Anda di halaman 1dari 3

Apa Itu Anarkisme?

Kaum anarkis sering digambarkan di berbagai media sebagai kelompok


anti-globalisasi. Kami sering juga digambarkan sebagai kumpulan penjahat
kejam. Hampir tidak pernah ada penjelasan sedikitpun mengenai ide-ide
anarkisme. Bacalah terus artikel ini untuk memahami apa arti anarkisme
sebenarnya.
Kaum anarkis percaya akan sebuah revolusi yang dilakukan oleh kaum pekerja.
Revolusi ini akan menggulingkan para pemilik modal dan pemerintahan dan pada
akhirnya mewujudkan sebuah masyarakat yang dijalankan dan dikendalikan oleh
orang-orang yang turun langsung mengolah kekayaan dan sumber daya alam dunia.
Kami percaya bahwa kehidupan tanpa pemerintahan adalah sangat mungkin.
Pemerintahan akan digantikan oleh dewan-dewan dan majelis-majelis di mana orang-
orang biasa bisa memutuskan secara langsung segala kebijakan atas kekayaan dan
sumber daya alam dunia tadi. Kami percaya prinsip persamaan untuk semua dan kami
juga percaya bahwa solidaritas maksimal diperlukan oleh kaum pekerja dan kaum
tertindas lainnya jika kami mau mengalahkan kelompok yang hidup dari keringat kami.
Ketika kalian mendengar kata “kaum anarkis”, kalian dibuat percaya oleh media
dan pemerintah bahwa kami adalah sekumpulan pelempar bom yang gila. Mitos-mitos
diciptakan bahwa kami adalah kaum yang gila kekerasan. Mitos lain yang tidak kalah
terkenal bahwa anarkisme berarti kekacauan. Politisi, kaum pemilik modal dan agen-
agen mereka di media selalu mengkampanyekan bahwa tanpa pemerintahan, yang ada
adalah kekacauan. Tapi pernahkah kalian merenung tentang keadaan sosial
masyarakat sekarang dan merasa bahwa kita sebenarnya sudah hidup dalam
kekacauan?
Kalian mungkin bertanya; kenapa? Ada satu alasan yang jelas yaitu PROFIT!
Saat ini kita hidup di tengah masyarakat yang terdiri atas dua kelas – kaum kapitalis
dan kaum pekerja. Kaum kapitalis memiliki pabrik-pabrik, bank, toko-toko, dan lain-lain.
Kaum pekerja tidak memiliki apapun. Yang kita miliki adalah tenaga kita yang kita
gunakan untuk bertahan hidup. Kaum pekerja harus menjual tenaga mereka kepada
kaum kapitalis untuk ditukarkan dengan kompensasi gaji. Kaum kapitalis mempunyai
kepentingan untuk memeras sebanyak mungkin tenaga yang dimiliki kaum pekerja
dengan kompensasi gaji seminimal mungkin agar profit yang didapatkan besar.
Semakin besar gaji seorang pekerja, semakin kecil keuntungan yang didapat si
kapitalis. Jadi, kepentingan kaum pekerja dan kaum kapitalis adalah saling berlawanan.
Produksi tidak didasarkan atas keperluan masyarakat umum, tetapi untuk atas
dasar mengejar profit. Oleh karena itu, meskipun seluruh sumber makanan di dunia ini
mencukupi untuk memberi makan semua orang, tetap akan ada kelaparan, karena
profit selalu jadi acuan utama. Inilah yang disebut kapitalisme.
Apa Itu Negara?
Agar tujuan kaum pekerja benar-benar tercapai, maka kaum kapitalis harus
disingkirkan. Tapi ini bukan tugas yang mudah. Kaum kapitalis terorganisasi dengan
baik. Media berpihak kepada kaum kapitalis. Begitu juga negara dan segenap
aparaturnya – pejabat publik pemerintahan, tentara, pengadilan, polisi, dan lain-lain –
berpihak kepada kaum kapitalis. Negara adalah contoh nyata bahwa kita sebenarnya
hidup di tengah-tengah masyarakat yang terbagi berdasarkan kelas. Kita hidup di
tengah dunia di mana 225 orang terkayanya memiliki kekayaan gabungan yang sama
dengan pendapatan tahunan 2.5 milliar penduduk termiskin.
Negara hadir untuk melindungi kepentingan kaum kaya minoritas tadi, jika bukan
oleh persuasi, dengan kekerasan. Hukum dan undang-undang hadir dan dibuat bukan
untuk melindungi kita tapi untuk melindungi mereka yang memiliki berbagai aset.
Pemilihan Umum
Kita selama ini diberikan ilusi bahwa negara dijalankan untuk kepentingan kita
melalui sistem pemilihan umum. Bukankah pemilihan umum secara prinsip adalah
instrumen untuk menjamin pemerintah tidak sewenang-wenang? Ya, kita memang
diberikan kebebasan untuk memilih, tapi pilihan kita terbatas pada partai-partai politik
yang semuanya secara prinsip setuju dengan sistem di mana segelintir minoritas elit
menguasai seluruh bangsa dan kekayaannya.
Pemilihan umum pada akhirnya hanya akan membuat kaum revolusioner
melupakan prinsip-prinsip revolusi mereka. Kaum revolusioner, lewat pemilihan umum,
akan mengorbankan idealisme demi popularitas untuk memastikan bahwa mereka akan
terpilih. Keterpilihan menjadi jauh lebih penting daripada memberikan pendidikan
kepada publik tentang sosialisme. Hal ini juga berarti bahwa para pemilih dilihat tidak
lebih dari sekedar penonton proses politik, bukan sebagai individu-individu yang bisa
berpartisipasi dalam politik dan mewujudkan masyarakat sosialis.
Sosialisme tidak bisa diwujudkan melalui parlemen. Contoh nyatanya adalah di
Chile. Pada tahun 1973, rakyat Chile memilih pemerintahan sosialis moderat di bawah
pimpinan Presiden Allende. Pemerintahan yang dipilih secara demokratis ini
digulingkan oleh CIA yang didukung oleh militer. Kudeta ini diikuti oleh tindakan-
tindakan represif atas organisasi-organisasi pergerakan kaum pekerja. Ribuan kaum
pekerja radikal dibunuh.
Prinsip sentral politik kami adalah revolusi harus diwujudkan oleh masyarakat
umum. Setiap anggota kaum pekerja (para pekerja, pengangguran, ibu rumah tangga,
dan lain-lain) memiliki peranan penting. Hanya dengan partisipasi menyeluruh ini kita
bisa mewujudkan anarkisme. Kami percaya bahwa revolusi harus bergerak dari bawah
ke atas. Jangan harap kebebasan diberikan cuma-Cuma, kebebasan harus diambil.
Di sinilah perbedaan kami, kaum anarkis, dengan mereka yang disebut sebagai
“kaum revolusioner kiri”. Kaum revolusioner kiri masih percaya bahwa sebuah partai
politik masih diperlukan untuk sebuah revolusi rakyat. Kebanyakan dari mereka
mendasarkan pemikiran mereka kepada Lenin yang menganggap kaum pekerja baru
hanya mampu mencapai tingkayan “kesadaran serikat kerja”. Menurut Lenin, kaum
pekerja masih memerlukan sebuah partai politik yang terdiri dari para aktivis-aktivis
revolusioner profesional. Apa yang kita lihat di Rusia bukanlah sosialisme. Kekuasaan
masih berada di dalam genggaman segelintir elit partai politik. Negara masih menjadi
bos dan kaum pekerja masih dieksploitasi dan diperintah-perintah.
Jadi, menurut kami, revolusi sepenuhnya tergantung pada masyarakat umum,
yaitu orang-orang biasa. Beberapa mungkin bertanya: “mungkinkah? Tidakkah yang
akan muncul justru kekacauan?”. Tentu saja tidak. Saat ini, kapitalisme akan runtuh
tanpa dukungan kaum pekerja. Kita yang membuat dan memproduksi segalanya. Kita
yang menghasilkan seluruh kekayaan yang ada. Adalah sangat mungkin untuk
mengorganisasikan semua proses produksi agar kebutuhan setiap orang terpenuhi.
Juga sangat memungkinkan untuk membangun sebuah struktur yang memberikan
ruang buat semua orang untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan kepentingan mereka secara keseluruhan.
Kehidupan bermasyarakat akan didasarkan pada pengadaan pabrik-pabrik dan
dewan-dewan komunitas. Semua organ-organ ini akan membangun federasi satu
dengan yang lainnya sehingga mencakup area-area yang lebih luas. Utusan-utusan
akan dikirim dari setiap daerah dan tempat kerja. Utusan-utusan ini bisa dipanggil
kembali dan diganti sewaktu-waktu jika orang-orang yang memilih mereka tidak puas.
Dengan perkembangan teknologi terbaru, keputusan yang melibatkan banyak orang
akan lebih mudah dan lebih cepat dilaksanakan.
Dalam masyarakat ini akan ada kebebasan individu yang murni. Setiap individu
akan menyumbang segenap potensinya kepada masyarakat tanpa melanggar
kebebasan individu lainnya. Pada dasarnya, kami percaya bahwa setiap orang itu baik
dan jikalau seseorang diberikan kebebasan, dia tidak akan dengan mudah
menyerahkan kebebasan itu atau menghancurkannya.

Anda mungkin juga menyukai