KEBENDAAN
Disusun Oleh:
Firdaus 2202056044
Laelatul khotimah 2202056058
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. berkat rahmat dan karunianya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hak perdata dan Hak kebendaan”.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perdata
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala
partisipasinya dalam menyelesaikan makalah ini. Terima kasih tak terhingga kami
ucapkan kepada Bapak H. Moh Arifin,S.Ag,M.HuM selaku dosen pengampu
Filsafat Hukum.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 4
Latar Belakang..................................................................................................... 4
Rumusan Masalah................................................................................................. 5
Tujuan Masalah.................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 6
2.1 Definisi Hak Perdata dan Macam-macam Hak Perdata..................................... 6
2.2 Definisi Hak Kebendaan dan Macam Jenis Kebendaan...................................10
2.3 Asas-asas Hak Kebendaan................................................................................11
2.4 Cara-cara Memperoleh Hak Kebendaan ........................................................ 13
2.5 Cara-cara Menghapus Hak Kebendaan .......................................................... 14
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 18
3.2 Saran ...................................................................................................19
3
A. Latar Belakang
Hak Perdata dan Hak Kebendaan adalah dua konsep hukum yang mendasari
sistem hukum perdata di banyak negara di seluruh dunia. Konsep ini memiliki akar
sejarah yang panjang dan berperan penting dalam mengatur hubungan antarindividu
dan entitas hukum di masyarakat. Untuk memahami lebih lanjut tentang latar
belakang hak perdata dan hak kebendaan, mari kita bahas keduanya secara terpisah.
Hak perdata, juga dikenal sebagai hukum perdata, adalah bagian dari hukum yang
mengatur hubungan antara individu atau entitas hukum dalam kehidupan sehari-hari.
Ini mencakup hak dan kewajiban individu terhadap satu sama lain, serta cara
penyelesaian sengketa antarindividu. Hak perdata melibatkan berbagai aspek, seperti
kontrak, tanggung jawab, perdata keluarga, warisan, dan banyak lagi. Latar belakang
hak perdata bisa ditelusuri ke berbagai sumber, termasuk hukum Romawi Kuno, yang
berpengaruh besar terhadap perkembangan hukum perdata di banyak negara di Eropa.
Selama berabad-abad, konsep hak perdata telah berkembang dan diterapkan dalam
sistem hukum yang berbeda di seluruh dunia. Prinsip-prinsip hukum perdata, seperti
konsep bahwa individu memiliki hak dan kewajiban tertentu dalam transaksi hukum
mereka, menjadi dasar bagi hukum perdata modern.
Hak kebendaan adalah bagian dari hukum perdata yang berkaitan dengan hak
individu atau entitas hukum terhadap properti atau benda. Ini mencakup hak memiliki,
menggunakan, dan mengalihkan properti serta hak untuk melindungi properti dari
campur tangan yang tidak sah. Latar belakang hak kebendaan juga memiliki akar
sejarah yang kaya, terutama dalam perkembangan sistem hukum properti di berbagai
peradaban kuno.
Konsep hak kebendaan menciptakan landasan hukum yang penting untuk
ekonomi dan masyarakat modern. Ini memungkinkan individu dan perusahaan untuk
memiliki dan mengelola aset mereka, meminjamkan uang, dan melakukan berbagai
transaksi properti lainnya. Dalam banyak sistem hukum, hak perdata dan hak
kebendaan merupakan bagian penting dari kerangka hukum yang lebih luas yang
mengatur kehidupan sehari-hari dan hubungan ekonomi. Konsep ini terus berkembang
dan beradaptasi seiring perubahan dalam masyarakat dan teknologi, tetapi tetap
menjadi elemen esensial dalam sistem hukum perdata di berbagai negara.
4
Sebagai bagian integral dari sistem hukum, pemahaman yang baik tentang hak perdata
dan hak kebendaan sangat penting bagi individu, perusahaan, dan profesional hukum
untuk menjalani kehidupan sehari-hari dan bisnis dengan benar sesuai dengan hukum
yang berlaku.
B. Rumusan Masala
1. Apa yang di maksud dengan definisi hak perdata dan macam macam hak
perdata?
2. Apa yang dimaksud dengan definisi hak kebendaan dan macam macam jenis
hak kebendaan?
3. Apa yang di maksud dengan asas asas hak kebendaan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai definisi hak perdata dan macam
macam hak perdata!
2. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai definisi hak kebendaan dan macam
macam jenis hak kebendaan!
3. Untuk mengetahui asas asas hak kebendaan!
5
BAB II
PEMBAHASAN
Hak perdata adalah bagian dari hukum yang mengatur hubungan antara
individu atau pihak-pihak swasta dalam masyarakat. Hak Perdata adalah sebuah
cabang penting dalam sistem hukum yang mengatur hubungan antara individu
dan entitas hukum dalam masyarakat sipil. Ini menciptakan kerangka kerja
hukum yang terstruktur untuk membantu individu dan organisasi menjalani
kehidupan sehari-hari dan menjalankan bisnis mereka dengan cara yang sah dan
adil. Dalam hak perdata, prinsip-prinsip hukum mengatur hak dan kewajiban
individu serta memberikan pedoman tentang bagaimana menyelesaikan sengketa
hukum. Ini mencakup berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti perjanjian,
kepemilikan properti, warisan, pernikahan, perceraian, dan tanggung jawab
hukum pribadi.1 Hak perdata menciptakan kerangka kerja hukum yang mengatur
bagaimana individu berinteraksi satu sama lain dalam hal kontrak, perjanjian, dan
transaksi lainnya. Hal ini juga mengatur bagaimana harta benda dipindahkan,
diwariskan, atau diperoleh oleh individu, serta bagaimana hak dan kewajiban
dalam perkawinan dan hubungan keluarga diatur. Selain itu, hak perdata juga
melibatkan konsep tanggung jawab hukum pribadi, seperti hak untuk
mendapatkan ganti rugi jika terjadi pelanggaran hak individu. Dengan demikian,
hak perdata adalah aspek penting dalam hukum yang menciptakan dasar hukum
untuk mengatur interaksi dan hubungan antara individu dalam masyarakat.
Aspek-aspek Utama dalam Hak Perdata meliputi:2
1. Hak-hak Individu: Hak perdata memberikan perlindungan kepada
individu dalam masyarakat. Ini mencakup hak-hak dasar seperti
hak atas hidup, kebebasan, privasi, serta hak untuk memiliki,
menggunakan, dan mengalihkan properti.
2. Kontrak: Salah satu aspek paling penting dalam hak perdata
1
Meliala, Djaja Sembiring. Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda dan Hukum Perikatan.
Nuansa Aulia, 2015.
2
Mumek, Regita A. "Hak-Hak Kebendaan Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata." Lex
Administratum 5.2 (2017).
6
adalah konsep kontrak. Ini memungkinkan individu dan
organisasi untuk membuat kesepakatan hukum yang sah. Hal ini
juga menetapkan kewajiban untuk mematuhi kontrak yang dibuat
dan memberikan hak untuk menuntut pemenuhan kontrak jika
ada pelanggaran.
3. Tanggung Jawab Hukum: Hak perdata menetapkan tanggung
jawab hukum individu dan organisasi atas tindakan atau kelalaian
mereka. Ini mencakup konsep kompensasi kepada pihak yang
dirugikan jika ada pelanggaran hukum.
4. Perdata Keluarga: Hak perdata juga mengatur hubungan dalam
konteks keluarga, seperti pernikahan, perceraian, hak asuh anak,
dan bagaimana harta bersama dibagi jika pasangan bercerai.
5. Warisan: Aspek penting lainnya adalah hak perdata yang
mengatur pembagian warisan. Ini menentukan siapa yang berhak
menerima harta benda dan properti seseorang setelah
kematiannya.
6. Penyelesaian Sengketa: Hak perdata mencakup berbagai metode
untuk menyelesaikan sengketa, termasuk melalui sistem
peradilan, mediasi, atau arbitrase. Ini memberikan cara yang
terstruktur untuk mengatasi perselisihan hukum.
Pentingnya hak perdata dalam masyarakat modern tidak dapat diabaikan.
Ini memungkinkan individu untuk menjalani kehidupan yang terorganisir
dengan melindungi hak-hak mereka, menjalankan bisnis secara adil, dan
menyelesaikan sengketa dengan cara yang sesuai dengan hukum. Hak
perdata juga merupakan dasar bagi stabilitas hukum dan ekonomi,
membentuk pondasi yang kuat untuk hubungan antarindividu dan entitas
hukum, serta memberikan panduan hukum yang jelas dan dapat
diandalkan3.
Dalam konteks hukum perdata, terdapat berbagai macam hak yang
mengatur hubungan antara individu atau entitas hukum dalam masyarakat.
Setiap jenis hak memiliki peran dan karakteristiknya sendiri dalam
mengatur interaksi sosial, ekonomi, dan hukum. Berikut adalah penjelasan
3
Ibid
7
lebih detail dan panjang tentang beberapa macam-macam hak perdata:
1. Hak Kepemilikan (Property Rights): Hak kepemilikan adalah salah
satu hak perdata paling mendasar. Ini memberikan individu atau entitas
hukum kontrol dan kekuasaan atas properti fisik atau aset lainnya.
Dalam konteks hak kepemilikan, individu memiliki hak untuk
menggunakan, mengalihkan, menyewakan, atau menjual properti
mereka sesuai dengan keinginan mereka. Hak ini mencakup juga hak
untuk mendapatkan manfaat dari properti tersebut, seperti penghasilan
sewa atau pendapatan dari penjualan.
2. Hak Kontrak (Contractual Rights): Hak kontrak memungkinkan
individu atau entitas hukum untuk membuat perjanjian hukum sah
dengan pihak lain. Ini mencakup hak untuk bernegosiasi,
menandatangani, dan menjalankan kontrak. Selain itu, jika salah satu
pihak melanggar kontrak, hak kontrak memberikan hak kepada pihak
yang dirugikan untuk mengajukan tuntutan dan meminta pengadilan
untuk memaksa pemenuhan kontrak atau memberikan ganti rugi.
3. Hak Warisan (Inheritance Rights): Hak warisan mengatur bagaimana
harta benda dan properti seseorang akan didistribusikan setelah
kematiannya. Ini mencakup hak individu untuk menentukan penerima
warisan mereka dan jumlah yang akan mereka terima. Hak ini sangat
penting dalam mengatur perpindahan kekayaan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
4. Hak Asuh Anak (Parental Rights): Hak asuh anak mengatur hak dan
kewajiban orang tua dalam hal asuhan, pendidikan, dan perawatan
anak-anak mereka. Ini mencakup hak orang tua untuk membuat
keputusan terkait anak, seperti keputusan medis dan pendidikan. Hak
asuh anak juga mencakup hak anak-anak untuk menerima dukungan
dan perawatan dari orang tua mereka.
5. Hak Perceraian dan Perdata Keluarga (Family Law Rights): Hak
perdata dalam konteks perceraian dan perdata keluarga mengatur
berbagai aspek, termasuk prosedur perceraian, hak pengasuhan anak,
pembagian harta bersama, dan penentuan kewajiban finansial pasangan
yang bercerai. Ini mencakup hak dan kewajiban pasangan yang
8
menikah dan hak anak-anak dalam konteks keluarga.4
6. Hak Hak Cipta dan Kekayaan Intelektual (Copyright and Intellectual
Property Rights): Hak ini melindungi karya kreatif dan kekayaan
intelektual, seperti musik, tulisan, seni, dan penemuan. Hak hak cipta
memberikan pemilik hak untuk mengendalikan penggunaan dan
distribusi karya atau inovasi mereka. Ini juga mencakup hak paten dan
merek dagang yang memberikan hak eksklusif atas penemuan atau
merek dagang tertentu.
7. Hak Privasi (Privacy Rights): Hak privasi adalah hak individu untuk
melindungi informasi dan kehidupan pribadi mereka dari pelecehan
atau penyalahgunaan oleh pihak lain. Ini mencakup hak untuk menjaga
kerahasiaan informasi pribadi dan hak untuk menuntut ganti rugi jika
privasi seseorang dilanggar.
8. Hak Terhadap Delik (Tort Rights): Hak terhadap delik adalah hak
individu untuk melindungi diri mereka dari tindakan yang melanggar
hukum oleh pihak lain. Ini mencakup hak untuk mengajukan gugatan
dalam kasus penganiayaan fisik, penganiayaan verbal, atau perbuatan
buruk lainnya yang dapat merugikan individu.
9. Hak Ganti Rugi (Remedial Rights): Hak ganti rugi memungkinkan
individu untuk mengajukan tuntutan ganti rugi jika mereka mengalami
kerugian atau cedera sebagai akibat dari tindakan atau kelalaian orang
lain. Ini mencakup hak untuk mendapatkan kompensasi untuk kerugian
finansial, kerusakan properti, atau cedera fisik.
10. Hak untuk Menggugat (Right to Sue): Hak untuk menggugat adalah
hak individu atau entitas hukum untuk mengajukan tuntutan hukum
terhadap pihak lain di pengadilan jika terjadi sengketa hukum. Ini
mencakup hak untuk meminta pengadilan menyelesaikan sengketa dan
memberikan keputusan hukum yang adil.
Setiap jenis hak perdata ini memainkan peran penting dalam menjaga
ketertiban hukum, melindungi hak individu, dan memberikan struktur bagi
hubungan antarindividu dan entitas hukum dalam masyarakat. Meskipun
hak-hak ini memiliki kerangka hukum umum, implementasinya dapat
4
Suryantoro, Dwi Dasa. "EKSISTENSI HAK KEBENDAAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM
PERDATA BW." Legal Studies Journal 3.1 (2023).
9
berbeda-beda di berbagai negara dan yurisdiksi hukum, dan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat setempat.
5
Gozali, Djoni S., and Noor Hafidah. "Dasar-Dasar Hukum Kebendaan: Hak Kebendaan Memberi
Kenikmatan & Jaminan."
10
tertentu.
Asas Amanat Hukum (Prinsip Legal Trust): Asas ini mengatur pemilikan
properti yang dipegang oleh individu atau entitas tertentu untuk
kepentingan pihak lain. Contoh dari asas ini adalah trust hukum (legal trust)
di mana pemilik properti bertindak sebagai trustee yang mengelola
properti tersebut untuk kepentingan orang lain yang disebut sebagai
beneficiary.
11
tujuan konservasi.6
6
Evawati, Juliana. "Asas Publisitas Pada Hak Jaminan Atas Resi Gudang." Yuridika 29.2 (2014).
12
bagaimana asas-asas ini diterapkan dalam konteks hukum yang relevan.
7
Usanti, Trisadini Prasastinah. "Lahirnya Hak Kebendaan." Perspektif 17.1 (2012): 44-53.
13
dokumen hukum seperti akta jual beli atau akta hadiah yang mencatat
perubahan kepemilikan. Dokumen tersebut kemudian didaftarkan pada
otoritas yang berwenang, seperti kantor catatan tanah, untuk membuat
perubahan kepemilikan secara resmi.
5. Pemisahan Dari Hak Tanggungan (Release from Mortgage): Jika
properti telah digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman atau hipotek,
pemilik dapat memperoleh hak kebendaan penuh setelah melunasi
utang atau membayar hipotek sesuai kesepakatan. Ini biasanya
melibatkan pembebasan atau pelepasan hak tanggungan atas properti
oleh pemberi pinjaman atau bank.
6. Pemindahtanganan Hak (Assignment of Rights): Dalam beberapa
kasus, seseorang dapat memperoleh hak kebendaan dengan cara
memperoleh hak yang sudah ada dari orang lain. Contohnya adalah
ketika seseorang menerima hak sewa atau hak guna usaha atas properti
yang dimiliki oleh pihak lain, biasanya melalui perjanjian tertulis.
7. Pencatatan Hak Kebendaan (Recording of Ownership): Di beberapa
yurisdiksi, pencatatan kepemilikan properti dalam catatan pendaftaran
tanah atau badan hukum yang berwenang diperlukan untuk
memperoleh hak kebendaan yang sah. Proses ini melibatkan pengajuan
dokumen yang sesuai dengan hukum yang berlaku dan pembayaran
biaya pencatatan.
14
1. Penjualan atau Pemindahtanganan (Sale or Transfer)
Penjualan adalah cara yang paling umum untuk menghapus hak
kebendaan. Dalam transaksi ini, pemilik properti (penjual)
menjualnya kepada pihak lain (pembeli) melalui kontrak jual beli
yang sah secara hukum. Prosesnya mencakup negosiasi harga,
pembayaran harga jual, dan serangkaian tindakan hukum untuk
mentransfer kepemilikan secara resmi. Setelah transaksi selesai dan
direkam dengan benar, hak kebendaan atas properti tersebut secara
sah berpindah kepada pembeli.
2. Pemberian atau Pemberian Hadiah (Gift or Grant)
Pemberian properti sebagai hadiah atau pemberian adalah cara
lain untuk menghapus hak kebendaan. Ini melibatkan pemilik
properti yang membuat dokumen tertulis yang mencatat niatnya
untuk memberikan properti kepada penerima tanpa pertukaran
uang. Setelah penerima menerima hadiah tersebut dan proses
pencatatan yang sesuai dilakukan, hak kebendaan berpindah ke
tangan penerima.
3. Pencabutan atau Pembatalan (Revocation or Cancellation)
Dalam beberapa kasus, pemilik dapat mencabut hak kebendaan
sendiri atau mengajukan permohonan pembatalan hak kebendaan
yang telah dibuat sebelumnya. Ini mungkin diperlukan jika pemilik
ingin mencabut wasiat yang mengatur distribusi properti atau jika
ada akta hukum yang tidak sah atau dikeluarkan dengan unsur
penipuan. Prosesnya akan bervariasi tergantung pada hukum yang
berlaku dan fakta-fakta kasus.
4. Pelepasan Hak Tanggungan (Release of Mortgage)
Jika properti dijaminkan sebagai jaminan untuk pinjaman atau
hipotek, pemilik dapat menghapus hak kebendaannya dengan
melunasi utang atau membayar hipotek sesuai kesepakatan dengan
pemberi pinjaman. Pada saat hutang dilunasi, pemberi pinjaman
akan memberikan pelepasan hak tanggungan atas properti, yang
menghapus hak tanggungan dan mengembalikan hak kebendaan
penuh kepada pemilik.
5. Pembagian Harta Bersama (Partition of Co-Ownership)
15
Jika properti dimiliki bersama oleh beberapa individu dan ada
konflik mengenai penggunaan atau kepemilikan properti tersebut,
salah satu cara untuk menghapus hak kebendaan adalah dengan
meminta pembagian properti bersama. Ini melibatkan penjualan
properti dan pembagian hasilnya sesuai dengan kepemilikan
masing-masing. Prosesnya mungkin melibatkan proses hukum jika
pemilik tidak dapat mencapai kesepakatan.
6. Gugatan Hukum (Legal Action)
Dalam beberapa situasi, penghapusan hak kebendaan dapat
melibatkan tindakan hukum seperti pencabutan kontrak, gugatan
sengketa kepemilikan, atau tuntutan pembatalan hak kebendaan
yang dikeluarkan secara tidak sah. Ini biasanya diperlukan ketika
ada perselisihan atau ketidaksetujuan antara pihak-pihak yang
terlibat dalam hak kebendaan. Tindakan hukum ini sering kali
memerlukan bantuan dari pengacara untuk menilai validitas klaim
dan mengajukan tindakan hukum yang sesuai.
7. Kepailitan atau Eksekusi (Bankruptcy or Foreclosure)
Dalam kasus kepailitan, hak kebendaan pemilik dapat dihapus
melalui proses pengadilan yang melibatkan penjualan properti
untuk membayar utang-utang yang belum terbayarkan. Dalam
konteks hipotek, pemilik dapat kehilangan hak kebendaannya
melalui proses eksekusi jika tidak dapat melunasi hipotek sesuai
dengan kesepakatan.
8. Hak Lelang (Auction)
Properti dapat dihapus dari hak kebendaan pemilik jika properti
tersebut dilelang secara publik. Lelang sering digunakan dalam
kasus pembayaran pajak properti yang tertunggak atau ketika
pemilik tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan tertentu.
Selama lelang, properti dijual kepada penawar tertinggi, dan hasil
penjualan digunakan untuk membayar utang atau kewajiban
lainnya. Setelah lelang selesai, hak kebendaan pindah ke pemilik
baru yang memenangkan penawaran tertinggi.
9. Penyerahan Secara Sukarela (Voluntary Surrender)
Dalam beberapa kasus, pemilik properti yang menghadapi
16
kesulitan keuangan atau tidak mampu merawat properti dapat
memilih untuk menyerahkan properti secara sukarela kepada pihak
yang berwenang, seperti bank atau pemberi pinjaman. Penyerahan
ini dilakukan dengan persetujuan pemilik, yang menghapus hak
kebendaan dan tanggung jawab atas properti tersebut.
17
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Hak perdata dan hak kebendaan adalah dua konsep fundamental dalam hukum
perdata yang memiliki peran sentral dalam mengatur hubungan hukum dalam
masyarakat. Mereka menyediakan kerangka kerja yang penting untuk memahami
bagaimana individu, kelompok, dan badan hukum berinteraksi dalam berbagai situasi
hukum. Hak perdata adalah cabang hukum yang berfokus pada hak dan kewajiban
individu atau pihak dalam konteks beragam peristiwa kehidupan sehari-hari. Ini
mencakup berbagai aspek, seperti hukum keluarga yang mengatur pernikahan,
perceraian, dan hak-hak anak; hukum kontraktual yang mengatur perjanjian bisnis dan
perjanjian pribadi; serta hukum perdata umum yang mengatur sengketa sipil antara
individu atau entitas hukum. Hak perdata juga mencakup aspek-aspek seperti
tanggung jawab hukum, pelanggaran hukum, ganti rugi, dan proses peradilan. Dengan
kata lain, hak perdata menciptakan kerangka hukum yang mengatur bagaimana
individu berinteraksi, melakukan perjanjian, dan menyelesaikan perselisihan mereka
dalam kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain, hak kebendaan lebih fokus pada hak dan kewajiban terkait dengan
properti fisik atau hak atas properti tersebut. Ini mencakup hak-hak seperti hak milik,
hak sewa, hak hipotek, hak penjaminan, hak-hak servitut, dan banyak lagi yang
berkaitan dengan properti. Hak kebendaan mengatur bagaimana seseorang dapat
memperoleh properti, menggunakannya, mengalihkan kepemilikan, dan bahkan
menghapus hak tersebut jika diperlukan. Oleh karena itu, ia menyediakan kerangka
kerja hukum yang penting untuk pembelian, penjualan, pemberian, dan penggunaan
properti serta hak-hak yang berkaitan dengan properti. Kedua konsep ini, hak perdata
dan hak kebendaan, tidak hanya bekerja secara independen, tetapi juga seringkali
tumpang tindih dalam kasus-kasus yang melibatkan hak atas properti. Misalnya,
dalam konteks pembelian properti, hak perdata berperan dalam perjanjian kontrak
antara pembeli dan penjual, sementara hak kebendaan mencakup transaksi hukum
yang mengalihkan kepemilikan properti dari penjual ke pembeli.
Pemahaman yang baik tentang hak perdata dan hak kebendaan sangat penting
18
untuk menjaga kepastian hukum, melindungi hak individu, dan mengatur hubungan
hukum yang adil dalam masyarakat. Ini memungkinkan individu dan entitas hukum
untuk berpartisipasi dalam kegiatan hukum dengan pemahaman yang jelas tentang
hak dan kewajiban mereka, serta cara mereka dapat menjalankan dan melindungi
hak-hak mereka dalam berbagai konteks kehidupan pribadi dan bisnis.
19
DAFTAR PUSTAKA
Meliala, Djaja Sembiring. Perkembangan Hukum Perdata Tentang Benda dan Hukum
Perikatan. Nuansa Aulia, 2015.
Evawati, Juliana. "Asas Publisitas Pada Hak Jaminan Atas Resi
Gudang." Yuridika 29.2 (2014).
Suryantoro, Dwi Dasa. "EKSISTENSI HAK KEBENDAAN DALAM PERSPEKTIF
HUKUM PERDATA BW." Legal Studies Journal 3.1 (2023).
Mumek, Regita A. "Hak-Hak Kebendaan Ditinjau Dari Aspek Hukum Perdata." Lex
Administratum 5.2 (2017).
Usanti, Trisadini Prasastinah. "Lahirnya Hak Kebendaan." Perspektif 17.1 (2012):
44-53.
Gozali, Djoni S., and Noor Hafidah. "Dasar-Dasar Hukum Kebendaan: Hak
Kebendaan Memberi Kenikmatan & Jaminan."
20