Anda di halaman 1dari 13

PERJANJIAN PINJAM PAKAI

Kelompok III

1. FAIZZATUS SYIFA ( 201820120 )

2.TANTOWI YAHYA ( 201820086 )

3. MIFTAHUL JANAH ( 20182008 )

4. M. BAGUS SETIAJI ( 201820090 )

5. LUQMAN GUNAWAN ( 201820091 )

6. SYAHRUL GUNAWAN ( 201820092 )

7. M. KHOIRUDDIN ( 201820093 )

8. GILANG ATMAJA ( 201820094 )

9. BYARDI BINTANG CAHAYA( 201820095 )

10. ANGGUN ARI SAXENA ( 201820096 )

11. IRFAN ZIDNY ( 201820120 )

12. REZAL HAVES ALLAWY ( 201820121 )

HUKUM PERJANJIAN

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena telah melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan

sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman satu kelompok yang telah

berkontribusi dengan memberikan idenya sehingga makalah ini bisa disusun

dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para

pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh

dari kata sempurna, sehingga kami berharap kritik dan saran yang bersifat

membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

ii
DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI.............................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN...........................................................Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang...........................................................Error! Bookmark not defined.
B. Permasalahan............................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN............................................................Error! Bookmark not defined.
A. Pengertian perjanjian pinjam pakai ..........................Error! Bookmark not defined.
B. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perjanjian pinjam pakai ... Error! Bookmark
not defined.
BAB III PENUTUP ..................................................................Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ................................................................Error! Bookmark not defined.
B. Saran .........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .................................................................Error! Bookmark not defined.

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perjanjian pada hakikatnya sering terjadi di dalam masyarakat bahkan sudah menjadi

suatu kebiasaan. Perjanjiaan itu menimbulkan suatu hubungan hukum yang biasa disebut

dengan perikatan. Perjanjian merupakan suatuperhubungan hukum mengenai harta benda

antara dua pihak, dalam mana suatu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan

sesuatu hal, sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. Sedangkan pengertian

perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan

dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

Seiring berjalannya waktu permasalahan masyarakat di Indonesia terus berkembang salah

satunya adalah dalam pemenuhan kebutuhan , tidak semua masyarakat mampu untuk

membeli dan memenuhi apa yang mereka butuhkan pertimbangan yang lain adalah mereka

mampu membeli namun disisi lain terdapat alasan yang menyebabkan mereka tidak bisa

memenuhinya misalnya karena mereka membutuhkan barang atau tempat yang

pemanfaatannya hanya bersifat sementara, oleh karena itu masyarakat membutuhkan adanya

suatu solusi akan permasalahan tersebut dalam hal ini perjanjian pinjam pakai dapat

dilakukan karena sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1740 KUH Perdata “ Pinjam pakai

adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan suatu barang kepada

pihak yang lainnya untuk dipakai dengan cuma-cuma, dengan syarat bahwa yang menerima

iv
barang ini, setelah memakainya atau setelah lewatnya suatu waktu tertentu, akan

mengembalikannya.”

1. Apa yang dimaksud dengan perjanjian pinjam pakai?

2. Apa saja hal-hal yang diperhatikan dalam perjanjian pinjam pakai ?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perjanjian Pinjam Pakai

Pinjam pakai adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu

memberikan sesuatu barang kepada pihak yang lainnya untuk di pakai

dengan Cuma-Cuma, dengan syarat bahwa yang menerima barang ini,

setelah memakainya atau setelah lewatnya waktu tertentu, akan

mengembalikannya. Pada prinsipnya,segala hak dan kewajiban yang muncul

dari perjanjian pinjam pakai dapat beralih kepada ahli warisnya jika salah

satu pihak atau keduanya meninggal dunia. Pengecualiannya adalah jika

perjanjian pinjam pakai itu dilakukan dengan mengingat bahwa barang

tersebut dipinjamkan secara pribadi dan melekat hanya pada peminjam, maka

ahli waris dari peminjam tidak dapat menerima warisan berupa hak pinjam

pakai tersebut. Misalnya, mobil dinas seorang penjabat adalah hak pinjam

pakai dari pejabat yang bersangkutan untuk keperluan dinas sehari-harinya.

Jika pejabat tersebut meninggal dunia maka hak pinjam pakai atas mobil itu

tidak dapat beralih ke ahli warisnya,melainkan harus dikembalikan.

Perjanjian pinjam pakai juga merupakan perjanjian sepihak

(unilateral) yaitu orang yang meminjamkan hanya berkewajiban memberi

prestasi saja kepada peminjam berupa hak pinjam pakainya, sedangkan si

peminjam tidak berkewajiban memberikan kontraprestasi apapun kepada

orang yang

6
meminjamkan. Hal ini seperti telah diuraikan diatas bahwa perjanjian pinjam

pakai bersifat cuma-cuma.

Dalam perjanjian pinjam pakai, peminjam berkewajiban untuk

menjaga dan dan memelihara obyek pinjam pakai itu sebaik mungkin.

Undang-undang mewajibkan bahwa peminjam wajib menyimpan dan

memelihara barang pinjaman itu sebagai seorang bapak rumah yang baik.

Peminjam tidak dapat menggunakan obyek pinjam pakai itu untuk

keperluan lain selain peruntukannya sebagaimana yang ditetapkan dalam

perjanjian. Jika si peminjam telah menggunakan obyek pinjam pakai,maka

biaya-biaya tersebut merupakan tanggung jawab dari si peminjam sendiri.

Dalam suatu perjanjian juga berlaku ketentuan bahwa orang yang

meminjamkan tidak dapat meminta kembali barang pinjaman tersebut selain

setelah lewatnya waktu yang ditentukan dalam perjanjian. Kewajiban lainnya

dari orang yang meminjamkan adalah, jika barang tersebut mengandung

cacat hingga orang yang memakainya dapat dirugikan karena cacat tersebut,

maka orang yang meminjamkan bertanggung jawab atas kerugian yang

diderita pemakai jika ia mengetahui adanya cacat tersebut dan tidak

memberitahukannya kepada peminjam.

Perjanjian pinjam pakai diatur dalam pasal 1740 sampai dengan pasal 1753 KUH Perdata.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata secara umum membedakan pengertian perjanjian

peminjaman menjadi dua hal. Selain perjanjian pinjam pakai tersebut, dikenal pula adanya

perjanjian pinjam pengganti, yang diatur dalam pasal 1754 sampai dengan pasal 1769 KUH

Perdata.

7
Pasal 1740 KUH Perdata, berbunyi :

Pinjam pakai adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan suatu

barang kepada pihak yang lainnya untuk dipakai dengan cuma-cuma, dengan syarat bahwa

yang menerima barang ini, setelah memakainya atau setelah lewatnya suatu waktu tertentu,

akan mengembalikannya. Ketentuan pasal 1740 KUH Perdata tersebut memuat tentang

Pengertianatau definisi dari perjanjian pinjam pakai.

Pasal 1742 KUH Perdata, menyatakan :

Segala apa yang dapat dipakai orang dan tidak musnah karena pemakaian, dapat menjadi

bahan perjanjian ini.

Ketentuan pasal 1742 KUH Perdata tersebut menegaskan bahwa benda (barang) yang dapat

dipinjam-pakaikan dalam perjanjian adalah segala macam barang yang dapat dipakai dan

tidak musnah atau tidak habis karena pemakaiannya.

Pada prinsipnya, ketentuan yang berlaku dalam perjanjian pinjam pakai adalah :

1. Apabila barang yang dipinjam itu berkurang harganya selama pemakaian dan hal

tersebut di luar kesalahan si pemakai, maka pihak peminjam tidak bertanggung

jawab atas berkurangnya harga barang tersebut.

8
2. Apabila peminjam selama memakai barang telah mengeluarkan biaya-biaya

sementara, maka peminjam tidak boleh menuntut kembali pada yang meminjamkan,

kecuali apabila ada perjanjian yang menyatakan demikian.

3. Apabila pihak peminjam terdiri dari beberapa orang secara bersama-sama, maka

masing-masing untuk keseluruhan bertanggung jawab atas barang tersebut.

B. Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pinjam Pakai

1. Kewajiban Peminjam.

Kewajiban pihak peminjam diatur dalam pasal 1744 sampai dengan pasal 1749 KUH

Perdata, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Berkewajiban menyimpan dan memelihara barang pinjaman sebagai seorang tuan

rumah yang baik. Peminjam hanya boleh menggunakan barang yang dipinjam-

pakaikan untuk keperluan seperti yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

Penyimpangan dari hal-hal tersebut dapat diancam mengganti biaya, kerugian, dan

bunga.

2. Bertanggung jawab atas kemusnahan barang tersebut, walaupun kemusnahan

tersebut terjadi karena suatu kejadian yang tidak disengaja.

3. Memberi ganti rugi atas barang tersebut apabila terjadi kemusnahan sesuai dengan

harga taksir yang telah dinilai pada waktu perjanjian itu dibuat akan diganti dengan

barang sejenis, sama mutu dan jumlahnya.

9
2. Kewajiban Yang Meminjamkan.

Kewajiban pihak yang meminjamkan diatur dalam pasal 1750 sampai dengan pasal 1753

KUH Perdata, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Tidak boleh minta kembali barang yang telah dipinjamkan, kecuali telah lewat

waktu.

2. Hanya boleh meminta kembali barang yang dipinjamkan sebelum lewatnya waktu,

apabila ada alasan-alasan yang mendesak atau overmacht dan terjadi situasi ia sendiri

sangat memerlukan barang tersebut.

3. Mengganti biaya yang telah dikeluarkan di peminjam dalam keadaan luar biasa dan

sangat diperlukan, yang sifatnya sangat mendesak dan peminjam sendiri tidak

sempat memberitahukan hal tersebut.

4. Bertanggung jawab atas kerugian sebagai akibat pihak yang meminjamkan tidak

memberitahukan bahwa barang tersebut mempunyai cacat tersembunyi yang

diketahuinya.

4. Resiko Dalam Perjanjian Pinjam Pakai.

Mengenai resiko dalam perjanjian pinjam pakai, diatur dalam pasal 1744 dan pasal 1745

KUH Perdata, yang pada garis besarnya adalah :

 Resiko dalam perjanjian pinjam pakai berada di tangan si pemakai.

 Apabila barang yang dipinjam musnah karena suatu kejadian yang tidak disengaja,

maka peminjam bertanggung jawab atas kemusnahan barang tersebut dan juga

bertanggung jawab atas barang-barang yang diakibatkan oleh barang tersebut.

10
Mengenai biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam perjanjian pinjam pakai berlaku

ketentuan sebagai berikut :

 Terhadap perbaikan-perbaikan kecil, pengeluaran biaya ditanggung oleh peminjam.

 Terhadap perbaikan-perbaikan besar, pengeluaran biaya ditanggung oleh pihak yang

meminjamkan.

Di dalam kehidupan dan perkembangan masyarakat, perjanjian peminjaman,

mempunyai bentuk dan sifat yang lebih khusus, yang dikenal dengan Perjanjian

Kredit. Perjanjian kredit merupakan perjanjian peminjaman yang khusus terjadi

terhadap obyek hukum benda yang terjadi di dalam dunia perbankan. Pengertian

perjanjian kredit tidak diatur secara khusus di dalam KUH Perdata, tetapi diatur di

dalam Undang-Undang Perbankan.

Setiap perjanjian pinjam pakai dapat berpindah hak dari si peminjam dan yang

meminjamkan kepada masing-masing ahli warisnya, kecuali dalam perjanjian ditetapkan

sebaliknya. Meskipun demikian, tetaplah harus dibedakan dengan perjanjian sewa

menyewa. Karena antara perjanjian pinjam pakai dan perjanjian sewa menyewa mempunyai

perbedaan yang sangat mendasar, perbedaan tersebut adalah :

 Dalam perjanjian pinjam pakai terjadi dengan cuma-cuma.

 Dalam perjanjian sewa menyewa terdapat prestasi pihak penyewa untuk membayar

uang sewa kepada pihak yang menyewakan.

11
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pinjam pakai adalah suatu perjanjian dengan mana pihak

yang satu memberikan suatu barang kepada pihak yang

lainnya untuk dipakai dengan cuma-cuma, dengan syarat

bahwa yang menerima barang ini, setelah memakainya atau

setelah lewatnya suatu waktu tertentu, akan

mengembalikannya.

2. Peminjam Berkewajiban menyimpan dan memelihara

barang pinjaman sebagai seorang tuan rumah yang baik.

Peminjam hanya boleh menggunakan barang yang dipinjam-

pakaikan untuk keperluan seperti yang telah ditetapkan

dalam perjanjian. Penyimpangan dari hal-hal tersebut dapat

diancam mengganti biaya, kerugian, dan bunga. Kewajiban

pihak yang meminjamkan diatur dalam pasal 1750 sampai

dengan pasal 1753 KUH Perdata.

B. SARAN

Dalam hal perjanjian pinjam pakai ini, dianggap perlu bagi kedua belah

pihak yakni si peminjam maupun yang meminjami terkait dalam perjanjian

pinjam pakai untuk memahami hal-hal baik yang menyangkut teori maupun

teknis terhadap ketentuan-ketentuan terkait yang sudah ada . Sehingga baik

1
kedudukan para pihak maupun penuangan isi kontrak mendapatkan

aturannya sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

(referensi : Hukum Perdata Material - Marhainis Abdulhay, SH

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)

Anda mungkin juga menyukai