DOSEN PENGAMPU
HIJRIYANA SAFITHRI, S.H, M.H.
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat, taufik, dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah dengan judul Konsep “Hukum Perikatan” dengan baik dan tidak
kurang dari pada waktunya.
Adapun sumber-sumber yang membantu penulis dalam menyelesaikan
makalah ini antara lain dari berbagai referensi buku-buku, jurnal penelitian yang
berkaitan yang menyangkut dengan judul makalah ini. demikian pengantar yang
dapat penulis sampaikan dimana penulis sadar bahwasanya penulis hanyalah
manusia yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT hingga dalam penulisan dan penyusunannya masih jauh
dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan
sanantiasa dinantikan dalam upaya evaluasi diri.
Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan
penyusunan makalah ini akan ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat
atau bahkan hikmah bagi penulis dan pembaca.
Kelompok 10
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1................................................................................................... Latar Belakang
...............................................................................................................1
1.2................................................................................................. Rumusan Masalah
................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
2.1. Pengertian Perikatan ............................................................................ 3
2.2. Sistem Hukum Perikatan ...................................................................... 4
2.3. Sumber Hukum Perikatan .................................................................... 5
2.4. Macam-Macam Perikatan .................................................................... 6
2.5. Hapusnya Perikatan .............................................................................. 9
BAB III PENUTUP .................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan .......................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 12
iii
iv
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
b. Hak dan kewajiban kreditur harus oleh undang-undang, yaitu sebagai suatu
tindakan untuk menuntut pihak yang lalai dalam melaksanakan suatu
prestasi atau kewajibannya.
untuk membuat janji yang berupa dan berisi apa saja dan janji itu mengikat
mereka yang membuatnya seperti undang-undang.
Dengan kata lain, dalam perjanjian kita boleh membuat undang-undang bagi
kita sendiri. Misalnya, dalam jual beli, risiko mengenai barang yang dijualbelikan
menurut hukum dipikul oleh si pembeli sejak saat janji itu ditutup. Akan tetapi
apabila para pihak menghendaki lain, hal ini dibolehkan,
Mengenai istilah “secara sah” pembuat undang-undang menunjukkan bahwa
pembuatan perjanjian harus menurut hukum. Semua persetujuan yang dibuat
menurut hukum atau secara sah adalah mengikat. Pernyataan ini menunjukkan
adanya asas kepastian hukum.
Dalam Hukum Perikatan dikenal adanya asas Konsensualisme ialah suatu
perikatan yang lahir sejak detik tercapainya kesepakatan. Dengan demikian
perjanjian itu sudah sah bila sudah sepakat tentang hal-hal yang pokok dan tidak
diperlukan suatu formalitas. Misalnya, dalam jual beli hal yang pokok dalam
kesepakatan adalah barang dan harga. PengeCualian terhadap Konsensualisme
adalah perjanjian formal, perjanjian riil dan lainnya.
Kecuali yang disebutkan di atas, sistem Hukum Perikatan yang diatur dalam
Buku III KUH Perdata terdiri atas dua bagian, yaitu bagian umum yang memuat
aturan yang berlaku bagi perikatan umum. Misalnya, mengenai kapan perikatan
lahir, kapan perikatan hapus dan lain-lainnya. Bagian khusus memuat aturan
mengenai perjanjian-perjanjian yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat dan
sudah memiliki nama tertentu misalnya jual beli, sewa-menyewa, perjanjian
perburuhan dan lain-lainnya3.
3
I Ketut Eka Setiawan, Hukum Perikatan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), 3-5.
6
4
Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, (Jakarta: Kencana 2017), cet 3, 278.
7
5
Simanjuntatak, Hukum Perdata Indonesia, (Jakarta: Kencana 2017), cet 3, 275-278.
10
3.1. Kesimpulan
Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua
pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari pihak
yang lain, dan pihak yang lain berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu.
Apabila Hukum Benda mempunyai sistem tertutup, dan diatur dalam Buku
II KUH Perdata maka Hukum Perikatan memiliki sistem terbuka yang diatur
dalam Buku III KUH Perdata. Dalam Hukum Benda, macam-macam hak atas
benda adalah terbatas dan aturan-aturan mengenai hak atas benda itu juga bersifat
memaksa.
Menurut Pasal 1233 KUH Per, perikatan dapat timbul karena perjanjian
maupun karena undang-undang. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa sumber
perikatan itu adalah perjanjian dan undang-undang.
Macam-Macam Perikatan yaitu perikatan bersyarat, perikatan dengan
ketetapan waktu, perikatan mana suka (alternatif), perikatan tanggung-
menanggung (tanggung rentang), perikatan yang dapat dibagi dan yang tak dapat
dibagi dan perikatan dengan ancaman hukuman.
Hapusnya perikatan diatur dalam pasal 1381 KUH Perdata.
11
DAFTAR PUSTAKA
12