BAB VIII
HUKUM PERIKATAN
88
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
89
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
90
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
91
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
92
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
Persoalan risiko adalah suatu keadaan lalai, tetap lalai untuk memenuhi
memaksa, sebagai mana ganti rugi perikatan itu, atau sesuatu yang
dalam wanprestasi. harus di berikan atau di lakukannya
hanya dapat diberikan atau di
Dalam Pasal 1237 KUH Perdata lakukannya dalam waktu yang
ditegaskan bahwa “dalam hal adanya melampaui tenggang waktu yang di
perikatan untuk memberikan suatu tentukan,
barang tertentu, maka barang itu 3. beban resiko beralih untuk kerugian
semenjak perikatan dilahirkan, adalah debitur jika halangan itu timbul
tanggungan si berpiutang”. Perkataan setelah wanprestasi,
tanggungan dalam pasal ini sama 4. jika perikatan lahir dari perjanjian
dengan “risiko”. Dengan begitu, dalam timbal balik, kreditur dapat
perikatan untuk memberikan suatu membebaskan diri dari
barang tertentu tadi, jika barang ini kewajibannya, ditegaskan dalam
sebelum diserahkan, musnah karena Pasal 1266 KUH Perdata, bahwa
suatu peristiwa diluar kesalahan salah “syarat batal dianggap selalu
satu pihak, kerugian ini harus dipikul dicantumkan dalam persetujuan
oleh “si berpiutang”, yaitu pihak yang yang timbal balik, andai kata salah
menerima barang itu. Suatu perikatan satu pihak tidak memenuhi
untuk memberikan suatu barang kewajibannya, dalam hal demikian
tertentu, adalah suatu perikatan yang persetujuan tidak batal demi
timbul karena perjanjian sepihak. hukum, tetap pembatalan harus di
Dengan kata lain, pembuat undang- mintakan pada pengadilan.
undang tidak memikirkan perjanjian Permintaan ini juga harus
timbal-balik, di mana pihak yang dilakukan, meski syarat batal
berkewajiban melakukan suatu prestasi mengenai tidak dipenuhinya
juga berhak menuntut suatu kewajiban dinyatakan di dalam
kontraprestasi. persetujuan. Jika syarat batal tidak
dinyatakan dalam persetujuan,
Wanprestasi maka hakim dengan melihat
keadaan, atas permintaan tergugat,
Wanprestasi adalah tidak leluasa memberkasuatu jangka
memenuhi atau lalai melaksanakan waktu untuk memenuhi kewajiban,
kewajiban sebagaimana yang di tetapi jangka waktu itu tidak boleh
tentukan dalam perjanjian yang dibuat lebih dari satu bulan”.
antara kreditur dan debitur. Ada 4
(empat) akibat wanprestasi, yaitu: Sebelum seseorang dinyatakan
wanprestasi terlebih dulu dilakukan
1. perikatan tetap ada, somasi, sebagai peringatan kepada
2. debitur harus membayar ganti rugi debitur agar memenuhi kewajibannya.
kepada debitur, ditegaskan dalam Somasi (ingebrekestilling) adalah
Pasal 1243 KUH Perdata, bahwa teguran dari kreditur kepada debitur
“penggantian biaya, kerugian dan agar dapat memenuhi prestasi sesuai
bunga karena tidak di penuhinya dengan isi dari perjanjian yang telah
suatu perikatan mulai diwajibkan, disepakati keduanya, ketentuan somasi
bila debitur, walaupun dinyatakan
93
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
diatur dalam Pasal 1238 dan 1243 KUH memaksa diatur dalam Pasal 1244-
Perdata. Ada 3 (tiga) cara somasi, 1245 KUH Perdata. Pasal 1244 KUH
antara lain: Perdata menegaskan “jika ada alasan
untuk itu, si berutang harus dihukum
1. Debitur melaksanakan prestasi mengganti biaya, rugi dan bunga
yang keliru apabila ia tak dapat membuktikan,
2. Debitur tidak memenuhi prestasi bahwa hal tidak atau tidak pada waktu
pada hari yang telah dijanjikan yang tepat dilaksanakannya perikatan
3. Prestasi yang di lakukan oleh itu, disebabkan suatu hal yang tak
debitur tidak lagi berguna bagi terduga, pun tak dapat
kreditur karena kadaluarsa. dipertanggungjawabkan padanya,
kesemaunya itu pun jika itikad buruk
Isi yang harus dimuat dalam tidaklah ada pada pihaknya”.
somasi, yaitu: (1) apa yang di tuntut,
(2) dasar tuntutan, (3) tanggal paling Selanjutnya Pasal 1245 KUH
lambat memenuhi presasi. Peristiwa- Perdata menegaskan bahwa, “Tidaklah
peristiwa yang tidak memerlukan biaya rugi dan bunga, harus digantinya,
somasi, antara lain: apalagi lantaran keadaan memaksa
1. Debitur menolak pemenuhan atau lantaran suatu kejadian tak
2. Debitur mengakui kelalaian disengaja si berutang beralangan
3. Pemenuhan prestasi tidak memberikan atau berbuat sesuatu
mungkin di lakukan yang diwajibkan, atau lantaran hal-hal
4. Pemenuhan tidak lagi berarti yang sama telah melakukan
5. Debitur melakukan prestasi perbuatanyang terlarang. Unsur-unsur
tidak sebagaimana mestinya. overmacht, yaitu:
94
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
95
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
96
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
97
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
98
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
kreditur dan debitur berkumpul pada prestasi atau utang berdasarkan pada
satu orang, maka terjadilah demi perikatannya kepada kreditur tersebut.
hukum suatu percampuran utang
dengan mana piutang dihapuskan”. Dilakukannya atau diberikannya
pembebasan utang akan
Pasal 1437 pada ayat (1) KUH menghapuskan perikatan yang
Perdata menegaskan “percampuran melahirkan utang yang sedianya harus
utang yang terjadi pada debitur utama, dilaksanakan atau dipenuhi oleh si
berlaku juga untuk keuntungan para debitur. Pembebasan utang, menurut
penanggung utang nya”. Ketentuan ini Pasal 1438 KUH Perdata tidak boleh
merupakan konsekwensi logis dari dipersangkakan, namun harus
pengertian Penanggungan dinyatakan secara tegas dan dapat
sebagaimana yang diatur dalam Pasal dibuktikan. Bukti pembebasan utang ini
1820 KUH Perdata. Pasal 1820 KUH dapat ditunjukkan dengan
Perdata sendiri mengatur bahwa pengembalian sepucuk tanda piutang
“Penanggungan adalah suatu asli secara sukarela, oleh si berpiutang
persetujuan dengan mana seorang kepada si berutang.
pihak ketiga, guna kepentingan pihak
kreditur, mengikatkan diri untuk Dibebaskannya utang salah
memenuhi perikatannya debitur satu debitur dalam suatu perikatan
manakala orang itu sendiri tidak tanggung menanggung pasif, maka
memenuhinya”. berarti seluruh kawan debitur yang
terikat dalam perikatan tanggung
Berdasarkan ketentuan kedua menanggung pasif tersebut dibebaskan
pasal tersebut di atas dapat diketahui pula dari seluruh perikatan tersebut,
bahwa dalam hal utang pokok debitur kecuali jika pembebasan tersebut
telah hapus, sebagai akibat semata-mata hanya diberikan untuk
percampuran utang, maka debitur tidak debitur tersebut secara pribadi.
lagi memiliki kewajiban untuk
memenuhi perikatannya yang 7. Kebatalan atau Pembatalan Kontrak
ditentukan dalam Pasal 1820 KUH
Perdata. Pembahasan mengenai
kebatalan atau pembatalan suatu
6. Pembebasan Utang kontrak sebagai alasan hapusnya
perikatan maknanya membicarakan
Pembebasan utang diatur syarat subjektif perikatan. Pasal 1320
dalam Pasal 1438 sampai Pasal 1443 angka (1) dan (2) KUH Perdata
KUH Perdata. Namun di antara pasal- mengatur syarat sah subjektif dari
pasal tersebut, tidak didapat suatu perikatan, dengan tidak
pernyataan tegas mengenai makna dipenuhinya ketentuan ini maka
pembebasan hutang. Berkaitan dengan memberikan alasan kepada salah satu
hapusnya perikatan, pembebasan pihak dalam perjanjian untuk
utang dimaknai sebagai suatu membatalkan perjanjian yang telah
perbuatan yang dilakukan oleh kreditur dibuat olehnya.
yang membebaskan debitur dari
kewajibannya untuk memenuhi
99
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
100
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
a. dalam hal belum dewasa sejak hari diserahkan, atau dilakukan kepada
kedewasaan; keadaan semula, seolah-olah perikatan
b. dalam hal pengampuan, sejak hari tersebut tidak pernah terjadi.Syarat
pencabutan pengampuan; batal sendiri menurut Pasal 1266 KUH
c. dalam hal paksaan, sejak hari Perdata dianggap selalu dicantumkan
paksaan itu telah berhenti; dalam persetujuan-persetujuan yang
d. dalam hal kekhilafan atau bertimbal balik, manakala salah satu
penipuan, sejak hari diketahunya pihak tidak memenuhi kewajibannya.
kekhilafan atau penipuan itu; Dalam hal yang demikian, persetujuan
e. dalam hal batalnya siatu perikatan tidak batal demi hukum, tetapi
dimaksud dalam Pasal 1341 KUH pembatalan harus dimintakan kepada
Perdata (actio paulina), sejak hari Hakim.
diketahuinya bahwa kesadaran
yang diperlukan untuk kebatalan itu 9. Jangka waktu kontrak telah berakhir
ada.
Setiap perjanjian yang dibuat
8. Berlakunya Syarat Batal oleh para pihak, baik perjanjian yang
dibuat melalui akta di bawah tangan
Ketentuan yang mengatur maupun yang dibuat oleh atau di muka
tentang berlakunya syarat batal pejabat yang berwenang telah
sebagai sebab hapusnya perikatan ditentukan secara tegas jangka waktu
diatur dalam Bab I Buku III tentang dan tanggal berakhirnya perjanjian.
Perikatan pada Umumnya. Pasal 1265 Penentuan jangka waktu dan tangal
KUH Perdata mengatur mengenai berakhirnya kontrak adalah
syarat batal, di dalamnya dinyatakan: dimaksudkan bahwa salah satu pihak
“Suatu syarat batal adalah syarat yang tidak perlu memberitahukan tentang
bila dipenuhi, menghentikan perikatan berakhirnya kontrak tersebut namun
dan membawa segala sesuatu kembali para pihak telah mengetahuinya
kepada keadaan semula, seolah-olah masing-masing. Penentuannya juga
tidak pernah ada suatu perikatan. adalah didasarkan pada kemauan dan
Syarat ini tidak menangguhkan kesepakatan para pihak.
pemenuhan perikatan; hanyalah ia
mewajibkan kreditur mengembalikan 10. Lewat Waktu
apa yang telah diterimanya, apabila
peristiwa yang dimaksud terjadi”. Lewat waktu menurut Pasal
1946 KUH Perdata adalah suatu upaya
Berdasarkan ketentuan pasal ini untuk memperoleh sesuatu atau untuk
dapat diketahui bahwa setiap perikatan dibebaskan dari suatu perikatan
yang sudah dilaksanakan dan dipenuhi dengan lewatnya suatu waktu tertentu
pun sesungguhnya masih dapat dan atas syarat-syarat yang ditentukan
dikembalikan kepada keadaan semula, oleh undang-undang. Dalam Pasal
jika hal tersebut dikehendaki oleh para 1967 KUH Perdata ditentukan bahwa
pihak. Pencantuman syarat batal dalam segala tuntutan hukum baik yang
suatu perjanjian, menandakan bahwa bersifat kebendaan maupun yang
di antara para pihak dapat bersifat perseorangan, hapus karena
mengembalikan apa yang telah daluarsa dengan lewatnya waktu 30
101
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
102
Buku Ajar Hukum Perdata - Yulia
Soal Latihan:
103