Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Leasing menurut Prof.R.Subekti, S.H. di dalam bukunya `Aneka Perjanjian` Adalah
tidaklain dari pada perjanjian sewa-menyewa yang telah berkembang di kalangan para
pengusaha, dimana ”lessor” menyewakan suatu perangkat alat perusahaan (mesin-mesin)
termasuk servis, pemeliharaan dan lain-lain kepada ”lessee” untuk suatu jangka waktu tertentu.
Pengertian lessor adalah perusahaan yang melakukan kegiatan usaha leasing dengan
menyediakan berbagai macam barang modal, sedangkan lessee adalah nasabah yang
menginginkan barang modal tersebut.
Leasing berasal dari bahasa Inggris “to lease” yang berarti menyewakan. Namun leasing
mempunyai persyaratan tertentu, sehingga tidak bisa disamakan dengan sewa-menyewa
biasa. Leasing atau yang lebih sering disebut dengan sewa guna usaha adalah setiap kegiatan
pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk digunakan oleh suatu
perusahaan selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala
disertai hak pilih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang modal yang
bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah
disepakati bersama.1
Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tertanggal 21 Nopember 1991
tentang kegiatan lessing atau sewa guna usaha. Leasing adalah kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang modal baik secara leasing dengan hak opsi (Finance Lease)
maupun leasing tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk digunakan oleh lesse selama jangka
waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Yang dimaksud Finance Lease adalah
kegiatan leasing dimana lesse pada akhir kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek
leasing berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sedangkan, yang dimaksud dengan operating
lease adalah kegitan leasing dengan lesse pada akhir kontrak tidak mempunyai hak opsi untuk
membeli obyek leasing.

1
https://www.csulfinance.com/id/education/read/what-s-leasing

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian leasing?
2. Jenis-jenis perusahaan leasing?
3. Bagaimana teknik-teknik pembiayaan leasing?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN LEASING


Perusahaan sewa guna usaha di Indonesia lebih dikenal dengan nama Leasing. Kegiatan
utamanya adalah bergerak di bidang pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang
diinginkan oleh nasabah. Pembiayaanyang dimaksud jika seorang nasabah membutuhkan
barang-barang modalseperti peralatan kantor atau mobil dengan cara disewa atau dibeli secara
kreditdapat diperoleh diperusahaan leasing. Pihak Leasing dapat membiayaikeinginan nasabah
dengan perjanjian yang telah disepakati kedua pihak
Perusahaan Leasing dapat diselenggarakan oleh atau badan usaha yang berdiri sendiri.
Keterbatasan perusahaan leasing adalah tidak boleh melakukan kegiatan yang dilakukan oleh
bank seperti memberikan simpanan dan kredit dalam bentuk uang. Pengertian sewa guna usaha
secara umum adalah perjanjian antara lessor (perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) di
mana pihak lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan
imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu.
Sedangkan pengertian sewa guna usaha sesuai dengan keputusan MenteriKeuangan No.
1169/KMK.01/1991 adalah “kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal, baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease)
maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama
jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala”. Yang dimaksud dengan finance
lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak
opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati.
Sebaliknya, operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha:
a. Ketentuan Leasing
Kegiatan Leasing secara remi diperbolehkan beroperasi di Indonesia setelah keluar
surat keputusan bersama antara Menteri Keuangan, Menteri Perindustrian dan Menteri
Perdagangan Nomor Kep. 122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor
30/Kpb/I/74 Tanggal 7 Februari 1974 Tentang Perizinan Usaha Leasing di Indonesia.

3
Wewenang untuk memberikan usaha Leasing di keluarkan oleh MenteriKeuangan
berdasarkan Surat keputusan Nomor 649/MK/IV/5/1974 Tanggal 6 Mei 1974 yang
mengatur mengenai ketentuan tata cara perizinan dan kegiatan usaha leasing di Indonesia.
Lembaga pembiayaan menurut ketentuan ini dimungkinkan untukmelakukan salah satu
dari kegiatan pembiayaan seperti :
1. Sewa guna usaha (Leasing)
2. Modal ventura (Venture Capital)
3. Anjak Piutang (Cactoring)
4. Pembiayaan konsumen (Consumer Finance)
5. Kartu Kredit (Credit Card)
Pemberian izin untuk melakukan usaha-usaha pembiayaan seperti diatas, terlebih dulu
harus memperoleh izin dari Menteri Keuangan.

b. Pihak-pihak yang terlibat


Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proses pemberian fasilitasleasing adalah
sebagai berikut:
1. Lessor adalah merupakan perusahan leasing yang membiayai keinginan para
nasabahnya untuk memperoleh barang-barang modal;
2. Lessee adalah nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessoruntuk
memperoleh barang modal yang di inginkan;
3. Supplier adalah pedagang yang menyediakan barang yang akan di leasing
sesuai perjanjian
antara lessor dengan lessee dan dalam hal ini supplier juga dapat bertindak
sebagai lessor;
4. Asuransi adalah perusahaan yang akan menanggung resiko terhadap perjanjian
antara lessor dengan lessee. Dalam hal ini lessee dikenakan biaya asuransi dan
apabila terjadi sesuatu, maka perusahaan akan menanggung resiko sebesar sesuai
dengan perjanjian terhadap barang yang di leasingnya;

4
2.2 JENIS-JENIS LEASING
Jenis-jenis perusahaan leasing dalam menjalankan kegiatannya dibagi kedalam 3 (tiga)
kelompok yaitu :
1. Independent Leasing
Merupakan perusahaan leasing yang berdiri sendiri dapat sekaligus sebagai supplier
atau membeli barang-barang modal dari supplier lain untuk dileasekan.
2. Captive Lessor
Produsen dan supplier mendirikan perusahaan leasing dan yang meleasekan adalah
barang-barang milik mereka sendiri. Tujuan utamanya adalah untuk dapat meningkatkan
penjualan, sehingga mengurangi penumpukan barang digudang atau toko.
3. Lease Broken
Perusahaan jenis ini kerjanya hanyalah mempertemukan keinginan lessee untuk
memperoleh barang modal kepada pihak lessor untuk dileasekan. Jadi, dalam hal ini lease
broken hanya sebagai perantara antara pihak lessor dengan pihak lessee.

2.3 TEKNIK-TEKNIK PEMBIAYAAN LEASING


Teknik pembiayaan leasing dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu:
a. Finance Lease
Dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna (lessor) adalah pihak yang
membiayai penyediaan barang modal. Lessee biasanya memilih barang modal yang
dibutuhkan dan, atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik barang modal
tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang
menjadi objek transaksi sewa guna usaha.
Dalam praktinya, finance lease dapat dibagi dalam beberapa bentuk transaksi antara
lain sebagai berikut :
1) Direct finance lease
Dalam transaksi direct finance lease, pihak lessor membeli barang modal atas
permintaan dari lessee dan langsung disewagunausahakan kepada lessee. Lessee dapat
terlibat dalam proses pembelian barang modal dari pemasok.2

2
https://sites.google.com/site/pengertianleasingsewagunausaha/

5
2) Sale and lease back
Pihak lessee menjual barang modalnya kepada lessor untuk kemudian dilakukan
kontrak sewa guna usaha atas barang tersebut dengan jangka waktu yang disepakati
bersama. Metode transaksi ini membantu lessee yangmengalami kesulitan modal kerja.
3) Leveraged lease
Dalam proses sewa guna ini, pihak yang terlibat adalah lessor, lessee dan kreditor
jangka panjang dalam membiayai objek leasing. Pihak kreditor inilah yang biasanya
justru memberikan porsi yang besar dalam pembiayaan. Kreditor jangka
panjang, biasanya lembaga keuangan misalnya bank yang akan menyediakan
pembiayaan sebesar 60% - 80% yang disebutkan leverage debtwithout recourse kepada
pihak leassor. Apabila pihak lessee mengalami default dan tidak mampu mengangsur,
lessor tidak ikut bertanggung jawab kepada bank.
4) Syndicated lease
Metode ini terjadi apabila pembiayaan sewa guna usaha dilakukan oleh lebih dari
satu lessor. Kerja sama antara lessor ini didasarkan pada pertimbangan risiko atau
objek leasing yang membutuhkan dana dalam jumlah besar.
5) Vendor Program
Vendor program adalah suatu metode penjualan yang dilakukan oleh dealer kepada
konsumen dengan mendapatkan fasilitas leasing. Lessor akan membayar objek leasing
kepada vendor/dealer dan selanjutnya lessee akan membayar angsuran secara periodik
langsung kepada lessor atau melalui dealer.

b. Operating Lease
Dalam teknik operating lesae, pihak pemilik objek leasing atau leasor membeli barang
modal dan disewagunausahakan kepada lesee. Pembayaran periodic yang dilakukan
oleh lessee tidak mencangkup biaya yang dikeluarkan oleh lessor untuk mendapatkan
barang modal tersebut dan bunganya. Lessor mengharapkan keuntungan dari penjualan
barang modal yang disewagunausahakan. Lessor dapat juga memperoleh sumber
penghasilan dari perjanjian sewa sewa guna usaha yang lain.

6
Operating lease dapat juga disebut leasing biasa yaitu satu perjanjian kontrak antara
leasor dengan lessee, dengan catatan bahwa :
• Lessor sebagai pemilik objek leasing menyerahkannya kepada pihak lessee untuk
digunakan dengan jangka waktu relatif lebih pendek dari umur ekonomis barang
modal tersebut.
• Lessee atas penggunaan barang modal tersebut, membayar sejumlah sewa secara
berkala kepada leasor yang jumlahnya tidak meliputi jumlah keseluruhan biaya
pemerolehan barang tersebut beserta bunganya. Hal ini disebut nonfull pay out lease.
• Lessor menanggung segala risiko ekonomis dan pemeliharaan atas barang-barang
tersebut.
• Lessee pada ahir kontrak harus mengembalikan objek leasing pada lessor.
• Lessee dapat membatalkan perjanjian kontrak leasing sewaktu-waktu.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan “ Leasing “ dapat disimpulkan bahwa :
“ Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna
usaha dengan hak opsi atau finance lease maupun tanpa hak opsi atau operating lease untuk
digunakan oleh lessee (pemakai) selama jangkawaktu terentu berdasarkan pembayaran secara
berkala sampai pada akhir masakontrak lessee dapat membeli barang tersebut dengan sisa nilai
yang disepakati oleh lessor”.
3.2. SARAN
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sadar banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini, jadi untuk menyempurnakan makalah ini, kami membutuhkan kritik dan saran
pembaca dan pendengar.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/7237483/MAKALAH_LEASING
https://ameliaapriyani.wordpress.com/2016/04/14/makalah-leasing/
https://brainly.co.id/tugas/14256725

Anda mungkin juga menyukai