SEWA GUNA
USAHA
_aokta19_
Kelompok 2 Anisa Oktaviany
205081
Dhara Ratna Wulan
205036
SAP20A
Secara umum sewa guna usaha (Leasing) adalah perjanjian antara lessor
(perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah atau penyewa) dimana pihak
lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee sebagai
imbalan atas pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu.
Definisi sewa guna usaha sesuai dengan dengan Keputusan Menteri Keuangan RI
No. 1169/KMK.01/1991 :
“Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara sewa
guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak
opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu
berdasarkan pembayaran secara berkala”.
Ketentuan Mengenai Leasing
yang Terlibat
dalam Kegiatan
Supplier Asuransi
Leasing Pedagang yang menyediakan
barang yang akan dileasing sesuai Pihak yang akan
dengan perjanjian antara lessor menanggung risiko
dengan lessee, dan dalam hal ini terhadap perjanjian antara
supplier juga dapat bertindak
lessor dengan lessee
sebagai lessor.
Kegiatan Leasing
Kegiatan yang leasing yang dilakukan antara satu
perusahaan leasing dengan satu perusahaan leasing lainnya
dapat berbeda. Dalam surat keputusan Menteri Keuangan
No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 November 1991, kegiatan
leasing dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee
(finance lease)
2. Melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi
lessee (operating lease)
Ciri – Ciri Kegiatan Leasing
1 . Independent Leasing
Perusahaan leasing yang berdiri sendiri, dapat juga sebagai supplier
(produsen). Atau membeli barang barang modal dari supplier lain untuk
dileasekan.
2. Captive Lessor
Dalam perusahaan jenis ini produsen atau supplier mendirikan perusahaan leasing dan
yang mereka sewakan adalah barang barang milik sendiri. Tujuannya untuk meningkatkan
penjualan sehingga mengurangi penumpukan barang digudang atau ditoko.
3. Lease Broker
Perusahaan jenis ini hanya mempertemukan antara kebutuhan lessee untuk memperoleh
barang modal dengan pihak lessor untuk disewakan. Atau bisa disebut juga lease
broker adalah perantara antara pihak lessor dengan pihak lessee
Perjanjian Leasing (Lease Agreement)
Perjanjian yang dibuat oleh pihak lessor terhadap pihak lessee,
dimana didalamnya memuat kontrak kerja bersyarat antara kedua
belah pihak. Secara umum isi kontrak tersebut antara lain :
Nama dan alamat lessee
Jenis barang modal yang dibutuhkan
Jumlah atau nilai barang modal yang di leasingkan
Syarat syarat pembayaran
Syarat syarat kepemilikan atau syarat lainnya
Sangsi sangsi apabila lessee ingkar janji
Dan hal hal lainnya
Prosedur
2.Pihak lessor akan meneliti maksud dan tujuan dari permohonan
lessee. Pada tahap ini, penelitian akan dilakukan oleh lessor
terhadap dokumen yang dipersyaratkan. Jika masih ada dokumen
Permohonan
atau informasi yang kurang, permohonan akan diminta untuk
melengkapinya. Kelengkapan dokumen tersebut antara lain
adalah sebagai berikut :
Akte pendirian perusahaan jika lessee berbentuk Perseroan
Leasing
Terbatas (PT) atau yayasan.
KTP dan kartu keluarga jika lessee berbentuk perorangan.
Laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) untuk 3
tahun terakhir jika lessee berbentuk PT.
Slip gaji dan bukti penghasilan jika lessee berbentuk
perorangan.
Prosedur permohonan fasilitas leasing oleh lessee kepada NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) baik untuk perorangan
lessor seacara umum adalah sebagai berikut : maupun perusahaan.
9 10 11
Pihak lessor menghubungi serta Pihak supplier mengirimkan barang Pihak lessor akan mengirim
membayar premi asuransi yang sesuai dengan surat pesanan dan polis asuransi kepada lessee
sudah disetor oleh lessee surat bukti pembayaran yang akan setelah diterbitkan atas nama
sebelumnya kepada pihak lessor. dilakukan oleh lessor. lessee
Sangsi Bagi Lessee yang
Ingkar Janji
_aokta19_