Makalah ini diajukan untuk memenuhi syarat tugas terstruktur dalam mata kuliah
Pengantar Ilmu Hukum.
Dosen:
Neng Yani Nurhayati, S.H., M.H.
NIP:197506031999032001
Disusun Oleh:
Muhamad Rasyid Ridlan (1133050110)
Mumun Munawaroh (1133050111)
Munjir Tamam (11330501112)
Mutia Lismayanti ( 1133050113)
Kontrak baku sangat banyak dipraktekkan orang dewasa ini. Beberapa istilah yang
sering dipergunakan untuk kontrak baki ini adalah sebagai berikut :
Standard Contract (Bahasa Inggris)
Standardized Contract (Bahasa Inggris)
Standardized Mass Contract (Bahasa Inggris)
Standard From Contract (Bahasa Inggris)
Contract of Adhesion (Bahasa Inggris)
Adhesion Contract (Bahasa Inggris)
Standaardregeling (Bahasa Belanda)
Algemene Voorwaarden (Bahasa Belanda)
Algemeine Geschafts Bedingun (Bahasa Jerman)
Standaardvertrag (Bahasa Jerman)
Standaarkonditionen (Bahasa Jerman)
Yakkan (Bahasa Jepang)
Futsu Keiyaku Jokan (Bahasa Jepang)
Gyomu Yakkan (Bahasa Jepang)
Kontrak Baku (Bahasa Indonesia)
Kontrak Standar (Bahasa Indonesia)
Yang dimaksud dengan kontrak baku adalah suatu kontrak tertulis yang dibuat hanya
oleh salah satu pihak dalam kontrak tersebut, bahkan sering kali kontrak tersebut sudah tercetak
(boilerplate) dalam bentuk formulir-formulir tertentu oleh salah satu pihak, yang dalam hal ini
ketika kontrak tersebut ditandatangani umumnya para pihak hanya mengisikan data-data
informative tertentu saja dengan sedikit atau tanpa perubahan dalam klausula-klausulanya, di
mana pihak lain dalam kontrak tersebut tidak mempunyai kesempatan atau hanya sekdikit
kesempatan untuk menegosiasi atau mengubah klausula-klausula yang sudah dibuat oleh salah
satu pihak tersebut, sehingga biasanya kontrak baku sangat berat sebelah.
Adapun Perjanjian Patungan atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Joint
Venture Agreement adalah suatu kesepakatan tertulis antara satu pihak dengan pihak lainnya
mengenai pembentukan perusahaan patungan, dimana di dalamnya diatur mengenai manajemen
perusahaan, pembagian porsi saham bagi masing-masing pemegang saham, pengelolaan
perusahaan dan lain sebagainya (sebagaimana keinginan masing-masing pihak).
Sedangkan leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan dalam pembiyaan dalam
bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka
waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih
bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau
memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang yang telah disepakati
bersama.
Daftar Pustaka
1. Ismatullah Dedi. 2011. Hukum Perikatan Dilengkapi Hukum Perikatan dalam Islam. Bandung.
Pustaka Setia
2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Buku III
3. www.wikipedia.com