ANEKA PERJANJIAN
ANGGOTA KELOMPOK 3 :
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BATANGHARI
TA. 2022/2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas karunia, hidayah, dan nikmatNya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu
tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah Hukum Perikatan.
Makalah ini ditulis oleh penulis yang bersumber dari Buku dan Diktat sebagai
refrensi. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada rekan rekan mahasiswa yang telah
Makalah ini secara fisik dan substansinya diusahakan relevan dengan pengangkatan judul
makalah yang ada, Keterbatasan waktu dan kesempatan sehingga makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan yang tentunya masih perlu perbaikan dan penyempurnaan maka penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju ke arah yang lebih baik.
Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi penulis dan yang membacanya,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan.................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
iii
3.1 Kesimpulan............................................................................................ 13
3.2 Saran....................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana
suatu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan sesuatu hal,
Sedangkan pengertian perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah “Suatu perjanjian
adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya
menyatakan bahwa: semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
v
tentang syarat sahnya perjanjian pada Pasal 1320 KUHPerdata menyatakan:
B. RUMUSAN MASALAH
vi
10.Bagaimana cara pemberian kuasa kepada seseorang?
C.RUMUSAN MASALAH
1. Agar pembaca mengetahui dan memahami bagaimana dasar Aneka Perjanjian yang ada
2.Agar pembaca memahami bagaimana mencapai syarat sah dalam Aneka Perjanjian.
vii
BAB II
PEMBAHASAN
A.Jual Beli
Perjanjian jual beli diatur dalam pasal 1457-1540 KUHP Perdata.Menurut Pasal
1457 KUHP perdata,jula beli adalah suata perjanjian dengan mana pihak satu
mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak lain untuk
membayar harga yang telah dijanjikan.Pengertian yag diberikan Pasal 1457 KUHP
penjual.
Pihak penjual berkewajiban menyerahkan objek jual beli kepada pembeli dan berhak
menerima harga dan pembelian berkewajiban membayar harga dan berhak menerima
objek tersebut.
2. Adanya kesepakatan antara penjual dan pembeli tentang barang dan harga
Unsur pokok dalam perjanjian jual beli adalah barang dan harga, dimana antara
penjual dan pembeli harus ada kata sepakat tentang harga dan benda yang menjadi
obyek jual beli. Suatu perjanjian jual beli yang sah lahir apabila kedua belah pihak telah
setuju tentang harga dan barang. Sifat konsensual dari perjanjianal beli tersebut
ditegaskan dalam Pasal 1458 KUHPerdata yang berbunyi “jual beli dianggap teiah
8
terjadi antara kedua belah pihak seketika setelahnya orang-orang ini mencapai sepakat
A. Tukar Menukar
Di dalam pengertiannya tukar menukar itu berasal dari bahasa Belanda yaitu
"Ruiling" yang mempunyai arti kata tukar menukar, atau "Ruilen" yang berarti
menukarkan. Menurut KUH Perdata Pasal 1541 yang menyatakan : "Tukar menukar ialah
suatu persetujuan, dengan mana kedua belah pihak mengikatkan diri untuk saling
memberikan suatu barang secara bertimbal balik, sebagai gantinya suatu barang lain".
Sedangkan menurut Subekti, perjanjian tukar menukar ini adalah juga suatu perjanjian
konsensuil, dalam arti bahwa perjanjian itu sudah jadi dan mengikat pada detik
Perjanjian tukar menukar sama hal seperti perjanjian obligatoir yakni juali, dalam
arti bahwa belum memindahkan hak milik tetapi baru pada perikan hak dan kewajiban.
Pemindahan atau pengalihan hak terjadi masing-masing dari pihak barang yang menjadi
objek perjanjian saling memberikan barang yang di pertukarkan, sehingga pada saat itu
Subjek hukum dalam perjanjian tukar menukar adalah pihak pert hak kedua
sedangkan yang dapat menjadi objek tukar menukar adal barang. Baik barang bergerak
maupun barang yang tidak bergerak (Pasal 1542KUH Perdata) dengan syarat barang
B. Sewa Menyewa
9
Sewa-menyewa atau perjanjian sewa-menyewa diatur pada Pasal 1548 s.d.Pasal
1600 KUHPerdata.Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan man pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada pihak yang lainnya dari sesuatu barang,
selama suatu waktu tententu dan dengan pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang
Sewa menyewa merupakan salah satu perjanjian timbal balik. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia sewa berarti pemakaian sesuatu dengan membayar uang sewa
C. Sewa Beli
Dari kalangan para ahli hukum sampai sekarang belum ada persamaan pendapat
mengenai perjanjian sewa beli. Subekti mengatakan bahwa perjanjian sewa beli adalah
10
mengemukakan bahwa perjanjian sewa beli lebih condong pada perjanjian sewa-
menyewa.Apabila dilihat dari prinsip-prinsip dalam KUH Perdata, perjanjian sewa beli
telah diatur dalam KUH Perdata. Akan tetapi kedua bentuk perjanjian tersebut kurang
sendirinya dalam praktek, persetujuan yang belum diaturdalam KUH Perdata, yakni
Sewa beli (Hire Purchase) adalah jual beli barang dimana penjual melaksanakan
penjualan barang dengan cara memperhitungkan setiap pembayaran yang telah disepakati
bersama dan yang diikat dalam suatu perjanjian serta hak milik atas barang tersebut baru
beralih dari penjualan kepada pembeli setelah jumlah harganya dibayar lunas oleh
pembeli kepada penjual.Ciri khas dari pranata sewa beli yaitu perjanjian bentuk tertulis,
meskipun bentuk tertulis bukanlah syarat untuk sabnya suatu perjanjian sewa beli. Dari
bentuk tertulis ini timbul perjanjian-perjanjian yang bentuk maupun isinya telah dibuat
oleh salah satu pihak. Biasanya pembuat perjanjian baku ini adalah pelaku
Ada beberapa persamaan antara perjanjian sewa beli dengan perjanjian jual
beli, yaitu :
1. Sewa beli dan jual-beli merupakan suatu perikatan yang bersumber pada
11
2. Dalam perjanjian sewa beli dan jual-beli, penjual pada sewa beli dan jual
hak milik.
hukum tertulis, tetapi dapat dikatakan bahwa barang sewa beli tersebut
haruslah dapat ditentukan jenis dan harganya. Hal ini berbeda dengan
menjadi obyek perjanjian belum ada (Pasal 1334 Ayat (1) KUHPerdata).
12
3. Pengertian penyerahan dalam perjanjian jual-beli pada umumnya adalah
Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal
baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance lease ) maupun sewa guna usaha tanpa
hak opsi (operating lease),untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu
Dari defenisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sewa guna usaha
merupakan suatu kontrak atau persetujuan sewa-menyewa.Objek sewa guna usaha adalah
barang modal dan pihak lessee memiliki hak opsi dengan harga berdasarkan nilai sisa.
a) Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha atau didalam hal ini pihak
b) Lessee adalah perusahaan atau pihak pemakai barang yang bisa memiliki
E. Waralaba (Franchise)
13
Waralaba didalam dunia bisnis terkenal dengan istilah ‘franchise’, yaitu
pemberian sebuah lisensi usaha oleh suatu pihak (perorangan atau perusahaan) kepada
perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan atau menggunakan hak
dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha yang dimiliki pihak
lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain
F. Pinjam Pakai
Pinjam pakai adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu memberikan
sesuatu barang kepada pihak yang lainnya untuk dipakai dengan Cuma-Cuma,dengan
syarat bahwa yang menerima barang ini, setelah memakainya atau setelah lewatnya
peminjam wajib menyimpan dan memelihara barang pinjaman itu sebagai seorang bapak
G. Hibah
14
Cuma-Cuma dan dengan tidak dapat ditarik kembali,menyerahkan sesuatu barang guna
c) Objek perjanjian hibah adalah segala macam harta benda milik penghibah,baik benda
Cuma-Cuma” (dalam bahasa Belanda: “om niet”) dimana perkataan dengan Cuma-Cuma
itu ditujukan pada hanya adanya prestasi dari satu pihak saja,sedangkan pihak yang lain
tidak perlu memberikan kontra prestasi sebagai imbalan.Perjanjian yang demikian juga
(bilateral).
H. Penitipan Barang
15
Penitipan adalah suatu perjanjian "ril" yang berarti bahwa ia baru terjadi dengan
dilakukannya suatu perbuatan nyata yaitu diserahkannya barang yang dititipkan, jadi
tidak seperti perjanjian-perjanjian lainnya pada umumnya yang biasanya konsensual yaitu
sudah dilahirkan pada saat tercapainya kata sepakat tentang hal -hal yang pokok dari
perjanjian itu.
Undang-undang menentukan bahwa penitipan barang itu ada dua (2) yaitu:
Penitipan barang dapat terjadi dengan sukarela maupun terpaksa hal ini
diatur dalam Pasal 1698 KUH Perdata. Penitipan barang dengan sukarela
barang dan pihak yang menerima titipan (Pasal 1699 KUH Perdata).
16
seorang pihak ketiga yang mengikatkan diri untuk dan setelah perselisihan
itu diputus mengembalikan barang itu kepada siapa yang akan dinyatakan
diserahkan kepada seorang pihak ke tiga oleh satu orang atau lebih secara
KUH Perdata), Jadi berlainan dengan penitipan barang yang sejati, yang
I. Pemberian Kuasa
Menurut Pasal 1792 KUH Perdata, yang berbunyi: "Pemberian kuasa adalah suatu
persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang
tersebut, dalam perjanjian kuasa terdapat dua pihak, yaitu:Pemberi kuasa dan Penerima
kuasa atau disingkat kuasa, yang diberi perintah atau mandat melakukan sesuatu untuk
17
b) Dengan demikian, penerima kuasa berkuasa penuh, bertindak mewakili
pemberi kuasa terhadap pihak ketiga untuk dan atas nama pemberi kuasa.
pemberi kuasa.
(keduabelah pihak).
kuasa.
18
tanggung jawab kuasa, sesuai dengan asas garansi-kontrak yang
1. Kuasa Umum diatur dalam Pasal 1795 KUH perdata. Menurut pasal ini,
satu kepentingan tertentu atau lebih. Bentuk inilah yang menjadi landasan
3. Kuasa Istimewa diatur dalam Pasal 1796 KUH Perdata mengatur perihal
19
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Ada banyak definisi atau pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tetapi perbedaan definisi
tersebut merupakan sebuah hal yang wajar karena setiap pandangan dari para ahli berbeda –
beda. Suatu perjanjian juga dinamakan persetujuan, karena dua pihak itu setuju untuk melakukan
sesuatu. Dapat dikatakan bahwa dua perkataan (perjanjian dan persetujuan) itu adalah sama
artinya. Kemudian didalam suatu perjanjian terdapat syarat sahnya suatu perjanjian dan juga
terdapat asas – asas dan macam – macam perjanjian. Perjanjian juga memiliki sebuah syarat
yang sudah tercantum dalam hukum, yaitu terdapat dalam pasal 1320 kitab UU Hukum Perdata.
B.SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa terutama mahasiswa fakultas hukum unbari
dapat memahami perjanjian. Namun untuk meningkatkan pemahaman diatas adapun saran –
saran untuk menunjang sebuah peningkatan dari materi maupun penerapannya. Alangkah
baiknya jika perjanjian ini tidak hanya dijadikan sebagai materi yang membantu proses
pemahaman mahasiswa saja namun dapat digunakan langsung atau dipraktekan secara langsung
dalam kehidupan sehari – hari atau dalam proses pembelajaran.Dan alangkah baiknya jika setiap
indivindu dapat menerapkan dan mengerti benar mengenai materi yang sudah kami paparkan
diatas.
20