Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUKUM BENDA, PERJANJIAN & PERIKATAN


Hukum Bisnis

Dosen Pengajar
Nita Priska Ambarita S,S,T.M.M

Oleh:
Ibrahim (2201026220)
Riyan Sawal Maulana (2201026265)
Peter Wijaya S. (2201026281)
Theodore F.O.S.P (2201026197)
M. Farhansyah.A (2201026244)
M. Ahyar Ma’ali (2201026280)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MULAWARMAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti
dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Nita Priska Ambarita, S.S.T.M.M sebagai
dosen pengajar mata kuliah Hkum Bisnis yang telah membantu kami dalam memberikan arahan
dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Samarinda,3 Maret 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………. i
ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………

BAB I: PENDAHULUAN
1.Latar Belakang …………………………………………………………. 4
2.Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Benda
B. Contoh Hukum Kasus Benda
C. Pengertian Hukum Perjanjian
D. Contoh Hukum Kasus Perjanjian
E. Pengertian Hukum Perikatan
F. Contoh Hukum Kasus Perikatan

BAB III: PENUTUP


1.Kesimpulan……………………………………………………………...
2.Saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… iii

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan hukum yang
mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan orang lain, dengan
menitikberatkan kepada kepentingan perseorangan. Timbulnya hukum karena manusia
hidup bermasyarakat. Hukum mengatur hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat dan
juga mengatur bagaimana cara melaksanakan dan mempertahankan hak dan kewajiban itu.
Hukum perdata yang mengatur hak dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat disebut
“hukum perdata material”. Sedangkan, hukum perdata yang mengatur bagaimana cara
melaksanakan dan mempertahankan hak dan kewajiban disebut “hukum perdata formal”.
Hukum perdata formal lazim disebut hukum acara perdata. Dalam pergaulan hidup
bermasyarakat, manusia adalah sentral. Manusia adalah penggerak kehidupan masyarakat
karena manusia itu adalah pendukung hak dan kewajiban. Dengan demikian, hukum perdata
material pertama kali menentukan dan mengatur siapakah yang dimaksud dengan orang
sebagai pendukung hak dan kewajiban itu.

1.2 Rumusan masalah

4
A. Apa Pengertian Hukum Benda
B. Apa Saja Contohnya
C. Apa itu Hukum Perjanjian
D. Apa Saja Contohnya
E. Pengertian Hukum Perikatan
F. Apa Saja Contohnya

BAB II
5
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Benda


Menurut Pasal 499 KUHPerdata, pengertian benda (zaak) adalah segala sesuatu yang dapat
menjadi obyek hak milik. Yang dapat menjadi obyek hak milik dapat berupa barang dan dapat
pula berupa hak, seperti hak cipta, hak paten, dan lain – lain. Namun pengertian benda yang
dimaksud oleh KUHPerdata adalah benda berwujud seperti kendaraan bermotor, tanah, dan lain
– lain. Sedangkan benda tak berwujud seperti hak cipta, paten, tdak diatur oleh KUHPerdata,
melainkan diatur dalam undang – undang tersendiri, yaitu Undang – Undang Perlindungan HKI
(Hak Atas Kekayaan Intelektual)(Djaja S. Meliala, 2015 : 4).

Menurut Prof.Soediman Kartohadiprodjo benda adalah semua barang yang berwujud dan hak
(kecuali hak milik. Menurut Prof.Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, pengertian benda ialah
barang yang berwujud yang dapat ditangkap dengan pancaindra, tapi barang yang tak berwujud
termasuk benda juga. Menurut prof. subekti, perkataan benda (zaak) dalam arti luas ialah segala
sesuatu yang dapat dihaki oleh orang, dan perkataan dalam arti sempit ialah sebagai barang
yang dapat terlihat saja. Menurut Prof.L.J.van Apeldoorn, benda dalam arti yuridis ialah sesuatu
yang merupakan obyek hukum. Hakikat benda (zaak) adalah sesuatu hakikat yang diberikan
oleh hukum obyektif (P.N.H.Simanjuntak, 2015 : 176). Jadi di dalam KUHPerdata, kata zaak
mempunyai dua arti, yaitu barang berwujud dan bagian dari pada harta kekayaan, yang
termasuk zaak selain dari pada barang yang berwujud, 6 juga beberapa hak tertentu sbagai
barang yang tak berwujud, juga beberapa hak tertentu sebagai barang yang tak berwujud. Selain
pengertian tersebut, benda (zaak) dapat berarti bermacam – macam, yaitu :

a. Benda sebagai obyek hukum (Pasal 500KUHPerdata)

b. Benda sebagai kepentingan (Pasal 1354 KUHPerdata)

c. . Benda sebagai kenyataan hukum (Pasal 1263 KUHPerdat)

d. Benda sebagai perbuatan hukum (Pasal 1792 KUHPerdata)

6
Hukum benda adalah terjemahann dari istilah bahasa Belanda, yaitu “zakenrecht”. Menurut
Prof. Soediman Kartohadiprodjo, hukum kebendaan ialah semua kaidah hukum yang mengatur
apa yang diartikan dengan benda dan mengatur hak – hak atas benda. Adapun menurut Prof.
L.J.Apeldoorn, hukum kebendaan adalah peraturan mengenai hak – hak kebendaan. Menurut
Prof. sri Soedewi Masjchoen Sofwan, yang diatur dalam Hukum Benda, ialah pertama-tama
mengatur pengertian dari benda, kemudian pembedaan macam-macam benda, dan selanjutnya
bagian yang terbesar mengatur mengenai macam-macam hak kebendaan. Jadi hukum benda
adalah peraturan-peraturan hukum yang mengatur mengenai hakhak kebendaan yang sifatnya
mutlak (P.N.H.Simanjuntak, 2015 :177)

B. Contoh Kasus Hukum Benda


•Hukum pencurian: Hukum ini menyatakan bahwa mencuri atau mengambil barang milik orang
lain tanpa izin atau tanpa hak adalah suatu tindak pidana. Barang yang dicuri bisa berupa uang,
perhiasan, kendaraan, atau barang berharga lainnya.

•Hukum penadahan: Hukum ini menyatakan bahwa membeli, menerima, atau menyimpan
barang hasil kejahatan (seperti hasil pencurian, perampokan, atau penipuan) adalah suatu tindak
pidana. Barang yang dimaksud bisa berupa uang, emas, kendaraan, atau barang berharga
lainnya.

•Hukum pencucian uang: Hukum ini menyatakan bahwa mengubah uang hasil kejahatan
menjadi uang yang sah atau legal melalui berbagai cara (seperti transfer uang, investasi, atau
pembelian aset) adalah suatu tindak pidana.

•Hukum penggelapan: Hukum ini menyatakan bahwa menyembunyikan, menahan, atau


mengambil alih barang milik orang lain yang sedang dipercayakan kepadanya untuk diurus atau
dikelola adalah suatu tindak pidana. Barang yang dimaksud bisa berupa uang, mobil, atau
barang berharga lainnya.

•Hukum perampokan: Hukum ini menyatakan bahwa mengambil barang milik orang lain
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan adalah suatu tindak pidana. Barang yang dimaksud
bisa berupa uang, perhiasan, atau barang berharga lainnya.

7
C. Pengertian Hukum Perjanjian
Pengertian Hukum Perjanjian – Ada istilah tentang sebuah perjanjian yang berbunyi
“Janji adalah hutang” maka ketika seseorang berjanji maka janji tersebut harus ditepati
karena bobotnya sudah seperti hutang yang harus dibayarkan. Hal ini berlaku juga
ketika seseorang memulai suatu usaha atau menjalin kesepakatan dalam bisnis dimana
jika ada sebuah kesepakatan berupa perjanjian bisnis maka kedua belah pihak harus
mentaati perjanjian bisnis tersebut.

Menjadi pelaku bisnis memang tidak semudah yang orang pikirkan karena sebagai
pelaku bisnis mereka harus berpikir matang sebelum memulai suatu bisnis mereka dan
terlebih jika mereka ingin melakukan kerjasama dengan mitra bisnisnya. Harus ada
kesepakatan bersama sebelum melakukan bisnis bersama mitra tersebut berupa
perjanjian bisnis yang biasanya memuat setiap kontrak yang telah disepakati bersama
karena jika ada salah satu pihak yang melanggarnya bisa dikenakan tindakan hukum.

Untuk itu peran hukum perjanjian dalam memulai sebuah bisnis sangatlah penting
untuk menghindari kemungkinan pelanggaran yang dilakukan bersama mitra bisnis
tersebut. Pada pembahasan kali ini kami telah merangkum berbagai informasi terkait
pengertian hukum perjanjian yang dapat sobat Grameds simak sebagai tambahan
wawasan dalam mempelajari suatu bisnis dan kaitannya dengan hukum.

Hukum perjanjian meliputi pengertian umum dari asas-asas hukum yang mengatur
hubungan-hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan perjanjian yang
sah. Hukum kontrak Indonesia tetap menggunakan ketentuan pemerintah kolonial
Belanda yang tertuang dalam Buku III KUH Perdata.

8
D. Contoh Kasus Hukum Perjanjian
•Hukum jual beli: Hukum ini mengatur perjanjian antara penjual dan pembeli mengenai harga,
kualitas, jumlah, dan kondisi barang yang dijual.

•Hukum sewa-menyewa: Hukum ini mengatur perjanjian antara pemilik dan penyewa mengenai
harga sewa, jangka waktu, dan kondisi properti yang disewakan.

•Hukum pinjam-meminjam: Hukum ini mengatur perjanjian antara pemberi pinjaman dan
penerima pinjaman mengenai jumlah pinjaman, bunga, jangka waktu, dan kondisi
pengembalian pinjaman.

•Hukum kerja sama usaha: Hukum ini mengatur perjanjian antara dua pihak atau lebih yang
bekerja sama dalam suatu usaha atau proyek bisnis, termasuk pembagian laba, tanggung jawab,
dan risiko.

•Hukum lisensi: Hukum ini mengatur perjanjian antara pemilik hak cipta atau hak paten dengan
pihak lain yang ingin menggunakan hak tersebut, termasuk hak penggunaan, biaya lisensi, dan
ketentuan lainnya.

•Hukum asuransi: Hukum ini mengatur perjanjian antara pemilik polis asuransi dan perusahaan
asuransi mengenai premi, jangka waktu, jenis risiko yang dicover, dan kewajiban pembayaran
klaim.

•Hukum kemitraan: Hukum ini mengatur perjanjian antara dua pihak atau lebih yang
membentuk suatu kemitraan dalam suatu usaha, termasuk pembagian keuntungan dan kerugian,
tanggung jawab, dan tugas masing-masing pihak.

9
E. Pengertian Hukum Perikatan
Perikatan adalah suatu perhubungan hukum antara dua orang atau dua pihak,
berdasarkan mana pihak yang berkewajiban untuk memenuhi tuntutan itu. bertitik tolak dari
ketentuan Pasal 1338 KUH Perdata, maka hukum perikatan menganut sistem terbuka (asas
kebebasan berkontrak), artinya apa saja yang dijanjikan oleh pihak-pihak akan mengikat
bagaikan undang-undang bagi yang membuatnya. Kekuatan mengikat ini tidak bersumberkan
dari kebebasan para pihak yang membuatnya, melainkan atas dasar ketentuan undang-undang
(Pasal 1320 KUH Perdata). Ketentuan ini mensyaratkan adanya kesepakatan, kecakapan, hal
tertentu, dan kepatutan dalam masyarakat. Kedudukan seseorang sebagai pihak yang berhak dan
berkewajiban juga tidak hanya dikehendaki antarmereka, tetapi juga dapat ditentukan dari
undang-undang itu sendiri dan dari akibat atas suatu perbuatan baik (halal) dan melanggar
hukum. Di dalam melakukan kebebasan untuk menerbitkan suatu persetujuan atau perjanjian
umumnya diserahkan kepada para pihak secara lisan atau tertulis, akan tetapi bisa juga melalui
perantara pejabat umum (Notaris). Bahkan undang-undang membebaskan para pihak memberi
nama atau tidak dari perikatan yang mereka buat. Ada juga undang-undang menyebut nama dari
suatu masalah atau perkara. Untuk itu, buku ini menuntun mereka untuk menghindari masalah
yang akan timbul dari kebebasan dalam membuat perjanjian. Bagi mahasiswa dan praktisi
hukum, buku ini dapat mempermudah upaya mempertahankan hak klien karena kebebasan
berkontrak.

F.Contoh Kasus Hukum Perikatan


•Hukum jual beli: Hukum ini mengatur perjanjian antara penjual dan pembeli mengenai harga,
kualitas, jumlah, dan kondisi barang yang dijual.

•Hukum sewa-menyewa: Hukum ini mengatur perjanjian antara pemilik dan penyewa mengenai
harga sewa, jangka waktu, dan kondisi properti yang disewakan.

•Hukum pinjam-meminjam: Hukum ini mengatur perjanjian antara pemberi pinjaman dan
penerima pinjaman mengenai jumlah pinjaman, bunga, jangka waktu, dan kondisi
pengembalian pinjaman.

10
•Hukum kerja sama usaha: Hukum ini mengatur perjanjian antara dua pihak atau lebih yang
bekerja sama dalam suatu usaha atau proyek bisnis, termasuk pembagian laba, tanggung jawab,
dan risiko.

•Hukum lisensi: Hukum ini mengatur perjanjian antara pemilik hak cipta atau hak paten dengan
pihak lain yang ingin menggunakan hak tersebut, termasuk hak penggunaan, biaya lisensi, dan
ketentuan lainnya.

•Hukum asuransi: Hukum ini mengatur perjanjian antara pemilik polis asuransi dan perusahaan
asuransi mengenai premi, jangka waktu, jenis risiko yang dicover, dan kewajiban pembayaran
klaim.

•Hukum kemitraan: Hukum ini mengatur perjanjian antara dua pihak atau lebih yang
membentuk suatu kemitraan dalam suatu usaha, termasuk pembagian keuntungan dan kerugian,
tanggung jawab, dan tugas masing-masing pihak.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Hukum perdata yaitu ketetapan yang mengatur hak dan kewajiban antar individu dalam
masyarakat. Istilah hukum perdata di negara Indonesia mulanya dari bahasa Belanda
“BUrgerlik Recht” yang sumbernya pada Burgerlik Wetboek atau dalam bahasa Indonesia nya
disebut dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata )Hukum dapat dimaknai
dengan seperangkat kaidah dan perdata diartikan dengan yang mengatur hak, harta benda dan
kaitannya antara orang atas dasar logika atau kebendaan.Secara umum, pengertian hukum
perdata yaitu semua peraturan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan dalam hubungan
masyarakat.Hukum perdata disebut pula dengan hukum private karena mengatur kepentingan
perseorangan.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.hukumonline.com/berita/a/asas-asas-hukum-benda-
lt633a57d3a3781
https://www.gramedia.com/literasi/hukum-perjanjian/
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=MrwlEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=infon:wAsqyKV
VgREJ:scholar.google.com/
&ots=99EYpIn3Y9&sig=TRshVWvOpQVu784CoPCFk0GZ7yM&redir_e
sc=y#v=onepage&q&f=false

12

Anda mungkin juga menyukai