Disusun Oleh:
2021 M
1442 H
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Subjek dan Objek Kontrak, Syarat Sah, Sumber-sumber
Kontrak dan Macam-macam Kontrak” dalam mata kuliah Hukum Perikatan.
Saya menyadari bahwa proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya
telah berusaha dengan segala kemampuan untuk melakukan yang terbaik.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca makalah ini.
Pemakalah
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah kontrak terkadang masih dipahami secara rancu. BW (Burgerlijk Wetboek)
menggunakan istilah overeenkomst dan contract untuk pengertian yang sama. Hal ini
secara jelas dapat disimak dari judul Buku III titel kedua tentang “Perikatan-perikatan
yang lahir dari Kontrak atau Perjanjian” yang dalam bahasa Belanda berbunyi “Van
verbintenissen die uit contract of overeenkomst geboren worden”. Pengertian ini juga
didukung oleh pendapat banyak sarjana, antara lain Hofmann dan J. Satrio, Soetojo
Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan.
Secara umum kontrak terlahir pada saat tercapainya kesepakatan para pihak
mengenai hal yang pokok atau unsur esensial dari kontrak tersebut. Bahasan yang saya
sampaikan meliputi “Subjek dan Objek Kontrak, Syarat Sah, Sumber-sumber Kontrak
dan Macam-macam Kontrak”. Dengan permasalahan tersebut maka saya akan mengajak
pembaca lebih memperdalam mengenai perjanjian atau kontrak, dengan rumusan
masalah sebagai berikut.
B. Rumusan Masalah
1) Apa saja subjek dan objek hukum kontrak?
2) Apa saja syarat sah kontrak?
3) Apa saja sumber-sumber kontrak?
4) Apa saja macam-macam kontrak?
C. Tujuan
1) Mengetahui subjek dan objek hukum kontrak
2) Mengetahui syarat sah kontrak
3) Mengetahui sumber-sumber kontrak
4) Mengetahui macam-macam kontrak
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia biasa yang berkedudukan sebagai subyek hukum adalah manusia yang
mempunyai hak dan mampu menjalankan hak nya dan dijamin oleh hukum yang
berlaku. Setiap pribadi manusia sesuai dengan hukum dianggap cakap bertindak sebagai
subyek hukum kecuali dalam Undang-Undang dinyatakan tidak cakap. Badan
hukum sebagai subyek hukum dapat bertindak hukum seperti manusia. Oleh karena itu
badan hukum dapat bertindak dengan perantara pengurus-pengurusnya. 1
Objek dari kontrak adalah prestasi. Prestasi adalah apa yang menjadi hak kreditor
dan yang menjadi kewajiban debitor. Adapun macam-macam prestasi adalah:
1. Memberikan sesuatu
2. Melakukan perbuatan, dan
3. Tidak melakukan perbuatan.
1
Tutik Nurul Jannah, 2013, Modul Mata Kuliah Hukum Kontrak Program Studi Perbankan Syariah,
Semester III STAI Mathali’ul Falah, hlm. 13-14.
1
Kontrak hanya bisa terjadi jika para pihak sepakat untuk melakukan kontrak.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa kontrak yang dilakukan para pihak terjadi
bukan karena kesepakatan para pihak, maka dapat dimintakan pembatalan
perjanjian.2
3. Sumber-sumber Kontrak
1) Sumber Hukum Kontrak Civil Law (Indonesia)
2
Tutik Nurul Jannah, 2013, Modul Mata Kuliah Hukum Kontrak Program Studi Perbankan Syariah.
Semester III, STAI Mathali’ul Falah, hlm. 13-14.
3
Salim, 2008, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia bagian kesatu, Jakarta: Sinar
Grafka. hlm. 24.
4
Tutik Nurul Jannah, 2013, Modul Mata Kuliah Hukum Kontrak Program Studi Perbankan Syariah.
Semester III, STAI Mathali’ul Falah, hlm. 14.
2
Sumber hukum kontrak yang berasal dari undang-undang merupakan sumber
hukum yang berasal dari peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
pemerintah dengan persetujuan DPR. Sumber hukum kontrak yang berasal dari
peraturan perundang-undangan adalah sebagai berikut:
a. Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB)
b. Buku Ke III KUHPerdata
c. KUH Dagang
d. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
e. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi
f. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Pilihan
Penyelesaian Sengketa
g. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2000 Tentang perjanjian Internasional
2) Sumber Hukum Kontrak Common Law (Amerika)
Sumber hukum primer dan sekunder dalam hukum kontrak Amerika
(common law) mempunyai pengaruh dalam pengadilan, karena pengadilan dapat
mengacu pada sumber hukum tersebut.5
a. Judicial Opinion
Judicial Opinion atau disebut juga dengan judge made law atau judicial
decision merupakan sumber primer hukum kontrak. Judicial opinion merupakan
pernyataan atau pendapat, atau putusan para hakim di dalam memustuskan
perkara atau kasus, apakah kasus pidana atau perdata. Seperti kita ketahui bahwa
sistem pengadilan Amerika dalam pembuatan keputusan, biasanya dinyatakan
sebagai stare decisis, ketaatan terhadap keputusan yang telah lewat atau disebut
precedents. Preseden adalah keputusan yang terdahulu yang fakta-fakta cukup
mirip dengan kasus sub judice yang berada dibawah keputusan pengadilan
(adjudication).
b. Statutory Law (Hukum Perundang-undangan)
Sumber hukum ini melengkapi hukum kebiasaan (common law). Statutory
of law merupakan sumber hukum yang tertulis. 6
5
Salim HS, Op.cit, hlm. 17.
3
c. Restatement
Merupakan hasil rumusan ulang tentang hukum. Rumusan ini dilakukan
karena timbulnya ketidakpastian dan kurangnya keseragaman dalam hukum
dagang (commercial law). Restatement tersebut menyerupai undang-undang,
meliputi black letter, penyataan-pernyataan dari “aturan umum” (atau kasus itu
mengetengahkan konflik dengan aturan yang lebih baik).
d. Legal Commentary (Komentar Hukum)
Legal commentary merupakan sumber hukum sekunder. Legal commentary
dianalogkan dengan doktrin dalam hukum continental karena commentary of law
merupakan pendapat atau ajaran-ajaran dari para pakar tentang hukum kontrak.
4. Macam-macam Kontrak
Para ahli di bidang kontrak masing-masing mempunyai pandangan yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya. Ada ahli yang mengkajinya dari sumber hukumnya,
namanya, bentuknya, aspek kewajibannya, maupun aspek larangannya. Berikut ini
jenis-jenis kontrak berdasarkan pembagian di atas. 7
6
Ibid., hlm. 19.
7
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29876/Chapter%20III-V.pdf;sequence=2.
Diakses pada 01 Maret 2021. Pukul 21.45 WIB.
8
Salim HS, 2002, Hukum Kontrak, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Mataram, hlm. 32.
4
2) Kontrak menurut Namanya
Penggolongan ini didasarkan pada nama perjanjian yang tercantum di dalam
Pasal 1319 KUH Perdata yang hanya disebutkan dua macam kontrak menurut
namanya, yaitu kontrak nominaat (bernama) dan kontrak innominaat (tidak
bernama).
3) Kontrak menurut Bentuknya
Di dalam KUH Perdata, kontrak menurut bentuknya dapat dibagi 2 macam,
yaitu kontrak lisan dan kontrak tertulis. Kontrak lisan yaitu kontrak atau perjanjian
yang dibuat oleh para pihak cukup dengan lisan atau dengan kesepakatan para
pihak (Pasal 1320 KUH Perdata). Dengan adanya konsensus itu, maka perjanjian
itu telah terjadi. Termasuk dalam golongan ini adalah perjanjian konsensual dan
riil. Dimana perjanjian konsensual terjadi apabila ada kesepakatan antara para
pihak. Sedangkan perjanjian riil adalah suatu perjanjian yang dibuat dan
dilaksanakan secara nyata.
Kontrak tertulis merupakan kontrak yang dibuat oleh para pihak dalam bentuk
tulisan. Kontrak ini dapat juga dibagi menjadi dua macam, yaitu dalam bentuk akta
di bawah tangan dan akta notaris. Akta dibawah tangan adalah akta yang cukup
dibuat dan ditandatangani oleh para pihak. Sedangkan akta autentik merupakan akta
yang dibuat oleh atau dihadapan notaris. 9
4) Kontrak Timbal Balik
Penggolongan ini dilihat dari hak dan kewajiban para pihak. Kontrak timbal
balik merupakan perjanjian-perjanjian, dimana kedua belah pihak timbul hak dan
kewajiban-kewajiban pokok. Perjanjian timbal balik ini dibagi menjadi dua macam,
yaitu timbal balik tidak sempurna dan yang sepihak. Kontrak timbal balik tidak
sempurna senantiasa timbul suatu kewajiban pokok bagi satu pihak, sedangkan
lainnya wajib melakukan sesuatu. Perjanjian sepihak merupakan perjanjian yang
selalu timbul kewajiban-kewajiban hanya bagi satu dari para pihak. Tipe perjanjian
ini adalah perjanjian pinjam mengganti. Pentingnya perbedaan disini adalah dalam
rangka pembubaran perjanjian.
5) Perjanjian Cuma-Cuma atau dengan Alas Hak yang Membebani
9
Ibid, Salim HS, hlm. 29.
5
Penggolongan ini didasarkan pada keuntungan salah satu pihak dan adanya
prestasi dari pihak lainnya. Perjanjian cuma-cuma merupakan perjanjian yang disitu
menurut hukumnya hanya timbul keuntungan bagi salah satu pihak, contohnya;
seperti hadiah dan pinjam pakai. Sedangkan perjanjian dengan alas hak yang
membebani merupakan perjanjian disamping prestasi pihak yang satu senantiasa
ada prestasi (kontra) dari pihak lain, yang menurut hukum ada saling
hubungannya. 10
6) Perjanjian berdasarkan Sifatnya
Penggolongan ini didasarkan pada hak kebendaan dan kewajiban yang
ditimbulkan dari adanya perjanjian tersebut. Perjanjian menurut sifatnya dibagi
menjadi dua macam, yaitu perjanjian kebendaan dan perjanjian obligatoir.
Perjanjian kebendaan adalah suatu perjanjian, dimana ditimbulkan hak kebendaan
diubah, dilenyapkan, hal demekian untuk memenuhi perikatan. Contohnya
perjanjian pembebanan jaminan dan penyerahan hak milik. Sedangkan perjanjian
obligatoir merupakan perjanjian yang menimbulkan kewajiban dari para pihak.
Disamping itu dikenal juga jenis perjanjian dari sifatnya, yaitu perjanjian pokok dan
perjanjian accesoir. Perjanjian pokok merupakan perjanjian yang utama, yaitu
perjanjian pinjam meminjam uang, baik kepada individu maupun lembaga
perbankan. Sedangkan perjanjian accesoir merupakan perjanjian tambahan, seperti
perjanjian pembebanan hak tanggungan atau fidusia.11
7) Perjanjian dari Aspek Larangannya
Penggolongan perjanjian berdasarkan larangannya merupakan penggolongan
perjanjian dari aspek tidak diperkenankannya para pihak untuk membuat perjanjian
yang bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum. Ini
disebabkan perjanjian itu mengandung praktek monopoli dan atau persaingan usaha
tidak sehat seperti yang terdapat dalam UU No. 5 Tahun 1999.
10
Ibid, Salim HS, hlm. 29-30.
11
Ibid, Salim HS, hlm. 30.
6
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ada dua jenis subyek hukum, yaitu manusia biasa (natuurlijke person) dan
badan hukum (rechts person). Objek dari kontrak adalah prestasi. Prestasi adalah
apa yang menjadi hak kreditor dan yang menjadi kewajiban debitor. Syarat sahnya
kontrak ada 4, yaitu sebagai berikut:
Sumber hukum kontrak berdasarkan sistem hukum romawi atau civil law
dan common law.
7
b) Kontrak menurut Namanya
Tercantun di dalam Pasal 1319 KUH Perdata yang hanya disebutkan dua
macam kontrak menurut namanya, yaitu kontrak nominaat (bernama) dan
kontrak innominaat (tidak bernama).
c) Kontrak menurut Bentuknya
Kontrak menurut bentuknya dapat dibagi 2 macam, yaitu kontrak lisan dan
kontrak tertulis.
d) Kontrak Timbal Balik
Perjanjian timbal balik ini dibagi menjadi dua macam, yaitu timbal balik
tidak sempurna dan yang sepihak
e) Perjanjian Cuma-Cuma atau dengan Alas Hak yang Membebani
Penggolongan ini didasarkan pada keuntungan salah satu pihak dan adanya
prestasi dari pihak lainnya.
f) Perjanjian berdasarkan Sifatnya
Penggolongan ini didasarkan pada hak kebendaan dan kewajiban yang
ditimbulkan dari adanya perjanjian tersebut. Perjanjian menurut sifatnya dibagi
menjadi dua macam, yaitu perjanjian kebendaan dan perjanjian obligatoir
g) Perjanjian dari Aspek Larangannya
Penggolongan perjanjian berdasarkan larangannya merupakan
penggolongan perjanjian dari aspek tidak diperkenankannya para pihak untuk
membuat perjanjian yang bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan dan
ketertiban umum
B. Saran
Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saya berharap kepada pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun, supaya saya bisa berbuat lebih baik lagi
selanjutnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Salim HS. Hukum Kontrak, Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak. 2002. Mataram.
https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/86d9f5d06305dd73726e821987e82412.
pdf.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29876/Chapter%20III-
V.pdf;sequence=2.