Anda di halaman 1dari 39

Bab VI

SEWA GUNA USAHA ( LEASING )

1. Pendahuluan
Istilah leasing ( Sewa Guna Usaha ) berasal dari bahasa Iggris “ to Lease “ yang berarti
menyewakan. Istilah ini berbeda dengan istilah rent / rental. Leasing sebagai salah satu
jenis kegiatan usaha masih terbilang baru di Indonesia. Leasing baru diperkenalkan di
Indonesia sekitar tahun 1974. Atas persetujuan menteri keuangan waktu itu telah berdiri 8
buah perusahaan leasing. Perusahaan leasing berstatus sebagai perusahaan Lembaga
Keuangan Non Bank. Undang-undang yang mengatur tentang leasing di Indonesia
belum ada. Masalah ini masih diatur dalam bentuk keputusan menteri keuangan dan
peraturan-peraturan lainnya. Pada tahun 1974 telah terbit Surat Keputusan Bersama tiga
menteri yaitu menteri Keuangan, menteri Perindustrian dan menteri Perdagangan dan
Koperasi Nomor Kep- 122/MK/IV/1/1974, Nomor 32/M/SK/2/1974 dan Nomor
30/Kpb//I/1974, tertanggal 7 Februari 1974.
Surat kepusan Menteri Keuangan diatas disempurnakan lagi dengan terbitnya Keputusan
Menteri Keuangan No. 1521/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988, Keputusan
Menteri Keuangan ini membagi kegiatan Leasing ini menjadi dua kelompok yaitu Finance
(Capital) Lease dan Operating Lease. Secara perpajakan, pencatatan transaksi leasing
diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991. Keputusan Menteri
Keuangan ini hanya mengatur mengenai pencatatan transaksi leasing secara sale and
lease back dengan hak opsi sehingga untuk jenis leasing lainnya seperti finance leasse
harus mengacu kepada PSAK No. 30 (revisi 2007)

Teknis pencatatan transaksi Leasing ini diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) no. 30 (revisi 2007).
Leasing memberikan kemungkinan bagi calon pemakai barang-barang modal ( Lessee )
untuk dapat memperoleh barang-barang modal ini dengan cara yang relative mudah dan
tidak memerlukan uang tunai yang besar. Perusahaan yang memerlukan barang modal
dapat memperoleh barang-barang modal ini dengan cara sewa beli yang
pembayarannya dapat diangsur secara berkala secara bulanan, triwiulanan semesteran
atau tahunan. Bagi perusahaan yang modalnya kurang memadai , dengan perjanjian
leasing perusahaan yang bersangkutan akan dapat memperoleh barang-barang modal
dengan mudah, sehingga perusahaan yang bersangkutan dapat beroperasi lebih baik dan
lebih effisien. Setelah jangka waktu cicilan leasing selesai penyewa ( Lessee ) dapat
memiliki barang modal yang bersangkutan dengan harga yang relative lebih murah.
Barang-barang modal yang dapat dileasingkan adalah barang-barang modal yang harga
perolehannya relative mahal dan berhubungan dengan penyediaan tanah, bangunan,
mesin-mesin, peralatan, kendaraan dan alat-alat produksi lainnya dibidang usaha sebagai
berikut :
 Pertanian seperti traktor, mesin bajak tanah,
 Perusahaan angkutan seperti, kereta api, pesawat, kapal laut, truk ,bus ,
 Perusahaan kehutanan, Mesin pemotong kayu ( Shinsow )
197
 Perusahaan pertambangan dan ( Tractor, Truk dan mesin-mesin pengolahan
material pertambangan
 Perusahaan industri pengolahan, seperti Mesin-mesin dan alat pengangkutan

1.1. Definisi Leasing


PSAK No. 30 (Revisi 2007) tentang Sewa dalam paragraf 8 dinayatakan bahwa suatu
sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial
seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Paragraf 10 menjelaskan bahwa klasifikasi sewa sebagai sewa pembiayaan atau sewa
operasi didasarkan pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk kontraknya.
Contoh dari situasi yang secara individual atau gabungan dalam kondisi normal mengarah
pada sewa yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah :
1. sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa;
2.lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah
dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada
awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan;
3. masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak milik tidak
dialihkan;
4. pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial
mendekati nilai wajar aset sewaan; dan
5. aset sewaan bersifat khusus dan dimana hanya lessee yang dapat menggunakannya
tanpa perlu modifikasi secara material.

Bahkan dalam paragraf 16 dijelaskan bahwa untuk sewa pembiayaan pada awal masa
sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca
sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum,
jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar dimana penilaian ditentukan pada awal kontrak.
Namun dalam paragraf 29 diatur mengenai pencatatan sewa operasi, yaitu bahwa
pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus
(straight-line basis) selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistimatis lain yang dapat
lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna.

Menurut Surat Keputusan Bersama tiga menteri yaitu menteri Keuangan, menteri
Perindustrian dan menteri Perdagangan dan Koperasi Nomor Kep- 122/MK/IV/1/1974,
Nomor 32/M/SK/2/1974 dan Nomor 30/Kpb//I/1974, tertanggal 7 Februari 1974, antara lain
didalam pasal 1 dijelaskan tentang definisi leasing sebagai berikut :

198
Setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang
modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (optie) bagi
perusahaan yang bersangkutan pada akhir periode. Hak pilih itu antara lain
membeli atau memperpanjang sewa guna usaha sebesar nilai sisa yang telah
disepakti bersama.
Definisi ini hanya menampung pengertian dari jenis leasing yang disebut dengan finance
lease. Untuk menyempurnakan pengertian leasing sudah ditetapkan Keputusan Menteri
Keuangan No. 1521/KMK.013/1988 tanggal 20 Desember 1988, Keputusan Menteri
Keuangan ini membagi kegiatan Leasing ini menjadi dua kelompok yaitu Finance Lease
dan Operating Lease. Dalam Pasal 1 surat Keputusan ini antara lain menyatakan
sebagai berikut :
a. Perusahaan Sewa Guna Usaha ( Leasing Company ) adalah badan usaha yang
melakuka kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik
secara Finance Lease maupun secara Operating Lease untuk digunakan oleh
Penyewa Guna Usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran
secara berkala.
b. Finance Lease adalah kegiatan Sewa Guna Usaha dimana Penyewa Guna Usaha
pada akhir masa kontrak mempunyai hak Opsi untuk membeli objek sewa guna
usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama.
c. Operating Lease adalah kegiatan Sewa Guna Usaha dimana Penyewa Guna
Usaha pada akhir masa kontrak tidak mempunyai hak Opsi untuk membeli objek
sewa guna usaha.
d. Penyewa Guna Usaha ( Lessee ) adalah perusahaan atau perorangan yang
menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari Pihak Perusahaan Sewa
Guna Usaha ( Lessor ).
Kieso dan Weygandt didalam bukunya “Intermediate Accounting “, Edisi ke tigabelas,
memberikan definisi leasing sebagai berikut :
A lease is contractual agreement between a lessor and a lessee that gives the
lessee the right to use a specific property ( real or personal ), owned by the lessor,
for a specific period of time in return for stipulated and generally periodic, cash
payment.
Didalam Finacial Accounting Standard Board ( FASB) statement No. 13 mendefinisikan
Leasing sebagai berikut :
A lease is defined as an agreement conveying the right to use property, plant or
equipment usually for a stated period of time.
Lebih lanjut dalam nternational Accounting Standard No. 17 ( IAS No. 17 ) yang
diterbitkan oleh International Accounting Standard Committee ( IASC) dalam bulan
September 1982 memberikan definisi leasing sebagai berikut “:
Lease is an Agreement Whereby the lessor conveys to the lessee in return for rent
the right to use an asset for agreed period of time
Berdasarkan beberapa definisi dari Leasing diatas, maka pada prinsipnya penegertian
leasing itu adalah sama dan harus terdiri dari unsure-unsur sebagai berikut :
- Pembiayaan perusahaan
- Penyediaan barang-barang modal
- Jangka waktu tertentu
- Pembayaran secara berkala
- Adanya hak pilih
- Adanya nilai sisa yang disepakati bersama
- Adanya pihak lessor
- Adanya pihak lessee
199
1.2. Pihak Yang Terkait Dengan Operasional Leasing

Dalam perjanjian kontrak leasing ada beberapa pihak yang akan terlibat yaitu :
1. Lessor adalah pihak yang menyewakan barang, dapat terdiri dari satu perusahaan
atau beberapa perusahaan. Pada umumnya satu perusahaan yang berbadan
hukum Perseroan Terbatas (PT). Lessor ini akan mendanai pembelian barang
modal yang diperlukan oleh penyewa ( Lessee). Lessor disebut juga dengan
Investor, Equity – Holder, Owner- Participants atau Truster- Owner
2. Lessee adalah perusahaan yang akan memakai atau menikmati barang modal
yang disewa gunakan tersebut dengan membayar sewa. Pada akhir periode
leasing, Lessee ini mempunyai hak memilih (opsi) untuk dapat melanjutkan sewa
dari barang-barang modal yang bersangkutan atau membeli barang modal tersebut
dengan harga yang relative lebih murah.
3. Kreditur atau Lender atau Debt Holder atau Loan Participant, mereka ini bersifat
pemberi pinjaman atau penjamin dari asetyang dileasingkan. Mereka pada
umumnya terdiri dari perusahaan Bank atau perusahaan asuransi
4. Supplier adalah pihak yang menjual barang modal yang akan dileasingkan.
Mereka dapat berupa perusahaan manufakturing atau produsen atau agen resmi
perusahaan penghasil barang-barang modal.
5. Perusahaan Asuransi, Adalah lembaga asuransi yang akan menjamin atas
kemungkinan resiko yang akan terjadi dimasa yang akan dating selama masa
kontrak leasing.

Keterlibatan masing-masing komponen diatas dalam suatu transaksi Leasing dapat


digambarkan sebagai berikut
1. Penyewa ( Lessee ) akan menetapkan barang-barang modal yang akan
dibutuhkannya dalam proses operasional perusahaanya, misalnya mesin atau
kendaraan atau barang-barang modal yang lain. Setelah itu dia akan mencari
Supplier atau produsen barang-barang modal yang bersangkutan, untuk
mengetahui berapa harganya, ketersediaan suku cadang dan syarat-syarat lain
untuk dapat memilika barang-barang modal yang besangkutan. Penyewa ( Lessee )
akan mencari atau akan menghubungi perusahaan leasing ( Leasor ) yang bersedia
mendanai pembelian barang-barang modal tersebut untuknya. Lessee akan
membuat proposal kelayakan kredit untuk disetujui oleh leasor ( Proposal kredit ini
dapat juga dibuat oleh Leasor). Bila proposal kredit yang diajukan oleh Lessee
disetujui oleh Leasor, maka perjanjian kontrak leasing bisa ditindak lanjuti. Hal-hal
yang dibicarakan dalam proposal kelayakan kredit adalah cara pembayaran
angsuran, besarnya nilai angsuran, periode angsuran, lama masa kontrak, syarat
pelaksanaan dan nilai hak Optie pada akhir masa leasing dan lain-lain.
2. Lessor membeli barang modal yang dibutuhkan oleh Lessee kepada supplier atau
produsen yang telah disepakati. Lalu barang-barang modal tersebut diserahkan
kepada lessee untuk dipakai dalam proses operasional perusahaanya.
3. Bank atau Pemberi krdit , Apabila perusahaan leasing tidak mempunyai dana
yang cukup pihak lessor dapat mencari perusahaan yang akan mendanai
pembelian barang modal yang dibutuhkan oleh lessee.
4. Perusahaan Asuransi, Untuk menjamin keadaan barang modal ini dari resiko
terbakar, kecelakaan atau resiko-resiko lain dengan persetujuan pihak lessor,
lessee dapat mengasuransikan barang-barang modal tersebut kepada perusahaan
asuransi yang mereka tunjuk.

200
5. Lessee membayar cicilan berkala kepada lessor dengan nilai sesuai dengan
kesepakatan yang telah mereka setujuai.

1.3. Keuntungan dan kerugian Leasing

1.3.1. Keuntungan Leasing


1. Fleksible/luwes artinya struktur kontrak dapat disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan yaitu besarnya pembayaran atau periode leasing dapat diatur
sedimikian rupa sesuai dengan kondisi perusahaan.
2. Tidak diperlukan jaminan, karena hak kepemilikan sah atas asetyang di lease kan
serta pengaturan pembayaran leasing sesuai dengan pendapatan yang dihasilkan
oleh asetyang dilease kan tersebut.
3. On/off Balancheet artinya barang modal yang bersangkutan dapat ditampilkan atau
tidak ditampilkan dalam neraca perusahaan dan tergantung pada jenis leasing yang
disepakati.
4. Capital saving tidak perlu menyediakan dana yang besar untuk mendapatkan
barang-barang modal yang diperlukan oleh perusahan
5. Keuntungan dalam memelihara Cash Flow peruahaan
6. Cepat dalam pelayanan dan realisasi
7. Pembayaran cicilan lease dapat diperlakukan sebagai biaya operasional
perusahaan, sehingga dapat mengurangi laba perusahaan dan juga dapat
mengurangi pajak penghasilan yang akan dibayar.
8. Sebagai perlindungan terhadap inflasi
9. Biaya tambahan yang dikeluarkan dalam aplikasi leasing dapat ditambahkan
kedalam harga perolehan barang modal dan dapat disusutkan berdasarkan
lamnya periode leasing.
10. Adanya hak opsi pada akhir masa kontrak leasing
11. Hak kepemilikan barang modal tetap berada pada tangan lessor sampai lessee
menggunakan hak opsinya.
12. adanyan kepastian hokum terhadap barang modal yang dileasingkan
13. dll

1.3.2. Kerugian Leasing


1. Pembiayaan dengan leasing merupakan pembiayaan yang relative mahal
2. Barang modal yang dileasing tidak dapat dijaminkan ke Bank sebagai penjamin
kredit bank
3. Bagi beberapa perusahaan atau orang perorangan mendapatkan barang modal
dengan leasing agak mengurangi rasa prestise mereka.
4. Resiko yang lebih besar terletak ditangan lessor padahal barang modal yang
bersangkutan dipakai dan dimanfaatkan oleh sipemakai ( lessee )

1.4. Jenis-jenis Leasing


Operasional leasing dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sisi lessor dan sisi lessee.
Dari sisi lessor leasing dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Sale type lease
2. Direct financial lease
3. Leverage lease

Dari sisi lessee leasing dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Operating lease
201
2. Capital lease

Operasinal perusahaan leasing dapat dibagi menjadi beberapa jenis seperti dibawah ini :
1. Sale type Lease, yaitu pembiayaan dengan sewa guna usaha dimana jumlah
transaksi leasing meliputi harga perolehan dari asettersebut ditambah dengan laba
yang diperhitungkan ditambah juga dengan biaya-biaya yang diperhitungkan dalam
penjualan barang modal yang bersangkutan. Leassor dalam hal ini biasanya
bertindak sebagai produsen dari barang modal yang dileasingkan. Bagi leassor
leasing adalah salah satu cara untuk menjual barang-modal yang dihasilkannya.
2. Direct Finacial Lease, adalah pembiayaan barang-barang modal dengan sewa
guna usaha dimana seluruh pembayaran sewa akan ditambah dengan pembayaran
nilai sisa ( Residu). Pembayaran sewa akan mencakup pengembalian harga
perolehan dari barang-barang modal beserta bunganya. Di sini leasor akan
mencatat pembayaran sewa sebagai investasi.
3. Lavarage Lease, adalah pembiayaan dengan sewa guna usaha dimana leasing
yang dilakukan melibatkan tiga pihak , yaitu Lessor, lessee dan credit provider atau
debt paticipan atau equity participant yang menyediakan sumber pembiayaan
dalam jumlah yang lebih besar dari dana yang merupakan bagian lessor sehingga
lebih mirip suatu pinjaman kepada lessee. Dalam hal ini pihak lessor tidak
bertanggung jawab atas dana dari pihak credit provider, apabila terjadi kelalaian
atau kemacetan yang dilakukan oleh pihak Lessee, sehingga credit provider harus
berusaha sendiri terhadap lessee atau asetyang dileasingkan.
4. Operating Lease, adalah pembiayaan denga sewa guna usaha dimana seluruh
pembayaran sewa akan ditambah dengan pembayaran nilai sisa. Pembayaran ini
tidak mencakup pengembalian harga peroleha barang modal beserta bunganya.
Disini pihak lessee ( Penyewa tidak memiliki hak opsi pada akhir periode sewa.
Opsi adalah hak bagi lease pada akhir periode lease untuk memiliki, membeli atau
tidak membeli barang-barang modal yang disewanya. Pencatatan transaksi leasing
dengan cara ini sam,a seperti transaksi sewa menyewa pada umumnya.
5. Capital Lease, adalah kegiatan sewa menyewa barang-barang modal, dimana
pihak lessee memiliki hak opsi pada akhir masa sewa.

1.5. Perbedaan Antara Sewa Menyewa, Jual Beli Angsuran dan Leasing

1.5.1. Perbedaan antara Leasing dan Penjualan Angsuran


N Perjanjian Leasing Perjanjian Sewa Menyewa
o
01 Lessor adalah pihak yang 01 Harga pembelian barang sebagian
menyediakan dana dan membiayai dibayar oleh pembeli melalui penerapan
seluruh pembelian barang tersebut adanya uang muka. Jadi penjual tidak
membiayai seluruh harga beli barang
yang bersangkutan
02 Masa leasing biasanya ditetapkan02 Jangka waktu dalam perjanjian
berdasarkan umur manfaat dari penjualan angsuran tidak
harta yang bersangkutan memperhatikan umur manfaat dari
barang yang dijual
202
03 Pada akhir masa leasing lessee03 Pada akhir masa perjanjian penjualan
dapat menggunakan hak opsinya angsuran hak milik barang langsung
( hak Pilih) uantuk membeli barang berpindah ketangan sipembeli. Dan
yang bersangkutan atau sipembeli tidak mempunyai hak opsi
memperpanjang jangka waktu
kontrak leasing.

Klasifikasi leasing oleh Penyewa/Pemakai (Lessee)

203
Tdk Pemindahan hak milik Pada Ya
akhir masa leasing

Tdk Lease mengandung hak opsi


Ya
untuk membeli

Lease dimulai pada saat


Ya Tdk
taksiran umur ekonomis
aset≤ 25 % dari total
umurnya

Masa lease ≥ 75 % dari umur


Tdk Ya
aktiva

Nilai tunai minimum lease


Tdk payment ≥ 90 % dari nilai Ya
wajar aktiva

Operating lease Capital Lease

Klasifikasi leasing oleh Lessor


204
Pemindahan hak milik Pada
akhir masa leasing

Tidak

Lease mengandung hak opsi


untuk membeli

Tidak

Lease dimulai pada saat


Ya taksiran umur ekonomis
aset≤ 25 % dari total
umurnya
Tidak

Masa lease ≥ 75 % dari umur


aktiva

Tidak

Nilai tunai minimum lease


Tdk payment ≥ 90 % dari nilai
wajar aktiva
Ya

Kemungkinan tertagihnya
Tdk
piutang lease dapat
diramalkan
Ya

Tdk Biaya sehubungan dengan


lease pasti dapat ditagih
Ya

Nilai wajar asetsama dengan


nilai perolehannya Ya
Tidak

Leveraged Sale Type Direct Finacial


Lease Lease Lease

1.5.2. Berbedaan antara Sewa Menyewa dengan Leasing


205
N Perjanjian Leasing Perjanjian Sewa Menyewa
o
01 Merupakan suatu metoda 01 Bukan merupakan metoda bembiayaan
pembiayaan
02 Objek leasing biasanya adalah02 Objek sewa-menyewa dapat berupa alat
barang-barang modal produksi atau barang-barang lain yang
tahan lama.
03 Resiko yang terjadi pada objek03 Resiko yang terjadi pada objek sewa
leasing sepenuhnya berada pada menyewa adalah pada yang
tangan lessee. menyewakan. Demikian juga masalah
pemeliharaan menjadi kewajiban yang
menyewakan.
04 Imbalan jasa yang diterima lessor04 Imbal jasa yang diterima oleh yang
adalah berupa tebusan berkala menyewakan barang adalah berupa
harga perolehan barang uang sewa
05 Jangka waktu Leasing ditentukan 05 Jangka waktu sewa menyewa terbatas
dalam perjanjian lease selama
wakltu tertentu.
06 Kewajiaban lessee untuk 06 Kewajiban sipenyewa hanya ada bila
membayar imbalan jasa lessee barang yang disewakan itu masih ada.
tidak berhenti atau berkurang
walaupun objek yang dileasingkan
tersebut musnah.
07 Pada akhir masa kontrak leasing07 Pada akhir masa sewa-menyewa
lessee diberikan hak pilih (opsi). sipenyewa tidak diberikan hak pilih.

2. Akuntansi Leasing Bagi Lessor


Akuntansi Sewa Guna Usaha ( Leasing ) bagi lessor atau pemilik barang modal atau
perusahaan leasing dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Operating Lease.
b. Finacial Lease.

2.1. Operating Leasse


Barang Modal di sewa guna usahakan oleh Lessor seperti sewa menyewa biasa. Bagi
penyewa (Lessee) akan menganggap harta (Barang Modal) yang disewa guna
usahakan padanya hak miliknya masih berada pada Lessor dan dia menyewa kepada
pemiliknya untuk dipakai. Bagi Pemilik Barang Modal (Lessor) akan tetap mencatat
asetyang disewa guna usahakan sebagai miliknya oleh karena itu Lessor akan sangat
berkepentingan dalam hal perhitungan penyusutan dan perhitungan biaya – biaya lain
yang terkait dengan kegiatan leasing. Pada akhir periode leasing penyewa tidak memiliki
hak pilih ( optie ) untuk membeli barang modal milik Lessor. Secara ringkas perlakuan
akuntansi oleh leasor dengan metoda Operating lease adalah :
1. Barang modal yang dileasinngkan hak kepemilikannya masih diakui sebagai
asetsewa guna usaha leasor yang dicatat sebesar harga perolehan untuk
mendapatkan asetyang bersangkutn.
2. Pembayaran dari penyewa dicatat sebagai pendapatan sewa guna usaha yang
dihitung dengan metoda garis lurus.
206
3. Dilakukan penyusutan atas asetyang disewa gunakan sesuai dengan perkiraan
umur manfaatnya dengan metoda penyusutan yang diinginkan oleh perusahaan
( Bisa metoda garis lurus, metoda saldo menurun, metoda jumlah angka tahun dan
metoda lainnya.
4. Penjualan asetpada akhir periode leasing dengan mencatat dan mengakui adanya
keuntungan atau kerugian penjualan asetleasing sebesar selisih antara harga jual
dengan nilai buku.

Pelaporan dan Pengungkapan transaksi Opering lease oleh Leasor


1. Barang modal yang dileasingkan disajikan berdasarkan harga peroleha dikurangi
denga penyusutannya.
2. Brang modal disajikan secara terpisah dengan barang modal yang tidak
dileasingkan.
3. seluruh pendapatan dilaporkan dalam kelompok yang terpisah Dario kelompok
biaya, Pendapatan sewa guna usaha disajikan sebagai komponen utama
pendapatan.
4. Penyusutan barang modal yang dileasingkan terpisah dengan penyutan barang
modal yang tidak dileasingkan.
5. Biaya-biaya langsung yang dikeluarkan oleh pihak leasor dalam penyelesaian
transaksi sewa guna usaha akan dicatat disebelah debet dalam rekening ‘biaya
langsung yang ditangguhkan “, biaya ini akan diamortisasi dengan metoda garis
lurus.
6. Catatan atas laporan keuangan meliputi :
- Kebijakan akuntansi berkaitan sewa guna usaha
- Jumlah pembayaran sewa guna usaha unutk dua tahun berikutnya
- Sifat uang jaminan ( Jika ada )

Contoh : 01
Dalam perjanjian leasing antara PT Andalas (Leasor) dan PT Batavia (Lessee) disepakati
harga kontrak lease Rp. 180.000.000,- residu Rp. 15.000.000,- Sewa per periode
disepakati Rp 20.000.000. Periode angsuran leasing adalah 6 bulanan selama 5 tahun.
Umur manfaat asetini adalah 6 tahun kontrak dimulai tanggal 31/12-05 dan dibayarkan
dibelakang, dan metoda penyusutan asetini adalah dengan metoda garis lurus. Di awal
periode leasing lessor mengeluarkan biaya utuk penyelesaian transaksi leasing adalah
biaya komisi Rp 3.500.000 dan biaya administrasi Rp 1.000.000 biaya-biaya ini berlaku
selama umur kontrak leasing ( 5 tahun ) untuk memonitor aktivanya PT. Andalas (Leasor)
mengeluarkan biaya monitoring sebesar Rp 500.000 per periode.

Diminta :
a. Jurnal & perhitungan untuk PT. Andalas ( Leasor )
b. Sajikan transaksi leasing dalam laporan rugi laba dan neraca PT. Andalas
pada tanggal 31 Desember 2006
Jawab :

a. Perhitungan-perhitungan dan jurnal yang diperlukan adalah :

 Jumlah angsuran sewa perperiode enam bulan adalah Rp 15.000.000


 Biaya langsung yang ditangguhkan adalah : Biaya Komisi dan Biaya administrasi
( Rp 3.500.000 + Rp 1.000.000 ) = Rp 4.500.000
 Amortisasi Biaya ditangguhkan per tahun adalah 4.500.000 / 5(umur kontrak) =
Rp 900.000
207
 Beban penyusutan per tahun adalah : 180.000.000 - 15.000.000 = Rp 27.500.000
6 (umur manfaat)

Pencatatan yang diperlukan adalah :


PT. Andalas ( Lessor )
Tgl Keterangan Debet Kredit
31/12-05 AsetSewa Guna Usaha 180.000.000 -
Kas - 180.000.000
( Mencatat pembelian asetSGU )

Biaya langsung yang ditangguhkan 4.500.000 -


Kas - 4.500.000
( Mencatat Pembayaran biaya ditangguhkan )
30/6-06 Kas 20.000.000 -
(bulan Pendapatan Sewa Leasing - 20.000.000
juni ( Mencatat Penerimaan sewa berkala dari Lessee )
karena
bayarnya Beban Monitoring 500.000 -
per 6 Kas - 500.000
bln ) ( Mencatat pembayaran beban monitoring )
31/12-06 Kas 20.000.000 -
Pendapatan Sewa Leasing - 20.000.000
( Mencatat Penerimaan sewa berkala dari Lessee )

Beban Monitoring 500.000 -


Kas - 500.000
( Mencatat pembayaran beban monitoring )
31/12-06 Beban Penyusutan AsetSGU 27.500.000 -
Ak. Penyusutan AsetSGU - 27.500.000
(Mencatat penyusutan asetSGU )

Amortisasi Biaya langsung 900.000 -


Biaya langsung yang ditangguhkan (4,5 j/6) - 900.000
( Mencatat Amortisasi Beban ditangguhkan )

Pencatatan transaksi leasing ini oleh PT. Andalas sebagai Leasor akan berlanjut dengan
cara yang sama seperti jurnal-jurnal diatas sampai berakhirnya masa kontrak leasing lima
tahun yang akan datang.
Dari transaksi diatas PT Andalas sebagai leasor akan melaporkan transaksi leasing ini
kedalam laporan keuangannya sebagai berikut :

Neraca Sebagian ( 31 Desember 2006 )


AsetSGU 180.000.000 (dri soal)
Akt. Penyusutan (27.500.000) 152.500.000 = hasil dari 180-27,5 jt
Biaya langsung ditangguhkan 3.600.000 = 4,5 jt - 900 rb

Laporan Rugi Laba sebagian ( 31 Desember 2006 )

Pendapatan sewa guna usaha : Rp 40.000.000


208
40 jt (dri jurnal pada 30/6/06 dan 31/12/06)
Beban – beban :
Beban Monitoring Aset SGU 1.000.000 dari jurnal 30/06/06 dn 31/12/06
Amortisasi Biaya Langsung 900.000dari jurnal tgl 31/12/06
Beban Penyusutan asetSGU 27.500.000 dari penyusutan diatas +
Rp 29.400.000 -
Pendapatan dari SGU Rp 10.600.000

Contoh 2.
Dalam perjanjian leasing antara PT Karlina (Leasor) dan PT Daksa (Lessee) disepakati
harga kontrak lease Rp. 100.000.000,- Sewa per periode disepakati untuk periode
pertama dan kedua Rp 15.000.000. Periode ketiga dan seterusnya Rp 10.000.000.
Periode angsuran leasing adalah tahunan selama 8 tahun. Umur manfaat asetini adalah
10 tahun dengan nilai residu Rp 12.000.000 kontrak dimulai tanggal 31/12-05 dan
dibayarkan dibelakang, dan metoda penyusutan asetini adalah dengan metoda garis
lurus. Di awal periode leasing lessor mengeluarkan biaya utuk penyelesaian transaksi
leasing adalah biaya komisi Rp 2.600.000 dan biaya administrasi Rp 1.000.000 biaya-
biaya ini berlaku selama umur kontrak leasing ( 8 tahun ) untuk memonitor aktivanya PT.
Karlina (Leasor) mengeluarkan biaya monitoring sebesar Rp 400.000 per periode.

Diminta :
a. Jurnal & perhitungan untuk PT. Karlina ( Leasor) tahun 2006, 2007 dan
2008
b. Sajikan transaksi leasing dalam laporan rugi laba dan neraca PT. Karlina
pada tanggal 31 Desember 2008

Jawab :

a. Perhitungan-perhitungan dan jurnal yang diperlukan adalah :

 Jumlah angsuran sewa adalah ( 2 x Rp 15.000.000 + 6 x Rp 10.000.000 ) = Rp


90.000.000
 Pendapatan sewa pertahun adalah Rp 90.000.000 : 8 = Rp 11.250.000
 Biaya langsung yang ditangguhkan adalah : Biaya Komisi dan Biaya administrasi
( Rp 2.600.000 + Rp 1.000.000 ) = Rp 3.600.000
 Amortisasi Biaya ditangguhkan per tahun adalah 3.600.000 / 8 = Rp 450.000
 Beban penyusutan per tahun adalah : 100.000.000 - 12.000.000 = Rp 8.800.000
10

Pencatatan yang diperlukan adalah :

PT. Andalas ( Lessor )


Tgl Keterangan Debet Kredit
31/12-05 AsetSewa Guna Usaha 100.000.000 -
Kas - 100.000.000
( Mencatat pembelian asetSGU )

Biaya langsung yang ditangguhkan 3.600.000 -


Kas - 3.600.000
( Mencatat Pembayaran biaya ditangguhkan )
31/12-06 Kas 15.000.000 -
209
Akhir th Pendapatan Sewa Leasing - 11.250.000
karna Sewa Diterima Dimuka 3.750.000
sewa ( Mencatat Penerimaan sewa berkala dari Lessee ) (3,75 = 15 jt
tahunan -11,250 jt)

Beban Monitoring 400.000 -


Kas - 400.000
( Mencatat pembayaran beban monitoring )
31/12-06 Beban Penyusutan AsetSGU 8.800.000 -
Ak. Penyusutan AsetSGU - 8.800.000
(Mencatat penyusutan asetSGU )

Amortisasi Biaya langsung 450.000 -


Biaya langsung yang ditangguhkan - 450.000
( Mencatat Amortisasi Beban ditangguhkan )
31/12-07 Kas 15.000.000 -
Pendapatan Sewa Leasing - 11.250.000
Sewa Diterima Dimuka 3.750.000
( Mencatat Penerimaan sewa berkala dari Lessee )

Beban Monitoring 400.000 -


Kas - 400.000
( Mencatat pembayaran beban monitoring )
31/12-07 Beban Penyusutan AsetSGU 8.800.000 -
Ak. Penyusutan AsetSGU - 8.800.000
(Mencatat penyusutan asetSGU )

Amortisasi Biaya langsung 450.000 -


Biaya langsung yang ditangguhkan - 450.000
( Mencatat Amortisasi Beban ditangguhkan )
31/12-08 Kas 10.000.000 -
Sewa Diterima Dimuka 1.250.000 -
Pendapatan Sewa Leasing (selisih dri 11.250.000
( Mencatat Penerimaan sewa berkala dari Lessee ) 11,250-
10,000)

Beban Monitoring 400.000 -


Kas - 400.000
( Mencatat pembayaran beban monitoring )
31/12-08 Beban Penyusutan AsetSGU 8.800.000 -
Ak. Penyusutan AsetSGU - 8.800.000
(Mencatat penyusutan asetSGU )

Amortisasi Biaya langsung 450.000 -


Biaya langsung yang ditangguhkan - 450.000
( Mencatat Amortisasi Beban ditangguhkan )

Pencatatan transaksi leasing ini oleh PT. Karlina sebagai Leasor akan berlanjut dengan
cara yang sama seperti jurnal-jurnal diatas sampai berakhirnya masa kontrak leasing
delapan tahun yang akan datang.
Dari transaksi diatas PT Andalas sebagai leasor akan melaporkan transaksi leasing ini
kedalam laporan keuangannya sebagai berikut :
210
Laporan Rugi Laba sebagian ( 31 Desember 2008 )
======================================================================
Pendapatan sewa guna usaha : Rp 11.250.000
Beban – beban :
Beban Monitoring Aset SGU 400.000
Amortisasi Biaya Langsung 450.000
Beban Penyusutan asetSGU 8.800.000 +
Rp 9.650.000 -
Pendapatan dari SGU Rp 1.600.000
===========
Neraca Sebagian ( 31 Desember 2008 )
AsetSGU 100.000.000 Sewa Diterima Dimuka 6.250.000
Akt. Penyusutan (26.400.000) 73.600.000 Jumlah dari seluruh yg ada
Dari jurnal total 8,8 jt x 3 th sesuai yg di jurnal
di jurnal
Biaya langsung ditangguhkan 2.250.000
(Dari 450rb di jurnal di total lalu
hasilnya di kurangi dng amortisasi 3,6
jt (3,6 jt -(450x3)))

2.2. Finacial Lease :


Suatu perjanjian disebut Financial Lease adalah bila penyewa (Lessee) bertanggung
jawab untuk memelihara barang modal yang dileasingkan. Sesudah berkahir masa leasing
Lessee di beri hak optie. Kreteria sebuah perjanjian di katakan Finacial Lease sebagai
berikut :

1. Terdapat pemindahan kepemilikan barang modal yang dileasingkan dari lessor


kepada Lessee pada akhir masa lease.
2. Terdapat hak opsi bagi lessee pada akhir masa lease untuk membeli baramodal
yang dileasingkan dengan harga yang lebih rendah dari taksiran nilai pasar pada
saat pelaksanaan opsi.
3. Masa lease sama atau melebihi 75 % dari taksiran umur ekonomis barang modal
yang dileasingkan.
4. Nilai tunai pembayaran lease minimum pada awal masa lease atau lebih besar dari
90 % nilai wajar barang modal yang dileasingkan.

Khusus bagi lessor, untuk memenuhi persyaratan sebagai Capital Lease masih
terdapat dua kriteria tambahan yang mutlak harus dipenuhi, yaitu :

1. Ketertagihan pembayaran lease minimum cukup pasti.


2. Tidak terdapat ketidakpastian yang berarti terhadap beban yang merupakan beban
lessor terhadap suatu lease.

Apabila tidak terpenuhi salah satu diantara empat kriteria pokok tersebut diatas maka
baik bagi lessee maupun lessor transaksi leasing harus dikelompokan sebagai
operating lease sedangkan bagi lessor meskipun keempat kriteria pokok diatas sudah
dipenuhi, tapi apabila dua kriteria tambahan yang dibawahnya tidak dipenuhi, maka
transaksi leasing tetap harus dikelompokan sebagai operating lease.
Ringkasan perlakuan akuntansi oleh lessor adalah :

211
1. Penanaman neto dalam asetyang dileasingkan harus diperlakukan dan dicatat
sebagai penanaman neto sewa guna usaha. Jumlah penanaman netto tersebut
terdiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah dengan harga sisa (harga
opsi) yang akan diterima oleh pengusaha leasing pada akhir masa leasing
dikurangi dengan pendapatan leasing yang belum diakui (Unearned Lease Income)
dan simpanan jaminan (Security Deposit).
2. Selisih antara piutang leasing ditambah nilai sisa ( Harga Opsi ) dengan harga
perolehan asetyang dileasingkan diperlakukan sebagai pendapatan leasing yang
belum diakui ( Unearned Lease Income ).
3. Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakuiharus dialokasikan secara
konsisten sebagai pendapatan tahun berjalanberdasarkan tingkat pengembalian
berkala (periodic rate of return) atas penanaman neto perusahaan leasing.
4. Apabila perusahaan leasing barang modal kepada penyewa ( lessee ) sebelum
berakhirnya masa kontrak leasing, maka perbedaan antara harga jual dengan
penanaman neto, bila terdapat selisih harga jual dengan penanaman netto, akan
diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian tahun berjalan.
5. Pendapatan lain yang diterima sehubungan dengan transaksi leasing harus diakui
dan dicatat sebagai pendapatan periode berjalan.
6. Jumlah uang yang yang diterima selama masa sewa oleh pihak lessor merupakan
nilai investasi bruto. Jumlah uang ini akan dicatat disebelah debet denga memakai
rekening “ Piutang Financial Lease “ dan disebelah kredit akan dicatat rekening “
Aset untuk Finacial Lease “ sebesar harga perolehan dari asettyang
bersangkutan. Sedangkan selisihnya akan dicatat disebelah kredit dengan rekening
Pendapatan leasing yang ditangguhkan.

Ringkasan pencatatan dengan metoda ini adalah :

2.2.1. Penerimaan Cicilan Leasing Dibelakang

2.2.1. a. Penerapan Tingkat bunga dan Perhitungan yang diperlukan.


Tingkat bunga yang diterapkan dalam perjanjian leasing biasanya adalah tingkat bunga
kredit bank komersial dengan ditambah kelebihan ( Spread rate ). Misalnya tingkat bunga
kredit bank adalah 18 % dan untuk perjanjian leasing ditetapkan bunga kredit yang
bersangkutan dan ditambah Spread 3 %. Itu berarti tingkat bunga yang diperlakukan pada
perjanjian leasing tersebut adalah 21 % ( 18 % + 3 % ).

2.2.1.b. Perhitungan yang diperlukan

Dengan metoda Finance lease ini pembayaran berkala oleh leasse kepada Lessor dapat
dilakukan dengan penerimaan dibelakang atau penerimaan dimuka. Bila penerimaan
cicilan berkala ini diteriama dibelakang, maka perhitungan yang diperlukan adalah :

2.2.1.b1. Perhitungan Cicilan Berkala

HP - R
C = -----------------
Fa

Keterangan :

212
C = Cicilan berkala / periode
Hp. = Harga kontrak leasing
R = Nilai residu asetleasing biasanya sama nilainya dengan uang jaminan.
Fa = Faktor Annuitas, adalah pembagiyang dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut :

1
Fa = 1 - ------------
(1 + r ) n r

r = Tingkat bunga / periode dalam desimal


n = Periode cicilan sewa guna usaha yang disepakati

2.2.1.b2. Perhitungan Pendapatan Leasing

Jumlah piutang leasing = Periode Cicilan x Cicilan = PL


Harga pokok asetsewa guna usaha = (HPP) -
Pendapatan Leasing ditangguhkan PL - HPP

2.2.1.c. Pencatatan yang diperlukan

1. Pencatatan pada saat pembelian asetSewa guna usaha :

AsetSewa Guna Usaha xxx -


Kas / Hutang - xxx

2. Pencatatan pada saat kontrak Sewa guna usaha di sepakati :

Piutang Sewa Guna Usaha xxx -


AsetSewa Guna Usaha - xxx
Pnd. Leasing ditangguhkan - xxx

3. Pencatatan pada saat menerima pembayaran berkala dari lessee :

Kas xxx -
Piutang SGU - xxx
Pnd. Leasing ditangguhkan xxx -
Pnd. Leasing - xxx

Contoh 3
PT. Bumi Indah menyewakan peralatan kepada PT. Bintang Terang mulai awal Januari
2000. Kegiatan sewa menyewa tersebut mempunyai ketentuan sebagai berikut :
1. Jangka waktu sewa adalah 5 tahun dengan syarat tidak dapat dibatalkan
2. Sewa Diterima dibelakang setiap tanggal 31Desember
3. Jumlah sewa pertahun adalah Rp 40.000.000
4. Biaya pelaksanaan ditanggung oleh penyewa
5. Umur manfaat peralatan ini adalah 5 tahun dengan nilai sisa nihil
6. Bunga yang diperhitungkan adalah 12 % per tahun

213
Diminta :
a. Perhitungan yang dibuat oleh lessor
b. Jurnal yang dibuat oleh Leassor selama tahun 2006
c. Sajikan rugi laba dan neraca sebagian pada tangal 31 Desember 2006

Jawab :
a. Perhitungan yang dibuat oleh Lessor

1
Fa. = 1 – (1 + 0,12 )5 = 3,60477
0,12

Angsuran / periode C = HP – R = 144.190.800 - 0 = 40.000.000


Fa 3,60477

Harga perolehan peralatan adalah factor annuitas ( FA ) x jumlah cicilan per periode.
Dalam kasus ini harga perolehan peralatan dapat ditentukan sebagai berikut :
3,60477 x Rp 40.000.000 = Rp 144.190.800

Piutang Sewa Guna Usaha 5 x Rp 40.000.000 Rp 200.000.000


Harga perolehan peralatan Rp 144.190.800 -
Pendapatan Leasing yang ditangguhkan Rp 55.809.200

Periode 1 :
- Piutang SGU sebelum angsuran (pokok piutang) = 144.190.800
- Bunga periode I = 12 % x 144.190.800 = 17.302.896,00
- Pokok periode I = 40.000.000 - 17.302.896,00 = 22.697.104,00
- Saldo Pokok = 144.190.800 - 22.697.104,00 = 121.493.696,00

Periode 2 :
- Saldo Pokok = 121.493.696,00
- Bunga periode I = 12 % x 121.493.696,00 = 14.579.243,52
- Pokok periode I = 40.000.000 - 14.579.243,52 = 25.420.756,48
- Saldo Pokok = 121.493.696,00 - 25.420.756,48 = 96.072.939,52
Dengan cara yang sama cicilan untuk periode yang lain sampai lima periode berikutnya
dapat dilakukan. Dari perhitungan ini dapat disusun table cicilan leasing sebagai berikut :

Tabel Angsuran :
Tanggal Jumlah yang Pokok
Bunga Saldo Pokok
penerimaan diterima angsuran
2 Jan 2000 - - - 144.190.800,00
31 Des 2000 40.000.000 22.697.104,00 17.302.896,00 121.493.696,00
31 Des 2001 40.000.000 25.420.756,48 14.579.243,52 96.072.939,52
31 Des 2002 40.000.000 28.471.247,26 11.528.752,74 67.601.692,26
31 Des 2003 40.000.000 31.887.796,93 8.112.203,07 35.713.895,33
31 Des 2010 40.000.000 35.714.332,56 4.285.667,44 0
Jumlah 0 144.190.800,00 Rp 55.809.200

b. Jurnal Untuk Lessor


PT. Andalan (Lessor)
Tgl Keterangan Debet Kredit
214
02/01- Peralatan Finance Lease 144.190.800 -
00 Kas - 144.190.800
02/01- Piutang SGU 200.000.000 -
00 AsetSGU 144.190.800
Pendapatan Leasing Ditangguhkan 55.809.200
31/12- Kas 40.000.000 -
00 Piutang SGU - 40.000.000
Pendapatan Leasing Ditangguhkan 17.302.896 -
Pend. Leasing - 17.302.896
31/12- Kas 40.000.000 -
01 Piutang SGU - 40.000.000
Pendapatan leasing Ditangguhkan 14.579.243,52 -
Pendapatan Leasing - 14.579.243,52
31/12- Kas 40.000.000 -
02 Piutang SGU - 40.000.000
Pendapatan leasing Ditangguhkan 11.528.752,74 -
Pendapatan Leasing - 11.528.752,74
31/12/0 Kas 40.000.000 -
3 Piutang SGU - 40.000.000
Pendapatan leasing Ditangguhkan 8.112.203,07 -
Pendapatan Leasing - 8.112.203,07
31/12- Kas 40.000.000 -
04 Piutang SGU - 40.000.000
Pendapatan leasing Ditangguhkan 4.285.667,44 -
Pendapatan Leasing - 4.285.667,44

Contoh 4
Dalam perjanjian leasing antara PT Andalan . (Leasor) dan PT Bangka Indah (Lessee)
disepakati harga kontrak lease Rp. 180.000.000,- residu Rp. 15.000.000,- periode
angsuran 6 bulanan selama 5 tahun. Bunga 15 % / th uang jaminan Rp. 15.000.000,-
umur aset6 tahun kontrak dimulai tanggal 31/12-05 dan dibayarkan dibelakang, dan
metoda penyusutan dengan garis lurus. Selama periode leasing lessor mengeluarkan
biaya utuk memonitor aktivanya Rp 500.000 per periode. Biaya yang ditanggung oleh
Lessee adalah biaya asuransi Rp 9.000.000 dan biaya notaris Rp 3.000.000 untuk selama
peride leasing. Untuk mengoperasikan peralatannya PT B menangung beban
pemeliharaan dan bahan bakar Rp 800.000 per periode.
Diminta :
a. Perhitungan yang dibuat oleh lessor
b. Jurnal yang dibuat oleh Leassor selama tahun 2006
c. Sajikan rugi laba dan neraca sebagian pada tangal 31 Desember 2006
Jawab :

a. Perhitungan.
Dengan metoda Finance lease ini pembayaran berkala oleh leasse kepada Lessor dapat
di hitung dengan rumus :
1
Fa. = 1 – (1 + 0.075 )10 = 6,8641
0,075

Cicilan / periode = 180.000.000 – 15.000.000 = 24.038.111


215
6,8641

Jumlah piutang leasing = 10 x 24.083.111 = 240.381.110


Harga pokok asetsewa guna usaha (165.000.000) -
Pendapatan Leasing ditangguhkan 75.381.110

Penyusutan dengan metoda garis lurus = 180.000.000 – 15.000.000 = 27.500.000


6
Tabel Angsuran SGU :
Ciclian = 24.083.111 Saldo Piutang
Periode Jumlah Cicilan
Bunga Pokok SGU
1 24.083.111 12.375.000 11.663.111 153.336.889
2 24.083.111 11.500.267 12.537.844 140.799.045
3 24.083.111 10.559.928 13.478.183 127.320.862
4 24.083.111 9.549.065 14.489.046 112.831.816
5 24.083.111 8.462.386 15.575.725 97.256.091
6 24.083.111 7.294.207 16.743.904 80.512.187
7 24.083.111 6.038.414 17.999.697 62.512.490
8 24.083.111 4.688.437 19.349.674 43.162.816
9 24.083.111 3.237.211 20.800.900 22.361.916
10 24.083.111 1.677.144 22.361.916 -
Jumlah 0 75.381.110 0

Periode 1 :
- Piutang SGU sebelum angsuran= 180.000.000 – 15.000.000 = 165.000.000
- Bunga periode I = 7.5 % . 165.000.000 = 12.375.000
- Pokok periode I = 24.083.111 – 12.375.000 = 11.663.111
- Piutang SGU stl. Angsuran = 165.000.000 – 11.663.111 = 153.336.889

b. Jurnal Untuk Lessor


PT. Andalan (Lessor)
Tgl Keterangan Debet Kredit
31/12- Piutang SGU 240.381.110 -
05 Kas 15.000.000 -
AsetSGU 180.000.000
Pendapatan Leasing Ditangguhkan 75.381.110
30/6-06 Kas 24.038.111 -
Piutang SGU - 24.038.111
Pendapatan Leasing Ditangguhkan 12.375.000 -
Pend. Leasing - 12.375.000
B. Monitoring 500.000 -
Kas - 500.000
31/12- Kas 24.038.111 -
06 Piutang SGU - 24.038.111
Pendapatan leasing Ditangguhkan 11.500.267 -
Pendapatan Leasing - 11.500.267
B. Monitoring 500.000 -
Kas - 500.000
30/6-07 Kas 24.038.111 -
Piutang SGU - 24.038.111
216
Pendapatan Leasing Ditangguhkan 10.559.928 -
Pend. Leasing - 10.559.928
B. Monitoring 500.000 -
Kas - 500.000
31/12- Kas 24.038.111 -
07 Piutang SGU - 24.038.111
Pendapatan leasing Ditangguhkan 9.549.065 -
Pend. Leasing - 9.549.065
B. Monitoring 500.000 -
Kas - 500.000

c. Laporan Rugi laba dan neraca sebagian pada tanggal 31 Desember 2006

Rugi / Laba (Leassor) / 31 Desember 2006


=============================================================
Pnd. Leasing Rp. 23.875.267
Beban Monitoring Rp 1.000.000 -
Laba Usaha Rp 22.875.267

Neraca Sebagian (Lessor) / 31 Desember 2006


Keterangan Aktiva Liabilitas
Piutang SGU 192.304.888
Laba Belum Direalisasi 51.505.843

2.2.2. Pencatatan Finance lease yang diterimuka dimuka

2.2.1.b. Perhitungan yang diperlukan

Dengan metoda Finance lease ini pembayaran berkala oleh leasse kepada Lessor dapat
dilakukan dengan penerimaan dibelakang atau penerimaan dimuka. Bila penerimaan
cicilan berkala ini diteriama dimuka, maka perhitungan yang diperlukan adalah :

1. Perhitungan Cicilan Berkala

HP - R
C = ----------------
Fa
Keterangan :
C = Cicilan berkala / periode
Hp. = Harga kontrak leasing
R = Nilai residu asetleasing biasanya sama nilainya dengan uang jaminan.
Fa = Faktor Annuitas, adalah pembagi yang dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut :

217 1
Fa = 1 + 1 - ------------
(1 + r ) n - 1 r
r = Tingkat bunga / periode dalam desimal
n = Periode cicilan sewa guna usaha yang disepakati

2. Perhitungan Pendapatan Leasing

Jumlah piutang leasing = Periode Cicilan x Cicilan = PL


Harga pokok asetsewa guna usaha = (HPP) -
Pendapatan Leasing ditangguhkan PL - HPP

2.2.1.c. Pencatatan yang diperlukan

1. Pencatatan pada saat pembelian asetSewa guna usaha :

AsetSewa Guna Usaha xxx -


Kas / Hutang - xxx

2. Pencatatan pada saat kontrak Sewa guna usaha di sepakati :

Piutang Sewa Guna Usaha xxx -


AsetSewa Guna Usaha - xxx
Pnd. Leasing ditangguhkan - xxx

3. Pencatatan pada saat menerima pembayaran berkala dari lessee :

Kas xxx -
Piutang SGU - xxx

4. Pencatatan Pengakuan adanya pendapatan leasing yang sudah jatuh tempo

Pnd. Leasing ditangguhkan xxx -


Pndapatan Leasing - xxx

Contoh 1
PT. Bumi Indah menyewakan peralatan kepada PT. Bintang Terang mulai awal Januari
2000. Kegiatan sewa menyewa tersebut mempunyai ketentuan sebagai berikut :
1. Jangka waktu sewa adalah 5 tahun dengan syarat tidak dapat dibatalkan
2. Sewa Diterima dimuka setiap tanggal 2 Januari
3. Jumlah sewa pertahun adalah Rp 40.000.000
4. Biaya pelaksanaan ditanggung oleh penyewa
5. Umur manfaat peralatan ini adalah 5 tahun dengan nilai sisa nihil
6. Bunga yang diperhitungkan adalah 12 % per tahun

Diminta :
a. Perhitungan yang dibuat oleh lessor
b. Jurnal yang dibuat oleh Leassor selama tahun 2006
218
c. Sajikan rugi laba dan neraca sebagian pada tangal 31 Desember 2006

Jawab :
a. Perhitungan yang dibuat oleh Lessor

1
Fa = 1 + 1 - ------------ = 4,03735
(1 + 0,12 ) 5-1 0,12

Harga Perolehan asetleasing adalah cicilan per periode dikalikan dengan Faktor
annuitas. Dalam kasus ini harga perolehan dari peralatan adalah :
Rp 40.000.000 x 4,03735 = Rp 161.494.000

Piutang Sewa Guna Usaha 5 x Rp 40.000.000 Rp 200.000.000


Harga perolehan peralatan Rp 161.494.000 -
Pendapatan Leasing yang ditangguhkan Rp 38.506.000

Periode 1 :
- Pokok Piutang SGU sebelum angsuran = 161.494.000
- Bunga periode I = 0
- Pokok periode I = 40.000.000
- Saldo Pokok = 161.494.000 - 40.000.000 = 121.494.000

Periode 2 :
- Saldo Pokok = 121.494.000,00
- Bunga periode I = 12 % x 121.494000,00 = 14.579.243,52
- Pokok periode I = 40.000.000 - 14.579.243,52 = 25.420.756,48
- Saldo Pokok = 144.190.800 - 22.697.104,00 = 96.072.939,52

Dengan cara yang sama cicilan untuk periode yang lain sampai lima periode berikutnya
dapat dilakukan. Dari perhitungan ini dapat disusun table cicilan leasing sebagai berikut :
Tabel Angsuran :
Tanggal Jumlah yang Pokok
Bunga Saldo Pokok
penerimaan diterima angsuran
2 Jan 2000 - - - 161.494.000
2 Jan 2000 40.000.000 40.000.000 - 121.494.000,00
2 Jan 2001 40.000.000 25.420.720,00 14.579.280,00 96.073.280,00
2 Jan 2002 40.000.000 28.471.206,40 11.528.793,60 67.602.073,60
2 Jan 2003 40.000.000 31.887.751,17 8.112.248,83 35.714.322,43
31 Jan 2010 40.000.000 35.714.332,56 4.285.718,69 0
0 161.494.000 38.506.000

b. Jurnal Untuk Lessor


PT. Andalan (Lessor)
Tgl Keterangan Debet Kredit
02/01- Peralatan Finance Lease 161.494.000 -
00 Kas - 161.494.000
02/01- Piutang SGU 200.000.000 -
00 AsetSGU 161.494.000
Pendapatan Leasing Ditangguhkan 38.506.000
02/01- Kas 40.000.000 -
219
00 Piutang SGU - 40.000.000
31/12- Pendapatan leasing Ditangguhkan 14.579.280,0 -
01 Pendapatan Leasing 0 14.579.280,00
-
02/01- Kas 40.000.000 -
02 Piutang SGU - 40.000.000
31/12- Pendapatan leasing Ditangguhkan 11.528.793,6 -
02 Pendapatan Leasing 0 11.528.793,60
-
02/01- Kas 40.000.000 -
03 Piutang SGU - 40.000.000
31/12- Pendapatan leasing Ditangguhkan 8.112.248,83
03 Pendapatan Leasing 8.112.248,83
02/01- Kas 40.000.000 -
04 Piutang SGU - 40.000.000
31/12- Pendapatan leasing Ditangguhkan 4.285.718,69 -
04 Pendapatan Leasing - 4.285.718,69

Contoh 5
Dalam perjanjian leasing antara PT Andalan . (Leasor) dan PT Bangka Indah (Lessee)
disepakati harga kontrak lease Rp. 180.000.000,- residu Rp. 15.000.000,- periode
angsuran 6 bulanan selama 5 tahun. Bunga 15 % / th uang jaminan Rp. 15.000.000,-
umur aset6 tahun kontrak dimulai tanggal 2 Januari 2005 dan dibayarkan dimuka tiap
tanggal 2 Januari dan tanggal 2 Juli , dan metoda penyusutan dengan garis lurus. Selama
periode leasing lessor mengeluarkan biaya utuk memonitor aktivanya Rp 500.000 per
periode. Biaya yang ditanggung oleh Lessee adalah biaya asuransi Rp 9.000.000 dan
biaya notaris Rp 3.000.000 untuk selama peride leasing. Untuk mengoperasikan
peralatannya PT Banka Indah menangung beban pemeliharaan dan bahan bakar Rp
800.000 per periode.
Diminta :
a. Perhitungan yang dibuat oleh lessor
b. Jurnal yang dibuat oleh Leassor selama tahun 2006
c. Sajikan rugi laba dan neraca sebagian pada tangal 31 Desember 2006
Jawab :

a. Perhitungan.
Dengan metoda Finance lease ini pembayaran berkala oleh leasse kepada Lessor dapat
di hitung dengan rumus :

1
Fa = 1 + 1 - ------------ = 7,378887028
(1 + 0,075 ) 10-1 0,075

Cicilan / periode = 180.000.000 – 15.000.000 = 22.361.096


7,378887028

Jumlah piutang leasing = 10 x 22.361.096 = 223.610.960


Harga pokok asetsewa guna usaha dikurangi Residu (165.000.000) -
Pendapatan Leasing ditangguhkan 58.610.960
220
Tabel Angsuran SGU :
Ciclian = 22.361.096 Saldo Piutang
Periode Jumlah Cicilan
Bunga Pokok SGU
02/01-05 - - 165.000.000
02/01-05 22.361.096,00 - 22.361.096,00 142.638.904
02/07-05 22.361.096,00 10.697.917,80 11.663.178,20 130.975.725,80
02/01-06 22.361.096,00 9.823.179,44 12.537.916,56 118.437.809,20
02/07-06 22.361.096,00 8.882.835,69 13.478.260,31 104.959.548,90
02/01-07 22.361.096,00 7.871.966,18 14.489.129,83 90.470.419,07
02/07-07 22.361.096,00 6.785.281,43 15.575.814,57 74.894.604,50
02/01-08 22.361.096,00 5.617.095,34 16.744.000,66 58.150.603,84
02/07-08 22.361.096,00 4.361.295,29 17.999.800,71 40.150.803,13
02/01-09 22.361.096,00 3.011.310,24 19.349.785,77 20.801.017,36
02/07-09 22.361.096,00 1.560.076,30 20.801.017,36 0
Jumlah 0 58.610.960 165.000.000

Periode 1 :
- Piutang SGU sebelum angsuran = 180.000.000 – 15.000.000 = 165.000.000
- Bunga periode I = 0
- Pokok periode I = 22.361.096,00
- Saldo Piutang SGU = 165.000.000 – 22.361.096,00 = 142.638.904

Periode 1 :
- Piutang SGU sebelum angsuran = 142.638.904
- Bunga periode I = 10.697.917,80
- Pokok periode I = 22.361.096,00 - 10.697.917,80 = 11.663.178,20
- Saldo Piutang SGU = 142.638.904 - 11.663.178,20 = 130.975.725,80

b. Jurnal Untuk Lessor


PT. Andalan (Lessor)
Tgl Keterangan Debet Kredit
02/01- Piutang SGU 223.610.960 -
05 Kas 15.000.000 -
AsetSGU 180.000.000
Pendapatan Leasing Ditangguhkan 58.610.960
02/01- Kas 22.361.096 -
05 Piutang SGU - 22.361.096
Beban Monitoring 500.000 -
Kas - 500.000
02/07- Kas 22.361.096 -
05 Piutang SGU - 22.361.096
Beban Monitoring 500.000 -
Kas - 500.000
Pendapatan Leasing Ditangguhkan 10.697.917,8 -
Pendapatan Leasing 0 10.697.917,8
- 0
31/12- Pendapatan Leasing Ditangguhkan 9.823.018,19 -
05 Pendapatan Leasing - 9.823.018,19
02/01- Kas 22.361.096 -
06 Piutang SGU - 22.361.096
221
Beban Monitoring 500.000 -
Kas - 500.000
02/07- Kas 22.361.096 -
06 Piutang SGU - 22.361.096
Beban Monitoring 500.000 -
Kas - 500.000
Pendapatan Leasing Ditangguhkan 8.882.835,69 -
Pendapatan Leasing - 8.882.835,69
31/12- Pendapatan Leasing Ditangguhkan 7.871.779,83 -
06 Pendapatan Leasing - 7.871.779,83
02/01- Kas 22.361.096 -
07 Piutang SGU - 22.361.096
Beban Monitoring 500.000 -
Kas - 500.000
02/07- Kas 22.361.096 -
07 Piutang SGU - 22.361.096
Beban Monitoring 500.000 -
Kas - 500.000
Pendapatan Leasing Ditangguhkan 6.785.281,43 -
Pendapatan Leasing - 6.785.281,43
31/12- Pendapatan Leasing Ditangguhkan 5.617.095,34 -
07 Pendapatan Leasing - 5.617.095,34

c. Laporan Rugi laba dan neraca sebagian pada tanggal 31 Desember 2006

Rugi / Laba (Leassor) / 31 Desember 2006


=============================================================
Pnd. Leasing Rp. 16.754.615
Beban Monitoring Rp 1.000.000 -
Laba Usaha Rp 15.754.615

Neraca Sebagian (Lessor) / 31 Desember 2006


Keterangan Aktiva Liabilitas
Piutang SGU 104.957.064,0
Pendapatan Leasing 0 21.335.061
Ditangguhkan

3. Akuntansi Leasing Bagi Penyewa (Lessee)


Akuntansi Sewa Guna Usaha ( Leasing ) bagi lessee atau penyewa atau pemakai
barang modal dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Operating Lease.
b. Capital Lease.

222
3.1. Operating Lease
1. Pembayaran sewa guna usaha merupakan biaya sewa
2. Biaya sewa dicatat dan diakui dengan metoda garis lurus meskipun jumlah
pembayaran yang dilakukan tidak sama jumlahnya untuk masing-masing periode
3. Transaksi sewa menyewa lease dicatat oleh Lessee seperti pencatatan sewa
mnyewa biasa
4. bila sewa yang dibayarkan tidak sama maka dicatat selisihnya kedalam rekening
sewa dibayar dimuka.

Contoh : 5
Dalam perjanjian leasing antara PT Andalas (Leasor) dan PT Batavia (Lessee) disepakati
harga kontrak lease Rp. 180.000.000,- residu Rp. 15.000.000,- Sewa per periode
disepakati Rp 20.000.000. Periode angsuran leasing adalah 6 bulanan selama 5 tahun.
Umur manfaat asetini adalah 6 tahun kontrak dimulai tanggal 31/12-05 dan dibayarkan
dibelakang, dan metoda penyusutan asetini adalah dengan metoda garis lurus. Di awal
periode leasing PT. Andalas (lessor) mengeluarkan biaya untuk penyelesaian transaksi
leasing adalah biaya komisi Rp 3.500.000 dan biaya administrasi Rp 1.000.000 biaya-
biaya ini berlaku selama umur kontrak leasing ( 5 tahun ) untuk memonitor aktivanya PT.
Andalas (Lessor) mengeluarkan biaya monitoring sebesar Rp 500.000 per periode. PT.
Batavia(Lesse) membayar biaya leasing antara lain Notaris Rp 3.000.000 dan asuransi
Rp 4.500.000. PT. Batavia juga mengeluarkan Biaya untuk mengoperasionalkan
peralatan leasingnya Rp 800.000 per periode.

Diminta :
a. Jurnal & perhitungan untuk PT. Batavia ( Lessee )
b. Sajikan transaksi leasing dalam laporan rugi laba dan neraca PT. Batavia
pada tanggal 31 Desember 2006

Perhitungan-perhitungan yang diperlukan adalah :

 Jumlah angsuran sewa perperiode enam bulan adalah Rp 20.000.000


 Biaya langsung yang ditangguhkan adalah : Biaya Notaris dan Biaya Asuransi ( Rp
3.000.000 + Rp 4.500.000 ) = Rp 7.500.000
 Amortisasi Biaya ditangguhkan per tahun adalah 7.500.000 / 5 = Rp
1.500.000

Pencatatan yang diperlukan adalah :


PT. Batavia ( Lessee )
Tgl Keterangan Debet Kredit
31/12/05 Biaya leasing dibayar dimuka 7.500.000 -
Kas - 7.500.000
( Mencatat Pembayaran biaya ditangguhkan )

30/6-06 Beban Sewa 20.000.00 -


Kas 0 20.000.000
( Mencatat Pembayaran sewa berkala kepada Lessor ) -

Beban Operasional 800.000 -


Kas - 800.000
( Mencatat pembayaran beban operasional )
223
31/12-06 Beban Sewa 20.000.00 -
Kas 0 20.000.000
( Mencatat Pembayaran berkala kepada Lessor ) -

Beban Operasional 800.000 -


Kas - 800.000
( Mencatat pembayaran beban operasional )
31/12-06
Amortisasi Biaya Leasing 1.500.000 -
Biaya Leasing dibayar dimuka - 1.500.000
( Mencatat Amortisasi Beban leasing dibayar dimuka )

Pencatatan transaksi leasing ini oleh PT. Batavia sebagai Leasor akan berlanjut dengan
cara yang sama seperti jurnal-jurnal diatas sampai berakhirnya masa kontrak leasing lima
tahun yang akan datang.
Pembayaran biaya yang dilakukan oleh lessor seperti biaya komisi Rp 3.500.000, biaya
administrasi Rp 1.000.000 dan biaya monitoring asetRp 500.000 tidak dicatat oleh
penyewa PT. Batavia (Lessee) karena itu adalah biaya bagi PT. Andalas (lessor). Biaya-
biaya ini baru akan dicatat oleh PT. Batavia (Lessee) bila dalam perjanjian leasing
dipikulkan kepada penyewa yakni PT. Batavia.

Dari transaksi diatas PT Batavia sebagai lessee akan melaporkan transaksi leasing ini
kedalam laporan keuangannya sebagai berikut :

Laporan Rugi Laba sebagian ( 31 Desember 2006 )


======================================================================
Beban – beban Leasing :
- Beban Sewa Rp 40.000.000
- Beban Operasional Rp 1.600.000
- Beban Amortisasi B. Leasing Rp 1.500.000

Contoh 6.
Dalam perjanjian leasing antara PT Karlina (Leasor) dan PT Daksa (Lessee) disepakati
harga kontrak lease Rp. 100.000.000,- Sewa per periode disepakati untuk periode
pertama dan kedua Rp 15.000.000. Periode ketiga dan seterusnya Rp 10.000.000.
Periode angsuran leasing adalah tahunan selama 8 tahun. Umur manfaat asetini adalah
10 tahun dengan nilai residu Rp 12.000.000 kontrak dimulai tanggal 31/12-05 dan
dibayarkan dibelakang, dan metoda penyusutan asetini adalah dengan metoda garis
lurus. Di awal periode leasing lessor mengeluarkan biaya utuk penyelesaian transaksi
leasing adalah biaya komisi Rp 2.600.000 dan biaya administrasi Rp 1.000.000 biaya-
biaya ini berlaku selama umur kontrak leasing ( 8 tahun ) untuk memonitor aktivanya PT.
Karlina (Leasor) mengeluarkan biaya monitoring sebesar Rp 400.000 per periode.

Diminta :
a. Jurnal & perhitungan untuk PT. Daksa ( Lessee) tahun 2006, 2007 dan 2008
b. Sajikan transaksi leasing dalam laporan rugi laba dan neraca PT. Daksa
pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2007

Jawab :
a. Perhitungan dan jurnal yang diperlukan adalah :

224
 Jumlah angsuran sewa adalah ( 2 x Rp 15.000.000 + 6 x Rp 10.000.000 ) = Rp
90.000.000
 Beban sewa pertahun adalah Rp 90.000.000 : 8 = Rp 11.250.000
 Amortisasi Biaya ditangguhkan per tahun adalah 3.600.000 / 8 = Rp 450.000

Pembayaran biaya yang dilakukan oleh lessor seperti biaya komisi Rp 2.600.000, biaya
administrasi Rp 1.000.000 dan biaya monitoring asetRp 400.000 tidak dicatat oleh
penyewa PT. Daksa (Lessee) karena itu adalah biaya bagi PT. Karlina (lessor). Biaya-
biaya ini baru akan dicatat oleh PT. Daksa (Lessee) bila dalam perjanjian leasing
dipikulkan kepada penyewa yakni PT. Daksa.

Pencatatan jurnal yang diperlukan adalah :


PT. Daksa ( Lessee )
Tgl Keterangan Debet Kredit
31/12-06 Beban Sewa 11.250.00 -
Sewa Dibayar Dimuka 0 -
Kas 3.750.000 15.000.000
( Mencatat Pembayaran sewa berkala kepada -
Lessor )
31/12-07 Beban Sewa 11.250.00 -
Sewa Dibayar Dimuka 0 -
Kas 3.750.000 15.000.000
( Mencatat Pembayaran berkala kepada Lessor ) -

31/12-08 Beban Sewa 11.250.00 -


Sewa Diterima Dimuka 0 1.250.000
Kas - 10.000.000
( Mencatat Pembayaran berkala kepada Leassor ) -

Pencatatan transaksi leasing ini oleh PT. Daksa sebagai Lessee akan berlanjut dengan
cara yang sama seperti jurnal-jurnal diatas sampai berakhirnya masa kontrak leasing
delapan tahun yang akan datang.
Dari transaksi diatas PT Daksa sebagai leasor akan melaporkan transaksi leasing ini
kedalam laporan keuangannya sebagai berikut :

Laporan Rugi Laba sebagian ( 31 Desember 2006 )


==================================================================
Beban – beban Leasing :
- Beban Sewa Rp 11.250.000

3.2. Capital Lease

a. Pencatatan oleh leasse :

1. Mencatat Kontrak SGU

Harta SGU xxx -


225
B. ditangguhkan xxx -
Kas (uang jaminan) - xxx
Hutang SGU - xxx
Beban dibayar dimuka xxx -
Kas - xxx

2. Mencatat pembayaran berkala:

Hutang SGU xxx -


Kas - xxx
Beban Leasing xxx -
Beban ditangguhkan - xxx
Beban Pemeliharaan xxx -
Kas - xxx

3. Mencatat beban penyusutan asetSGU :

B. Penyusutan SGU xxx -


Ak. Peny. AsetSGU - xxx

Beban Asuransi xxx -


As. Dib. Dim - xxx

Contoh 7
PT. Bumi Indah menyewakan peralatan kepada PT. Bintang Terang mulai awal Januari
2010. Kegiatan sewa menyewa tersebut mempunyai ketentuan sebagai berikut :
1. Jangka waktu sewa adalah 5 tahun dengan syarat tidak dapat dibatalkan
2. Sewa Diterima dibelakang setiap tanggal 31Desember
2. Jumlah sewa pertahun adalah Rp 40.000.000
3. Biaya pelaksanaan ditanggung oleh penyewa
4. Umur manfaat peralatan ini adalah 5 tahun dengan nilai sisa nihil dan disusutkan
dengan metoda garis lurus
5. Bunga yang diperhitungkan adalah 12 % per tahun

Diminta :
a. Perhitungan dan Jurnal yang dibuat oleh Leassor selama tahun 2010
b. Sajikan rugi laba dan neraca sebagian pada tangal 31 Desember 2010
Jawab :
a. Perhitungan yang dibuat oleh Lessee

1
Fa. = 1 – (1 + 0,12 )5 = 3,60477
0,12

Angsuran / periode C = HP – R = 144.190.800 - 0 = 40.000.000


Fa 3,60477

Harga perolehan peralatan adalah factor annuitas (FA ) x jumlah cicilan per periode.
Dalam kasus ini harga perolehan peralatan dapat ditentukan sebagai berikut :
3,60477 x Rp 40.000.000 = Rp 144.190.800

Piutang Sewa Guna Usaha 5 x Rp 40.000.000 Rp 200.000.000


226
Harga perolehan peralatan Rp 144.190.800 -
Beban Leasing yang ditangguhkan Rp 55.809.200

Periode 1 :
- Piutang SGU sebelum angsuran = 144.190.800
- Bunga periode I = 12 % x 144.190.800 = 17.302.896,00
- Pokok periode I = 40.000.000 - 17.302.896,00 = 22.697.104,00
- Saldo Pokok = 144.190.800 - 22.697.104,00 = 121.493.696,00

Periode 2 :
- Saldo Pokok = 121.493.696,00
- Bunga periode I = 12 % x 121.493.696,00 = 14.579.243,52
- Pokok periode I = 40.000.000 - 14.579.243,52 = 25.420.756,48
- Saldo Pokok = 144.190.800 - 22.697.104,00 = 96.072.939,52

Dengan cara yang sama cicilan untuk periode yang lain sampai lima periode berikutnya
dapat dilakukan. Dari perhitungan ini dapat disusun table cicilan leasing sebagai berikut :

Beban Penyusutan = 144.190.800 : 5 = Rp 28.838.160

Tabel Angsuran :
Tanggal Jumlah yang Pokok
Bunga Saldo Pokok
penerimaan dibayar angsuran
2 Jan 2000 - - - 144.190.800,00
31 Des 2000 40.000.000 22.697.104,00 17.302.896,00 121.493.696,00
31 Des 2001 40.000.000 25.420.756,48 14.579.243,52 96.072.939,52
31 Des 2002 40.000.000 28.471.247,26 11.528.752,74 67.601.692,26
31 Des 2003 40.000.000 31.887.796,93 8.112.203,07 35.713.895,33
31 Des 2010 40.000.000 35.714.332,56 4.285.667,44 0
Jumlah 0 144.190.800,00 Rp 55.809.200

Jurnal yang diperlukan adalah sebagai berikut :


PT. Andalan (Lessor)
Tgl Keterangan Debet Kredit
02/01-00 AsetSGU 144.190.800 -
Beban Leasing Ditangguhkan 55.809.200 -
Utang SGU 200.000.000
31/12- Utang SGU 40.000.000 -
00 Kas - 40.000.000
Beban Leasing 17.302.896,00 -
Beban Leasing Ditangguhkan - 17.302.896,00
Beban Penyusutan AsetSGU 28.838.160 -
Ak. Peny. AsetSGU - 28.838.160
31/12- Utang SGU 40.000.000 -
01 Kas - 40.000.000
Beban Leasing 14.579.243,52 -
Beban Leasing Ditangguhkan - 14.579.243,52
Beban Penyusutan AsetSGU 28.838.160 -
Ak. Peny. AsetSGU - 28.838.160
31/12- Utang SGU 40.000.000 -
02 Kas - 40.000.000
Beban Leasing 11.528.752,74 -
227
Beban Leasing Ditangguhkan - 11.528.752,74
Beban Penyusutan AsetSGU 28.838.160 -
Ak. Peny. AsetSGU - 28.838.160
31/12- Utang SGU 40.000.000 -
03 Kas - 40.000.000
Beban Leasing 8.112.203,07 -
Beban Leasing Ditangguhkan - 8.112.203,07
Beban Penyusutan AsetSGU 28.838.160 -
Ak. Peny. AsetSGU - 28.838.160
31/12- Utang SGU 40.000.000 -
04 Kas - 40.000.000
Beban Leasing 4.285.667,44 -
Beban Leasing Ditangguhkan - 4.285.667,44
Beban Penyusutan AsetSGU 28.838.160 -
Ak. Peny. AsetSGU - 28.838.160

Laba / Rugi sebagian (Lessee)


============================================================
Beban leasing Rp.17.302.896
Beban penyusutan Rp 28.838.160

Neraca Sebagian (Lessee)


Aktiva Liabilitas
Beban ditangguhkan 38.506.304 -
AsetSGU 144.190.800 -
Ak. Penyusutan (28.838.160)
Hutang SGU 192.304.888

Contoh 8
Dalam perjanjian leasing antara PT Andalan. (Leasor) dan PT Batavia (Lessee)
disepakati harga kontrak lease Rp. 180.000.000,- residu Rp. 15.000.000,- periode
angsuran 6 bulanan selama 5 tahun. Bunga 15 % / th uang jaminan Rp. 15.000.000,-
umur aset6 tahun kontrak dimulai tanggal 31/12-2010 dan dibayarkan dibelakang, dan
metoda penyusutan dengan garis lurus. Selama periode leasing lessor mengeluarkan
biaya utuk memonitor aktivanya Rp 500.000 per periode. Biaya yang ditanggung oleh
Lessee adalah biaya asuransi Rp 9.000.000 dan biaya notaris Rp 3.000.000 untuk selama
peride leasing. Untuk mengoperasikan peralatannya PT Batavia menangung beban
pemeliharaan dan bahan bakar Rp 800.000 per periode

Diminta :
a. Jurnal & perhitungan untuk Leasse
b. Laporan Keuangan sebagian untuk lessee untuk akhir tahun pertama 2010

Jawab :
Dengan metoda Capital lease ini pembayaran berkala oleh lesse kepada Lessor dapat di
hitung dengan :
A = HP – R
Fa
A = Cicilan berkala / periode
Hp. = Harga kontrak leasing
228
R = Nilai residu asetleasing
Fa = Faktor Annuitas

Fa = 1
1 – (1 + r ) n / r

r = Tingkat bunga / periode dalam desimal = ( 6/12 x 15 %) = 7,5 % atau 0.075 )


n = Periode cicilan SGU = 5 x 2 = 10 kali cicilan

1
Fa. = 1 – = 6,8641
10
(1 + 0,075)
0,075

Pokok Angsuran / periode = 180.000.000 – 15.000.000


6,8641
= 24.038.111

Jumlah piutang leasing = 10 x 24.083.111 = 240.381.110


Harga pokok (165.000.000) -
Beban ditangguhkan 75.381.110

Penyusutan dengan metoda garis lurus = 180.000.000 – 15.000.000 = 27.500.000


6
Tabel Angsuran Sewa Guna Usaha :
Ciclian = 24.083.111 Saldo
Jumlah
Periode Bunga Pokok Piutang
Cicilan
SGU
165.000.000
1 24.083.111 12.375.000 11.663.111 153.336.889
2 24.083.111 11.500.267 12.537.844 140.799.045
3 24.083.111 10.559.928 13.478.183 127.320.862
4 24.083.111 9.549.065 14.489.046 112.831.816
5 24.083.111 8.462.386 15.575.725 97.256.091
6 24.083.111 7.294.207 16.743.904 80.512.187
7 24.083.111 6.038.414 17.999.697 62.512.490
8 24.083.111 4.688.437 19.349.674 43.162.816
9 24.083.111 3.237.211 20.800.900 22.361.916
10 24.083.111 1.677.144 22.361.916 -
240.381.110 75.381.110 165.000.000

Periode 1 :
 - Saldo Utang SGU = 180.000.000 – 15.000.000 = 165.000.000
 - Bunga periode I = 7.5 % . 165.000.000 = 12.375.000
 - Pokok periode I = 24.083.111 – 12.375.000 = 11.663.111
 - Saldo Utang SGU = 165.000.000 – 11.663.111 = 153.336.889

Pencatatan Oleh PT Batavia (Lessee)


TGl Keterangan Debet Kredit
31/12- AsetSGU 180.000.000 -
2010 B. Ditangguhkan 75.381.110 -
229
Utang Sewa Guna Usaha - 240.381.110
Kas - 15.000.000
Ass. Dib. Dim 9.000.000 -
Notaris Dib. Dim 3.000.000 -
Kas - 12.000.000
( Saat Kontrak Leasing )
30/06- Utang Sewa Guna Usaha 24.038.111 -
2010 Kas - 24.038.111
Beban Leasing 12.375.000 -
B. Ditangguhkan - 12.375.000
Beban Pemeliharaan 800.000 -
Kas - 800.000
(Saat Pemb. Cicilan I)
31/12-2010 Utang Sewa Guna Usaha 24.038.111 -
Kas - 24.038.111
Bebab Leasing 11.500.267 -
B. Ditangguhkan - 11.500.267
Beban Pemeliharaan 800.000 -
Kas - 800.000
(Saat Pemb. Cicilan II)
31/12-2010 B. Peny. AsetSewa Guna Usaha 20.625.000 -
Ak.P. AsetSewa Guna Usaha - 20.625.000
B. Asuransi 1.800.000 -
As. Dib. Dim - 1.800.000
B. Notaris 600.000 -
Not. Dib. Dim - 600.000

Rugi / Laba sebagian (Lessee) akhir tahun 2010


============================================================
Beban leasing Rp. 23.875.267
Beban penyusutan Rp. 20.625.000
B. Asuransi Rp 1.800.000
B. Notaris Rp 600.000
B. Pemeliharaan Rp 1.600.000

Neraca Sebagian (Lessee) akhir tahun 2010


Aktiva Liabilitas
Beban ditangguhkan 51.505.843 -
As. Dibayar dimuka 7.200.000 -
Notaris dibayar dimuka 2.400.000 -
AsetSGU 180.000.000 -
Ak. Penyusutan (20.625.000) -
Hutang SGU - 192.304.888

4.Keterlambatan pembayaran angsuran Oleh


Lessee(Penyewa )
Bila terjadi keterlambatan pembayaran oleh penyewa, maka pihak lessor akan
memberikan sanksi dalam bentuk denda. Denda ini dihitung dari angsurang pada bulan
yang bersangkutan. Sebagai contoh, bila pada soal diatas pada angsuran ke –5 lessee
terlambat membayar angsuran selama 30 hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran yang
230
sebenarnya dan atas keterlambatan itu pihak lessor memberikan sanksi dalam bentu
denda sebesar 0.1 % per hari dari angsuran yang akan dibayar.

Jumlah angsuran Rp 24.038.111


Denda 30 X 0,1 % x 24.038.111 Rp 721.143 -
Jumlah yang disetor Rp 24.759.254

Transaksi ini akan dicatat oleh lessor sebagai berikut :


Keterangan Debet Kredit
Kas 24.759.254 -
Piutang Leasing - 24.038.111
Pendapatan Denda - 721.143
Bunga Ditangguhkan 8.462.386 -
Pendapatan Bunga - 8.462.386

Transaksi ini akan dicatat oleh Lessee sebagai berikut berikut :


Keterangan Debet Kredit
Utang SGU 24.038.111 -
Beban Denda Keterlambatan 721.143 -
Kas - 24.759.254
Beban Leasing 8.462.386 -
Beban Ditangguhkan - 8.462.386
Ringkasan
Lease (sewa) dapat berbentuk operational lease dan finance lease. Sewa diklasifikasikan
sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan
sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.

Istilah Penting

Capital Lease
Finance Lease
Lessor
Lessee
Nilai Tunai

Soal-Soal
Teori

1. Terangkan perbedaaan lease dengan sewa menyewa biasa?


2. Kriteria apa saja yang digunakan untuk menentukan suatu transaksi sewa
diperlakukan sebagai operating lease atau finance lease?.

231
3. Terangkan perbedaan persepsi antara akunting dengan perpajakan dalam
memandang transaksi terkait dengan lease?. Siapa yang boleh mengakui sebagai
aset? Menurut akunting dan menurut perpajakan.

Latihan

Soal 1
Dalam perjanjian leasing antara PT Kiat Sukses (Leasor) dan PT Dorre (Lessee)
disepakati Sewa untuk tahun pertama dan tahun kedua ( 4 kali sewa ) Rp
40.000.000/periode. Sewa tahun ketiga dan seterusnya Rp 25.000.000/periode. Periode
angsuran leasing adalah 6 bulanan selama 8 tahun. Umur manfaat asetini adalah 10
tahun dengan nilai residu Rp 12.000.000 kontrak dimulai tanggal 31/12-05 dan dibayarkan
dibelakang, dan metoda penyusutan asetini adalah dengan metoda garis lurus. Di awal
periode leasing PT. Dorre ( Lessee) mengeluarkan biaya utuk penyelesaian transaksi
leasing adalah biaya Asuransi Rp 36.000.000 dan biaya Notaris Rp 4.500.000 biaya-biaya
ini berlaku selama umur kontrak leasing ( 8 tahun ). Untuk mengoperasionalkan aktivanya
PT. Dorre (Lessee) mengeluarkan biaya pemeliharaan sebesar Rp 6.000.000 per
periode.

Diminta :
c. Jurnal & perhitungan untuk PT. Dorre ( Lessee) tahun 2006 dan 2007
d. Sajikan transaksi leasing dalam laporan rugi laba dan neraca PT. Dorre pada
tanggal 31 Desember 2006 dan tahun 2007

Soal 2
Pada tanggal 2 Januari 2010 PT. Mandiri menyewakan sebuah mesin kepada PT. Budaya
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jangka waktu pembayaran sewa adalah 5 tahun yang dibayarkan secara tahunan
b. Pembayaran sewa dilakukan dibelakang sebesar Rp 21.938.110 yang dimulai
tanggal 2 Januari 2005.
c. PT. Mandiri membayar biaya (executory cost) pajak asuransi sebesar Rp
5.400.000. biaya ini berlaku untuk selama masa kontrak leasing
d. Tarif bungan yang disepakati adalah 11 % / tahun
e. Metoda penyusutan yang digunakan adalah garis lurus
f. Pada akhir masa kontrak leasing PT. Budaya membeli mesin ini dengan harga Rp
8.500.000.

Diminta :
a. Buatlah perhitungan dan table cicilan leasing
b. Buatlah jurnal untuk PT. Mandiri dengan metoda Financial lease
c. Buatlah jurnal untuk PT. Budaya dengan metoda Capital lease
d. Sajikan rugi laba dan neraca baik untuk PT. Mandiri dan PT. Budaya pada tanggal
31 Desember 2010 dan 2005.

Soal 3
Pada tanggal 2 Januari 2010 PT. Puspa menyewakan sebuah mesin kepada PT. Bunga
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jangka waktu pembayaran sewa adalah 6 tahun yang dibayarkan secara tahunan
b. Pembayaran sewa dilakukan dimuka sebesar Rp 30.000.000 yang dimulai tanggal
2 Januari 2005.
232
c. PT. Puspa membayar biaya (executory cost) pajak asuransi sebesar Rp 3.600.000.
biaya ini berlaku untuk selama masa kontrak leasing
d. Tarif bungan yang disepakati adalah 12 % / tahun
e. Metoda penyusutan yang digunakan adalah garis lurus
f. Pada akhir masa kontrak leasing PT. Bunga membeli mesin ini dengan harga Rp
10.250.000.

Diminta :
a. Buatlah perhitungan dan table cicilan leasing
b. Buatlah jurnal untuk PT. Puspa dengan metoda Financial lease
c. Buatlah jurnal untuk PT. Bunga dengan metoda Capital lease
d. Sajikan rugi laba dan neraca baik untuk PT. Puspa dan PT. Bunga pada tanggal 31
Desember 2010 dan 2005.

Soal 4
a. Pada tanggal 2 Januari 2010 PT. Surya menyewakan sebuah mesin kepada PT.
Telaga dengan ketentuan sebagai berikut :
b. Jangka waktu pembayaran sewa adalah 5 tahun yang dibayarkan secara tengah
tahunan ( 2 Kali dalam setahun)
c. Pembayaran sewa dilakukan dibelakang sebesar Rp 25.000.000 yang dimulai
tanggal 2 Juli 2005.
d. PT. Surya membayar biaya (executory cost) pajak asuransi sebesar Rp
6.6.000.000. biaya ini berlaku untuk selama masa kontrak leasing
e. Tarif bungan yang disepakati adalah 14 % / tahun
f. Metoda penyusutan yang digunakan adalah garis lurus
g. Pada akhir masa kontrak leasing PT. Telaga membeli mesin ini dengan harga Rp
10.250.000.

Diminta :
a. Buatlah perhitungan dan table cicilan leasing
b. Buatlah jurnal untuk PT. Surya dengan metoda Financial lease
c. Buatlah jurnal untuk PT. Telaga dengan metoda Capital lease
d. Sajikan rugi laba dan neraca baik untuk PT. Surya dan PT. Telaga pada tanggal 31
Desember 2010 dan 2005.

Soal 5
Pada tanggal 2 Januari 2010 PT. Pusri menyewakan sebuah mesin kepada PT. Cempaka
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jangka waktu pembayaran sewa adalah 6 tahun yang dibayarkan secara tengah
tahunan ( 2 kali dalam setahun)
b. Pembayaran sewa dilakukan dimuka sebesar Rp 45.000.000 yang dimulai tanggal
2 Januari 2005.
c. PT. Pusri membayar biaya (executory cost) pajak asuransi sebesar Rp 9.000.000.
biaya ini berlaku untuk selama masa kontrak leasing
d. Tarif bungan yang disepakati adalah 15 % / tahun
e. Metoda penyusutan yang digunakan adalah garis lurus
f. Pada akhir masa kontrak leasing PT. Cempaka membeli mesin ini dengan harga
Rp 10.250.000.

Diminta :
a. Buatlah perhitungan dan table cicilan leasing
233
b. Buatlah jurnal untuk PT. Pusri dengan metoda Financial lease
c. Buatlah jurnal untuk PT. Cempaka dengan metoda Capital lease
d. Sajikan rugi laba dan neraca baik untuk PT. Pusri dan PT. Cempaka pada tanggal
31 Desember 2010 dan 2005.

Soal 6
Dalam perjanjian leasing antara PT Mandala (Leasor) dan PT Merpati (Lessee) disepakati
Pembayaran sewa leasing dilakukan adalah 4 bulanan selama 5 tahun. Umur manfaat
asetini adalah 6 tahun kontrak dimulai tanggal 31/12-05 dan dibayarkan dimuka, dan
metoda penyusutan asetini adalah dengan metoda garis lurus. Pembayaran sewa diatur
sebagai berikut :
1. Untuk sewa tahun pertama disepakati pembayaran sebesar Rp 10.000.000
perperiode.
2. Untuk sewa tahun kedua dan ketiga disepakati sewa sebesar Rp 8.000.000
perperiode
3. Untuk sewa tahun keempat dan kelima disepakati sewa sebesar Rp 6.000.000 per
periode.
Di awal periode leasing PT. Merpati (lessee) mengeluarkan biaya untuk penyelesaian
transaksi leasing adalah biaya asuransi Rp 4.500.000 dan biaya Notaris Rp 1.500.000
biaya-biaya ini berlaku selama umur kontrak leasing ( 5 tahun ). PT. Merpati juga
mengeluarkan Biaya untuk mengoperasionalkan peralatan leasingnya Rp 700.000 per
periode.
Diawal periode leasing PT. Mandala mengeluarkan biaya penyelesaian kontrak leasing
Rp 4.800.000 dan biaya administrasi Rp 600.000. Biaya ini diperhitungkan untuk selama
periode kontrak leasing. Untuk memonitor aktivanya PT. Mandala juga mengeluarkan
biaya per periode Rp 500.000.

Diminta :
a. Jurnal & perhitungan untuk PT. Merpati ( Lessee ) untuk tahun 2005, 2006
dan 2007. dengan metoda operting lease
b. Sajikan transaksi leasing dalam laporan rugi laba dan neraca PT. Merpati
pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2007.
c. Jurnal & perhitungan untuk PT. Mandala ( Lessee ) untuk tahun 2005, 2006
dan 2007.
d. Sajikan transaksi leasing dalam laporan rugi laba dan neraca PT. Merpati
pada tanggal 31 Desember 2006 dan 2007.
Soal 7
Dalam perjanjian leasing antara PT Daksa Mandiri . (Leasor) dan PT Sumbawa Makmur
(Lessee) disepakati harga kontrak lease Rp. 980.000.000,- residu 80.000.000,- periode
angsuran 6 bulanan selama 8 tahun. Bunga 16 % / th uang jaminan Rp. 80.000.000,-
umur aset10 tahun kontrak dimulai tanggal 2 Januari 2005 dan dibayarkan dimuka tiap
tanggal 2 Januari dan tanggal 2 Juli , dan metoda penyusutan dengan garis lurus. Selama
periode leasing lessor mengeluarkan biaya untuk memonitor aktivanya Rp 2.500.000 per
periode. Biaya yang ditanggung oleh Lessee adalah biaya asuransi Rp 36.000.000 dan
biaya notaris Rp 9.000.000 untuk selama peride leasing. Untuk mengoperasikan
peralatannya PT Sumbawa Makmur menangung beban pemeliharaan dan bahan bakar
Rp 6.000.000 per periode.
Diminta :
a. Perhitungan dari tabel angsuran yang dibuat oleh lessor
b. Jurnal yang dibuat oleh Leassor selama tahun 2006 dan 2007
234
c. Sajikan rugi laba dan neraca sebagian bagi Lessor pada tangal 31
Desember 2006 dan tahun 2007.
d. Jurnal yang dibuat oleh Lessee selama tahun 2006 dan 2007
e. Sajikan rugi laba dan neraca sebagian bagi Lessee pada tangal 31
Desember 2006 dan tahun 2007.

235

Anda mungkin juga menyukai