PT. Perdana didirikan pada tahun 1999 merupakan wajib pajak yang bergerak dalam bidang usaha dagang.
PT. Perdana
Laporan Laba rugi
Untuk Tahun yang berakhir 31 Desember 2020
(dalam rupiah)
A. Informasi yang digunakan sebagai dasar penyesuaian perhitungan laba (rugi) fiskal :
1. Dalam penjualan tidak memasukkan penjualan kepada karyawan sebesar Rp 20.000.000 yang
penagihannya melalui pemotongan gaji setiap bulan.
2. Di dalam gaji, upah, tunjangan hari raya (THR), dan tunjangan lain terdapat pengeluaran untuk
pembelian beras yang dibagikan kepada karyawan senilai Rp 20.365.000 dan biaya pengobatan
karyawan senilai Rp 5.100.000.
3. Dalam biaya perjalanan Dinas terdapat bukti-bukti pendukung atas nama keluarga pemegang saham
sebesar Rp 596.000
4. Dalam biaya promisi terdapat sumbangan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan utama
perusahaan sebesar Rp 12.754.000
5. Pajak sebesar Rp 60.000.000 merupakan angsuran PPh bulanan selama tahun 2020 (angsuran PPh
pasal 25)
6. Pengeluaran berupa biaya representasi tidak didukung dengan bukti pengeluaran dari pihak
eksternal.
7. Biaya royalti sebesar Rp 237.465.000 yang ada bukti pendukungnya dari pihak eksternal sebesar
Rp 225.353.000
8. Piutang yang benar-benar tidak tertagih dan telah memenuhi syarat untuk diakui sebagai piutang tak
tertagih menurut perpajakan dalam tahun 2020 sebesar Rp 60.500.000
9. Perusahaan mempunyai aset tetap sebagai berikut :
a. Mesin produksi dibeli pada tanggal 1 Januari 2015 seharga Rp 500.000.000 taksiran umur
ekonomis 10 tahun
b. Kendaraan dibeli pada tanggal 31 Desember 2015 seharga Rp 400.000.000 taksiran umur
ekonomis 10 tahun
c. Komputer dibeli pada tanggal 6 Maret 2017 seharga Rp 300.000.000 taksiran umur ekonomis
5 tahun.
d. Inventaris dibeli pada tanggal 1 Januari 2015 seharga Rp 200.000.000 taksiran umur ekonomis
8 tahun.
e. Bangunan permanen selesai dibangun dan siap digunakan pada tanggal 31 Desember 2014
senilai Rp 600.000.000 taksiran umur ekonomis 20 tahun.
Berdasarkan kebijakan manajemen : mesin produksi mempunyai nilai residu 10% dari harga
perolehan, sedangkan aset tetap yang lain ditaksir mempunyai nilai residu 20% dari harga perolehan.
Metode perhitungan penyusutan yang digunakan adalah garis lurus. Menurut fiskal (ketentuan
perpajakan) mesin produksi, kendaraan, komputer dan inventaris merupakan aset berwujud
kelompok II. Perusahaan memilih metode garis lurus dalam menghitung penyusutan fiskal.
10. Dalam biaya lain-lain terdapat biaya rekreasi karyawan Rp 2.652.000
11. Penghasilan sewa (dalam penghasilan luar usaha) sebesar Rp 25.000.000 terdiri atas sewa bangunan
senilai Rp 5.000.000, sewa atas peralatan pabrik senilai Rp 12.000.000 dan sewa atas kendaraan
senilai Rp 8.000.000. Penghasilan sewa ini diterima dari PT. Putra Surya yang beralamat di Jl. Mayjen
Sutoyo 30. Yogyakarta NPWP : 01.166.552.2.541.000. Sewa tersebut diterima setiap tahun untuk
jangka waktu beberapa tahun.
B. Informasi lain yang digunakan sebagai dasar pengisian SPT Tahunan PPh adalah :
1. PT. Perdana selama tahun 2020 telah menjual hasil produksinya kepada PT. Telkom Yogyakarta yang
beralamat di Jl. Hayam Wuruk No. 157 Yogyakarta NPWP : 02.118.722.1.541.000. Penjualan senilai
Rp 8.800.000.000 (harga ini termasuk PPN 10%).
2. PT. Perdana (importir yang mempunyai API) mengimpor sebagian bahan baku untuk proses produksi
dari Nagayo, Jepang dengan harga faktur $ 40.000. PT. Perdana membayar biaya-biaya sebagai
berikut : biaya angkut dan biaya asuransi selama perjalanan antar daerah pabean masing-masing
sebesar $ 3.000 dan $ 7.000, bea masuk sebesar 5% dari CIF, dan bea masuk tambahan sebesar 20%
dari CIF. Kurs menurut Keputusan Menteri Keuangan adalah $ 1 = Rp 10.000. PT. Perdana membayar
bea masuk dan PPh pasal 22 impor kepada Ditjen Bea dan Cukai Tanjung Periok, yang beralamat di Jl.
Pelabuhan No.202 Tanjung Periok Jakarta Utara, NPWP : 00.455.232.2.021.000.
3. Tarif pajak atas laba usaha di luar negeri (Kanada) adalah 40%
4. Tarif pajak atas bunga obligasi di Singapura adalah 20%
5. Total angsuran PPh Pasal 25 dalam tahun 2020 sebesar Rp 60.000.000 dibayarkan setiap bulan
dengan angsuran yang sama dari bulan Maret sampai dengan bulan Desember 2020.
6. Laba (rugi) fiskal tiga tahun terakhir adalah :
Rugi fiskal tahun 2017 sebesar Rp 350.000.000
Laba fiskal tahun 2018 sebesar Rp 150.000.000
Laba fiskal tahun 2019 sebesar Rp 190.000.000
Sisa rugi tahun 2017 akan dikompensasikan seluruhnya pada tahun 2020.
Lain-lain
PT. Perdana menyampaikan SPT Tahunan PPh pada batas akhir penyampaian SPT.
Diminta :
Susunlah rekonsiliasi fiskal untuk menyiapkan menyusun laporan laba rugi fiskal dan mengisi SPT
Tahunan PPh
Setorkan kurang bayar dengan mengisi SSP, apabila terdapat kurang bayar.
Isilah SPT Tahunan PPh tahun 2020
Penjelasan informasi kasus A1 s/d A12 untuk menyusun rekonsiliasi fiskal dan mengisi form 1771-I
Catatan :
Akumulasi penyusutan mesin (Jan 2015 s/d Des 2020) : 6 tahun, per tahun Rp 62.500.000
Akumulasi penyusutan kendaraan (Des 2015 s/d Des 2020) : 5 tahun, per tahun Rp 50.000.000
Akumulasi penyusutan komputer (Maret 2017 s/d Des 2020) : 3 tahun 10 bulan, per tahun Rp 37.500.000
Akumulasi penyusutan Inventaris (Jan 2015 s/d Des 2020) : 6 tahun, per tahun Rp 25.000.000
Akumulasi Penyusutan bangunan (31 Des 2014 s/d Des 2020) : 6 tahun per tahun Rp 30.000.000
PT. Perdana
Rekonsiliasi Fiskal Penghitungan Laba Rugi
Tahun Pajak 2020
(dalam ribuan rupiah)
Kekurangan bayar ini disetor ke bank paling lambat tanggal 25 April 2021 dengan menggunakan Surat Setoran
Pajak.
**) PPh Pasal 23 atas sewa Rp 400.000 PPh Pasal 23 atas deviden Rp 2.250.000
***) PPh Pasal 24 Kanada Rp. 43.149.480 dan Singapura Rp. 10.000.000
PPh Terutang :
50 % x 25 % x Rp. 302.550.000 Rp 37.818.750
25 % x Rp. 865.095.000 Rp. 216.273.750
Rp. 254.092.500
Kredit pajak :
- PPh Pasal 22 Rp 135.625.000
- PPh Pasal 23 Rp 2.650.000
- PPh Pasal 24 Rp 53.149.480
Dengan asumsi :
1. PT. Perdana menyampaikan SPT Tahunan PPh pada tanggal 25 April 2021
2. Angsuran PPh Pasal 25 bulan Desember 2020 adalah Rp 5.000.000 atau Rp 60.000.000 : 12
3. Pada bulan Juli 2021 diterima surat ketetapan pajak yang menyebutkan bahwa angsuran PPh bulanan
adalah Rp 6.500.000.
Maka angsuran pajak bulan Januari s.d Maret 2021 adalah Rp. 5.000.000 (SSP hanya dibuat bulan
Januari sedangkan Februari dan Maret dianggap sama); angsuran pajak bulan April s.d Juli 2021
adalah Rp. 5.222.335 (sesuai penghitungan dalam SPT Tahunan PPh Tahun Pajak 2020); angsuran
pajak bulan Agustus s.d Desember 2021 adalah Rp. 6.500.000 (sesuai Surat Ketetapan Pajak yang
terbit pada bulan Juli 2021)