan.

15
BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

Perjanjian khusus pada hukum bisnis mencangkup perjanjian yang dibahas

secara mendetail dan mengkhusus yang memiliki syarat-syarat tertentu sebagai

ciri khas perjanjian tersebut. Dalam perjanjian khusus ada 6 pokok pembahasan

utama yaitu diantaranya perjanjian jual beli, perjanjian sewa beli, perjanjian

pinjam meminjam, pemberian kuasa, penanggung utang, dan perjanjian kerja.

Jadi, di dalam perjanjian khusus terdapat perjanjian jual beli didalamnya

mengikat antara penjual dan pembeli, yang terkandung kewajiban serta hak yang

mengikat. Selain itu pula terdapat perjanjian sewa menyewa mengenai pinjam

pakai dan pinjam meminjam, terdapat kegiatan leasing juga didalamnya yang

mengikat kegiatan sewa menyewa baik itu barang bergerak maupun tidak

bergerak. Dalam pejanjian khusus terdapat pula perjanjian kerja didalamnya

terkandung perjanjian yang mengikat antara serikat buruh/pekerja dengan

pengusaha, selain itu terdapat lembaga dalam pembayaran seperti anjak piutang,

kartu kredit, serta pembiayaan konsumen yang sangat membantu dalam

melakukan proses keniagaan.

3.2. Saran

Dalam penyusunan makalah ini kami yakin masih banyak kekurangan.

Meskipun demikian kami menyarankan kepada pembaca khususnya dan


masyarakat pada umumnya semoga dapat memanfaatkan dan mengamalkan apa

yang kami susun, sehingga dapat memudahkan segala kendala yang dihadapi serta

dapat berguna dan tidak disalahgunakan dalam mengamalkannya dalam

kehidupan seharai-hari.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ariawan,Wenten.2014.Buku Ajar Hukum Bisnis.Jimbaran: Politeknik Negeri Bali

http://lasboi.blogspot.com/2016/02/makalah-pembiayaan-konsumen.html?m=1

http://hestihandayani50.blogspot.com/2017/03/perjanjian-khusus-dalam-hukum-

perdata.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai