Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ASAS-ASAS PERJANJIAN HUKUM PERDATA

Dosen Pengampu:

Disusun oleh:
Dendy Wahyu Anugrah (2018394200012)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) IBRAHIMY
GENTENG BANYUWANGI
2023
KATA PENGANTAR

Banyuwangi, 10 Juni 2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3

A. Latar Belakang..................................................................................................................3

B. Rumusan masalah.............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4

A. Pengertian Hukum Perdata......................................................................................................4

B. Sejarah Singkat Hukum Perdata..............................................................................................4

C. Asas-asas Perjanjian Hukum Perdata......................................................................................5

BAB III PENUTUP.........................................................................................................................7

A. Kesimpulan.............................................................................................................................7

B. Saran.......................................................................................................................................7

BAB IV DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................8

BAB I
PENDAHULUAN

2
A. Latar Belakang

Perlu kita ketahui terlebih dahulu sebelum kita masuk kepada pembahasan tentang hukum
perdata, hukum perdata itu adalah berbentuk aturan aturan hukum yang mengatur tingkhlaku
setiap orang terhadap orang lain yang berkaitan dengan hak dengan kewajiban yang timbul
dalam pergaulan masyarakat maupun pergaulan keluarga.
Hukum perdata dibedakan menjadi dua, yaitu hukum perdata materil dan hukum perdata
formil.
1. Hukum perdata materil mengatu kepentingan kepentingan perdata setiap subjek
hukum.
2. Hukum perdata formil mengatur bagaimana seseorang mempertahankan haknya
apabila dilanggar orang lain. Hukum perdata formil mempertahan hukum perdata materil,
karena hukum perdata formil berfungsi menerapkan hukum perdata materil apabila ada
yang melanggarnya.

B. Rumusan masalah
1. Apa Pengertian Hukum Perdata?
2. Apa saja Asas-asas Perjanjian Hukum Perdata?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Perdata

3
Istilah hukum perdata pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Djojodiguno sebagai teremahan
dari burgerlijkrecht pada masa penduduka jepang. Di samping istilah itu, sinonim hukum perdata
adalah civielrecht dan privatrecht.

Para ahli memberikan batasan hukum perdata, seperti berikut. Van Dunne mengartikan hukum
perdata, khususnya pada abad ke -19 adalah:
“suatu peraturan yang mengatur tentang hal-hal yang sangat ecensial bagi kebebasan individu,
seperti orang dan keluarganya, hak milik dan perikatan. Sedangkan hukum public memberikan
jaminan yang minimal bagi kehidupan pribadi”
Pendapat lain yaitu Vollmar, dia mengartikan hukum perdata adalah:
“aturan-aturan atau norma-norma yang memberikan pembatasan dan oleh karenanya
memberikan perlindungan pada kepentingan prseorangan dalam perbandingan yang tepat antara
kepentingan yang satu dengna kepentingan yang lain dari orang-orang dalam suatu masyarakat
tertentu terutama yang mengenai hubungan keluarga dan hubungan lalu lintas”
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pengertian hukum perdata yang dipaparkan para ahli
di atas, kajian utamnya pada pengaturan tentang perlindungan antara orang yang satu degan
orang lain, akan tetapi di dalam ilmu hukum subyek hukum bukan hanya orang tetapi badan
hukum juga termasuk subyek hukum, jadi untuk pengertian yang lebih sempurna yaitu
keseluruhan kaidah-kaidah hukum(baik tertulis maupun tidak tertulis) yang mengatur hubungan
antara subjek hukum satu dengan yang lain dalam hubungan kekeluargaan dan di dalam
pergaulan kemasyarakatan.

B. Sejarah Singkat Hukum Perdata

Kitab undang undang hukum perdata (KUH Perdata) yang dikenal dengan istilah Burgerlijk
Wetboek (BW) adalah kodifikasi hukum perdata yang disusun di negeri belanda.

Penyusun tersebut sangat dipengaruhi oleh hukum perdata Prancis. Code Napoleon sendiri
disusun berdasarkan hukum Romawi yang pada waktu itu dianggap sebagai hukum yang paling
sempurna. Hukum privat yang berlaku diprancis dimuat dalam dua kodifikasi (pembukuan suatu
lapangan hukum secara sistematis dan teratur dalam satu buku) yang bernama: code civil dan
code commerce.

Pada waktu Prancis menguasai belanda. Kedua kodifikasi itu diberlakukan dinegeri belanda.
Bahkan sampai 24 tahun sesudah belanda merdeka dari prancis tahun 1915, kedua kodifikasi itu
masih berlaku di negeri Belanda.

4
C. Asas-asas Hukum Perdata

Terdapat 5 (lima) asas perjanjian yang dikenal menurut ilmu hukum perdata. Yaitu asas
kebebasan berkontrak (Freedom of Contract). Asas Konsensualisme (Consensualism), Asas
Kepastian hukum (Pacta Sunt Servanda), Asas itikad baik (Good Faith) dan asas kepribadian
(Personality).

1. Asas Kebebasan Berkontrak (Freedom of Contract)

a. Asas ini merupakan suatu asas yang memberikan kebebasan para pihak untuk:

b. Membuat atau tidak membuat perjanjian

c. Mengadakan perjanjian dengan siapapun

d. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya.

e. Menentukan bentuk perjanjiannya , apakah berbentuk tulis atau lisan.

Setiap orang dapat secara bebas membuat perjanjian selama memenuhi syarat sahnya perjanjian
dan tidak melanggar hukum,kesusilaan ,serta ketertiban umum.

2. Asas Konsensualisme (Concensualism)

Asas konsensualisme dapat disimpulkan dalam pasal 1320 ayat (1) KUHPer. Dalam pasal
tersebut salah satu syarat sahnya perjanjian antara kedua belah pihak. Perjanjian sudah lahir sejak
tercapainya kata sepakat. perjanjian telah mengikat ketika kata sepakat dinyatakan atau
diucapakan, sehingga tidak perlu lagi formalitas tertentu. Kecuali dalam hal undang-undang
memberikan syarat formalitas tertentu terhadap suatu perjanjian yang mensyaratkan harus
tertulis.

3. Asas Kepastian Hukum (Pacta Sunt Servanda)

Menurut Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata “Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya”. Jika terjadi sengketa dalam
pelaksanaan perjanjian, maka hakim dengan keputusannya dapat memaksa agar pihak yang
melanggar itu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan perjanjian,bahkan hakim
dapat meminta pihak yang lain membayar ganti rugi. Putusan pengadilan itu merupakan jaminan

5
bahwa hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian memiliki kepastian hukum, sehingga
secara pasti memiliki perlindungan hukum.

4. Asas Itikad baik (Good Faith)

Asas ini tercantum dalam pasal 1338 ayat (3) KUHPerdata, “Perjanjian harus dilaksanakan
dengan itikad baik”. Dalam asas ini para pihak yaitu pihak kreditur dan debitur harus
melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh maupun
kemauan baik dari para pihak. Dengan itikad baik berarti keadaan batin para pihak dalam
membuat dan melaksanaan perjanjian haruslah jujur, terbuka dan saling percaya. Keadaan batin
para pihak itu tidak boleh dicemari oleh maksud untuk melakukan tipu daya atau menutup-tutupi
keadaan sebenarnya.

5. Asas Kepribadian (Personality)

Asas kepribadian berarti isi perjanjian hanya mengikat para pihak secara personal dan tidak
mengikat pihak-pihak lain yang tidak memberikan kesepekatanannya. Seseorang hanya dapat
mewakili orang lain dalam membuat perjanjian yang dibuat oleh para pihak hanya berlaku bagi
mereka yang membuatnya.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan pembahasan di atas, di sana kita semua bisa lihat betapa pentingnya kita
mempelajari tentang hukum perdata ini ,sebab ini sangat berguna untuk kita sekarang maupun
sampai saat saat yang akan datang dan kita juga perlu lebih utama mengatahui tentang
bangaiman tata cara pembagian harta waris dari pada orang tua kita, karna apa dalam
pembahasan ini lebih utama yang disimpulkan yaitu tentang waris..karna kadang-kadang orang
banyak berpecah belah oleh sebab warisan ini, jadi sekarang sepatutnyalah kita mengatahui yang
namanya tentang warisan harta bangaimana cara pembagian harta warian dengan baik dan benar.

B. Saran

Demikianlah makalah yang berusaha menjelaskan asas-asas perjanjian yang terdapat dalam
Hukum Perdata. Sebaiknya, untuk mendalami lebih jauh perihal, khususnya asas-asas Hukum
Perdata, silahkan mencari referensi terkait, agar mendapatkan pemahaman yang komprehensif.
Jangan berhenti pada makalah yang dibuat, karena belum sepenuhnya materi tersebut dihadirkan
di sini. Sekian, terima kasih.

7
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Moh. Syahrul Huda, Asas-asas Hukum Perdata. 2020.

https://fh.unikama.ac.id/id/2017/05/24/pengertian-hukum-perdata/ (diakses pada 10/06/2023)

http://mh.uma.ac.id/asas-asas-perjanjian/ (diakses pada 10/06/2023)

Anda mungkin juga menyukai