Dwi Ananda
Laporan Laba Rugi
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2017
(disajikan dalam rupiah)
Pendapatan
- Penjualan 8.778.647.000
- Retur Penjualan (600.000.000)
- Potongan Penjualan (250.000.000)
Penjualan Neto 7.928.647.000
- Beban Pokok Penjualan (4.345.000.000)
Laba Bruto 3.583.647.000
KASUS
Penjelasan laporan laba rugi (komersial) dan informasi tambahan untuk menghitung
penghasilan neto fiskal:
a. Rincian Penjualan:
Penjualan ke luar negeri Rp 4.222.847.000
Penjualan kepada pemungut Rp 1.280.000.000
Penjualan di dalam negeri lainnya Rp 3.275.800.000
Nilai penjualan kepada pemungut termasuk PPN 10% dan PPnBM 20%
Surat Setoran Pajak sebagai bukti pembayaran pajak melalui pemungutan oleh
Pemungut Pajak, dan bukti pemotongan PPh Pasal 22 atas impor bahan baku dapat
dilihat pada Buku 1 – Lampiran Kasus
c. Dalam beban gaji, upah, THR, dan honorarium lainnya termasuk pembelian seragam
pegawai pabrik dan pegawai administrasi masing-masing sebesar Rp10.000.000 dan
Rp9.000.000
d. Dalam beban transportasi dan perjalanan dinas termasuk untuk keperluan pemegang
saham sebesar Rp6.000.000
e. Daftar asset tetap berwujud (kebijakan komersial) dilihat pada Tabel 1
Tabel 1
Daftar Aset Tetap Berwujud
Metode penyusutan yang digunakan dalam komersial adalah Garis Lurus. Dalam
ketentuan perpajakan, mebelair, sepeda motor, peralatan kantor, komputer, dan printer
merupakan aset tetap berwujud nonbangunan kelompok I. Peralatan pabrik 1, peralatan
pabrik 2, mesin, mobil truk, mobil sedan Daihatsu, mobil sedan Toyota, dan mobil
sedan Honda termasuk aset tetap berwujud kelompok II. Bangunan kantor dan
bangunan pabrik merupakan aset berwujud bangunan permanen. Semua aset berwujud
disusut dengan metode garis lurus.
f. Piutang yang benar-benar dihapus dalam tahun 2017 yang memenuhi syarat perpajakan
sebesar Rp100.000.000.
g. Dalam beban promosi dan komisi penjualan termasuk sumbangan-sumbangan sebesar
Rp44.000.000 terdiri atas Rp 24.000.000 termasuk sumbangan yang boleh dibiayakan
sesuai peraturan pemerintah, sedangkan sisanya merupakan sumbangan yang tidak
boleh dibiayakan.
h. Dalam premi asuransi termasuk premi asuransi untuk kepentingan pribadi pemegang
saham sebesar Rp14.000.000.
i. Beban perizinan yang tidak ada daftar nominatifnya sebesar Rp10.000.000.
j. Dalam beban lain-lain termasuk pembelian obat-obatan untuk karyawan senilai
Rp2.800.000 dan sanksi bunga keterlambatan pembayaran pajak sebesar Rp1.200.000.
k. Pendapatan di luar usaha yang terdiri atas dividen, bunga, dan sewa dinyatakan
sejumlah bruto, sedangkan pajak-pajak yang telah dipotong oleh pihak ketiga (pemberi
penghasilan) tergabung ke dalam pajak penghasilan. Bukti pemotongan pajak oleh
pihak ketiga ada pada Lampiran Kasus di buku ini.
l. Pendapatan dividen sebesar Rp95.000.000 terdiri atas:
1) Dividen sebesar Rp45.000.000 dari PT Merapi Jaya atas penyertaan saham sebesar
22% dari total modal disetor dan berasal dari cadangan laba yang ditahan.
2) Dividen sebesar Rp50.000.000 dari PT Sumbing Raya atas penyertaan saham
sebesar 32% dari total modal disetor dan berasal dari cadangan laba yang ditahan.