Kelompok III
7. M. KHOIRUDDIN ( 201820093 )
HUKUM PERJANJIAN
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman satu kelompok yang telah
pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami berharap kritik dan saran yang bersifat
ii
DAFTAR ISI
COVER ................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI.............................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN...........................................................Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang...........................................................Error! Bookmark not defined.
B. Permasalahan............................................................Error! Bookmark not defined.
BAB II PEMBAHASAN............................................................Error! Bookmark not defined.
A. Pengertian perjanjian pinjam pakai ..........................Error! Bookmark not defined.
B. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perjanjian pinjam pakai ... Error! Bookmark
not defined.
BAB III PENUTUP ..................................................................Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ................................................................Error! Bookmark not defined.
B. Saran .........................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA .................................................................Error! Bookmark not defined.
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Perjanjian pada hakikatnya sering terjadi di dalam masyarakat bahkan sudah menjadi
suatu kebiasaan. Perjanjiaan itu menimbulkan suatu hubungan hukum yang biasa disebut
antara dua pihak, dalam mana suatu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan
sesuatu hal, sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. Sedangkan pengertian
perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
satunya adalah dalam pemenuhan kebutuhan , tidak semua masyarakat mampu untuk
membeli dan memenuhi apa yang mereka butuhkan pertimbangan yang lain adalah mereka
mampu membeli namun disisi lain terdapat alasan yang menyebabkan mereka tidak bisa
pemanfaatannya hanya bersifat sementara, oleh karena itu masyarakat membutuhkan adanya
suatu solusi akan permasalahan tersebut dalam hal ini perjanjian pinjam pakai dapat
dilakukan karena sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1740 KUH Perdata “ Pinjam pakai
adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan suatu barang kepada
pihak yang lainnya untuk dipakai dengan cuma-cuma, dengan syarat bahwa yang menerima
iv
barang ini, setelah memakainya atau setelah lewatnya suatu waktu tertentu, akan
mengembalikannya.”
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pinjam pakai adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
dari perjanjian pinjam pakai dapat beralih kepada ahli warisnya jika salah
tersebut dipinjamkan secara pribadi dan melekat hanya pada peminjam, maka
ahli waris dari peminjam tidak dapat menerima warisan berupa hak pinjam
pakai tersebut. Misalnya, mobil dinas seorang penjabat adalah hak pinjam
Jika pejabat tersebut meninggal dunia maka hak pinjam pakai atas mobil itu
orang yang
6
meminjamkan. Hal ini seperti telah diuraikan diatas bahwa perjanjian pinjam
menjaga dan dan memelihara obyek pinjam pakai itu sebaik mungkin.
memelihara barang pinjaman itu sebagai seorang bapak rumah yang baik.
cacat hingga orang yang memakainya dapat dirugikan karena cacat tersebut,
Perjanjian pinjam pakai diatur dalam pasal 1740 sampai dengan pasal 1753 KUH Perdata.
peminjaman menjadi dua hal. Selain perjanjian pinjam pakai tersebut, dikenal pula adanya
perjanjian pinjam pengganti, yang diatur dalam pasal 1754 sampai dengan pasal 1769 KUH
Perdata.
7
Pasal 1740 KUH Perdata, berbunyi :
Pinjam pakai adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan suatu
barang kepada pihak yang lainnya untuk dipakai dengan cuma-cuma, dengan syarat bahwa
yang menerima barang ini, setelah memakainya atau setelah lewatnya suatu waktu tertentu,
akan mengembalikannya. Ketentuan pasal 1740 KUH Perdata tersebut memuat tentang
Segala apa yang dapat dipakai orang dan tidak musnah karena pemakaian, dapat menjadi
Ketentuan pasal 1742 KUH Perdata tersebut menegaskan bahwa benda (barang) yang dapat
dipinjam-pakaikan dalam perjanjian adalah segala macam barang yang dapat dipakai dan
Pada prinsipnya, ketentuan yang berlaku dalam perjanjian pinjam pakai adalah :
1. Apabila barang yang dipinjam itu berkurang harganya selama pemakaian dan hal
8
2. Apabila peminjam selama memakai barang telah mengeluarkan biaya-biaya
sementara, maka peminjam tidak boleh menuntut kembali pada yang meminjamkan,
3. Apabila pihak peminjam terdiri dari beberapa orang secara bersama-sama, maka
1. Kewajiban Peminjam.
Kewajiban pihak peminjam diatur dalam pasal 1744 sampai dengan pasal 1749 KUH
rumah yang baik. Peminjam hanya boleh menggunakan barang yang dipinjam-
Penyimpangan dari hal-hal tersebut dapat diancam mengganti biaya, kerugian, dan
bunga.
3. Memberi ganti rugi atas barang tersebut apabila terjadi kemusnahan sesuai dengan
harga taksir yang telah dinilai pada waktu perjanjian itu dibuat akan diganti dengan
9
2. Kewajiban Yang Meminjamkan.
Kewajiban pihak yang meminjamkan diatur dalam pasal 1750 sampai dengan pasal 1753
1. Tidak boleh minta kembali barang yang telah dipinjamkan, kecuali telah lewat
waktu.
2. Hanya boleh meminta kembali barang yang dipinjamkan sebelum lewatnya waktu,
apabila ada alasan-alasan yang mendesak atau overmacht dan terjadi situasi ia sendiri
3. Mengganti biaya yang telah dikeluarkan di peminjam dalam keadaan luar biasa dan
sangat diperlukan, yang sifatnya sangat mendesak dan peminjam sendiri tidak
4. Bertanggung jawab atas kerugian sebagai akibat pihak yang meminjamkan tidak
diketahuinya.
Mengenai resiko dalam perjanjian pinjam pakai, diatur dalam pasal 1744 dan pasal 1745
Apabila barang yang dipinjam musnah karena suatu kejadian yang tidak disengaja,
maka peminjam bertanggung jawab atas kemusnahan barang tersebut dan juga
10
Mengenai biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam perjanjian pinjam pakai berlaku
meminjamkan.
mempunyai bentuk dan sifat yang lebih khusus, yang dikenal dengan Perjanjian
terhadap obyek hukum benda yang terjadi di dalam dunia perbankan. Pengertian
perjanjian kredit tidak diatur secara khusus di dalam KUH Perdata, tetapi diatur di
Setiap perjanjian pinjam pakai dapat berpindah hak dari si peminjam dan yang
menyewa. Karena antara perjanjian pinjam pakai dan perjanjian sewa menyewa mempunyai
Dalam perjanjian sewa menyewa terdapat prestasi pihak penyewa untuk membayar
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
mengembalikannya.
B. SARAN
Dalam hal perjanjian pinjam pakai ini, dianggap perlu bagi kedua belah
pinjam pakai untuk memahami hal-hal baik yang menyangkut teori maupun
1
kedudukan para pihak maupun penuangan isi kontrak mendapatkan
DAFTAR PUSTAKA