“WAN PRESTASI”
Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
Adilla Meytiara, S.H., L.LM.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga pemyusunan makalah ini dapat diselesaikan sebagaimana
mestinya.
Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Untuk itu tak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Adilla Meytiara, S.H., L.LM. selaku dosen mata kuliah Hukum Perdata.
2. Orang tua yang telah memberikan support.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. kami berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Kasus Wanprestasi yang diangkat dalam makalah ini adalah sebuah contoh
dari berbagai macam kasus wanprestasi yang terjadi di indonesia. Ini
menunjukan bahwa masih banyak masyarakat indonesia yang meremehkan ketete
ntuan- ketentuan dalam perjanjian yang di sepakati oleh kedua belah pihak.
Kasus ini memiliki putusan yang tetap di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Dalam kasus ini, Jefri Nichol dianggap melakukan pelanggaran kontrak dengan
Falcon Pictures. Hasil putusan yang dibacakan oleh hakim adalah tiga tergugat,
yakni Jefri Nichol, Junita Eka Putri atau ibunda Jefri, dan mantan manajernya,
Baetz Agagon, dinyatakan benar melakukan wanprestasi dan harus membayar
ganti rugi sebesar Rp 4,2 miliar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan bermasyarakat sehari - hari banyak orang yang tidak
sadar bahwa disetiap harinya selalu melakukan perikatan. Hal-hal kecil
seperti membelisuatu barang, sewa menyewa, pinjam meminjam, hal- hal ini
adalah termasuk suatu perikatan. Perikatan di Indonesia, diatur dalam buku
III KUH Perdata (Burgerlijk Wetboek). Hukum perdata, banyak sekali
cakupannya, salah satunya adalah perikatan.
Perikatan merupakan salah satu hubungan hukum dalam harta
kekayaan antaradua orang atau lebih, di mana pihak yang satu berhak atas
sesuatu barang dan pihak lain berkewajiban atas sesuatu barang . Hubungan
hukum dalam harta kekayaan ini merupakan suatu akibat hukum, akibat
hukum dari suatu perjanjian atau peristiwa hukum lain yang menimbulkan
perikatan atau perjanjian.
Di dalam hukum perikatan, semua orang dapat melakukan perikatan
yang bersumber dari perjanjian, perjanjian ini dalam bentuk apapun atau
bagaimanapun baik itu yang diatur dalam undang-undang ataupun tidak,
inilah yang biasa disebut kebebasan berkontrak. Suatu perjanjian tidak hanya
mengikat apa yang dengan tegas ditentukan didalamnya melainkan juga
segala sesuatu yang menurut sifatnya persetujuan dituntut berdasarkan
keadilan, kebiasaan atau undang-undang. Syarat-syarat yang diperjanjikan
menurut kebiasaan, harus dianggap telah termasuk dalam suatu persetujuan,
walaupun tidak dengan tegas diatur dalam perjanjian tersebut.
Adapun sumber perikatan yang tercantum dalam buku III KUH Perdata
atau BW dalam pasal 1234 adalah :
1. Perjanjian
2. Undang-Undang, dibagi lagi menjadi 2 yaitu :
b. Undang-Undang saja
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan perikatan ?
2. Macam-macam perikatan dan apa yang dimaksud dengan wanprestasi ?
3. Bagaimana contoh kasus perikatan khususnya wanprestasi dan solusinya
?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perikatan
1. Ketentuan Umum Perikatan
Perikatan adalah terjemahan dari istilah dalam bahasa
Belanda verbintenis. Perikatan artinya hal yang mengikat antara
orang yang satu dan orang yang lain. Hal yang mengikat itu
adalah peristiwa hukum yang dapat berupa : Perbuatan , misalnya
jual beli, utang-piutang dan hibah. Kejadian misalnya kelahiran,
kematian. Dan Keadaan, misalnya rumah susun.
Peristiwa hukum tersebut menciptakan hubungan hukum
antara pihak yang satu dengan pihak lainnya. Dalam hubungan
tersebut, setiap pihak memiliki hak dan kewajiban timbal balik.
Pihak yang satu mempunyai hak untuk menuntut sesuatu terhadap
pihak lainnya dan pihak lainitu wajib memenuhi tuntutan itu, juga
sebaliknya. Dalam hubungan utang-piutang, pihak berutang
disebut debitor, sedangkan pihak yang memberi utang disebut
kreditor. Dalam hubungan jual-beli, pihak pembeli berposisi
sebagai debitor, sedangkan pihak penjual sebagaikreditor. Dalam
perjanjian hibah, pihak pemberi hibah berposisi sebagai debitor,
sedangkan pihak penerima hibah sebagai kreditor.
2. Pengaturan Perikatan
3. Unsur-Unsur Perikatan
Subjek perikatan disebut juga pelaku perikatan. Perikatan
yang dimaksud meliputi perikatan yang terjadi karena perjanjian
dan karena ketentuan Undang-Undang. Pelaku perikatan terdiri
atas manusia pribadi dan dapat juga badan hukum atau
persekutuan. Setiap pihak dalam dalam perikatan harus wenang
berbuat menurut hukum dalammencapai persetujuan kehendak
(ijab kabul).
Persetujuan kehendak adalah pernyataan salingmemberi
dan menerima secara riil dalam bentuk tindakan nyata, pihak yang
satu menyatakanmemberi sesuatau kepada yang dan menerima
seseuatu dari pihak lain. Dengan kata lain, persetujuan kehendak
(ijab kabul) adalah pernyataan saling memberi dan menerima
secara riilyang mengikat kedua pihak. Perstujuan pihak
merupakan perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak untuk
salingmemenuhi kewajiban dan saling memperoleh hak dalam
setiap perikatan. Persetujuan kehendak juga menetukan saat
kedua pihak mengakhiri perikatan karena tujuan pihak sudah
tercapai. Oleh sebab itu, dapat dinyatakan bahwa perikatan
menurut sistem hukum perdata, baru dalam taraf menimbulkan
kewajiban dan hak pihak-pihak, sedangkan persetujuan kehendak
adalah pelaksanaan atau realisasi kewajiban dan pihak-pihak
sehingga kedua belah pihak memperolehhak masing-masing.
Objek perikatan dalam hukum perdata selalu berupa benda.
Benda adalah setiap barangdan hak halal yang dapat dimiliki dan
dinikmati orang. Dapat dimilik dan dinikmati orang maksudnya
memberi manfaat atau mendatangkan keuntungan secara halal
bagi orang yang memilikinya.
4. Jenis-Jenis Perikatan
Perikatan bersyarat (voorwaardelijk verbintenis) adalah
perikatan yang digantungkan padasyarat. Syarat itu adalah suatu
peristiwa yang masih akan terjadi dan belum pasti terjadi,
baikdalam menangguhkan pelaksanaan perikatan hingga terjadi
peristiwa maupun denganmembatalkan perikatan karena terjadi
atau tidak terjadi peristiwa (Pasal 1253 KUHP dt).
Pada perikatan manasuka, objek prestasi ada dua macam
benda. Dikatakan perikatanmansuka karena, debitor boleh
memenuhi prestasi dengan memilih salah satu dari dua bendayang
dijadikan objek perikatan. Namun, debitor tidak dapat memaksa
kreditor untuk menerimasebagian benda yang satu dan benda
sebagian benda yang lainnya. Jika debitor telah memenuhisalah
satu dari dua benda yang ditentukan dalam perikatan, dia
dibebaskan dan perikatan berakhir. Hak memilih prestasi itu ada
pada debitor jika hak ini tidak secara tegas diberikankepada
kreditor (Pasal 1272 dan 1273 KUHP dt).
Perikatan Fakultatif yaitu perikatan dimana debitor wajib
memenuhi suatu prestasitertentu atau prestasi lain yang tertentu
pula. Dalam perikatan ini hanya ada satu objek. Apabiladebitor
tidak memenuhi prestasi itu, dia dapat mengganti prestasi lain.
Misalnya, Agung berjanjikepada Rian untuk meminjamkan
mobilnya guna melaksanakan penelitian. Jika Agung
tidakmeminjamkan Karena rusak, dia dapat mengganti dengan
sejumlah uang transport untukmelaksanakan penelitiannya.
Pada perikatan tanggung-menanggung dapat terjadi seorang
debitor berhadapan dengan beberapa orang kreditor atau seorang
kreditor berhadapan dengan beberapa orang debitor.Apabila
kredior terdiri atas beberapa orang, ini disebut tanggung-
menanggung aktif. Dalam halini, setiap kreditor, berhak atas
pemenuhan prestasi seluruh hutang. Jika prestasi tersebut
sudahdipenuhi, debitor dibebaskan dari utangnya dan perikatan
hapus (Pasal 1278 KUHP dt).
Perikatan dapat atau tidak dapat dibagi bisa terjadi jika
salah satu pihak meninggal duniasehingga akan timbul maslah
apakah pemenuhan prestasi dapat dibagi atau tidak antara para
ahliwaris almahrum itu. Hal tersebut bergantung pada benda yang
menjadi objek perikatan yang penyerahannya atau
pelaksanaannya dapat dibagi atau tidak, baik secara nyata maupun
secara perhitungan ( Pasal 1296 KUHPdt).
Perikatan ini memuat suatu ancaman hukuman terhadap
debitor apabila dia lalai memenuhi prestasinya. Ancaman
hukuman ini bermaksud untuk memberikan suatu kepastian
atas pelaksanaan isi perikatan, seperti yang telah ditetapkan
dalam perjanjian yang dibuat oleh pihak- pihak. Disamping itu,
juga sebagai upaya untuk menetapkan jumlah ganti keruguan jika
memang terjadi wanprestasi. Hukuman itu merupakan pendorong
debitor untuk memenuhi kewajiban berprestasi dan untuk
membebaskan kreditor dari pembuktian tentang besarnya ganti
kerugian yang telah di deritanya.
Undang-undang tidak menentukan apa yang dimaksud
dengan perikatan wajar(natuurlijke verbintenis, natural
obligation). Dalam undang-undang hanya dijumpai Pasal 1359
ayat (2) KUHPdt. Karena itu, tidak ada kesepakatan antara para
penulis hukum mengenai sifatdan akibat hukum dari perikatan
wajar, kecuali mengenai satu hal, yaitu sifat tidak ada
gugatanhukum guna memaksa pemenuhannya. Kata wajar adalah
terjemaahan dari kata aslinya dalam bahasa Belanda “natuurlijk ”
oleh Prof. Koesoemadi Poedjosewojo dalam kuliah hukum
perdata pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
B. Wanprestasi
Seringnya hal-hal yang menjadi persoalan dalam hukum perjanjian
adalah pengingkaran atau kelalaian seorang debitur kepada kreditur, at
au pemenuhan janji yang dilakukan oleh debitur. Dalam hukum perda
ta, keduanya disebutdengan prestasi bagi yang memenuhi janji dan w
anprestasi bagi yang tidak memenuhi janji. Riduan Syahrani
mendefinisikan bahwa prestasi adalah suatu yang wajib dan harus
dipenuhi oleh debitur dalam setiap perikatan.
Prestasi adalah sesuatu yang wajib dipenuhi oleh debitur dalam seti
ap perikatan. Prestasi adalah objek perikatan, sehingga dalam hukum
perdatakewajiban memenuhi prestasi selalu disertai jaminan harta kek
ayaan debitor. Pasal 1131 dan 1132 KUHPerdata dinyatakan bahwa
harta kekayaan debitur, baik yang bergerak maupun yang tidak
bergerak,baik yang sudah ada maupun yang
akan ada,menjadi jaminan pemenuhan utangnya terhadap kreditur. Na
mun, jaminan umum tersebut dapat dibatasi dengan jaminan khusus b
erupa benda tertentu yang ditetapkan dalam perjanjian antar
pihak.Wanprestasi artinya tidak memenuhi kewajiban yang telah disep
akati dalam perikatan.
BAB III
ANALISIS KASUS
Jefri Nichol bahkan sudah menerima uang muka dan honor awal
sebesarRp 280 juta, namun tidak membintangi empat film sesuai kesepak
atan. Saat belum adasatu film yang dibintangi Jefri Nichol digarap Falcon
Pictures, bintang film
mudaitu diketahui menerima kontrak kerja dengan pihak lain. Falcon Pict
uresmenggugat Jefri Nichol dan Junita Eka Putri, ibunya, serta Baetz
Agagon sebesar Rp 4,2 Miliar. Sidang kasus wanprestasi yang digugat
rumah produksi FalconPictures terhadap aktor Jefri Nichol kembali
digelar di Pengadilan Negeri JakartaSelatan, hari ini, Senin (8/6/2020).
Berdasarkan pantauan Suara.com dalam sidangkali ini Jefri tak hadir.
Menurut Aris, Jefri Nichol tak hadir dalam sidang tersebut lantaran
telah menyerahkan seluruh kasus itu kepada tim kuasa
hukumnya. "Poinnya nggak mesti harus dateng. Yang penting ada
menghadiri yaitu kuasa hukumnya. Tapikalau seandainya Jefri Nichol
hadir ya terserah dia sih, kalau mau hadir juganggak apa-apa," jelasnya.
Lebih lanjut, sayangnya Aris enggan membeberkanlebih detail akan
gugatan yang dilayangkan oleh Falcon Picture. Sebab, masih ada
agenda mediasi ke depannya. "Kalau kami sih sebenarnya siap untuk
menjawab.Tapi saya belum bisa sampaikan poin-poin jawabannya seperti
apa. Karena di sinimasih ada mediasi, makanya kita hormati
mediasinya," jelas Aris. "Yah kalau seandainya sudah damai, nanti saya
akan sampaikan poin per poinnya gimana,untuk menjawab gugatan dari
pihak penggugat," kata Aris. Seperti diketahui,rumah produksi Falcon
Pictures telah melayangkan gugatan perdata pada aktor Jefri Nichol.
Dalam gugatan tersebut, aktor 21 tahun ini dianggap
melalaikankewajiban untuk berperan dalam film produksi Falcon. Jefri
Nichol juga dianggap tidak menjaga nama baik penggugat terkait kasus
narkoba. Sehingga sang aktor dituntut mengganti kerugian sebesar Rp 4,2
miliar.
A. Kesimpulan
Perikatan merupakan salah satu hubungan hukum dalam harta
kekayaan antaradua orang atau lebih, di mana pihak yang satu berhak
atas sesuatu barang
dan pihak lain berkewajiban atas sesuatu barang . Hubungan hukum dala
m hartakekayaan ini merupakan suatu akibat hukum, akibat hukum dari
suatu perjanjianatau peristiwa hukum lain yang menimbulkan perikatan
atau perjanjian.
Dalam perjanjian kerja antara Aktor Jefri Nichol dengan Rumah
produksi film Falcon Picture telah terjadi wanprestasi yang dilakukan
oleh Aktor Jefri Nichol. Dengan tidak memenuhi kewajiban nya sesuai
dengan isi perjanjian, kewajiban yang tidak dipenuhi tersebut meliputi
memerankan empat judul film yang di produksi Falcon Picture. Selain itu
Jefri Nichol telah melanggar ketentuan di dalam perjanjian, dimana Jefri
Nichol melakukan suatu hal yang dilarang dalam ketentuan Perjanjian,
yaitu memerankan film yang di produksi Rumah produksi film lain.
Dalam hal ini meskipun kedua belah pihak sama sama terbuka untuk
damai secara non litigasi yaitu musyawarah antara kedua belah pihak,
Adapun secara litigasi yaitu mediasi yang di fasilitasi oleh Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan. Namun hal tersebut gagal. Karena hal tersebut
Falcon Picture menggugat Aktor Jefri Nichol ke Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan dan terdaftar dengan nomor perkara
171/Pdt.G/2020/PN.Jkt.Slt.
Penyelsaian sengketa wanprestasi antara Aktor Jefri Nichol dengan
Falcon Picture berujung pada digugatnya Jefri Nichol oleh Falcon Picture
dengan tuntutan mengganti kerugian atas honorarium yang telah
diberikan kepada Jefri Nichol sejumlah Rp.280.000.000,00 (dua ratus
delapan puluh juta rupiah) dan membayar denda/bunga sejumlah
Rp.4.200.000.000,00 (empat milyar dua ratus juta), gugatan yang
diajukan Falcon Picture tersebut telah terdaftar. Serta berdasarkan hasil
dari persidangan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah
memutuskan untuk menghukum Aktor Jefri Nichol untuk membayar
denda/bunga kepada Falcon Picture sejumlah Rp.4.200.000.000,00
(empat milyar dua ratus juta). Meskipun perjanjian tersebut mengandung
standar baku dan membuat posisi para pihak di dalam perjanjian menjadi
tidak seimbang. Tetap saja Aktor Jefri Nichol telah terbukti melakukan
wanprestasi dan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah
memutuskan mengabulkan beberapa gugatan Falcon Picture serta
Menghukum Aktor Jefri Nichol membayar sejumlah ganti rugi.
B. Saran
Ketika menyatakan sepakat terhadap suatu perjanjian,
menghormati hak daripada pihak lain yang terdapat dalam perjanjian
merupakan suatu nilai kejujuran maka Ketika terikat dalam suatu
perjanjian sudah sepatutnya menghormati hak pihak lain yang terdapat di
dalam perjanjian, selain itu melaksanakan kewajiban dengan itikad baik
adalah hal yang terpenting dalam pelaksanaan perjanjian Ketika terjadi
wanprestasi dalam pelaksanaan suatu perjanjian, Ketika pihak yang
merasa dirugikan menggugat ke pengadilan, maka sebaiknya Majelis
Hakim memaksimal kan upaya perdamaian antara keduanya karena
perdamaian antara kedua belah pihak telah tercapai maka hal tersebut
akan menguntungkan bagi semua pihak yang terdapat di dalam
perjanjian. Dan bilamana mediasi tersebut tetap gagal Majelis Hakim
harus mampu memberikan putusan yang seadil-adilnya bagi semua
pihak.
BAB VII
PENUTUP
Demikian makalah ini saya buat. Semoga makalah ini dapat diterima dan
bermanfaat bagi kita semua. Tidak lupa saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa karena atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Dan tidak lupa pula saya ucapkan terimakasih kepada
seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam pembuatan makalah ini.
Segala saran dan kritik yang membangun saya harapkan dari semua pihak,
karena saya menyadari bahwa makalah saya masih jauh dari kata sempurna. Saran
dan kritik tersebut semoga saja dapat menjadi acuan atau pelajarn bagi saya untuk
dapat menjadi lebih baik lagi. Atas segala waktu dan perhatiannya saya ucapkan
terimakasih.