Anda di halaman 1dari 16

Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

BAB VIII
HUKUM PERIKATAN

Tujuan Instruksional Khusus rumusan undang-undang tetapi dalam


ilmu pengetahuan hukum
Mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan perikatan adalah
mengetahui dan menjelaskan tentang hubungan hukum antara dua pihak di
Hukum Perikatan: berkaitan dengan dalam lapangan harta kekayaan, di
Istilah dan Pengertian Hukum mana pihak yang satu berhak atas
Perikatan, Pengaturan Hukum prestasi dan pihak yang lain
Perikatan, Macam-macam Perikatan, berkewajiban memenuhi prestasi.
Perihal Resiko, Wanprestasi dan
Keadaan Memaksa serta Hapusnya Menurut Subekti, perkataan
Perikatan. “perikatan” dalam Buku III KUHPerdata
mempunyai arti yang lebih luas dari
perkataan perjanjian, sebab dalam
Sub Pokok Bahasan Buku III itu di atur juga perihal
hubungan hukum yang sama sekali
A. Istilah dan Pengertian Hukum tidak bersumber pada suatu
Perikatan persetujuan atau perjanjian, yaitu
B. Pengaturan Hukum Perikatan perihal perikatan yang timbul dari
C. Macam-macam Perikatan perbuatan yang melanggar hukum dan
D. Perihal Resiko, Wanprestasi dan perihal perikatan yang timbul dari
Keadaan Memaksa pengurusan orang lain yang tidak
E. Hapusnya Perikatan berdasarkan persetujuan.

Uraian: Dalam pengetahuan Hukum


Perdata, perikatan diartikan sebagai
hubungan hukum yang terjadi di antara
A. Istilah dan Pengertian dua orang atau lebih yang terletak
Perikatan dalam lapangan harta kekayaan di
mana pihak yang satu berhak atas
Istilah verbentenissen prestasi dan pihak lainnya wajib
diterjemahkan secara berbeda-beda memenuhi prestasi itu.
dalam kepustakaan Indonesia. Ada
yang menterjemahkan perutangan, Beberapa pakar hukum juga
perjanjian atau perikatan. Penggunaan memberikan pengertian tentang
istilah perikatan lebih umum perikatan, yaitu:
dipergunakan dalam hukum Indonesia.
Definisi perikatan tidak ada dalam

88
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

Hofmann dalam R. Setiawan, Prestasi adalah apa yang


perikatan adalah suatu hubungan menjadi hak kreditur dan kewajiban
hukum antara sejumlah terbatas debitur. Prestasi terdiri dari: (1)
subyek-subyek hukum sehubungan memberikan sesuatu, (2) dapat
dengan itu seorang atau beberapa ditentukan, (3) mungkin dan
orang dari pada nya mengikatkannya diperkenankan, (4) dapat terdiri dari
diri nya untuk bersikap menurut cara- satu perbuatan saja atau terus-
cara tertentu terhadap pihak yang lain menerus. Bidang yang dimaksud
yang berhak atas sikap yang demikian adalah bidang harta kekayaan, yaitu
itu. menyangkut hak dan kewajiban yang
dapat dinilai uang.
Abdul Kadir Muhammad,
perikatan adalah hubungan hukum Obyek perikatan adalah hak dari
yang terjadi antara orang yang satu kreditur dan kewajiban dari debitur,
dengan yang lain karena perbuatan, yang menjadi obyek perikatan adalah
peristiwa, atau keadaan, sehingga prestasi, yaitu hal memenuhi perikatan.
dapat dikatakan bahwa perikatan itu
terdapat dalam bidang hukum harta Macam-macam prestasi, yaitu:
kekayaan, bidang hukum keluarga,
bidang hukum waris, dan dalam bidang 1. Memberikan sesuatu, yaitu
hukum pribadi. menyerahkan kekuasaan nyata atas
benda dari debitur kepada kreditur,
Salim H. S., perikatan seperti membayar harga dan
mempunyai beberapa unsur pokok, lainnya
antara lain: (1) adanya kaidah hukum; 2. Melakukan perbuatan, yaitu
(2) adanya Subyek hukum; (3) adanya melakukan perbuatan seperti yang
prestasi (obyek perikatan); (4) dan telah ditetapkan dalam perikatan,
dalam bidang tertentu. misalnya: memperbaiki barang
yang rusak dan lainnya
Kaidah Hukum Perikatan 3. Tidak melakukan suatu perbuatan,
meliputi: (1) kaidah hukum tertulis, yaitu tidak melakukan perbuatan
yaitu kaidah hukum yang terdapat seperti yang telah di perjanjikan,
dalam undang-undang, traktat, atau misalnya tidak mendirikan
jurisprudensi; (2) kaidah hukum tidak bangunan dan lain-lainnya.
tertulis, yaitu kaidah hukum yang
hidup, tumbuh, dan timbul dalam Subyek perikatan adalah para
praktik kehidupan masyarakat pihak pada suatu perikatan, yaitu
(kebiasaan). kreditur yang berhak dan debitur yang
berhak atas prestasi. Pada debitur
Subyek hukum terdiri dari: (1) terdapat dua unsur, antar lain schuld
kreditur, yaitu orang (badan hukum) adalah uang debitur terhadap kreditur
yang berhakat asprestasi, (2) debitur, dan haftung adalah harta kekayaan
yaitu orang (badan hukum) yang debitur yang dipertanggung jawabkan
berkewajiban untuk memenuhi bagi pelunasan utang.
prestasi.

89
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

B. Pengaturan Hukum Perikatan e. Ada prestasi yang akan di


laksanakan
Hukum Perikatan diatur dalam f. Ada bentuk tertentu, lisan atau
Buku III KUH Perdata, yang tulisan
pengaturannya menganut sistem g. Ada syarat-syarat tertentu
terbuka. Artinya setiap orang bebas sebagai isi perjanjian
melakukan perjanjian, baik yang sudah
diatur maupun belum diatur dalam 2. Perikatan yang lahir karena undang-
undang-undang. Pasal 1338 KUH undang
Perdata bahwa, “semua perjanjian Di dalam perikatan yang lahir
yang dibuat secara sah berlaku sebagai dari undang-undang, asas kebebasan
undang-undang bagi mereka yang mengadakan perjanjian tidak berlaku,
membuatnya”. Ketentuan tersebut suatu perjanjian menjadi perikatan
memberikan kebebasan para pihak adalah karena kehendak undang-
untuk: undang. Perikatan yang lahir karena
undang-undang, di mana pembentuk
1. Membuat atau tidak membuat undang-undang tidak memberikan
perjanjian; aturan-aturan yang umum, artinya
2. Mengadakan perjanjian dengan apabila hendak mengetahui peraturan-
siapapun; peraturan dari beberapa perikatan-
3. Menentukan isi perjanjian, perikatan tersebut, hal ini harus dilihat
pelaksanaan, dan persyaratannya; pada peraturan yang bersangkutan.
4. Menentukan bentuk perjanjian,
yaitu tertulis atau lisan. 3. Perikatan lahir karena perbuatan
melanggar hukum (onrechtmatige
Sumber-sumber hukum daad) dan perwakilan sukarela
perikatan, yaitu: (zaakwaarneming).

1. Perikatan yang lahir karena Adapun syarat-syarat dari sah


Perjanjian perjanjian (Pasal 1320 KUH Perdata),
yaitu:
Berdasarkan Pasal 1313 KUH
Perdata adalah sebuah perbuatan di 1. Kata sepakat antara para pihak yang
mana seseorang atau beberapa orang mengikatkan diri, artinya para pihak
mengikatkan dirinya kepada seseorang yang mengadakan perjanjian harus
atau beberapa orang lain, yang saling setuju dan seia sekata dalam
memiliki unsur-unsur, di antaranya: hal yang pokok dari perjanjian yang
akan diadakan tersebut. Sepakat
a. Ada pihak-pihak (subyek), tanpa adanya paksaan (dwang),
sedikitnya dua pihak khilaf (dwaling) dan penipuan
b. Ada persetujuan antara pihak- (bedrog).
poihak yang bersifat tetap 2. Cakap untuk membuat suatu
d. Ada tujuan yang akan di capai perjanjian, artinya bahwa para pihak
yaitu untuk memenuhi harus cakap menurut hukum, yaitu
kebutuhan pihak-pihak telah dewasa (berusia 21 tahun) dan
tidak di bawah pengampuan.

90
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

3. Mengenai suatu hal tertentu, artinya Di samping ketiga asas utama


apa yang akan diperjanjikan harus tersebut, masih terdapat beberapa
jelas dan terinci (jenis, jumlah, dan asas hukum perikatan nasional, yaitu:
harga) atau keterangan terhadap
objek, diketahui hak dan kewajiban 1. Asas kepercayaan;
tiap-tiap pihak, sehingga tidak akan 2. Asas persamaan hukum;
terjadi suatu perselisihan antara 3. Asas keseimbangan;
para pihak. 4. Asas kepastian hukum;
4. Suatu sebab yang halal, artinya isi 5. Asas moral;
perjanjian itu harus mempunyai 6. Asas kepatutan;
tujuan (causa) yang diperbolehkan 7. Asas kebiasaan;
oleh undang-undang, kesusilaan, 8. Asas perlindungan.
atau ketertiban umum.
C. Macam-macam Perikatan
Asas-asas dalam Hukum
Perikatan, yaitu: Menurut undang-undang,
perikatan dapat dibedakan atas
1. Asas kebebasan berkontrak terlihat beberapa macam, yaitu:
di dalam Pasal 1338 KUH Perdata
yang menyebutkan bahwa segala 1. Perikatan bersyarat
sesuatu perjanjian yang dibuat (voorwaardelijk), yaitu perikatan
adalah sah bagi para pihak yang yang lahir maupun berakhir
membuatnya dan berlaku sebagai digantungkan pada suatu peristiwa
undang-undang bagi mereka yang yang belum atau tidak tentu
membuatnya. terjadi. Contoh, A berjanji
2. Asas konsensualisme, artinya bahwa memberikan buku kepada B kalau
perjanjian itu lahir pada saat ia telah lulus ujian.
tercapainya kata sepakat antara 2. Perikatan yang digantungkan pada
para pihak mengenai hal-hal yang suatu ketetapan waktu, yaitu
pokok dan tidak memerlukan perikatan yang pelaksanaan
sesuatu formalitas. Dengan ditangguhkan sampai pada waktu
demikian, azas konsensualisme ditentukan pasti akan tiba. Contoh:
lazim disimpulkan dalam Pasal 1320 A berjanji akan memberikan buku
KUH Perdata. kepada B pada tanggal 1 Januari
3. Asas pacta sunt servanda, ini tahun depan.
berkaitan dengan akibat suatu 3. Perikatan mana suka, di mana
perjanjian. Pasal 1338 ayat (1) KUH terdapat dua macam atau lebih
Perdata bahwa, “Perjanjian yang prestasi.
dibuat secara sah berlaku sebagai 4. Perikatan tanggung-menanggung,
undang-undang….” Para pihak di mana beberapa orang bersama-
harus menghormati perjanjian dan sama sebagai pihak yang
melaksanakannya karena perjanjian berhutang berhadapan dengan
itu merupakan kehendak bebas para satu orang yang menghutangkan,
pihak. atau sebaliknya. Beberapa orang
yang bersama-sama menghadapi
satu orang berpiutang atau

91
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

penagih hutang, masing-masing pemberian suatu barang tertentu, sejak


dapat dituntut untuk membayar lahirnya perjanjian, barang tersebut
hutang seluruhnya. sudah menjadi tanggungan orang yang
5. Perikatan yang dapat dibagi dan berhak menagih penyerahannya.
yang tidak dapat dibagi. Persoalan Artinya, suatu perjanjian yang
tentang dapat atau tidaknya dibagi meletakkan kewajiban hanya pada
suatu perikatan, barulah tampil ke suatu pihak saja (eenzijdige
muka, jika salah satu pihak dalam overeenkomst), misalnya suatu
perjanjian telah digantikan oleh schenking.
beberapa orang lain. Hal mana
biasanya terjadi karena Menurut Pasal 1460 KUH
meninggalnya satu pihak yang Perdata, perjanjian mengenai suatu
menyebabkan ia digantikan dalam barang yang sudah ditentukan sejak
segala hak-haknya oleh sekalian ditutupnya, perjanjian barang itu
ahli warisnya. Pada azasnya jika sudah menjadi tanggungan pembeli,
tidak diperjanjikan lain antara meskipun belum diserahkan dan masih
pihak-pihak yang semula suatu berada di tangan si penjual. Dengan
perikatan, tidak boleh dibagi-bagi, demikian, jika barang itu hapus bukan
sebab si berpiutang selalu berhak karena salahnya si penjual, si penjual
menuntut pemenuhan perjanjian masih tetap berhak untuk menagih
untuk sepenuhnya dan tidak usah harga yang belum dibayar.
ia menerima baik suatu
pembayaran sebagian demi Berhubung dengan sifatnya,
sebagian. Pasal 1460 KUH Perdata sebagai
6. Perikatan dengan ancaman kekecualian, menurut pendapat yang
hukuman (strafbeding), untuk lazim dianut, pasal tersebut harus
mencegah jangan sampai si ditafsirkan secara sempit, sehingga ia
berhutang dengan mudah saja hanya berlaku dalam hal suatu barang
melalaikan kewajibannya, dalam yang sudah dibeli, tetapi belum
praktek banyak dipakai perjanjian diserahkan hapus. Keadaan ini tidak
di mana si berhutang dikenakan berlaku jika karena suatu larangan
suatu hukuman, apabila ia tidak yang dikeluarkan oleh pemerintah, si
menepati kewajibannya. penjual tidak lagi dapat mengirimkan
barangnya kepada si pembeli. Dalam
D. Perihal Resiko, Wanprestasi hal ini pernah diputuskan oleh hakim, si
dan Keadaan Memaksa pembeli dibebaskan dari pembayaran
harga barang.
Perihal Resiko
Jika barang yang
Resiko adalah kewajiban untuh diperjualbelikan musnah diperjalanan
memikul kerugian jikalau ada suatu karena ada suatu kecelakaan misalnya
kejadian di luar kesalahan salah satu perahu yang mengangkut barang itu
pihak yang menimpa benda yang karam. Siapakah yang harus memikul
dimaksudkan dalam perjanjian. Pasal kerugian-kerugian ketika barang yang
1237 KUH Perdata menegaskan, bahwa dipersewakan habis terbakar selama
dalam suatu perjanjian mengenai waktu dipersewakannya, inilah risiko.

92
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

Persoalan risiko adalah suatu keadaan lalai, tetap lalai untuk memenuhi
memaksa, sebagai mana ganti rugi perikatan itu, atau sesuatu yang
dalam wanprestasi. harus di berikan atau di lakukannya
hanya dapat diberikan atau di
Dalam Pasal 1237 KUH Perdata lakukannya dalam waktu yang
ditegaskan bahwa “dalam hal adanya melampaui tenggang waktu yang di
perikatan untuk memberikan suatu tentukan,
barang tertentu, maka barang itu 3. beban resiko beralih untuk kerugian
semenjak perikatan dilahirkan, adalah debitur jika halangan itu timbul
tanggungan si berpiutang”. Perkataan setelah wanprestasi,
tanggungan dalam pasal ini sama 4. jika perikatan lahir dari perjanjian
dengan “risiko”. Dengan begitu, dalam timbal balik, kreditur dapat
perikatan untuk memberikan suatu membebaskan diri dari
barang tertentu tadi, jika barang ini kewajibannya, ditegaskan dalam
sebelum diserahkan, musnah karena Pasal 1266 KUH Perdata, bahwa
suatu peristiwa diluar kesalahan salah “syarat batal dianggap selalu
satu pihak, kerugian ini harus dipikul dicantumkan dalam persetujuan
oleh “si berpiutang”, yaitu pihak yang yang timbal balik, andai kata salah
menerima barang itu. Suatu perikatan satu pihak tidak memenuhi
untuk memberikan suatu barang kewajibannya, dalam hal demikian
tertentu, adalah suatu perikatan yang persetujuan tidak batal demi
timbul karena perjanjian sepihak. hukum, tetap pembatalan harus di
Dengan kata lain, pembuat undang- mintakan pada pengadilan.
undang tidak memikirkan perjanjian Permintaan ini juga harus
timbal-balik, di mana pihak yang dilakukan, meski syarat batal
berkewajiban melakukan suatu prestasi mengenai tidak dipenuhinya
juga berhak menuntut suatu kewajiban dinyatakan di dalam
kontraprestasi. persetujuan. Jika syarat batal tidak
dinyatakan dalam persetujuan,
Wanprestasi maka hakim dengan melihat
keadaan, atas permintaan tergugat,
Wanprestasi adalah tidak leluasa memberkasuatu jangka
memenuhi atau lalai melaksanakan waktu untuk memenuhi kewajiban,
kewajiban sebagaimana yang di tetapi jangka waktu itu tidak boleh
tentukan dalam perjanjian yang dibuat lebih dari satu bulan”.
antara kreditur dan debitur. Ada 4
(empat) akibat wanprestasi, yaitu: Sebelum seseorang dinyatakan
wanprestasi terlebih dulu dilakukan
1. perikatan tetap ada, somasi, sebagai peringatan kepada
2. debitur harus membayar ganti rugi debitur agar memenuhi kewajibannya.
kepada debitur, ditegaskan dalam Somasi (ingebrekestilling) adalah
Pasal 1243 KUH Perdata, bahwa teguran dari kreditur kepada debitur
“penggantian biaya, kerugian dan agar dapat memenuhi prestasi sesuai
bunga karena tidak di penuhinya dengan isi dari perjanjian yang telah
suatu perikatan mulai diwajibkan, disepakati keduanya, ketentuan somasi
bila debitur, walaupun dinyatakan

93
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

diatur dalam Pasal 1238 dan 1243 KUH memaksa diatur dalam Pasal 1244-
Perdata. Ada 3 (tiga) cara somasi, 1245 KUH Perdata. Pasal 1244 KUH
antara lain: Perdata menegaskan “jika ada alasan
untuk itu, si berutang harus dihukum
1. Debitur melaksanakan prestasi mengganti biaya, rugi dan bunga
yang keliru apabila ia tak dapat membuktikan,
2. Debitur tidak memenuhi prestasi bahwa hal tidak atau tidak pada waktu
pada hari yang telah dijanjikan yang tepat dilaksanakannya perikatan
3. Prestasi yang di lakukan oleh itu, disebabkan suatu hal yang tak
debitur tidak lagi berguna bagi terduga, pun tak dapat
kreditur karena kadaluarsa. dipertanggungjawabkan padanya,
kesemaunya itu pun jika itikad buruk
Isi yang harus dimuat dalam tidaklah ada pada pihaknya”.
somasi, yaitu: (1) apa yang di tuntut,
(2) dasar tuntutan, (3) tanggal paling Selanjutnya Pasal 1245 KUH
lambat memenuhi presasi. Peristiwa- Perdata menegaskan bahwa, “Tidaklah
peristiwa yang tidak memerlukan biaya rugi dan bunga, harus digantinya,
somasi, antara lain: apalagi lantaran keadaan memaksa
1. Debitur menolak pemenuhan atau lantaran suatu kejadian tak
2. Debitur mengakui kelalaian disengaja si berutang beralangan
3. Pemenuhan prestasi tidak memberikan atau berbuat sesuatu
mungkin di lakukan yang diwajibkan, atau lantaran hal-hal
4. Pemenuhan tidak lagi berarti yang sama telah melakukan
5. Debitur melakukan prestasi perbuatanyang terlarang. Unsur-unsur
tidak sebagaimana mestinya. overmacht, yaitu:

Keadaaan Memaksa 1. Ada halangan bagi debitur untuk


memenuhi kewajiban.
Istilah keadaan memaksa 2. Halangan itu bukan karena
berasal dari bahasa Inggris, yaitu force kesalahan debitur.
majeure, sedangkan dalam bahasa 3. Tidak disebabkan oleh keadaan
Belanda disebut dengan overmacht. yang menjadi resiko dari debitur.
Keadaan memaksa adalah suatu
keadaan ketika debitur tidak dapat Dengan adanya overmacht,
melakukan prestasinya kepada, yang mengakibatkan berlakunya perikatan
disebabkan adanya kejadian yang menjadi terhenti. Ini berarti bahwa:
berada di luar kekuasaannnya, seperti
gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan 1. Kreditur tidak dapat meminta
lain-lain. Menurut Wirjono pemenuhan prestasi.
Prodjodikoro, keadaan memaksa 2. Debitur tidak dapat lagi dinyatakan
adalah keadaan yang menyebabkan lalai.
bahwa suatu hak atau suatu kewajiban 3. Resiko tidak beralih kepada
dalam suatu perhubungan hukum tidak debitur.
dapat dilaksanakan.

Ketentuan tentang keadaan

94
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

Macam-macam keadaan kredit usaha tani dari Koperasi Unit


memaksa, yaitu: Desa (KUD), dengan janji akan
dibayar pada musim panen. Tetapi
1. Keadaan memaksa absolut sebelum panen, padinya diserang
oleh ulat. Dengan demikian, pada
Keadaan memaksa absolut adalah saat itu ia tidak mampu membayar
suatu keaaan dimana debitur sama kredit usaha taninya kepada KUD,
sekali tidak dapat memenuhi tetapi ia akan membayar pada
perutangannya kepada kreditur, musim panen mendatang. Keadaan
oleh karena adanya gempa bumi, memaksa dinamakan “relatif”,
banjir bandang, dan adanya lahar. apabila keadaan itu pelaksanaan
Contohnya, si A ingin membayar hak-hak dan kewajiban-kewajiban
utangnya pada si B. Namun tiba-tiba pada suatu perhubungan hukum
pada saat si A ingin melakukan tidak dapat dibilangkan sama sekali
pembayaran utang, terjadi gempa tidak dapat terjadi bagaimanapun
bumi. Maka si A sama sekali tidak juga, akan tetapi demikian sukarnya
dapat membayar utangnya pada si dan dengan pengorbanan dari yang
B. Kalau keadaan memaksa harus melaksanakan, sedemikian
mengakibatkan, bahwa suatu hak rupa, sehingga patutlah, bahwa
atau kewajiban dalam perhubungan keharusan untuk melaksanakan
hukum sama sekali tidak dapat hak-hak dan kewajiban-kewajiban
dilaksanakan oleh siapapun juga yang bersangkutan dianggap
dan bagaimanapun juga, maka lenyap. Adanya keadaan memaksa
keadaan memaksa itu dinamakan yang relatif ini, sangat tergantung
“absolut”. Keadaan memaksa yang dari pada isi, maksud, dan tujuan
bersifat mutlak (absolut) yaitu dari perhubungan hukum yang
dalam halnya sama sekali tidak bersangkutan. Misalnya, seorang
mungkin lagi melaksanakan tukang berjanji akan membikin
perjanjiannya (misalnya barangnya rumah untuk orang lain, kemudian
sudah hapus karena bencana alam). pada waktu pembikinan rumah itu
sedang berjalan segenap buruh-
2. Keadaan memaksa yang relatif buruhnya bersama-sama mogok.
Kalau dapat dikatakan, bahwa
Keadaan memaksa yang relatif tukang pembikin rumah harus
adalah suatu keadaan yang mempekerjakan lain-lain buruh,
menyebabkan debitur mungkin bagaimanapun mahalnya upah
untuk melaksanakan prestasinya. buruh-buruh itu, maka dalam hal ini
Tetapi pelaksanaan prestasi itu boleh dikatakan tidak ada keadaan
harus dilakukan dengan memaksa. Akan tetapi, kalau
memberikan korban yang besar berhubungan dengan isi, maksud,
yang tidak seimbang atau dan tujuan dari persetujuan anatara
menggunakan kekuatan jiwa yang di kedua belah pihak, dapat dikatakan
luar kemampuan manusia atau bahwa pengorbanan yang
kemungkinan tertimpa bahaya sedemikian besarnya, tidak patut
kerugian yang sangat besar. dibebankan kepada si tukang
Contohnya, A telah meminjam,

95
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

pembikin rumah, maka kini boleh 1. Pembayaran


dikatakan bahwa adalah keadaan
memaksa. Kalau terjadinya keadaan Pembayaran merupakan salah
memaksa dapat dikira-kirakan oleh satu alasan yang menyebabkan
siapapun juga secara objektif, dan hapusnya perikatan. Ketentuan
tidak dapat dihindarkan dengan terhadapnya dapat dilihat pada Bagian
usaha apapun juga, maka dapat I Bab IV Buku III KUH Perdata, mulai
dikatakan bahwa dari pihak yang ketentuan Pasal 1382 sampai dengan
berkewajiban itu sama sekali tidak Pasal 1403. Pasal 1382 KUH Perdata
ada kesalahan, dan seharusnya ia menyatakan, ”Tiap-tiap perikatan
dibebaskan sama sekali dari dapat dipenuhi oleh siapa saja yang
pertanggung jawaban. berkepentingan, sepertinya seorang
yang turut berutang atau seorang
Sebaliknya, kalau keadaan penanggung utang. Suatu perikatan
memaksa itu secara objektif dapat bahkan dapat dipenuhi juga oleh
dikira-kiranya lebih dulu untuk menjaga seorang pihak ketiga yang tidak
seberapa boleh jangan sampai keadaan mempunyai kepentingan, asal saja
memaksa itu terjadi, maka dapatlah si orang pihak ketiga itu bertindak atas
berwajib itu dipertanggungjawabkan. nama dan untuk melunasi utang
Misalnya, suatu perusahaan debitur, atau jika ia bertindak atas
mengangkut barang-barang berjanji namanya sendiri, asal ia tidak
akan mengangkut barang-barang dari menggantikan hak-hak kreditur”.
suatu kota ke lain kota, dan sudah
diketahui oleh umum, bahwa di Berdasarkan pasal tersebut di
perjalanan antar dua kota itu sudah atas, maka yang dimaksud dengan
beberapa kali terjadi perampokan atas pembayaran adalah pemenuhan
barang-barang angkutan, maka perikatan, kewajiban atau utang
patutlah apabila si pengangkut barang debitur kepada kreditur. Keberadaan
itu seberapa boleh berusaha untuk pihak ketiga selain para pihak yang
menghidarkan perampokan itu terikat dalam perikatan tersebut,
misalnya mengadakan pengaawal yang memungkinkan untuk melakukan
bersenjata api. Kalau usaha ini sama pemenuhan perikatan sepanjang
sekali tidak dilakukan, maka kalau keberadaannya memenuhi ketentuan
kemudian betul terjadi perampokan sebagai berikut:
atas barang-barang yang diangkut itu,
si pengangkut dapatlah a. bahwa ia adalah seorang yang
dipertangunggjawabkan atas keadaan turut berutang;
memaksa yang menyebabkan barang- b. bahwa ia adalah seorang
barang itu tidak sampai di tempat yang penanggung utang;
dimaksudkan. c. bahwa ia adalah seorang pihak
ketiga yang tidak
E. Hapusnya Perikatan berkepentingan, dengan syarat
bahwa :
Pasal 1381 KUH Perdata telah 1) ia bertindak untuk dan atas
menegaskan cara-cara hapusnya atau nama debitur dan untuk
berakhirnya perikatan, yaitu: melunasi utang debitur;

96
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

2) ia bertindak untuk dan atas kewajibannya. Syarat sah berlakunya


namanya sendiri tetapi tidak penawaran ini adalah memenuhi
dengan tujuan untuk ketentuan yang diatur dalam Pasal
menggantikan hak-hak 1405 KUH Perdata, yaitu:
debitur.
a. Penawaran dilakukan kepada
2. Penawaran Pembayaran Tunai yang seorang kreditur atau kepada
diikuti oleh penyimpanan atau seorang yang berkuasa
penitipan menerimanya untuk
kepentingan/atas nama kreditur;
Ketentuan tentang ini diatur b. Penawaran itu dilakukan oleh
dalam Pasal 1404 sampai Pasal 1412 seorang yang berkuasa untuk
KUH Perdata. Keberadaan jenis membayar;
hapusnya perikatan ini hanya dapat c. Penawaran itu mengenai semua
terjadi terhadap perikatan untuk uang pokok dan bunga yang dapat
menyerahkan atau memberikan ditagih, beserta biaya yang telah
sesuatu, baik itu berupa kebendaan ditetapkan dan mengenai sejumlah
dalam arti luas, maupun dalam bentuk uang untuk biaya yang belum
uang sebagai pemenuhan utang dalam ditetapkan, dengan tidak
arti yang sempit. Makna penyimpanan mengurangi penetapan kemudian;
atau penitipan di sini adalah terhadap d. Ketetapan waktu yang telah
kebendaan yang bergerak saja. ditentukan telah tiba, jika
ketetapan waktu itu telah dibuat
Dalam Pasal 1404 KUH Perdata untuk kepentingan kreditur;
ditegaskan bahwa jika kreditur e. Syarat dengan mana utang telah
menolak pembayaran maka debitur dibuat telah terpenuhi;
dapat melakukan penanwaran f. Penawaran itu dilakukan di tempat
pembayaran tunai atas apa yang yang menurut persetujuan,
diutangnya, dan jika kreditur juga pembayaran harus dilakukan dan
menolaknya, menitipkan uang atau jika tiada suatu persetujuan khusus
barangnya kepada pengadilan. mengenai itu, kepada kreditur
Penawaran yang sedemikian, diikuti pribadi atau di tempat tinggal yang
dengan penitipan, membebaskan sungguh-sungguh atau di tempat
debitur dan berlaku baginya sebagai tinggal yang telah dipilihnya;
pembayaran, asal penawaran itu telah g. Penawaran itu dilakukan oleh
dilakukan menurut undang-undang, seorang Notaris atau Juru Sita,
sedangkan apa yang telah dititipkan kedua-dua nya disertai dua orang
secara itu tetap atas tanggungan saksi.
kreditur”.
3. Pembaharuan Utang (Novasi)
Pada dasarkan, ketentuan Pasal
ini berupaya memberikan perlindungan Cara hapusnya perikatan ini
bagi debitur yang telah mempunyai adalah terwujud dalam bentuk lahirnya
itikad baik, yang bermaksud untuk perikatan baru. Ketentuan yang
memenuhi perikatannya atau memberikan pengaturan atasnya
melakukan pembayaran sesuai dengan adalah pada Pasal 1413 KUH Perdata

97
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

menegaskan, bahwa ada tiga macam terjadilah penghapusan utang-utang


jalan untuk melaksanakan mereka satu terhadap lainnya, dengan
pembaharuan utang: cara memperjumpakan utang pihak
yang satu dengan pihak yang lainnya.
a. apabila seorang debitur membuat
suatu perikatan yang baru guna Ketentuan yang mengatur
orang yang mengutangkan tentang perjumpaan utang didapat
kepadanya, yang menggantikan pada Pasal 1425 sampai dengan Pasal
utang yang lama, yang dihapuskan 1435 KUH Perdata. Perjumpaan utang
karenanya; ini mensyaratkan adanya 3 (tiga) hal,
b. apabila seorang debitur baru yaitu:
ditunjuk untuk menggantikan
debitur lama, yang oleh kreditur a. kedua kewajiban atau utang
dibebaskan dari perikatannya; yang diperjumpakan tersebut
c. apabila sebagai akibat dari suatu haruslah utang yang telah ada
persetujuan baru, seorang kreditur pada waktu perjumpaan serta
baru ditunjuk untuk menggantikan telah jatuh tempo dan dapat
kreditur lama, terhadap siapa ditagih serta dapat dihitung
debitur dibebaskan dari besarnya;
perikatannya”. b. kewajiban atau utang tersebut
ada secara bertimbal balik
Berdasarkan Pasal 1413 KUH antara dua pihak yang satu
Perdata, dapat disimpulkan bahwa merpakan debitur sekaligus
dalam hal terjadinya pembaharuan kreditur bagi pihak yang lain;
utang (novasi) maka perikatan yang c. kewajiban atau utang yang
lama hapus demi hukum dan diperjumpakan tersebut
selanjutnya dibuat/dibentuk suatu haruslah utang dengan wujud
perikatan baru antara pihak yang sama, prestasi yang sama, atau objek
yaitu antara debitur dan kreditur yang yang sama, atau jumlah uang
sama dalam perikatan yang yang sama.
dihapuskan, atau dengan pihak yang
lain yang selanjutnya akan Percampuran utang dapat
berkedudukan sebagai kreditur atau terjadi bagi perikatan yang lahir dari
debitur baru, yang menggantikan suatu perundang-undangan maupun
kreditur atau debitur lama. perikatan yang lahir karena perjanjian,
sepanjang memenuhi ketiga ketentuan
4. Perjumpaan Utang (Kompensasi) atau syarat sebagaimana yang
dinyatakan di atas.
Cara hapusnya perikatan ini
adalah menunjuk pada suatu kondisi 5. Pencampuran Utang
dimana dua orang saling memiliki
kewajiban yang satu terhadap yang Percampuran utang diatur
lainnya. Dalam keadaan demikian oleh dalam Pasal 1436 dan 1437 KUH
undang-undang ditetapkan bahwa bagi Perdata. Pasal 1436 KUH Perdata
kedua belah pihak yang saling menegaskan, bahwa “apabila
berkewajiban atau berutang tersebut, kedudukan-kedudukan sebagai

98
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

kreditur dan debitur berkumpul pada prestasi atau utang berdasarkan pada
satu orang, maka terjadilah demi perikatannya kepada kreditur tersebut.
hukum suatu percampuran utang
dengan mana piutang dihapuskan”. Dilakukannya atau diberikannya
pembebasan utang akan
Pasal 1437 pada ayat (1) KUH menghapuskan perikatan yang
Perdata menegaskan “percampuran melahirkan utang yang sedianya harus
utang yang terjadi pada debitur utama, dilaksanakan atau dipenuhi oleh si
berlaku juga untuk keuntungan para debitur. Pembebasan utang, menurut
penanggung utang nya”. Ketentuan ini Pasal 1438 KUH Perdata tidak boleh
merupakan konsekwensi logis dari dipersangkakan, namun harus
pengertian Penanggungan dinyatakan secara tegas dan dapat
sebagaimana yang diatur dalam Pasal dibuktikan. Bukti pembebasan utang ini
1820 KUH Perdata. Pasal 1820 KUH dapat ditunjukkan dengan
Perdata sendiri mengatur bahwa pengembalian sepucuk tanda piutang
“Penanggungan adalah suatu asli secara sukarela, oleh si berpiutang
persetujuan dengan mana seorang kepada si berutang.
pihak ketiga, guna kepentingan pihak
kreditur, mengikatkan diri untuk Dibebaskannya utang salah
memenuhi perikatannya debitur satu debitur dalam suatu perikatan
manakala orang itu sendiri tidak tanggung menanggung pasif, maka
memenuhinya”. berarti seluruh kawan debitur yang
terikat dalam perikatan tanggung
Berdasarkan ketentuan kedua menanggung pasif tersebut dibebaskan
pasal tersebut di atas dapat diketahui pula dari seluruh perikatan tersebut,
bahwa dalam hal utang pokok debitur kecuali jika pembebasan tersebut
telah hapus, sebagai akibat semata-mata hanya diberikan untuk
percampuran utang, maka debitur tidak debitur tersebut secara pribadi.
lagi memiliki kewajiban untuk
memenuhi perikatannya yang 7. Kebatalan atau Pembatalan Kontrak
ditentukan dalam Pasal 1820 KUH
Perdata. Pembahasan mengenai
kebatalan atau pembatalan suatu
6. Pembebasan Utang kontrak sebagai alasan hapusnya
perikatan maknanya membicarakan
Pembebasan utang diatur syarat subjektif perikatan. Pasal 1320
dalam Pasal 1438 sampai Pasal 1443 angka (1) dan (2) KUH Perdata
KUH Perdata. Namun di antara pasal- mengatur syarat sah subjektif dari
pasal tersebut, tidak didapat suatu perikatan, dengan tidak
pernyataan tegas mengenai makna dipenuhinya ketentuan ini maka
pembebasan hutang. Berkaitan dengan memberikan alasan kepada salah satu
hapusnya perikatan, pembebasan pihak dalam perjanjian untuk
utang dimaknai sebagai suatu membatalkan perjanjian yang telah
perbuatan yang dilakukan oleh kreditur dibuat olehnya.
yang membebaskan debitur dari
kewajibannya untuk memenuhi

99
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

Dengan demikian, pembatalan yang sebenarnya, atau khilaf mengenai


suatu perjanjian pada dasarnya dapat orang/subjek terhadap siapa suatu
dimintakan dalam hal: perjanjian akan dibuat.

a. tidak telah terjadi kesepakatan Pengajuan pembatalan


bebas dari para pihak yang perjanjian karena paksaan, dapat
membuat perjanjian, baik karena terjadi dalam hal paksaan terjadi
telah terjadi kekhilafan, paksaan secara fisik maupun psikis, yang juga
atau penipuan pada salah satu mengancam kebendaan maupun jiwa
pihak dalam perjanjian pada saat salah satu pihak dalam perjanjian,
perjanjian itu dibuat; termasuk suami atau isteri dan sanak
b. salah satu pihak dalam perjanjian keluarga dalam garis ke atas maupun
tidak cakap untuk bertindak dalam ke bawah.
hukum, dan atau tidak memiliki
kewenangan untuk melakukan Dalam hal terjadinya penipuan,
tindakan atau perbuatan hukum maka pihak terhadap siapa penipuan
tertentu. telah terjadi wajib membuktikan bahwa
lawan pihaknya telah memberikan
Dalam hal terjadi salah satu suatu informasi secara tidak benar, dan
atau kedua hal/kondisi di atas, maka hal tersebut disengaja olehnya, yang
pihak yang telah khilaf, dipaksa atau tanpa adanya informasi yang tidak
ditipu tersebut memiliki hak untuk benar tersebut, pihak lawannya
meminta pembatalan perjanjian pada tersebut tidak mungkin akan
saat ia mengetahui adanya kekhilafan, memberikan kesepakatannya untuk
paksaan dan atau penipuan. tunduk pada perjanjian yang dibuat
Sedangkan dalam hal terdapat tersebut.
ketidakcakapan salah satu pihak dalam
perjanjian, maka pihak yan tidak cakap Pasal 1453 KUH Perdata
(setelah ia cakap) dan atau wakilnya menentukan bahwa pembatalan
yang sah berhak untuk memintakan perjanjian adalah menerbitkan
pembatalan perjanjian. Dengan kewajiban untuk memberikan ganti
terjadinya pembatalan tersebut, maka kerugian, biaya dan bunga oleh pihak,
berarti perikatan yang lahir dari dalam hal keacakapan bertindak adalah
perjanjan tersebut hapus demi hukum. orang yang dewasa yang membuat
Ketentuan mengenai hak untuk perjanjian dengan orang-orang yang
mengajukan pembatalan ini dapat belum dewasa atau orang dewasa yang
dilihat pada Pasal 1446 s.d 1450 KUH berada di bawah pengampuan; dan
Perdata. dalam hal terjadinya kekhilafan,
pakasaan dan penipuan adalah mereka
Pengajuan pembatalan yang telah menyebabkan kekhilafan,
perjanjian karena kekhilafan, semata- yang telah melakukan paksaan maupun
mata bukanlah alasan untuk penipuan.
membatalkan perjanjian, kecuali
kekhilafan tersebut terjadi mengenai Pengajuan pembatalan secara
hakikat kebendaan yang menjadi pokok umum dapat diajukan dalam jangka
perjanjian tidak sesuai dengan keadaan waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak:

100
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

a. dalam hal belum dewasa sejak hari diserahkan, atau dilakukan kepada
kedewasaan; keadaan semula, seolah-olah perikatan
b. dalam hal pengampuan, sejak hari tersebut tidak pernah terjadi.Syarat
pencabutan pengampuan; batal sendiri menurut Pasal 1266 KUH
c. dalam hal paksaan, sejak hari Perdata dianggap selalu dicantumkan
paksaan itu telah berhenti; dalam persetujuan-persetujuan yang
d. dalam hal kekhilafan atau bertimbal balik, manakala salah satu
penipuan, sejak hari diketahunya pihak tidak memenuhi kewajibannya.
kekhilafan atau penipuan itu; Dalam hal yang demikian, persetujuan
e. dalam hal batalnya siatu perikatan tidak batal demi hukum, tetapi
dimaksud dalam Pasal 1341 KUH pembatalan harus dimintakan kepada
Perdata (actio paulina), sejak hari Hakim.
diketahuinya bahwa kesadaran
yang diperlukan untuk kebatalan itu 9. Jangka waktu kontrak telah berakhir
ada.
Setiap perjanjian yang dibuat
8. Berlakunya Syarat Batal oleh para pihak, baik perjanjian yang
dibuat melalui akta di bawah tangan
Ketentuan yang mengatur maupun yang dibuat oleh atau di muka
tentang berlakunya syarat batal pejabat yang berwenang telah
sebagai sebab hapusnya perikatan ditentukan secara tegas jangka waktu
diatur dalam Bab I Buku III tentang dan tanggal berakhirnya perjanjian.
Perikatan pada Umumnya. Pasal 1265 Penentuan jangka waktu dan tangal
KUH Perdata mengatur mengenai berakhirnya kontrak adalah
syarat batal, di dalamnya dinyatakan: dimaksudkan bahwa salah satu pihak
“Suatu syarat batal adalah syarat yang tidak perlu memberitahukan tentang
bila dipenuhi, menghentikan perikatan berakhirnya kontrak tersebut namun
dan membawa segala sesuatu kembali para pihak telah mengetahuinya
kepada keadaan semula, seolah-olah masing-masing. Penentuannya juga
tidak pernah ada suatu perikatan. adalah didasarkan pada kemauan dan
Syarat ini tidak menangguhkan kesepakatan para pihak.
pemenuhan perikatan; hanyalah ia
mewajibkan kreditur mengembalikan 10. Lewat Waktu
apa yang telah diterimanya, apabila
peristiwa yang dimaksud terjadi”. Lewat waktu menurut Pasal
1946 KUH Perdata adalah suatu upaya
Berdasarkan ketentuan pasal ini untuk memperoleh sesuatu atau untuk
dapat diketahui bahwa setiap perikatan dibebaskan dari suatu perikatan
yang sudah dilaksanakan dan dipenuhi dengan lewatnya suatu waktu tertentu
pun sesungguhnya masih dapat dan atas syarat-syarat yang ditentukan
dikembalikan kepada keadaan semula, oleh undang-undang. Dalam Pasal
jika hal tersebut dikehendaki oleh para 1967 KUH Perdata ditentukan bahwa
pihak. Pencantuman syarat batal dalam segala tuntutan hukum baik yang
suatu perjanjian, menandakan bahwa bersifat kebendaan maupun yang
di antara para pihak dapat bersifat perseorangan, hapus karena
mengembalikan apa yang telah daluarsa dengan lewatnya waktu 30

101
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

tahun. Dengan lewatnya waktu 30 Umumnya, PT. Raja Grafindo


tahun maka hapuslah perikatan hukum Persada, Jakarta.
dan tinggallah perikatan bebas/wajar,
yaitu suatu perikatan yang boleh ------------, 2003, Perikatan Yang Lahir
dipenuhi oleh debitur tetapi tidak dapat Dari Perjanjian, PT. Raja
dituntut oleh kreditur melalui Grafindo Persada, Jakarta.
pengadilan.
Mariam Darus Badrulzaman, 1994,
Aneka Hukum Bisnis, Alumni,
Bandung.
Literatur :
----------, 2001, Kompilasi Hukum
Abdulkadir Muhammad, 1986, Hukum Perikatan, Alumni, Bandung.
Perjanjian, Alumni, Bandung.
Rachmadi Usman, 2008, Hukum
Djaja Meliala, 2007, Perkembangan Jaminan Keperdataan, Cetakan
Hukum Perdata tentang Benda Ke-1, Penerbit Sinar Grafika,
dan Hukum Perikatan, Nuansa Jakarta.
Aulia, Bandung.
Subekti, 1994, Kitab Undang-undang
Gunawan Wijaya dan Kartini Muljadi, Hukum Perdata, Cetakan Ke-26,
2002, Hapusnya Perikatan, Pradnya Paramita, Jakarta.
Radja Grafindo Perkasa,
Jakarta. -----------, 1995, Aneka Hukum
Perjanjian, Citra Aditya,
J. Satrio, 1993, Hukum Perikatan: Bandung.
perikatan yang lahir dari
undang-undang (bagian Sutan Remy Sjahdeini, 1993,
pertama), Cetakan Ke-1, Citra Kebebasan Berkontrak Dan
Adtya Bakti, Bandung. Perlindungan Yang Seimbang
Bagi Para Pihak Dalam
J. Satrio, 2003, Hukum Jaminan, hak- Perjanjian Kredit Bank di
hak jaminan pribadi tentang Indonesia, Institut Bankir
perjanjian penanggungan dan Indonesia, Jakarta.
perikatan tanggung
menanggung, Edisi revisi, Wirjono Prodjodikoro, 2000, Azas-Azas
Cetakan Ke-2, Citra Aditya Hukum Perjanjian, Mandar
Bakti, Bandung. Maju, Bandung.

Kansil C.S.T, 1989, Pengantar Ilmu


Hukum dan Tata Hukum
Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta.

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaya,


2003, Perikatan Pada

102
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia

Soal Latihan:

1. Jelaskan pengertian hukum


perdata?
2. Jelaskan tentang pengaturan sistem
hukum perikatan?
3. Sebutkan dan jelaskan macam-
macam perikatan?
4. Jelaskan tentang risiko dalam
hokum perikatan?
5. Apa yang dimaksud dengan prestasi
dan wanprestasi?
6. Jelaskan tentang keadaan memaksa
dalam hukum perikatan?
7. Sebutkan dan jelaskan tentang
sebab-sebab hapusnya perikatan?

103

Anda mungkin juga menyukai