Anda di halaman 1dari 11

Lex Privatum Vol. IX/No.

3/Apr/2021

ANALISIS TERHADAP PERJANJIAN LEASING selalu berusaha untuk menyelesaikan kredit


MENURUTKITAB UNDANG-UNDANG HUKUM bermasalah dengan cara persuasif yaitu
PERDATA1 melakukan pendekatan kepada konsumen
Oleh: Moris Pantow2 untuk membayar angsuran atau menyelesaikan
Meiske Tineke Sondakh3 kreditnya dengan perusahaan pembiayaan.
Roy Ronny Lembong4 Sedangkan jalur litigasi, penyelesaian masalah
ditempuh melalui jalur hukum yaitu dengan
ABSTRAK mengajukan gugatan ke pengadilan.
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk Kata kunci: leasing;
mengetahui bagimana pengaturan perjanjian
leasing menurut KUHPerdata dan bagaimana PENDAHULUAN
akibat hukum yang dapat timbul dari perjanjian A. Latar Belakang Masalah
leasing sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak
Perdata di mana dengan metode bisa terlepas dari kegiatan ekonomi. Kegiatan
penelitianhukum normatif disimpulkan: 1. ekonomi ini merupakan kegiatan yang
Perjanjian menurut KUHPerdata. Istilah melibatkan lebih dari satu individu atau satu
perjanjian disebut juga dengan persetujuan, organ. Oleh karena itu, pembentuk berjalannya
yang berasal dari bahasa belanda yakni kegiatan ekonomi adalah organ (individu dan
overeenkomst. “perjanjian adalah suatu atau korporasi dalam jumlah lebih dari satu)
peristiwa yang terjadi ketika para pihak saling yang saling membutuhkan dan saling
berjanji untuk melaksanakan perbuatan melengkapi dalam proses kegiatan ekonomi.
tertentu. menurut subekti perjanjian adalah Para pelaku ekonomi saling berinteraksi hingga
suatu peristiwa yang terjadi ketikta seorang terjadinya transaksi ekonomi. Interaksi saling
atau lebih berjanji melaksanakansuatu hal. Dari mencari keuntungan ini kemudian dikenal
ketentuan mengenai perjanjian menurut Pasal dengan perdagangan.Semakin maraknya
1313 KUHPerdata serta syarat sahnya suatu kebutuhan akan dana segar untuk menunjang
perjanjian dalam pasal 1320 KUHPerdata dapat kemajuan di dunia usaha di Indonesia,
diambil pengertian bahwa perjanjian membuat sistem pembiayaan dengan leasing
merupakan perbuatan hukum yang semakin berkembang dengan pesat. Mulailah
menimbulkan ikatan antara satu pihak dengan perusahaan-perusahaan leasing tumbuh subur
pihak lain. Dimana perjanjian tersebut di Indonesia.
dilakukan dengan sepakat tanpa ada suatu
paksaan baik itu dari salah satu pihak yang B. Perumusan Masalah
mengadakan perjanjian maupun dari pihak 1. Bagimana pengaturan perjanjian leasing
yang tidak terlibat dalam perjanjian tersebut. 2. menurut KUHPerdata?
Penyelesaian masalah apabila terjadi kredit 2. Bagaimana akibat hukum yang dapat
bermasalah di perusahaan pembiayaan timbul dari perjanjian leasing sesuai Kitab
ditempuh dengan dua cara yaitu dengan jalur Undang-Undang Hukum Perdata?
litigasi dan non-litigasi. Jalur non-litigasi,
penyelesaian kredit bermasalah ditempuh di C. Metode Penelitian
luar jalur hukum seperti negosiasi, mediasi, Penelitian dalam penulisan skripsi ini
konsultasi, penilaian/meminta pendapat ahli, diarahkan kepada penelitian hukum normatif.
evaluasi netral dini (early neutral evaluation),
pencarian fakta netral (neutral fact finding). HASIL PEMBAHASAN
Yang banyak dilakukan perusahaan untuk A. Ketentuan Dasar Hukum Perjanjian Leasing
menyelesaikan masalah adalah negoisasi dan Seperti yang kita ketahui pengertian leasing
musyawarah yaitu perusahaan pembiayaan dalam hal ini masih sangat sederhana, dan
pelaksanaan sehari-hari didasarkan kepada
1
kebijaksanaan yang tidak bertentangan dengan
Artikel Skripsi
2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM:
Surat Keputusan Menteri yang ada. Surat
17071101676 Keputusan Tiga Menteri Tahun 1974 mengenai
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum leasing. Adalah peraturan pertama yang khusus
4 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Ilmu Hukum

108
Lex Privatum Vol. IX/No. 3/Apr/2021

dikeluarkan untuk itu. Surat Keputusan itu dan 3. Pengertian Leasing Menurut ( KepMenkeu
lain-lain peraturan yang dikeluarkan No. 1169/KMK.01/1991)
belakangan untuk mengatur perihal perjanjian- Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam
perjanjian dan kegiatan leasing di Indonesia, bentuk penyediaan barang modal balik secara
terutama bersifat administratif dan obligatory leasing dengan pihak opsi ( Finance Lease)
atau bersifat memaksa. Sumber hukum yang maupun leasing tanpa hak opsi (Operating
lebih luas dan mendalam yang melandasi dan Lease) untuk digunakan oleh lesse selama
mendasari kegiatan leasing dewasa ini di jangka waktu tertentu berdasarkan
Indonesia antara lain.5 Istilah leasing berasal pembayaran secara berkala.6
dari bahasa inggris yakni dari kata lease yang 4. Pengertian Leasing
berarti sewa. Pengertian leasing menurut surat Menurut ( Equipment Leasing Association di
Pasal 1 Keputusan Bersama Menteri Keuangan London) Leasing adalah perjanjian antara lessor
dan Menteri Perdagangan dan Industri Republik dan lesse untuk menyewakan sesuatu atas
Indonesia No. KEP 122/MK/IV/2/1974, Nomor barang modal tertentu yang dipilih atau
32/M/SK/2/1974, dan Nomor 30/KPB/I/1974 ditentukan lesse. Hak kepemilikan barang
tanggal Februari 1974 adalah: “ Setiap kegiatan modal tersebut dimiliki oleh lessor,sedangkan
pembiayaan perusahaan dalam bentuk lesse hanya menggunakan nya berdasarkan
penyediaan barang-barang modal untuk jangka pembayaran uang sera uang telah di tentukan
waktu tertentu, berdasarkan pemabyaran- dalam jangka waktu tertentu.
pembayaran secara berkala disertai dengan hak Defenisi leasing dalam surat keputusan
pilih bagi perusahaan tersebut untuk membeli bersama tersebut difokuskan pada pengertian
barang-barang modal yang bersangkutan dan leasing pada financial lease, artinya bahwa
memperpanjang jangka waktu leasing penyewa guna usaha atau pada masa akhir
berdasarkan nilai serta uang telah disepakati kontrak diberikan hak opsi, yaitu untuk
bersama”. Adapun pengertian leasing menurut membeli objek atau memperpnjangnya. Ada
para ahli dan juga berdasarkan peraturan empat unsur yang terakandung dalam
perundangan yang ada di Indonesia: pengertian leasing yang terkandung dalam
1. Pengertian Leasing Menurut keputusan surat bersama, yaitu:
(Marpaung,1985) 1. Penyediaan barang modal,
Perusahaan sewa guna usaha (leasing) 2. Jangka waktu tertentu,
adalah perusahaan yang memberikan jasa 3. Pembayaran dilakukan secara berkala,
dalam bentuk penyewaan barang-barang modal dan
atau alat-alat produksi dalam jangka waktu 4. Adanya hak opsi, yaitu memilih untuk
menengah atau jangka panjang dimana pihak membeli objek atau memperpanjangnya.
penyewa (lessee) harus membayar sejumlah Dalam kamus Black Laws Dictionary, yang
uang secara berkala yang terdiri dari nilai diartikan dengan lease adalah any agreement
penyusutan suatu lease ditambah dengan which gives rises to relantionship of landlord
bunga, biaya-biaya lain serta profit yang and tenant (real Property) or lessor and lesse
diharapkan oleh lessor. (real or personal property). Artinya, leasing
2. Pengertian Leasing Menurut ( adalah sebuah persetujuan untuk menimbulkan
Prof.R.Subekti,S.H.) hubungan pemilik tanah dengan petani (benda
Leasing adalah tidak lain dari pada tidak bergerak) atau antara lessor dengan lesse
perjanjian sewa-menyewa yang telah (benda tidak bergerak atau benda bergerak).7
berkembang dikalangan para pengusaha, Definisi ini difokuskan pada persetujuan
dimana “lessor” menyewakan suatu perangkat tentang objek dan subjek leasing. Subjek
alat perusahaan (mesin-mesin) termasuk leasing dalam defenisi ini adalah pemilik tanah
service, pemeliharaan dan lain lain kepada dan penyewa tanah atau antara lessor dengan
“lessee” utuk suatu jangka waktu tertentu. lesse sebagai penyewa, sedangkan objeknya
berupa benda bergerak atau benda tidak
5 Chapter II, Aspek Hukum Mengenai Leasing, diunduh
pada 6 Salim. HS, Perkembangan Hukum Kontrak Innominat Di
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34529/3 Indonesia,: Sinar Grafika,. Jakarta, 2003, hlm. 139.
/Chapter%20II.pdf, tanggal 12 April 2020 7 Ibid

109
Lex Privatum Vol. IX/No. 3/Apr/2021

bergerak. Subekti mengartikan leasing adalah unsur yang tercantum dalam definisi terakhir
perjanjian sewa-menyewa yang telah ini adalah:
berkembang dikalangan pengusaha, dimana 1. Adanya subjek hukum, yaitu pihak lessor dan
lessor (pihak yang menyewakan, yang sering lesse,
merupakan perusahaan leasing) menyewakan 2. Adanya objek, yaitu barang-barang modal
suatu perangkat alat-alat perushaan (mesin- yang harganya mahal,
mesin) termasuk servis, dan lain-lain pada lesse 3. Adanya jangka waktu tertentu,
(penyewa) untuk suatu jangka waktu tertentu.8 4. Adanya sejumlah angsuran yang dimana
Dalam rumusan tersebut, subekti pembayaran ini merupakan harga sewa
mengkonstruksikan leasing sebagai berikut: barang tersebut, dan
1. Leasing sama dengan sewa-menyewa 5. Adanya hak opsi.
2. Subjek hukum yang terkait didalam Hak opsi merupakan hak dari lesse untuk
perjanjian tersebut adalah pihak lessor membeli atau memperpanjang objek leasing.
dan lesse, Sedangkan ciri-ciri perjanjian leasing adalah
3. Objeknya perangkat alat perusahaan sebagai berikut.11
(mesin-mesin) termasuk pemeliharaan 1. Adanya hubungan tertentu antara jangka
dan lain-lain. waktu dengan unsure ekonomis barang yang
4. Adanya jangka waktu sewa. menjadi objek perjanjian.
Kelemahan dari defenisi ini adalah tidak 2. Adanya pemisahan kepentingan atas benda
tidak mencamtumkan hak opsi dan jumlah yang menjadi objek perjanjian, Hak milik
angsuran yang harus dibayarkan oleh pihak secara yuridis tetap berada pada pihak
lesse, padahal hakikat dari lembaga leasing lessor (pihak yang menyewakan) dan hak
adalah ada atau tidak adanya hak opsi. Defenisi menikmati benda diserahkan kepada lesse
lain juga dikemukakan oleh Sri Soedewi (penyewa).
Masjchoen Sofwan yang mengatakan bahwa 3. Adanya kewajiban untuk memberikan
Leasing adalah suatu perjanjian dimana si penggantian atas kenikmata yang diperoleh.
penyewa barang modal (lesse) menyewa Pembiayaan melalui leasing merupakan
barang modal untuk usaha tertentu, dan jumlah pembiayaan yang sangat sederhana dalam
angsuran tertentu.9 Defenisi yang dikemukakan prosedur dan pelaksanaanya dan oleh karena
oleh Sri Soedewi Masjchoen Sofwan tersebut itu leasing yang digunakan sebagai pembayaran
memandang bahwa institusi leasing merupakan alternatif tampak lebih menarik. Sebagai suatu
suatu kontrak atau perjnjian antara para pihak alternatif sumber pembiayaan modal bagi
lesse dengan pihak lessor. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan, maka leasing
antara lesse dengan pihak lessor terdapat didukung oleh keuntungan-keuntungan
hubungan hukum sewa menyewa. Objek yang sebagai berikut:
disewa adalah barang modal. Jangka waktu dan 1. Fleksibel, artinya struktur kontak Dapat
jumlah angsuran ditentukan oleh para pihak. disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan
Oleh karena adanya kelemahan dari berbagai yaitu besarnya pembayaran atau periode
definis yang dipaparkan diatas, maka menurut lease dapat diatur sedemikian rupa sesuai
Salim, H.S mengatakan bahwa lesing dengan kondisi perusahaan.
merupakan kontrak sewa menyewa yang dibuat 2. Tidak diperlukan jaminan, karena hak
antara para pihak lessor dengan lesse, dimana kepemilikan sah atas aktiva yang lease serta
pihak lessor menyewakan kepada lesse barang- pengaturan pembayaran lease sesuai dengan
barang produksi yang harganya mahal, untuk pendapatan yang dihasilkan oleh aktiva yang
digunakan oleh lesse, dan pihak lesse di lease sudah merupakan jaminan bagi lease
berkewajiban untuk membayar harga sewa itu sendiri.
sesuai dengan kesepakatan yang dibuat antara 3. Capital saving, yaitu tidak menyediakan dana
keduanya dengan disertai hak opsi, yaitu untuk yang besar, maksimum hanya menyediakan
membeli atau memperpanjang sewa.10 Unsur- down payment yang jumlahnya dalam
kebiasaan lease tidak terlalu besar, jadu
8 R.Subekti, Aneka Perjanjian, Op. Cit,hlm.55
9 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Op Cit, hlm. 220
10 Salim.HS, Op. Cit, hlm.141 11 Ibid.

110
Lex Privatum Vol. IX/No. 3/Apr/2021

dalam hal ini bisa dikatakan menjadi suatu dan melakukan kegiatan usaha. Lessee adalah
penghematan modal bagi lessee, yaitu lessee perusahaan atau perorangan yang
dapat menggunakan modal yang tersedia menggunakan barang modal dengan
untuk keperluan lain. Karena leasing pembiayaan lessor. Di samping kedua pihak
umumnya membiayai 100% barang modal tersebut, yang dapat menjadi pendukung dalam
yang dibutuhkan. kegiatan kontrak leasing adalah pihak supplier
4. Cepat dalam pelayanan, artinya secara dan kreditur atau lender. Supplier adalah
prosedur leasing lebih sederhana dan relatif penjual dan pemilik barang yang disewakan.
lebih cepat dalam realisasi pembiayaan bila Kreditur adalah orang atau lembaga yang
dibandingkan dengan kredit investasi bank, mendukung kegiatan pembiayaan di bidang
jadi tanpa prosedur yang rumit dan hal itu leasing, seperti lembaga perbankan dan
memberikan kemudahan bagi para lembaga non bank lainnya.
pengusaha untuk memperoleh mesin-mesin Objek leasing adalah barang-barang
dan peralatan yang mutakhir unutk modal/alat-alat produksi yang harganya sangat
memungkinkan dibukanya suatu bidang mahal. Objek itu adalah terdiri atas13:
usaha produksi yang baru. 1. Mobil
5. Pembayaran angsuran lease diperlakukan 2. Pesawat terbang
sebagai biaya operasional, artinya 3. Motor
pembayaran lease dihitung sebagai biaya 4. Bus
dalam penentuan laba rugi perusahaan, jadi 5. Perlatan pengeboran
pembayaran dihitung dari pendapatan 6. Peralatan istrik
sebelum pajak, bukan dari laba yang terkena 7. Forklift atau truk
pajak. 8. Pembangkit tenaga listrik
6. Sebagai pelindung terhadap inflasi, artinya 9. Peralatan telepon
terhindar dari resiko penurunan nilai uang 10. Perkakas tenun/tekstil
yang disebabkan oleh inflasi,yaitu lessee 11. Peralatan Bengkel
sampai kapanpun tetap membayar dengan 12. Peralatan kantor
satuan moneter yang lalu terhadap sisa 13. Komputer
kewajibannya. 14. Mesin-mesin peretakan
7. Adanya hak opsi bagi lessee pada akhir masa 15. Mesin-mesin untuk pertambangan
lease. 16. Peralatan rumah sakit
8. Adanya kepastian hukum, artinya suatu 17. Peralatan untuk industri baja, dan
perjanjian leasing tidak dapat dibatalkan 18. Peralatan untuk industri perkayuan.
dalam keadaan keuangan umum yang sulit, Ciri-Ciri Leasing Adapun ciri-ciri dalam
sehingga dalam keadaan keuangan atau perjanjian leasing, cirri-cirinya adalah sebagai
moneter yang sesulit apapun perjanjian berikut14:
leasing tetap berlaku. 1. Biasanya ada hubungan jangka waktu lease
9. Terkadang leasing merupakan satu-satunya dan masa kegunaan benda lease tersebut.
cara untuk mendapatkan aktiva bagi suatu 2. Hak milik benda lease ada pada leasor.
perusahaan, terutama perusahaan ekonomi 3. Benda yang menjadi objek leasing adalah
lemah, untuk dapat memodernisasi benda-benda yang digunakan dalam suatu
12
pabriknya. perusahaan.
Pada prinsipnya ada dua pihak yang terkait
dalam perjanjian leasing, yaitu pihak lessor dan 1. Finance Leasing (sewa guna usaha
pihak lessee, namun tidak menutup pembiayaan) .
kemungkinan terkait pihak lainnya. Lessor
adalah perusahaan pembiayaan atau
perusahaan sewa guna usaha yang telah 13 Azkarrizal, “Leasing”,
memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan https://azkarrizal13.com/2013/04/leasing, diakses tanngal
9 Des 2020
14Kaskuser “Leasing”,
12 Romi, “Pengertian Leasing dan Keuntungan Leasing”. https://www,.google.co.id/amp/s/amp.kaskus.co.id/threa
https://soalekonomisma.com/2016/04/Pengertian- d//maribelajar-multifinance diakses pada tanggal 9 Des
Leasing-dan-keuntungan. diakses tanggal 11 Des 2020 2020

111
Lex Privatum Vol. IX/No. 3/Apr/2021

Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan guna usaha. Berbeda dengan finance lease,
sewa guna usaha (lessor) adalah pihak yang jumlah seluruh pembayaran sewa guna usaha
membiayai penyediaan barang modal. Penyewa berkala dalam operating lease tidak mencakup
guna usaha (lessee) biasanya memilih barang jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
modal yang dibutuhkan dan atas nama memperoleh barang modal tersebut berikut
perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik dengan bunganya. Perbebedaan ini disebabkan
barang modal tersebut, melakukan perusahaan sewa guna usaha mengharapkan
pesanan,pemeriksaan dan pemeliharaan keuntungan justru dari penjualan barang moal
barang modal yang menjadi objek transaksi yang disewa guna usahakan atas melalui
leasing. Lessor akan mengeluarkan dananya beberapa kontrak sewa guna usaha lainnya.
untuk membayar barang tersebut kepada Perusahaan sewa guna usaha dalam operating
supplier dan kemudian barang tersebut lease biasanya bertanggung jawab atas biaya-
diserahkan kepada lessee. Sebagai imbalan biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti
atau jasa penggunaan barang tersebut lesse asuransi, pajak maupun pemeliharaan barang
akan membayar secara berkala kepada modal yang bersangkutan.
lessorsejumlah uang yang berupa uang rental 3. Sales - Typed Lease (sewa guna usaha
untuk jangka waktutertentu yang telah penjualan)
disepakati bersama. Jumlah rental ini secara Suatu transaksi sewa guna usaha, dimana
keseluruhan akan meliputi harga barang yang produsen atau pabrikan juga berperan sebagai
dibayar oleh lessor ditambah faktor bunga serta perusahaan sewa guna usaha sehingga jumlah
keuntungan pihak lessor. Selanjutnya capital transaksi termasuk bagian laba sudah di
atau finance lease masih bisa dibedakan perhitungkan oleh produsen atau pabrikan.
menjadi 2, yaitu15: 4. Leveraged Lease
a. Direct finance lease Suatu transaksi sewa guna usaha, selain
Transaksi ini terjadi jika lessee sebelumnya melibatkan lessor atau lessee juga melibatkan
belum pernah memiliki barang yang dijadikan bank atau kreditor jangka panjang yang
objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan membiayai bagian terbesar transaksi.
bahwa lessor membeli suatu barang ataas 5. Cross Border Lease
permintaan lesse dan akan dipergunakan oleh Transaksi pada jenis ini merupakan suatu
lessee. transaksi leasing yang dilakukan dengan
b. Sale and lease back melewati batas suatu negara. Dengan demikian
Dalam rangka transaksi lesse menjual antara lessor dan lesse terletak pada dua
barang yang telah dimilikinya kepada lessor. negara berbeda.
Atas barang yang sama ini kemudian dilakukan Pada dasarnya tujuan utama dari leasing
suatu kontrak leasing antara lesse dengan adalah memperoleh hak untuk memakai benda
lessor. Dengan memperhatikan mekanisme ini, milik orang lain. Latar Belakang tujuan ini
maka perjajian memiliki tujuan yang berbeda adalah bedasarkan berbagai pertimbangan
dibandingkan direct finance lease. Disini lesse ekonomis berkenaan dengan pilihan-pilihan
memerlukan cash yang bisa dipergunakan yang harus dilakukan oleh badan usaha. Apabila
untuk tambahan modal kdengan system kerja Badan usaha memerlukan alat-alat produksi
atau untuk kepentingan lainnya. Bisa dikatakan atau barang-barang modal, maka pertama kali
bahwa dengan system sale and lease back badan usaha tersebut harus menghadapi
memungkinkan lessor memberikan dana untuk pilihan antara lain
keperluan apa saja pada kliennya dan tentu saja adalah:
dana yang dibutuhkan sesuai dengan nilai objek 1. Memperoleh hak untuk memakai suatu
barang lease. benda tanpa sekaligus memperoleh hak
2. Operating Lease (sewa menyewa biasa) milik atas benda tersebut;
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan 2. Memperoleh hak untuk memakai suatu
sewa guna usaha membeli barang modal dan benda tersebut dengan memperoleh hak
selanjutnya disewagunakan kepada penyewa milik atas benda tersebut.

15Ibid

112
Lex Privatum Vol. IX/No. 3/Apr/2021

B. Akibat Hukum Yang Dapat Timbul dari September 2014 yang dibacakan di
Perjanjian Leasing di Tinjau Dari Putusan persidangan pada tanggal 30 September
Nomor 613K/PDT.SUS-BPSK/2015 2014;
Sebagai analisis akibat hukum dalam 4. Menghukum Pemohon Keberatan membayar
putusan nomor 613K/PDT.SUS-BPSK/2015, biaya perkara sesuai ketentuan hukum yang
dapat dikemukakan kedudukan posisi kasus berlaku.
sebagai berikut: Pada Awalnya Perusahaan MENGADILI
Leasing PT FIRST INDO AMERICAN LEASING 1. Mengabulkan permohonan kasasi dari
CABANG PEKAN BARU melakukan perjanjian Pemohon Kasasi PT FIRST INDO AMERICAN
dengan Hatlan Rizal, perjanjian tersebut yaitu LEASING CABANG PEKANBARU tersebut;
pembiayaan dengan menyediakan barang 2. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
modal 1 (satu) unit Mobil Ford Everest 2.5 xlt. Pekanbaru Nomor 208/Pdt.Sus
Dalam melakukan perjanjian tersebut Hatlan BPSK/2015/PN Pbr. Tanggal 4 Februari 2015;
Rizal harus melaksanakan kewajiban berupa Melihat Putusan Nomor 613k/pdt.sus-
pembayaran sebanyak 27 kali dan sudah bpsk/2015. Akibat Hukumnya BPSK tidak
melakukan prestasinya tetapi dalam prakteknya berwenang mengadili perkara ini sehingga
perusahaan leasing meminta hatlzan rizal keputusannya tidak berkekuatan hukum tetap
membayar sebanyak 36 kali bukan 27 kali. Dan & tidak mengikat para pihak Menghukum
Hatlan Rizal tidak mau membayar lagi sisanya Termohon Kasasi dahulu Termohon Keberatan
karena dia merasa pada saat perjanjian diawal untuk membayar biaya perkara kepada semua
kewajiban pembayaran tersebut hanya 27 kali. tingkat peradilan, yang dalam tingkat kasasi
Perusahaan pihak leasing terus memberikan ditetapkan sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus
surat teguran untuk Hatlan Rizal dan tidak ada ribu rupiah). Pilihan ini harus dilakukan
sama sekali itikad baik dari konsumen tersebut. karena adanya resiko ekonomis yang terikat
Sampai akhirnya perkara ini tidak dapat pada kepemilikan suatu benda. Yang dimaksud
dibicarakan dengan kekeluargan karena dengan resiko ekonomis adalah resiko yang
menurut Hatlan Rizal perkara ini tidak bisa berkenaan dengan kemungkinan bertambah
diselesaikan dengancara kekeluargaan dan atau berkurang nya nilai ekonomis suatu benda
Hatlan Rizal membawa perkara ini ke BPSK. Di yang dimilki. Resiko ekonomis dipengaruhi oleh
BPSK PT FIRST INDO AMERICAN LEASING dua hal yaitu:
CABANG PEKAN BARU sebagai Tergugat dan 1. Akibat kepemilikan benda di bidang
Hatlan Rizal sebagai Penggugat. Di putusan perpajakan;
BPSK di menangkan Hatlan Rizal tidak puas 2. Kemungkinan timbulnya repercuise dalam
sampai disitu perusahaan leasing PT FIRST INDO struktur pembiayaan.
AMERICAN LEASING CABANG PEKAN BARU Sebagamana contoh kasus diatas akan
tetap membawa perkara ini ke Pengadilan akibat hukum yang dapat timbul dari perjanjian
Negeri, lagi-lagi perusahaan leasing tersebut leasing secara umum asas yang dikenal dalam
belum merasa puas dan akhirnya dia membawa kaidah hukum berkitan dengan
perkara ini sampai ke Mahkamah Agung. diberlakukannya hukum perdata di Indonesia
PT FIRST INDO AMERICAN LEASING CABANG sebagai berikut:
PEKAN BARU sebagai Pemohon Kasasi, Hatlan a. Asas concordantie hukum berdasarkan pasal
Rizal sebagai Termohon Kasasi. Petitum yang II aturan peralihan Undang-Undang Dasar
diajukan oleh pemohon kasasi: 1945 pasca amandemen atas hukum
1. Menerima ekepsi Termohon Keberatan perdata yang berlaku bagi penduduk eropa.
Untuk seluruhnya; b. Pasal 1338 KUHPerdata mengenai asas
2. Menyatakan Permohonan Keberatan yang kebebasan berkontrak serta asas-asas
diajukan oleh Pemohon Keberatan (dahulu persetujuan pada umumnya sebagaimana
Termohon di BPSK) tanggal 10 Oktober 2014 tercantum dalam bab I Buku III KUHPerdata.
tidak dapat diterima; Pasal ini memberikan kebebasan kepada
3. Menguatkan Putusan Badan Penyelesaian semua pihak untuk memilih isi pokok
Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Pekanbaru perjanjian mereka sepanjang hal ini tidak
Nomor 31/Pts/BPSK/VIII/2014 tanggal 25

113
Lex Privatum Vol. IX/No. 3/Apr/2021

bertentangan dengan Undang-Undang, mengenai PPh pasal 23 atas usaha financial


kepentingan atau kebijaksanaan umum. leasing.
c. Pasal 1548 sampai 1580 KUHPerdata (Buku III i. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
sampai dengan Buku IV), yang berisikan No.SE.28/PJ.22/1984 tanggal 26 Juli 1984
ketentuan mengenai sewa-menyewa mengenai pph pasal 23 atas usaha financial
sepanjang tidak ada dilakukan leasing.
penyimpangan oleh para pihak. Pasal ini j. Keputusan Menteri Keuangan RI
membahas hak dan kewajiban. No.1169/KMK.01/1991 tentang kegiatan
Secara khusus dalam pelaksanaan perjanjian sewa guna usaha.
leasing telah dikeluarkannya: Dengan demikian maka untuk pembuatan
a. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri perjanjiang leasing yang harus mengatur hak
Keuangan, Menteri Perindustrian dan dan kewajiban dan hubungan hukum antara
Menteri Perdagangan RI No. pihak-pihak yang bersangkutan, selain dari
KEP,122/MK/IV/2/1974, dan peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman
No.30/KPB/1974 tertanggal 7 Februari 1974 tersebut diatas, kita harus berpegang pada
tentang perizinan usaha leasing. asas-asas dan ketentuan-ketentuan hukum
b. Surat Keputusan (SK) Menteri Keuangan RI yang terdapat dalam Undang-Undang Negara
No. KEP/649/MK/IV/5/1974, tertanggal 6 kita, dalam hal ini Kitab Undang-Undang Hukum
Mei 1974 tentang perizinan usaha leasing. Perdata, Yurisprudensi-yurisprudensi yang ada
c. Surat Keputusan (SK) Menteri Keuangan RI dan atau yang dituruti di Indonesia serta
No. KEP/649/MK/IV/5/1974, tertanggal 6 praktek-praktek bisnis yang telah berkembang
Mei 1974 tentang penegasan ketentuan dan lazim menjadi kebiasaan di negeri ini.
pajak penjualan dan besarnya bea materi Adapun Hak dan Kewajiban para pihak dalam
terhadap usaha leasing. perjanjian leasing, maka akan diuraikan pihak-
d. Surat Edaran Direktorat Jenderal Moneter pihak yang terlibat dalam pembuatan
No. PENG-307/DJM/IIL7/7/1974 tertanggal 8 perjanjian leasing terlebih dahulu:
Juli 1974, tentang: 1. Lessor, adalah perusahaan pembiayaan atau
1) Tata cara perizinan. perusahaan sewa guna usaha yang telah
2) Pembatasan usaha. memperoleh izin usaha dari Menteri
3) Pembukaan. keuangan dan melakukan kegiatan sewa
4) Tingkat suku bunga. guna usaha.
5) Perpajakan. 2. Lessee, adalah perusahaan atau perorangan
6) Pengawasan dan Pembinaan. yang menggunakan barang modal dengan
e. Surat Keputusan Menteri Perdagangan pembiayaan dari lessor.16 Selain kedua pihak
No.34/KP/II/B1980 tertanggal 1 Februari diatas , maka ada pihak lain yang terlibat
1980, mengenai lisensi/perizinan untuk dalam perjanjian sewa guna usaha ini, yaitu
kegiatan usaha sewa-beli (hire purchase), “supplier (vendor/leveransir) sebagai
jual-beli dengan angsuran atau cicilan dan penjual barang;17 setiap pihak mempunyai
sewa-menyewa. hak dan kewajiban dengan kepentingan
f. Surat Edaran Dirjen Moneter dalam negeri masing-masing. Dari keterangan diatas
No.SE.4835/1983 tanggal 31 Agustus 1983 dapat dijelaskan bahwa pihak-pihak yang
tentang ketentuan perpanjangan izin usaha berhubungan dengan perjanjian sewa guna
perusahaan leasing dan perpanjangan usaha sedikitnya ada tiga pihak, yaitu:
penggunaan tenaga warga negara asing 1. Lessor.
pada perusahaan leasing. 2. Lesiie.
g. Surat Edaran Dirjen Moneter dalam negeri 3. Supllier (vendor, leveransir)”.18
No.SE.4835/1983 tanggal 1 September 1983
tentang tata cara dan prosedur pendirian
kantor cabang dan kantor perwakilan 16 Budi Rachmat, Op. Cit, hlm, 25.
perusahaan leasing. 17 Abdulkadir Muhammad dan Rilda muniarti, Op. Cit,
h. Surat Keputusan SK Menteri Keuangan RI hlm.204
No.S.742/MK.011/1984 tanggal 12 Juli 1984 18 Amin Widjaya Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, Op.Cit.

hlm. 4

114
Lex Privatum Vol. IX/No. 3/Apr/2021

Lessor sebagai “pihak yang menywakan pembiayaan dalam undang-undang, seperti


barang-barang modal sudah pasti menghendaki halnya asuransi, maupun perbankan. Selain dari
adanya jaminan-jaminan dari pihak lesse bahwa pada itu, transaksi sewa guna usaha
modal yang telah dikeluarkannya akan mempunyai ciri-ciri yang melemahkan transaksi
kembali.19 Jaminan ini merupakan hal yang sewa guna usaha, yaitu:
pokok untuk mendapatkan fasilitas leasing bagi 1. Harga/tingkat suku bunga yang dikenakan
pihak yang ingin memperoleh fasilitas leasing kepada lesse biasanya lebih mahal/tinggi
tersebut, sehingga dikemudian hari ternyata dibandingkan dengan bunga bank, walaupun
pihak debitur (lesse) melakukan tindakan hal ini tidak berlaku umum.
wanprestasi terhadap perjanjian, maka baru 2. Pemahaman tertang transaksi sewa guna
muncullah fungsi dari jaminan lesse. Sedangkan usaha belum sepenuhnya dipahami oleh
kelemahan dari pada transaksi sewa guna masyarakat, akibat kurangnya informasi
usaha dan/atau transaksi perusahaan yang detail.
pembiayaan dalam undang-undang, seperti 3. Lessor selaku pemilik barang modal yang
halnya asuransi, maupun perbankan. Selain dari dibiayai tidak melakukan pencantuman
pada itu, transaksi sewa guna usaha namanya di dalam bukti kepemilikan barang
mempunyai cirri-ciri yang melemahkan modal.
transaksi sewa guna usaha, yaitu: Walaupun harga jual/tingkat bunga
1. Harga/tingkat suku bunga yang dikenakan transaksi sewa guna usaha rata-rata lebih
kepada lesse biasanya lebih mahal/tinggi mahal dari bank, perkembangan industri ini
dibandingkan dengan bunga bank, walaupun tetap meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini
hal ini tidak berlaku umum. dimungkinkn karena lessor tidak mempunyai
2. Pemahaman tentang transaksi sewa guna birokrasi yang berbelit-belit dan system
usaha belum sepenuhnya dipahami oleh administrasi yang diterapkan dalam satu atap.
masyarakat, akibat kurangnya informasi Sehingga walaupun lesse dikenakan harga lebih
yang detail. mahal tidak menjadi masalah karena diimbangi
3. Lessor selaku pemilik barang modal yang dengan kecepatan pelayanan. Hal inilah yang
dibiayai tidak melakukan pencantuman menjadikan usaha sewa guna usaha tetap
namanya di dalam bukti kepemilikan barang berkiprah walaupun jumlah bank banyak. Pada
modal,walaupun harga jual/tingkat bunga dasarnya perjanjian leasing merupakan bentuk
transaksi sewa guna usaha secara rata-rata perjanjian yang dilakukan dengan cara kontrak
lebih mahal dari bank, perkembangan standar. Pihak lessee hanya dapat menyetujui
industri ini tetap meningkat dari waktu ke ini dari perjanjian yang telah dipersiapkan
waktu karena lessor tidak mempunyai sebelumnya oleh pihak lessor. Biasanya hak dan
birokrasi yang berbelit-belit dan system kewajiban pihak-pihak yang berhubungan
administrasi yang diterapkan dalam satu dengan perjanjian leasing dalam perjanjian.
atap sehingga Lessor sebagai: “pihak yang Pihak lessor wajib menyediakan uang untuk
menyewakan barang-barang modal sudah membiayai (finance) pengadaan barang-barang
pasti menghendaki adanya jaminan-jaminan yang dibutuhkan oleh pihak lease itu. SEluruh
dari pihak lesse bahwa modal yang telah resiko obyek pada lessee dan pada umumnya
dikeluarkannya akan kembali. pemeliharaannya menjadi kewajiban lessee.
Jaminan ini merupakan hal yang pokok Dengan adanya pemenuhan kewajiban, lessor
untuk mendapatakan fasilitas leasing bagi pihak bentuk memperoleh suatu imbalan jasa (uang
yang ingin memperoleh fasilitas leasing sewa) yang pada pokonya merupakan tebusan
tersebut, sehingga dikemudian hari ternyata berkala harga perolehan barang ditambah
pihak debitur (lesse) melakukan tindakan ongkos pembiayaan, dan lagi pula pihak lessee
wanprestasi terhadap perjanjian, maka baru tetap berkewajiban membayar seluruh jumlah
muncullah fungsi dari jaminan lesse. Sedangkan imbalan jasa tersebut secara mengembalikan
kelemahan dari pada transaksi sewa guna barang yang di lessee.
usaha dan/atau transaksi perusahaan Kewajiban lessee untuk membayar seluruh
jumlah imbalan jasa tersebut tidak berhenti
tidak berkurang, walaupun barang yang
19 Kasmir, Op. Cit, hlm. 259

115
Lex Privatum Vol. IX/No. 3/Apr/2021

menjadi obyek, lease itu musnah. Lesse tetap pmeliharaan serta pengoperasian barang
berkewajiban seluruh imbalan jasa walaupun modal tersebut.
lessee mungkin belum mulai menikmati 2. Lesse adalah perusahaan atau pihak yang
kegunaan barang tersebut, karena misalnya memperoleh pembiayaan dalam bentuk
barang musnah sebelum pemasangan. Lessor barang modal dari lessor. Lesse dalam
berhak memperoleh imbalan jasa terbut ialah financiallease bertujuan mendapatkan
dikarenakan lessor harus membayar kembali pembiayaan berupa barang atau peralatan
dana berikut bunganya yang dipinjam lessor dengan cara pembayaran angsuran atau
dari pihak ketiga untuk membiayai pembelian secara berkala. Pada akhir kontrak, lessee
barang modal yang disediakan kepada lessee memiliki hak untuk membeli barang yang di-
serta suluruh ongkos yang berkaitan ditambah lease dengan harga berdasarkan nilai sisa.
dengan satu margin yang merupakan Dalam operating lease, lease dapat
keuntungannya. Walaupun begitu kebutuhan memenuhi kebutuhan peralatannya
komersial perusahaan yang meminjamkan disamping tenaga operator dan perawatan
lessee pada umumnya sama yaitu, mereka alat tersebut tanpa risiko bagi lessee
membutuhkan pembiayaan untuk terhadap kerusakan.
perusahaannya. Dengan kata lain, perjanjian 3. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang
leasing bukanlah suatu perjanjian uang, akan mengadakan atau menyediakan barang
tetapi suatu alternative untuk memperoleh untuk dijual kepada lessee dengan
pembiayaan bagi suatu perusahaan. pembayaran secara tunai oleh lesssor.
Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapatlah Dalam mekanisme financial lease, supplier
kiranya penyusun dapat mengambil kesimpulan langsung menyerahkan barang kepaad
bahwa perjanjian leasing sebagaimana lessee tanpa melalui pihak lessor sebagai
didefenisikan dalam Keputusan Bersama Tiga pihak yang memberikan pembiayaan.
Menteri itu tidaklah sama dengan sewa beli, Sebaliknya, dalam operating lease, supplier
tidak sama dengan sewa menyewa, tidak sama menjual barangnya langsung kepada lesssor
dengan jual beli dengan angsuran ataupun dengan pembayaran sesuai dengan
dengan perjanjian pinajm uang. Perjanjian kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara
leasing adalah perjanjian yang mempunyai tunai atau berkala.
sifat-sifat tersendiri, yang berbeda dengan 4. Bank yang dalam suatu perjanjian atau
perjanjian-perjanjian yang telah disebutkan kontrak leasing, pihak bank atau kreditor
diatas. tidak terlibat secara langsung dalam kontrak
Setiap transaksi leasing sekurang-kurangnya tersebut, namun pihak bank memegang
melibatkan 4 (empat) pihak yang peranan dalam hal penyediaan dana kepada
berkepentingan, yaitu : lessor, lesse, supplier, lessor, terutama dalam mekanisme leverage
dan bank atau kreditor.20 lease di mana sumber dana pembiayaan
1. Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak lessor diperoleh melalui kredit bank. Pihak
yang memberikan jasa pembiayaan kepada supplier dalam hal ini tidak tertutup
pihak lessee dalam bentuk barang modal. kemungkinan menerima kredit dari bank,
Lessor dalam financial lease bertujuan untuk untuk memperoleh barang-barang yang
mendapatkan kembali biaya yang telah nantinya akan dijual sebagai objek leasing
dikeluarkan untuk membiayai penyediaan kepada lessee atau lessor. Dalam setiap
barang modal dengan mendapatkan transaksi leasing di dalamnya selalu
keuntungan,. Sedangkan dalam operating melibatkan 3 pihak utama, yaitu: 1. Lessor
lease, lessor bertujuan mendapatkan adalah perusahaan sewa guna usaha atau di
keuntungan dari penyediaan barang serta dalam hal ini pihak yang memiliki hak
pemberian jasa-jasa yang berkenaan dengan kepemilikan atas barang; 2. Lesse adalah
perusahaan atau pihak pemakai barang yang
20
bisa memiliki hak opsi pada akhir perjanjian;
Bank Dan Lembaga Keuangan Lain, Bab 7. Sewa Guna
Usaha (Leasing), hlm 74-75
3. Supplier adalah pihak penjual barang yang
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/amani di sewaguna usahakan.
ta%20novi%20yushita%20s.e/sewa%20g
una%20usaha.pdf, diakses tanggal 9 Des 2020.

116
Lex Privatum Vol. IX/No. 3/Apr/2021

PENUTUP 1. Pelaksanaan perlindungan hukum yang


A. Kesimpulan diberikan oleh KUH Perdata kepada para
1. Perjanjian menurut KUHPerdata. Istilah pihak dalam perjanjian/kontrak leasing,
perjanjian disebut juga dengan sebaiknya bagi para pihak yang
persetujuan, yang berasal dari bahasa membuatnya harus berdasarkan asas
belanda yakni overeenkomst. “perjanjian itikad baik. Agar mengurangi terjadinya
adalah suatu peristiwa yang terjadi ketika perselisihan diantara para pihak yang
para pihak saling berjanji untuk terkait didalam perjanjian pada saat
melaksanakan perbuatan tertentu. pelaksanaan perjanjian. Dengan adanya
menurut subekti perjanjian adalah suatu Perjanjian leasing diharapkan kedua
peristiwa yang terjadi ketikta seorang belah pihak harus benar-benar
atau lebih berjanji melaksanakansuatu memahami isi kontrak yang disepakati
hal. Dari ketentuan mengenai perjanjian bersama dan diharapkan para pihak
menurut Pasal 1313 KUHPerdata serta benar-benar dapat mealaksanakan isi
syarat sahnya suatu perjanjian dalam kontrak tersebut, sehingga tidak aka
pasal 1320 KUHPerdata dapat diambil nada menimbulkan wanprestasi.
pengertian bahwa perjanjian merupakan 2. Konsumen yang melakukan perjanjian
perbuatan hukum yang menimbulkan kepada perusahaan leasing harus benar-
ikatan antara satu pihak dengan pihak benar mengetahui apa isi kontrak dalam
lain. Dimana perjanjian tersebut perjanjian leasing tersebut sehingga
dilakukan dengan sepakat tanpa ada dapat menghindarkan selisih paham
suatu paksaan baik itu dari salah satu antara kedua belah pihak dan untuk
pihak yang mengadakan perjanjian perusahaan leasing seharusnya
maupun dari pihak yang tidak terlibat memberikan informasi yang benar,jujur,
dalam perjanjian tersebut. dan jelas kepada konsumen sehingga
2. Penyelesaian masalah apabila terjadi terhindar tentang cacat hukum.
kredit bermasalah di perusahaan
pembiayaan ditempuh dengan dua cara DAFTAR PUSTAKA
yaitu dengan jalur litigasi dan non-litigasi. Ade Arthesa dan Edia Hendiman, Bank dan
Jalur non-litigasi, penyelesaian kredit Lembaga Keuangan Bukan Bank, Indeks
bermasalah ditempuh di luar jalur hukum Kelompok Gramedia, Jakarta, 2006
seperti negosiasi, mediasi, konsultasi, Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal,
penilaian/meminta pendapat ahli, Aspek Yuridis Dalam Leasing,: Gramedia,
evaluasi netral dini (early neutral Jakarta, 1994
evaluation), pencarian fakta netral Faried Wijaya, Lembaga-lembaga Keuangan
(neutral fact finding). Yang banyak dan Bank Perkembangan, Teori dan
dilakukan perusahaan untuk Kebijakan, BFE, Yogyakarta, 1991
menyelesaikan masalah adalah negoisasi Gunawan widjaya & Ahmad Yani, Jaminan
dan musyawarah yaitu perusahaan Fidusia, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.
pembiayaan selalu berusaha untuk 2003
menyelesaikan kredit bermasalah dengan Handri Raharjo, Hukum Perjanjian Di Indonesia,
cara persuasif yaitu melakukan Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2009
pendekatan kepada konsumen untuk J.satrio, Hukum Perjanjian, Bandung, PT. Citra
membayar angsuran atau menyelesaikan Aditya Bhakti, 1992
kreditnya dengan perusahaan Komar Andasasmita, Notaris II Contoh Akta
pembiayaan. Sedangkan jalur litigasi, Otentik dan Penjelasannya, Cetakan II,
penyelesaian masalah ditempuh melalui (Bandung: Ikatan Notaris Indonesia Daerah
jalur hukum yaitu dengan mengajukan Jawa Barat, 1990)
gugatan ke pengadilan. Kartini Muljadi dan Gunawan widjaya,
Perikatan Pada Umumnya, Jakarta: PT.
B. Saran Raja Grafindo Persada, 2004

117
Lex Privatum Vol. IX/No. 3/Apr/2021

Mariam Darus Badrulzaman, KUH Perdata Buku


III HUkum Perikatan Dengan
Penjelasannya, Bandung: Alumni, 1993
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum
Perikatan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,
2001
Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan
Dalam Teory dan Praktek, (Bandung;
Penerbit PT. Citra Aditya Bakti, 1999)
M.Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian,
(Bandung: Penerbit Alumni, 1986)
Purwahid Patrik, Dasar-Dasar Hukum Perikatan,
Bandung, Mandar Maju, 1994
R.M. Suryodiningrat, Perikatan-Perikatan
Bersumber Perjanjian, Bandung: Tarsito,
1978

118

Anda mungkin juga menyukai