Anda di halaman 1dari 111

NORMA-NORMA BAGI PENEGAK HUKUM

Bagi setiap penegak hukum /pemelihara


hukum tentunya berpedoman pada norma
–norma bagi penegak hukum yaitu :
– Kemanusiaan
– Keadilan
– Kepatutan/equity
– Kejujuran
KEMANUSIAAN
• Pemelihara/pengabdi hukum senantiasa harus
memperlakukan manusia sebagai manusia.
• Manusia oleh Hukum haruslah dimanusiakan
oleh karenanya manusia oleh pengabdi/
pemelihara hukum haruslah dihormati sebagai
kepribadian dan sebagai makhluk sosial.
• Kita lihat keseimbangan kehidupan manusia
secara sederhana mencakup:
Keserasian Pribadi dan antar
Pribadi

• Kehidupan Pribadi :
1. Keserasian antara dirinya dengan Sang
Maha Kuasa/ Pencipta, yang tercakup
dalam bidangkeimanan.
2. Keserasian antara dirinya dengan hati
nurani, yang tercakup dalam bidang
akhlaq
• Kehidupan antar pribadi :
1. Keserasian dalam pergaulan hidup dengan
sesamanya yang tercakupdalam bidang
kesopanan/ sopan santun/Etika/ moral
2. Keserasian antara ketertiban dengan
kebebasan/ketentraman dalam pergaulan
hidup, yang tercakup dalam bidangkedamaian/
hukum
Keempat bidang ini terjalin dalam wadah
jasmaniah ( somatologi) dan adonan rokhaniah
(psycologis)
KEADILAN
• Apa yang dimaksud dengan keadilan ?
• Menurut Noto Hamidjojo Keadilan itu adalah
kehendak yang ajeg dan menetap untuk
memberikan kepada masing-masing haknya.
• Hukum tidak merumuskan apa yang disebutkan
keadilan .Hukum hanya memasukkan pengertian
keadilan secara tersirat di dalam ketentuan-
ketentuaannya. Justru perbuatan itu melangggar
hukum, maka timbul pengertian tidak adil.
• Di dalam pengertian hukum ,keadilan dipisah-
pisahkan menjadi beberapa jenis :
• a. Keadilan Komutatif.
Yang ada dalam hukum Perdata : Prestasi sama dengan
Kontra Prestasi.
• b. Keadilan Distributif.
Yang ada dalam Hukum tata negara : Yakni memberikan
kepada masing-masing haknya dengan
memperhitungkan perbedaan kwalitas/kecakapan.
• c. Keadilan Vindikatif.
Yang ada dalam hukum Pidana : Yakni memberilan
kepada masing-masing hukumannya sesuai dengan
kejahatannya.
• d. Keadilan Kreatif :
Yakni memberikan masing-masing jasanya pada
negara.
• e. Keadilan Protektif :
Yakni memberikan kepad masing-masing
pengayoman yang di perlukan dan yang menjadi
haknya.
• f. Keadilan Legalis :
Yakni Keadilan menuntut ketaatan kepada
Undang-undang
KEPATUTAN
• Kepatutan itu wajib dipelihara dalam
penerapan Undang-undang untuk
menghilangkan ketajamannya.
KEJUJURAN
• Pengabdi/Pemelihara hukum harus
mempunyai sifat jujur dalam menangani
hukum dan dalam melayani masyarakat
pencari keadilan .
Penemuan hukum
rechtsvinding/law finding
1. Apakah sekedar penerapan hukum,yakni
memasukkan fakta posita (premis minor)
kedalam peraturan hukum/uu (premis mayor)
secara silogisme formil untuk selanjutnya
ditarik konsklusi sebagaimana dianut oleh
aliran positivisme hukum.
2. Apakah penerapan hukum dengan dasar
bahwa uu tidak selalu lengkap tetapi uu
dianggap memiliki ekspasi logis sebagaimana
aliran konstruktion jurisprudenz
3. Apakah dalam melihat masalah hukum
dan berbagai kepentingan dan nilai2
dalam mayarakat bila perlu dengan
pembentukan hukum dan uu dianggap
sebagai kompas, jiwa dan aspirasi
masyarakat; hukum kebiasaan
digunakan sebagai sumber hukum
utama sebagaimana aliran sejarah
hukum atau sosiologis.
4. Apakah sebagai penciptaan hukum
(rechtschepping) sebagaimana diajarkan
oleh aliran hukum bebas, yakni bebas
dari ikatan mutlak uu dan bebas
mempertimbangkan kepentingan2
masyarakat yang saling berlawanan
seinga di capai ketentraman dan
keharmonisan
5. Apakah sebagai penemuan hukum yang
merupakankarya logis-rasional sekaligus etis-
irrasional sebagaiamana aliran hukum terbuka
Penemuan hukum secara umum adalah
keseluruhan proses berfikir dari seorang iurist
dengan menggunakan suatu metode yang
mengantarkannya pada sebuah keputusan
hukum/pengembangan hukum/pertumbuhan
hukum
• Penemuan hukum secara khusus adalah
proses /karya yang dilakukan oleh iurist
untuk menetapkan benar/tidak benar
menurut hukum dalam suatu situasi
konkrit, yang ajukan pada hati nurani
• Logis-rasional ilmiah sekaligus intuitif
irrasional.
Kode etik dan pedoman
prilaku hakim
Dasar : keputusan bersama Ketua Mahkamah
Agung RI
dng Ketua KY RI nomor :
047/KMA/SKBIV/2009
----------------------------------------
02/SKB/P.KY/IV/2009

Berperilaku adil :
 Adil bermakna menempatkan sesuatu pad
atempatnya dan memberikan yang menjadi
haknya
 Equality before the law
 Fairness
lanjutan
 Hakim wajib melaksanakan tugas2 hukumnya dengan
menghormati asas praduga tak bersalah tanpa mengharap
imbalan
 Hakim wajib tidak memihak
 Hakim wajib menghindarkan hal-hal yang dpt mengakibatkan
pencabutan haknya untuk mengadili perkara
 Hakim dilarang memberikan kesan istimewa pada salah satu
pihak
 Kaim dilarang menunjukkan prasangka,keberpihakan terhadap
suatu ras,jnis kelamin, agama,asal kebangsaan,status sosial
 Hakim dilarang bersikap, mengeluarkan perkataanyang dapat
menimbulkan kesan memihak
 Hakim harus memberikan kesempatan yang sama pada pecari
keadilan
lanjutan
Berperilaku Jujur :
• Jujur bermakna menyatakan yg benar adalah benar dan salah
adalah salah
• Hakim harus berperilaku Jujur(fair) dan menghindari perbuatan yang
tercela
• Hakim harus berperilkau menjaga dan meningkatkan kepercayaan
pada masyarakat.
• Hakim tidak boleh meminta/menerima dan harus mencegah sumi
atau istri hakim,ortu,anak dan anggt klgany meminta /menerima
janji hadiah, hibah atau fasilitas dari “
Advokat
Penuntut
Orang yang sedang diadili
Pihak lain yg memungkinkan kuat untuk diadili
Pihak yg memiliki kepentingan langsung maupun tidak langsung
lanjutan
Berperilaku arif dan bijaksana :
• Arif dan bijaksana bermakna mampu bertindak
sesuai dengan norma2 yg hidup dalam
masyarakat
• Hakim wajib menghindarintindakan tercela
• Hakim wajib menghindari situasi yg
menimbulkan kecurigaan dan keprihatinan
sesama anggota profesi.
• Hakim dilarang mengijinkan tempat
kediamannya digunakan untuk kegiatan suatu
profesi ukum untuk menerima klien
Lanjutan
Bersikap mandiri :
• Mandiri bermakna mampu bertindak
sendiri tanpa bantuan pihak lain, bebas
dari campur tangan siapapun dan bebas
dari pengaruh apapun.
Lanjutan
Berintegritas Tinggi :
• Bermakna sikap dan kepribadian yang
utuh, berwibawa, jujur dan tidak
tergoyahkan
• Integritas tingggi mendorong
terbentuknya pribadi yang tahan godaan
LANJUTAN
Bertanggung Jawab :
 bermakna kesediaan untuk melaksanakan sebaik-baiknya
segala sesuatu yang menjadi wewenang dan tugasnya,
serta memiliki keberanian untuk menanggung segala
akibat atas pelaksanaan wewenang dan tugasnya
tersebut.
 Dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan
pribadi,keluarga atau pihak lain
 Dilarang mengungkapkan atau menggunakan informasi
yang bersifat rahasia dalam tugas peradilan
lanjutan
Berdisilin Tinggi :
ketaatan pada norma2 atau kaidah2 yang diyakini
sebagai panggilan luhur untuk mengemban
amanah serta kepercayaan masyarakat pencari
keadilan
lanjutan
Menjunjung Tinggi Harga Diri :
• Bermakna pada diri manusia melekat martabat
dan kehormatan yang harus dipertahankan dan
di junjung tinggi oleh setiap orang
• Membentuk pribadi yang kuat, tangguh
• Hakim harus menjaga kewibawaan dan martabat
• Hakim dilarang terlibat dalam transaksi
keuangan dan transaksi usaha yang berpotensi
memanfaatkan posisi sebagai hakim.
Berperilaku rendah hati :
• Bermakna kesadaran akan keterbatasan
kemampuan diri, jauh dari kesempurnaan
dan terhindar dari setiap bentuk
keangkuhan
Bersikap profesional :

suatu sikap moral yang dilandasi oleh tekat untuk


melaksanakan pekerjaan yang dipilihnya dengan
kesungguhan yang di dukung dengan keahlian
atas dasar pengetahuan, ketrampilan dan
wawasan luas.
Kode etik profesi Jaksa

1. Bersedia untuk menerima kebenaran dari


siapapun, menjaga diri, berani,
bertanggung jawab dan dapat menjadi
teladan di lingkungannya
2. Mengamalkan dan melaksanakan
pancasila serta secara aktif dan kreatif
dalam pembangunan hukum untuk
mewujudkan masyarakat adil
3. Bersikap adil dan memberikan pelayanan
kepada para pencari keadilan
4. Berbudi luhur serta berwatak mulia, setia,
jujur, arif dan bejaksana dalam diri,
berkata dan bertingkah laku
5. Mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara daripada kepentingan pribadi
NORMA-NORMA BAGI PENEGAK HUKUM

Bagi setiap penegak hukum /pemelihara


hukum tentunya berpedoman pada norma
–norma bagi penegak hukum yaitu :
– Kemanusiaan
– Keadilan
– Kepatutan/equity
– Kejujuran
• Pemelihara/pengabdi hukum senantiasa harus
memperlakukan manusia sebagai manusia.
• Manusia oleh Hukum haruslah dimanusiakan
oleh karenanya manusia oleh pengabdi/
pemelihara hukum haruslah dihormati sebagai
kepribadian dan sebagai makhluk sosial.
• Kita lihat keseimbangan kehidupan manusia
secara sederhana mencakup:
• Keserasian Pribadi dan antar Pribadi
Kehidupan Pribadi :
1. Keserasian antara dirinya dengan Sang
Maha Kuasa/ Pencipta, yang tercakup
dalam bidangkeimanan.
2. Keserasian antara dirinya dengan hati
nurani, yang tercakup dalam bidang
akhlaq
• Kehidupan antar pribadi :
1. Keserasian dalam pergaulan hidup dengan
sesamanya yang tercakupdalam bidang
kesopanan/ sopan santun/Etika/ moral
2. Keserasian antara ketertiban dengan
kebebasan/ketentraman dalam pergaulan
hidup, yang tercakup dalam bidangkedamaian/
hukum
Keempat bidang ini terjalin dalam wadah
jasmaniah ( somatologi) dan adonan rokhaniah
(psycologis)
ETIKA DAN MORAL

 Pengertian :
- Etika merupakan kajian ilmu yang berkaitan dengan sebuah konsep kebenaran.

- Aristoteles menyatakan bahwa etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakuka atau
ilmu tentang adat kebiasaan.
- Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertian etika dirumuskan menjadi tiga arti :

1. Ilmu ttg apa yg baik dan apa yg buruk 'n ttg hak dan kewajiban moral (akhlak);

2. Kumpulan asas a/ nilai yg berkenaan dgn akhlak;

3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan sebuah masyarakat.

- Namuan dalam pandangan Bartens tidak sependapat dengan ke 3 (tiga) pengertian


dr kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) tersebut, menurut dia etika mempunyai 3
arti, diantaranya :
Etika Menurut Bartens
1. Etika dipakai dlm arti: nilai-2 ‘n norma-2 moral yg mjd pegangan bg seseorg
a/ suatu kelompok dlm mengatur tingkah lakunya. Arti ini disebut jg sbg “
sistem nilai” dlm hidup manusia perseorangan a/ hidup bermasyarakat.
Misalnya etika orang jawa, etika agama budha, dsb.
2. Etika dipakai dalam arti: kumpulan asas a/ nilai moral. Yg dimaksud di sini
adl kode etik, misalnya kode etik advokat indonesia, kode etik notaris
indonesia.
3. Etika dipakai dalam arti: ilmu ttg yg baik a/ yg buruk. Arti etika disini =
filsafat moral.Sumaryono : etika b’asal dr bahasa yunani, ethos yg
mempunyai arti adat istiadat a/ kebiasaan yg baik.
Pengertian etika :

Studi atau ilmu yang mempelajari kebenaran dan ketidak benaran berdasarkan
kodrat manusia yg diwujudkan melalui kehendak manusia.

Etika di bagi menjadi dua, yaitu :

A.    Etika perangai :

adalah bentuk etika Adat istiadat atau kebiasaan yg menggambarkan


perangai manusia dlm hidup bermasyarakat di daerah tertentu dan pada
waktu tertentu juga.

B.    Etika moral :

adalah Berkenaan dgn kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan


kodrat manusia. apabila tetap dilanggar maka timbul kejahatan. Etika moral
terwujud dari suara hati nurani manusia.
Pengertian antara etika dan etiket :
       
Perbedaan :
        - Etika          :      moral
        - Etiket        :       sopan santun, tatakrama
 
Mnt bartens :
A.  Etika menetapkan norma perbuatan, apakah sebuah perbuatan itu
boleh dilakukan atau tidak dilakukan.
Etiket menetapkan cara melakukan perbuatan, menunjukkan cara
yg tepat, baik dan benar sesuai dgn yg diharapkan (memiliki tujuan).
B.  Etika berlaku tidak bergantung pd ada tdknya org lain.
Etiket hanya berlaku atau dijalankan dalam pergaulan, apabila tdk
ada org lain maka etiket tidak berlaku. Tujuannya untuk membatasi
hak pribadi dengan hak orang lain.
C.  Etika bersifat absolute, tdk dpt ditawar-2
Etiket bersifat relative, yg dianggap tdk sopan dlm suatu
kebudayaan dpt saja dianggap sopan dlm kebudayaan
lain.

D.  Etika memandang manusia dr segi dalam (batiniah)


Etiket memandang manusia dr segi luar (lahiriah).

Persamaan :
Istilah ke dua hal tersebut adalah, mengenai Perilaku
manusia secara normatif, artinya Memberi norma
perilaku manusia bagaimana seharusnya berbuat atau
tidak berbuat. Konsep ini untuk saling menghormati hak
dan kewajiban satu orang dengan orang lain.
 
Pengertian moral

Arti kata etika sama dengan moral yaitu :

Nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau


suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Moralitas :

Adalah Keseluruhan asas dan nilai yg berkenaan dgn baik n buruk,


dengan kata lain moralitas merupakan kualitas perbuatan
manusiawi dalam arti Perbuatan itu baik atau buruk.

 
Faktor Penentu Moralitas
I. Faktor penentu moralitas : Menurut Sumaryono, terdapat
ada 3 faktor penentu moralitas perbuatan manusia,
diantaranya :
a. 1.   Motivasi
b. 2.   Tujuan akhir
c. 3.   Lingkungan perbuatan
Motivasi dan Tujuan Akhir

Ad.1.        Motivasi

                Adalah Hal yg diinginkan oleh seseorang / pelaku perbuatan


dgn maksud untuk mencapai sasaran yg hendak dicapai, jd
Motivasi dikehendaki secara sadar, sehingga menentukan morivasi
tersebut dijadikan kadar moralitas perbuatan.

Ad.2.       TUJUAN AKHIR

                Adalah Diwujudkannya perbuatan yg dikehendaki scr bebas.


Moralitas perbuatannya ada dlm kehendak manusia tersebut,
artinya perbuatan itu memang dikehendaki dan dijadikan tujuan
akhir oleh pelaku.
Ad.3.       LINGKUNGAN PERBUATAN
Adalah segala sesuatu yg scr aksidental
mengelilingi mewarnai perbuatan,  termasuk dalam
pengertian lingkungan Perbuatan. Lingkungan Perbuatan
diantaranya adalah :
a.    manusia yg terlibat
b.   kuantitas dan kualitas perbuatan
c.    cara, waktu, tempat dilakukannya perbuatan
d.   frekuensi perbuatan.
Moralitas Sebagai Norma
II. MORALITAS SEBAGAI NORMA
 
Sumaryono mengklasifikasikan moralitas sebagai norma menjadi 2 golongan,
yaitu :
1.   Moralitas objektif
2.   Moralitas subjektif
 
Ad.1.       MORALITAS OBJEKTIF
     Adl.moralitas yg melihat perbuatan sebagaimana adanya, terlepas dari
segala bentuk modifikasi kehendak bebas pelakunya. Moralitas objektif
sebagai norma berhubungan dengan semua perbuatan yg pada hakikatnya
baik atau jahat, Benar atau salah.
Ad.2. MORALITAS SUBJEKTIF
     Adl moralitas yg melihat perbuatan yg dipengaruhi o/ pengetahuan ‘n
perhatian pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional, ‘n perlakuan
lainnya Moralitas subyektif sbg norma berhubungan dgn Perbuatan sesuai
a/ tidaknya dgn hati nuraninya.
Moralitas Sebagai Norma
      Selain itu moralitas moralitas juga terbagi menjadi dua, yaitu:

1.   Moralitas intrinsik

2.   Moralitas ekstrinsik

Ad.1. Moralitas instrinsik menentukan perbuatan itu Benar atau salah


berdasarkan hakikatnya, terlepas dari Pengaruh hukum positif.

Ad.2. Moralitas ekstrinsik menentukan perbuatan itu benar atau salah


sesuai dgn sifatnya sebagai perintah ataularangan hukum positif.

 
Etika Profesi Hakim
Kode Etik Profesi Hakim ialah aturan tertulis yang harus
dipedomani oleh setiap Hakim Indonesia dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai Hakim.
Pedoman Tingkah laku (Code of Conduct) Hakim ialah
penjabaran dari kode etik profesi Hakim yang menjadi
pedoman bagi Hakim Indonesia, baik dalam menjalankan
tugas profesinya untuk mewujudkan keadilan dan kebenaran
maupun dalam pergaulan sebagai anggota masyarakat yang
harus dapat memberikan contoh dan suri tauladan dalam
kepatuhan dan ketaatan kepada hukum.
Komisi Kehormatan Profesi Hakim ialah komisi yang
dibentuk oleh Pengurus Pusat IKAHI dan Pengurus
Daerah IKAHI untuk memantau, memeriksa, membina,
dan merekomendasikan tingkah laku Hakim yang
melanggar atau diduga melanggar Kode Etik Profesi.
Azas Peradilan yang baik ialah prinsip-prinsip dasar yang
harus dijunjung tinggi oleh Hakim dalam melaksanakan
tugasnya untuk mewujudkan peradilan yang mandiri
sesuai dengan aturan dasar berdasarkan ketentuan yang
ada.
Maksud dan Tujuan Etka Profesi Hakim

Kode Etik Profesi Hakim mempunyai maksud dan tujuan :


1. Sebagai alat :
a. Pembinaan dan pembentukan karakter Hakim
b. Pengawasan tingkah laku Hakim
2. Sebagai sarana :
a. Kontrol sosial
b. Pencegah campur tangan ekstrajudicial
c. Pencegah timbulnya kesalah pahaman dan konflik antar sesama
anggota dan antara anggota dengan masyarakat.
3. Memberikan jaminan peningkatan moralitas Hakim dan
kemandirian fungsional bagi Hakim.
4. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat pada lembaga peradilan.
Sifat-sifat hakim Indonesia

Sifat Hakim tercermin dalam lambang Hakim yang dikenal


dengan "Panca Dharma Hakim" :
1. Kartika, yaitu memiliki sifat percaya dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
2. agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Cakra, yaitu sifat mampu memusnahkan segala
kebathilan, kezaliman dan ketidakadilan.
4. Candra, yaitu memiliki sifat bijaksana dan berwibawa.
5. Sari, yaitu berbudi luhur dan berkelakuan tidak tercela.
6. Tirta, yaitu sifat jujur.
Sikap Hakim
Sikap Hakim
Setiap Hakim Indonesia mempunyai pegangan tingkah laku yang harus dipedomaninya :
A. Dalam persidangan :
1. Bersikap dan bertindak menurut garis-garis yang ditentukan dalam Hukum Acara yang berlaku,
dengan memperhatikan azas-azas peradilan yang baik, yaitu :
a. Menjunjung tinggi hak seseorang untuk mendapat putusan (right to a decision) dimana setiap
orang berhak untuk mengajukan perkara dan dilarang menolak untuk mengadilinya kecuali
ditentukan lain oleh Undang-undang serta putusan harus dijatuhkan dalam waktu yang pantas
dan tidak terlalu lama.
b. Semua pihak yang berperkara berhak atas kesempatan dan perlakuan yang sama untuk
didengar, diberikan kesempatan untuk membela diri, mengajuan bukti -bukti serta memperoleh
informasi dalam proses pemeriksaana( fair hearing).
c. Putusan dijatuhkan secara obyektif tanpa dicemari oleh kepentingan pribadi atau pihak lain (no
bias) dengan menjunjung tinggi prinsip (nemo judex in resud).
d. Putusan harus memuat alasan-alasan hukum yang jelas dan dapat dimengerti serta bersifat
konsisten dengan penalaran hukum yang sistematis reasones
( and argumentations of decision),
dimana argumentasi tersebut harus diawasi controleerbaarheid)
( dan diikuti serta dapat
dipertanggung-jawabkan (account ability) guna menjamin sifat keterbukaantransparancy)
( dan
kepastian hukum (legal certainity) dalam proses peradilan.
e. Menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia.
2. Tidak dibenarkan menunjukkan sikap memihak atau bersimpati ataupun antipati kepada
pihakpihak yang berperkara, baik dalam ucapan maupun tingkah laku.
3. Harus bersifat sopan, tegas dan bijaksana dalam memimpin sidang, baik dalam ucapan maupun
dalam perbuatan.
4. Harus menjaga kewibawaan dan kehidmatan persidangan antara lain serius dalam memeriksa,
tidak melecehkan pihak-pihak baik dengan kata-kata maupun perbuatan.
5. Bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan keadilan.
Terhadap Sesama Rekan

1. Memelihara dan memupuk hubungan


kerjasama yang baik antara sesama rekan.
2. Memiliki rasa setia kawan, tenggang rasa
dan saling menghargai antara sesama
rekan.
3. Memiliki kesadaran, kesetiaan,
penghargaan terhadap Korps Hakim
secara wajar.
4. Menjaga nama baik dan martabat rekan,
baik di dalam maupun di luar kedinasan.
Terhadap Bawahan atau Pegawai dan Masyarakat

1. Harus mempunyai sifat kepemimpinan


2. Membimbing bawahan/pegawai untuk mempertinggi pengetahuan.
3. Harus mempunyai sikap sebagai seorang Bapak/lbu yang baik.
4. Memelihara sikap kekeluargaan terhadap bawahan/pegawai.
5. Memberi contoh kedisiplinan.
Masyarakat
1. Menghormati dan menghargai orang lain.
2. Tidak sombong dan tidak mau menang sendiri.
3. Hidup sederhana.
Keluarga dan Rumah Tangga
1. Menjaga keluarga dari perbuatan-perbuatan tercela, menurut norma-
norma hukum kesusilaan.
2. Menjaga ketentraman dan keutuhan keluarga.
3. Menyesuaikan kehidupan rumah tangga dengan keadaan dan pandangan
masyarakat.
Kewajiban dan Larangan

Kewajiban :
1. Mendengar dan memperlakukan kedua belah pihak berperkara secara berimbang dengan
tidak memihak impartial).
(
2. Sopan dalam bertutur dan bertindak.
3. Memeriksa perkara dengan arif, cermat dan sabar.
4. Memutus perkara, berdasarkan atas hukum dan rasa keadilan.
5. Menjaga martabat, kedudukan dan kehormatan Hakim.
Larangan :
1. Melakukan kolusi dengan siapapun yang berkaitan dengan perkara yang akan dan sedang
ditangani.
2. Menerima sesuatu pemberian atau janji dari pihak-pihak yang berperkara.
3. Membicarakan suatu perkara yang ditanganinya diluar acara persidangan.
4. Mengeluarkan pendapat atas suatu kasus yang ditanganinya baik dalam persidangan
maupun diluar persidangan mendahului putusan.
5. Melecehkan sesama Hakim, Jaksa, Penasehat Hukum, Para pihak Berperkara, ataupun
pihak lain.
6. Memberikan komentar terbuka atas putusan Hakim lain, kecuali dilakukan dalam rangka
pengkajian ilmiah.
7. Menjadi anggota atau salah satu Partai Politik dan pekerjaan/jabatan yang dilarang
Undangundang.
8. Mempergunakan nama jabatan korps untuk kepentingan pribadi ataupun kelompoknya.
Komisi Kehormatan Hakim

1. Komisi Kehormatan Hakim Tingkat Daerah berwenang memeriksa dan mengambil


tindakan-tindakan lain yang menjadi kewenangan terhadap anggota di daerah/
wilayahnya.
2. Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat berwenang memeriksa dan
mengambil tindakan-tindakan lain yang menjadi kewenangannya terhadap
persoalan yang tidak dapat diselesaikan oleh Daerah atau yang menurut Pengurus
Pusat IKAHI harus ditangani oleh Komisi Kehormatan Profesi Hakim Tingkat Pusat.
Tugas dan Wewenang
1. Komisi Kehormatan Profesi Hakim mempunyai tugas :
a. Memberikan pembinaan pada anggota untuk selalu menjunjung tinggi Kode Etik.
b. Meneliti dan memeriksa laporan/pengaduan dari masyarakat atas tingkah laku dari
para anggota IKAHI.
c. Memberikan nasehat dan peringatan kepada anggota dalam hal anggota yang
bersangkutan menunjukkan tanda-tanda pelanggaran Kode Etik.
2. Komisi Kehormatan Profesi Hakim berwenang :
a. Memanggil anggota untuk didengar keterangannya sehubungan dengan adanya
pengaduan dan laporan.
b. Memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan terhadap anggota yang
melanggar Kode Etik dan merekomendasikan untuk merehabilitasi anggota yang
tidak terbukti bersalah.
Sanksi dan Pemeriksaan

Sanksi
Sanksi yang dapat direkomendasikan Komisi Kehormatan Profesi Hakim
kepada PP IKAHI adalah :
1. Teguran.
2. Skorsing dari keanggotaan IKAHI.
3. Pemberhentian sebagai anggota IKAHI.

Pemeriksaan
1. Pemeriksaan terhadap anggota yang dituduh melanggar Kode Etik dilakukan
secara tertutup.
2. Pemeriksaan harus memberikan kesempatan seluas-Iuasnya kepada
anggota yang diperiksa untuk melakukan pembelaan diri.
3. Pembelaan dapat dilakukan sendiri atau didampingi oleh seorang atau lebih
dari anggota yang ditunjuk oleh yang bersangkutan atau yang ditunjuk
organisasi.
4. Hasil Pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan yang
ditandatangani oleh semua anggota Komisi Kehormatan Profesi Hakim dan
yang diperiksa.
ETIKA PROFESI JAKSA
PENGERTIAN ETIKA
• Ethos = sifat (sifat pribadi) menjadi orang
baik
• Diartikan sebagai kesusilaan, perasaan
batin, atau kecenderungan hati untuk
berbuat baik
• Self control
PENGERTIAN JAKSA & PENUNTUT
UMUM (psl 1 UU 16/2004)
SUMPAH JAKSA
• PASAL 10 AYAT 2 UNDANG-UNDANG
NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG
KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN JAKSA AGUNG NO.
KEP-052/J.A/8/1979
CATUR ASANA
TRI ATMAKA
TRI KRAMA ADHYAKSA
TUGAS & WEWENANG JAKSA (psl
30 ayat 1-3 UU 16/2004)
• PIDANA
• PERDATA & TATA USAHA NEGARA
• KETERTIBAN & KETENTRAMAN RAKYAT
BIDANG PIDANA
• Melakukan penuntutan.
• Melaksanakan penetapan hakim dan putusan
pengadilaninkracht.
• Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
putusan pidana bersyarat, pengawasan, & lepas
bersyarat.
• Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
berdasarkan UU.
• Melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu
dapat melakukan pemeriksaan tambahan sebelum
dilimpahkan ke pengadilan.
BIDANG PERDATA & TUN

• Dengan kuasa khusus dapat bertindak


baik di dalam maupun di luar pengadilan
untuk dan atas nama negara atau
pemerintah
KETERTIBAN & KETENTRAMAN
UMUM
• Peningkatan kesadaran hukum masyarakat
• Pengamanan kebijakan penegakkan hukum
• Pengawasan peredaran barang cetakan
• Pengawasan kepercayaan yg dapat
membahayakan masyarakat & negara
• Pencegahan penyalahgunaan dan/atau
penodaan agama
• Penelitian & pengembangan hukum serta statik
kriminal
Dalam Menjalankan Tugas dan Wewenangnya

Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung dengan membawahi :


- 6 Jaksa Agung Muda
- 31 Kepala Kejaksaan Tinggi pada tiap provinsi.

Lembaga Kejaksaan Dominus Litis (pengendali proses perkara). Menjadi


filter antara proses penyidikan dan proses pemeriksaan di persidangan serta
sebagai pelaksana penetapan dan keputusan pengadilan.

Kejaksaan Executive Ambtenaar yaitu satu-satunya instansi pelaksana


putusan pidana

Dalam bidang Perdata & TUN sebagai Jaksa Pengacara Negara. Jaksa
sebagai pelaksana kewenangan tersebut diberi wewenang sebagai Penuntut
Umum serta melaksanakan putusan pengadilan, dan wewenang lain
berdasarkan Undang-Undang.
KEWAJIBAN JAKSA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS
PROFESI

a. Mentaati kaidah ubli, Peraturan Perundang-Undangan, dan


Peraturan Kedinasan yang berlaku;
b. Menghormati prinsip cepat, sederhana, biaya ringan sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan;
c. Mendasarkan pada keyakinan dan alat bukti yang sah untuk
mencapai keadilan dan kebenaran;
d. Bersikap mandiri, bebas dari pengaruh, tekanan /ancaman opini
ublic secara langsung atau tidak langsung;
e. Bertindak secara obyektif dan tidak memihak;
f. Memberitahukan dan/atau memberikan hak-hak yang dimiliki oleh
tersangka /terdakwa maupun korban;
g. Membangun dan memelihara hubungan fungsional antara aparat
penegak ubli dalam mewujudkan ublic peradilan pidana terpadu;
LANJUTAN ...

h. Mengundurkan diri dari penanganan perkara yang mempunyai


kepentingan pribadi atau keluarga, mempunyai hubungan pekerjaan,
partai atau ublicen atau mempunyai nilai ekonomis secara langsung
atau tidak langsung;
i. Menyimpan dan memegang rahasia sesuatu yang seharusnya
dirahasiakan;
j. Menghormati kebebasan dan perbedaan pendapat sepanjang tidak
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan;
k. Menghormati dan melindungi Hak Asasi Manusia dan hak-hak
kebebasan sebagaimana yang tertera dalam peraturan perundang-
undangan dan ublicent Hak Asasi Manusia yang diterima secara
universal;
l. Menanggapi kritik dengan arif dan bijaksana;
m. Bertanggung jawab secara internal dan berjenjang, sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan;
n. Bertanggung jawab secara eksternal kepada ublic sesuai kebijakan
pemerintah dan aspirasi masyarakat tentang keadilan dan
LARANGAN JAKSA
• Menggunakan jabatan/kekuasaannya untuk kepentingan pribadi
dan/atau pihak lain.
• Merekayasa fakta-fakta hukum dalam penanganan perkara.
• Menggunakan kapasitas & otoritasnya untuk melakukan
penekanan secara fisik dan/atau psikis.
• Meminta dan/atau menerima hadiah dan/atau keuntungan
serta melarang keluarganya meminta dan/atau menerima
hadiah dan/atau keuntungan sehubungan dengan jabatannya.
• Menangani perkara yg mempunyai kepentingan pribadi atau
keluarga, hub. Pekerjaan, partai/finansial, atau mempunyai nilai
ekonomis langsung/tidak langsung.
LANJUTAN…
• Bertindak diskriminatif dalam bentuk
apapun
• Membentuk opini publik yg dapat
merugikan kepentingan penegakkan
hukum.
• Memberikan keterangan kepada publik
kecuali terbatas pada hal-hal teknis
perkara yang ditangani.
PENGAWASAN JAKSA

JAKSA AGUNG MUDA BIDANG PENGAWASAN

Unsur pembantu pimpinan dalam melaksanakan tugas


dan wewenang Kejaksaan di bidang pengawasan,
bertanggung jawab kepada Jaksa Agung.

Tugas dan wewenang Jaksa Agung Muda Bidang


Pengawasan adalah melaksanakan tugas dan
wewenang kejaksaan di bidang pengawasan meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
pelaksanaan pengawasan atas kinerja dan keuangan
intern Kejaksaan, serta pelaksanaan pengawasan
untuk tujuan tertentu atas penugasan Jaksa Agung
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
TINDAKAN ADMINISTRATIF TERHADAP
PELANGGARAN KODE ETIK
• Pembebasan dari tugas jaksa (3 bulan-12
bulan) dan selama masa menjalani
tindakan administrasi tersebut tidak
diterbitkan Surat Keterangan Kepegawaian.
• Pengalihtugasan pada satuan kerja yang
lain.
Daftar pustaka
 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik
Indonesia
 Peraturan Presiden RI Nomor 38 Tahun 2010 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia
 Peraturan Jaksa Agung RI Nomor : PER-067/A/JA/07/2007 Tentang
Kode Perilaku Jaksa
 YanuarAditya,2010,Makalah Etika Profesi , http://yanuaradityap.
blogspot.com/2010/05/makalah-etika-profesi-jaksa.html,diakses
pada tanggal 18 Februari 2013
 Supanto,2010,Kode Etik Kejaksaan,http ://supanto.staff.hukum.uns.ac.
id/2010/03/21/kode-etik-kejaksaan/. Diakses pada tanggal 18
Februari 2013
 http://kejaksaan.go.id/tentang_kejaksaan.php?id=1. diakses pada
tanggal 18 Februari 2013
TANGGUNG JAWAB
ETIKA PROFESI HUKUM
(ADVOKAT)*
PENDAHULUAN
• Pelaksanaan Kekuasaan Kehakiman di dalam suatu
Negara Hukum memerlukan profesi advokat.
• Secara sosiologis, dinamika di masyarakat yang kian
berkembang memerlukan dan membuat fungsi profesi
advokat semakin meluas:
• Tuntutan jaminan kesederajatan bagi setiap orang
dimuka hukum kian mengemuka.
• Konstitusi menegaskan “setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepasytian hukum
yg adil serta perlalkuan yang sama di muka hukum.
• Pada konteks di atas, relevansi kehadiran profesi
advokat kian material dan substantif.
• Fakta lain juga menegakan, tindakan malpraktek atau
pelanggaran atas “Ethics dan Conducts” juga punya
tendensi kian meningkat.
PERAN DAN FUNGSI ADVOKAT

• Tidak ada suatu Negara Hukum yang memiliki


Kekuasaan Kehakiman tetapi tidak memilikI
Profesi Advokat;
• Kekuasaan kehakiman yang merdeka
memerlukan profesi advokat:
• Profesi advokat  ditujukan agar dapat
diselenggarakan suatuperadilan yang jujur, adil
dan memiliki kepastian hukum bagi semua
menegakkan hukum,
pencari keadilan dalam
kebenaran, keadilan dan HAM;
• Advokat  salah satu unsur sistem peradilan
salah satu pilar untuk menegakkan supremasi
hukum & HAM
• Pemberian jasa hukum sebagai tugas dr seorang
advokat ditujukan untuk:
– tegaknya keadilan berrdasarkan hukum untuk
kepentingan pencari keadilan:
– memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak
fundamentalnya di depan hukum;
– (Lihat Penjelasan Umum UU Advokat)
FAKTA KEBUTUHAN PROFESI HUKUM

• Dinamika perkembangan masyarakat


menuntut kebutuhan tersedianya advokat :
• Tidak cukup banyak Advokat yang
memiliki “kualitas” profesional dan
integritas sesuai kebutuhan pasar
sehingga terjadi “kompetisi” diantara para
advokat:
• Intensi dan potensi pelanggaran etik dan
perilaku kian meningkat:
ETIK PROFESI & PERILAKU
SERTA PENEGAKKANNYA
• Advokat dan profesi advokat memiliki
tanggungjawab di dalam melaksanakan tugas
dan kewajibannya;
• Kode Etik dan Perilaku serta Komisi Etik &
Perilaku menjadi ”instrumen” krn memuat
seperangkat kaedah etik dan perilaku
• Kode Etik & Perilaku  ”instrumen”  ”kompas”
atau petunjuk untuk menjamin mutu moral dan
kualitas profesional profesi itu;
• Maksud dan tujuan  memberikan jaminan
kualitas, menjaga kehormatan dn nama baik
bagi profesi dan organisasinya serta melindungi
kepentingan publik;
• Kode Etik & Perilaku  merupakan mekanisme
pendisiplinan, pembinaan, pengontrolan etos
dan kualitas kerja anggota-anggota organisasi
profesi;
• Dalam proses penegakkannya  dilakukan oleh
Dewan Kehormatan Kode Etik dan Perilaku
LINGKUP ETIK DAN PERILAKU

• Ada lingkup Etik dan Perilaku dari Profesi


Advokat, yaitu meliputi:
– Diri Pribadi atau Kepribadian Pemangku
Profesi Advokat;
– Relasi atau hubungan Advokat dengan
Kliennya;
– Relasi dengan Koleganya dan dalam
pelaksanaan profesinya;
– Relasi dengan Masyarakat:
KEPRIBADIAN ADVOKAT
• Kaidah dan norma Kepribadian Advokat
dapat dilihat dari:
– SUMPAH ADVOKAT:
– KEPRIBADIAN ADVOKAT yang dirumuskan di
dalam Kode Etik Advokat:
– Alasan filosofis dan sosiologis yang
dirumuskan di dalam “Hal Menimbang” dan
Penjelasan Umum UU Advokat
KEPRIBADIAN ADVOKAT
• Ada beberapa hal yang dirumuskan dalam
Sumpah Advokat yg menjadi kepribadian
Advokat, yaitu:
– “…untuk memperoleh profesi ini, langsung atau
tidak langsung, menggunakan nama atau apapun
tidak memberikan atau menjanjikan barang
juga,
kepada siapapun juga …”:
– “… dalam melaksanakan profesi …bertindak jujur,
adil & bertanggungjawab …”
– “… dalam menjalankan tugas profesi, di dalam atau di
luar pengadilan,tidak akan memberikan atau
menjanjikan sesuatu kepada hakim, pejabat
pengadilan atau pejabat lainnya agar memenangkan
atau menguntungkan perkara kilen …”
– “…tidak akan menolak untuk melakukan pembelaan
atau memberikan jasa hukum …yang merupakan
bagian dari pada tanggungjawab profesi …”;
– UU Advokat menyatakan bahwa profesi advokat
adalah profesi yangbebas, mandiri & bertanggung
jawab :
 Kepribabdian lainnya sesuai Kode Etik
 “ … bersikap satria, jujur dalam pertahankan
keadilan dan kebenaran … moral yang tinggi,
luhur dan mulia, dan … menjunjung tinggi hu
 “…dapat menolak untuk memberi nasihat dan
bantuan hukum … dengan pertimbangan
…tidak sesuai keahliannya dan bertentangan
dengan hati nuraninya …”
 mengutamakan tegaknya Hukum, Kebenaran
dan Keadilan, tidak bertujuan semata-mata
untuk memperoleh imbalan materi;
– “… dalam menjalankan profesinya … bebas dan
mandiri serta tidak dipengaruhi oleh siapapun dan
wajib memperjuangkan HAM …”
– “… tidak dibenarkan untuk melakukan pekerjaan lain
yang dapat merugikan kebebasan, derajat dan
martabat Advokat”;.
– “ …menjunjung tinggi profesi Advokat sebagai profesi
terhormat (officium nobile);
– “ …bersikap sopan terhadap semua pihak namun wajib
mempertahankan hak dan martabat advokat.
HUBUNGAN DENGAN KLIEN
• harus mengutamakan penyelesaian dengan jalan damai
dalam perkara perdata;
• menolak mengurus perkara yang menurut keyakinannya
tidak ada dasar hukumnya
• tidak memberikan keterangan yang menyesatkan klien
mengenai perkara yang sedang diurusnya.
• tidak dibenarkan menjamin bahwa perkara yang
ditanganinya akan menang
• penentuan honorarium wajib mempertimbangkan
kemampuan klien dan tidak dibenarkan membebani
biaya-biaya yang tidak perlu.
• dalam mengurus perkara cuma-cuma memberikan
perhatian yang sama
.
• wajib memegang rahasia jabatan oleh klien dan
wajib tetap menjaga rahasia itu setelah
berakhirnya hubungan;
• tidak dibenarkan melepaskan tugas yang
dibebankan kepadanya pada saat yang tidak
menguntungkan posisi klien atau menimbulkan
kerugian yang tidak dapat diperbaiki lagi;
• Menguindurukan diri dari pengurusan suatu
kepentingan apabila timbul pertentangan
kepentingan antara pihak.
• Tidak menggunak hak retensi bila menimbulkan
kerugian kepentingan klien.
RELASI DENGAN KOLEGA
• Hubungan teman sejawat dilandasi sikap saling
menghormati, menghargai dan mempercayai;
• Jika membicarakan teman sejawat atau jika
berhadapan dalam sidang pengadilan, tidak
menggunakan kata-kata yang tidak sopan baik
secara lisan maupun tertulis;
• Keberatan atas tindakan teman sejawat diajukan
ke Dewan Kehormatan untuk diperiksa dan tidak
dibenarkan untuk disiarkan melalui media massa
atau cara lain.
• tidak diperkenankan menarik atau merebut
seorang klien dari teman sejawat.
• advokat yang baru dapat menerima perkara itu
setelah ada bukti pencabutan pemberian kuasa
kepada Advokat semula dan ingatkan klien untuk
memenuhi kewajibannya;
• Advokat semula wajib memberikan semua surat
dan keterangan yang penting dengan
memperhatikan hak retensi Advokat; .
• wajib memelihara rasa solidaritas diantara
teman sejawat.
• wajib memberikan bantuan dan pembelaan
hukum kepada teman sejawat yang diduga atau
didakwa dalam suatu perkara pidana;.
• Seorang Advokat yang diangkat jabatan Negara
(Eksekutif, Legislatif dan judikatif) tidak
dibenarkan untuk berpraktek sebagai Advokat
dan tidak diperkenankan namanya dicantumkan
atau dipergunakan oleh siapapun atau oleh
kantor manapun dalam suatu perkara yang
sedang diproses/berjalan;

TINDAKAN
• Ada beberapa perbuatan Advokat yang dapat dikenakan
tindakan, yaitu:
– Mengabaikan atau menelantarkan kepentingan kliennya:
– Berbuat atau bertingkah laku yang tidak patut terhadap lawan
atau rekan seprofesinya;
– Bersikap, berkata, bertingkahlaku dan mengeluarkan pernyataan
 yg menunjukkan sikap tdk hormat kpd hukum, peraturan
perundangan atau pengadilan;
– Berbuat yg bertentangan dengan kewajiban, kehormatan atau
harkat dan martabat profesinya.
– Melanggar sumpah/jani dan kode etik profesi Advokat;
– (Lihat Pasal 6 UU Advokat)
Etika Kepolisian menurut Kunarto
(1997;91)
adalah serangkaian aturan dan peraturan
yang ditetapkan untuk membimbing petugas
dalam menetukan, apakah tingkah laku
pribadi benar atau tidak.
Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik
Indonesia meliputi:

Etika Kenegaraan

Etika kelembagaan
Kode Etik
Kepolisian Etika
kemasyarakatan

Etika kepribadian
Pengembangan Etika Kepolisian

 Membangun masyarakat
 Membentuk polisi yang baik
 Membentuk pimpinan polisi yang baik
Memelihara keamanan Menegakkan Hukum Memberikan Pelayanan
 Wewenang
1.Menerima laporan dan / atau pengaduan
2.Membantu menyelesaikan perselisihan
warga masyarakat yang dapat
mengannggu ketertiban umum
3.Mencegah dan menanggulangi
tumbuhnya penyakit masyarakat
4.Mengawasi aliran yang dapat
menimbulkan perpecahan atau
mengancam persatuan dan kesatuan
bangsa
5.Mengeluarkan peraturan kepolisian dalam
lingkup kewenangan administratif
kepolisian
Syarat Pengangkatan Anggota
Kepolisian
a. Warga negara Indonesia
b. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
c. Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
d. Berpendidikan paling rendah Sekolah Menengah Umum atau
yang sederajat
e. Berumur paling rendah 18 tahun
f. Sehat jasmani dan rohani
g. Tidak pernah dipidana karena melakukan suatu kejahatan
h. Berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela
i. Lulus pendidikan dan pelatihan pembentukan anggota
kepolisian
Pemberhentian anggota polri dari
dinas kepolisian Negara Republik
Indonesia
 Berlaku ketentuan sebagai berikut
Pemberhentian Dengan Hormat (PDH) apabila :
a. mencapai batas usia pensiun;
b. pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas;
c. tidak memenuhi syarat jasmani dan/atau rohani;
d. gugur, tewas, meninggal dunia atau hilang dalam
tugas.
1 Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
(PTDH), apabila :
a. Melakukan Tindak Pidana
1) dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
kekuatan hukum tetap dan menurut pertimbangan pejabat yang
berwenang tidak dapat dipertahankan untuk tetap berada dalam
dinas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

(2) diketahui kemudian memberikan keterangan palsu dan/atau


tidak benar pada saat mendaftarkan diri sebagai calon anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia .

(3) melakukan usaha atau kegiatan yang nyata-nyata bertujuan


mengubah Pancasila, terlibat dalam gerakan, atau melakukan
kegiatan yang menentang negara dan/atau Pemerintah Republik
Indonesia secara tidak sah. Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
sebagaimana dimaksud di atas dilakukan setelah melalui sidang
Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia
Lanjutan
b. Melakukan pelanggaran sumpah/janji anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia, sumpah/janji jabatan, dan/atau Kode Etik Profesi Kepolisian Negara
Republik Indonesia. “Pemberhentian ini dilakukan setelah melalui sidang Komisi
Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia”

c. Meninggalkan tugasnya secara tidak sah dalam waktu lebih dari 30 (tiga puluh)
hari kerja secara berturut-turut; atau melakukan perbuatan dan berperilaku yang
dapat merugikan dinas Kepolisian; atau melakukan bunuh diri dengan maksud
menghindari penyidikan dan/atau tuntutan hukum atau meninggal dunia sebagai
akibat tindak pidana yang dilakukannya; atau menjadi anggota dan/atau pengurus
partai politik.

“Pemberhentian ini dilakukan setelah melalui sidang Komisi Kode Etik Profesi
Kepolisian Negara Republik Indonesia”
Fungsi polisi

Samapta Lantas Binamitra

Intel Reskrim
Fungsi Polisi

 Fungsi Polisi diantaranya adalah :

1. SAMAPTA

2. LINTAS (lalu lintas)

3. INTELIJEN (intelijen)

4. RESKRIM (reserse kriminal)

5. BINAMITRA
Pelanggaran Etika Kepolisian

 Pelanggaran Etika Kepolisian diantaranya adalah :

1. Pelanggaran hukum;

2. Pelanggaran wewenang; dan

3. Lalai
Arti lambang
Pedoman

Hari
Proklamas Pelindun
i g

Hati
Cita-cita nurani
Bangsa
Perlengkapan Polisi
Proses Penyidikan tindak
pidana
Proses Penyidikan Perkara Pidana

Pengaduan Surat Perintah


Tugas

Laporan Hasil
Penyelidikan (LHP)

Surat
Pemberitahuan Surat Perintah
Dimulainya Penyidikan
Penyidikan
Bagan Pengaduan Kepolisian
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai