Anda di halaman 1dari 5

PT Perdana

Laporan Laba Rugi


untuk Tahun yang Berakhir pada 31 Desember 2021
(dalam Rupiah)
Penghasilan dari usaha dalam negeri:
Penjualan 20.005.654.000
(-) Retur Penjualan (954.852.000)
(-) Potongan Penjualan (545.987.000)
Penjualan neto 18.504.815.000
Kos barang terjual (HPP)* (14.654.879.000)
Laba bruto 3.849.936.000
Biaya usaha:
Gaji, upah, THR, tunjangan lain 1.551.900.000
Alat tulis dan biaya kantor 23.958.000
Biaya perjalanan dinas 53.465.000
Biaya listrik dan telepon 16.825.000
Biaya makan karyawan 36.783.000
Biaya promosi 297.285.000
PBB dan bea meterai 53.726.000
Pajak 60.000.000
Biaya representasi 65.798.000
Biaya royalti 237.465.000
Biaya konsumsi/perjamuan 12.132.000
Biaya sewa 197.958.000
Biaya kerugian piutang 105.654.000
Biaya penyusutan 169.000.000
Biaya lain-lain 293.873.000
Total biaya usaha (3.175.822.000)
Laba usaha 674.114.000
Penghasilan di luar usaha:
Dividen 40.000.000
Sewa 25.000.000
Total penghasilan di luar usaha 65.000.000
Laba neto dalam negeri 739.114.000
Penghasilan dari luar negeri:
Laba usaha neto dari Kanada 200.000.000
Bunga obligasi dari Singapura 50.000.000
Total penghasilan dari luar negeri 250.000.000
Laba (penghasilan neto) 989.114.000

*Rincian kos barang terjual:


Persediaan barang dagangan, 1 Januari 2021 Rp5.000.000.000
Pembelian neto tahun 2021 Rp13.000.000.000
Persediaan barang dagangan, 31 Desember 2021 (Rp3.345.121.000)
Kos barang terjual Rp14.654.879.000
Diketahui beberapa informasi yang diperlukan untuk menyusun rekonsiliasi fiskal:
1. Dalam penjualan, tidak memasukkan penjualan kepada karyawan sebesar Rp20.000.000
yang penagihannya melalui pemotongan gaji setiap bulan.
2. Dalam gaji, upah, THR, dan tunjangan lain, terdapat pengeluaran untuk pembelian beras
(natura) yang dibagikan kepada seluruh karyawan senilai Rp20.365.000 dan biaya
pengobatan karyawan (kenikmatan) senilai Rp5.100.000. Pasal 6 ayat 1 huruf n
3. Dalam biaya perjalanan dinas, terdapat bukti-bukti pendukung atas nama keluarga
pemegang saham sebesar Rp596.000. (Pasal 9 ayat 1b)
4. Dalam biaya promosi, terdapat sumbangan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan
utama perusahaan sebesar Rp12.754.000.
5. Pajak sebesar Rp60.000.000 merupakan angsuran PPh bulanan selama tahun 2022
(angsuran PPh Pasal 25). Pasal 6 à pajak boleh sebagai biaya tetapi pajak penghasilan
tidak boleh sebagai biaya
6. Pengeluaran berupa biaya representasi tidak didukung dengan bukti pengeluaran dari pihak
eksternal.
7. Biaya royalti sebesar Rp237.465.000 yang ada bukti pendukungnya dari pihak eksternal
sebesar Rp225.353.000.
8. Piutang yang benar-benar tidak tertagih dan telah memenuhi syarat untuk diakui sebagai
piutang tak tertagih menurut perpajakan pada tahun 2022 adalah sebesar Rp60.500.000.
9. Perusahaan mempunyai aset tetap sebagai berikut:
a) Mesin produksi dibeli pada 1 Januari 2015 seharga Rp500.000.000; taksiran umur
ekonomis 10 tahun
b) Kendaraan dibeli pada 31 Desember 2015 seharga Rp400.000.000; taksiran umur
ekonomis 10 tahun
c) Komputer dibeli pada 6 Maret 2017 seharga Rp300.000.000; taksiran umur ekonomis
5 tahun
d) Inventaris dibeli pada 1 Januari 2010 seharga Rp200.000.000; taksiran umur ekonomis
8 tahun
e) Bangunan permanen selesai dibangun dan siap digunakan pada 31 Desember 2014
senilai Rp600.000.000; taksiran umur ekonomis 20 tahun
Berdasarkan kebijakan managemen perusahaan, mesin produksi mempunyai nilai residu
10% dari harga perolehan, sementara aset tetap yang lain ditaksir mempunyai nilai residu
20% dari harga perolehan. Metoda penghitungan penyusutan yang digunakan adalah garis
lurus. Menurut fiskal, mesin produksi, kendaraan, komputer, dan inventaris merupakan aset
berwujud kelompok II. Perusahaan memilih metoda garis lurus dalam menghitung
penyusutan fiskal.
10. Dalam biaya lain-lain, terdapat biaya rekreasi karyawan (kenikmatan) Rp2.652.000. Pasal
6 ayat 1 huruf n.
11. Penghasilan sewa (dalam penghasilan di luar usaha) sebesar Rp25.000.000 terdiri atas sewa
bangunan senilai Rp5.000.000, sewa atas peralatan pabrik senilai Rp12.000.000, dan sewa
atas kendaraan senilai Rp8.000.000. Sewa bangunan termasuk dalam pasal 4 ayat 2 à
objek pajak final sehingga tidak diikutsertakan dalam penghitungan PKP tarif umum
12. Dividen sebesar Rp40.000.000 terdiri atas dividen kas dari penyertaan saham 20% pada PT
Adinda sebesar Rp15.000.000 dan dividen kas atas penyertaan saham 30% pada PT Kapuas
Raya sebesar Rp25.000.000.
Jawaban :

PPH Terutang :
1.139.528.000 x 22% = 250.696.160
Penghasilan Neto Fiskal = Penghasilan neto komersial + Total koreksi fiskal positif – Total
koreksi fiskal negative

Anda mungkin juga menyukai