Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HUKUM DAN SISTEM MEDIA MASSA

KONSEP DASAR HUKUM MEDIA MASSA


disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum dan Sistem Media Massa

Dosen Pengampu:
Ellya Pratiwi, M.A.

Disusun Oleh:
KELOMPOK 1

Galih Septiawan (11200510000133)


Dayangku Ratu Faizha N.S (11210510000049)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Ke-hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat


dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, yang saya
beri judul “Konsep Dasar Hukum”. Dengan selesainya makalah ini, maka
terpenuhilah syarat yang diberikan untuk memenuhi tugas akhir membuat
makalah individu pada mata kuliah “Hukum dan Sistem Media Massa” di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Saya sangat berharap bahwa makalah ini dapat membawa manfaat


kepada siapapun yang membacanya serta dapat menjadi pedoman dalam
penulisan makalah selanjutnya baik secara pribadi maupun khalayak ramai.

Saya sampaikan terimakasih banyak kepada Ibu Ellya Pratiwi, M.A.


selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum dan Sistem Media Massa yang
telah berkenan memberikan tunjuk ajar serta bimbingannya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Terakhir, saya meminta maaf sebesar-besarnya karna saya menyadari


sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat beberapa
kekurangan dan jauh dari sempurna. Saya berharap agar dapat dimaklumi
apabila terdapat kesalahan ejaan dan penulisan dalam makalah ini yang dirasa
kurang berkenan. Untuk itu, saya memohon masukan, saran, dan koreksi dari
bapak ataupun pembaca guna menghasilkan makalah yang lebih baik lagi pada
kesempatan berikutnya. Terima kasih.

Ciputat, 06 Maret 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

BAB I .......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

Latar Belakang ................................................................................................................ 4


Rumusan Masalah ........................................................................................................... 4
Tujuan ............................................................................................................................. 4
BAB II .....................................................................................................................5

PEMBAHASAN .....................................................................................................5

Pengertian Hukum Dan Sistem Hukum ...................................................................... 5


Unsur-Unsur Hukum ................................................................................................... 6
Subjek Dan Objek Hukum .......................................................................................... 7
Sumber-Sumber Hukum ............................................................................................. 8
Pembagian Dan Perbedaan Jenis Hukum.................................................................. 10
KESIMPULAN.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi utama media sebagai pendukung demokrasi sebenarnya menjelaskan
idealisme media massa. Diyakini bahwa media massa memainkan peran
penting dalam menyebarkan pesan kebebasan dan kesetaraan di masyarakat.
Masyarakat luas memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap fungsi media
massa sebagai perantara dengan menyebarkan informasi yang akurat dan
terpercaya. Gagasan konglomerasi media telah mendapatkan popularitas di
telinga kita sebagai tanda pesatnya pertumbuhan sektor media massa dan
perluasan berbagai stasiun, baik televisi maupun radio (elektronik dan live
streaming), yang membantu memberikan layanan gratis dan terbuka sebagai
akses informasi bagi seluruh lapisan masyarakat. Maka dari itu, setiap
masyarakat harus mengetahui elemen-elemen penting dalam hukum media
massa yang akan dijelaskan pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi poin pembahasan pada
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian hukum dan sistem hukum?
2. Apa saja unsur-unsur hukum?
3. Apa subjek dan objek hukum?
4. Apa saja sumber-sumber hukum?
5. Bagaimana pembagian dan perbedaan jenis hukum?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian hukum dan sistem hukum.
2. Mengetahui unsur-unsur hukum.
3. Mengetahui subjek dan objek hukum.
4. Mengetahui sumber-sumber hukum.
5. Mengetahui pembagian dan perbedaan jenis hukum.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum Dan Sistem Hukum


Serangkaian gagasan dan standar yang dikenal sebagai "hukum media massa"
mengkaji berbagai aspek media dalam kaitannya dengan bagaimana media
digunakan dan bagaimana kaitannya dengan hak asasi manusia. Regulasi
diperlukan agar media dapat mendukung kehidupan manusia secara
bertanggung jawab dengan mematuhi prinsip-prinsip moral dan etika. Teori
hukum yang berkaitan dengan pihak yang memiliki kewenangan, perlindungan
jangka panjang, kewajiban, dan aspek sanksi. Informasi lebih lanjut tentang
sistem hukum saat ini diberikan dalam penjelasan di atas. Struktur hukum,
substansi hukum, dan budaya hukum adalah tiga sistem hukum yang ada di
Indonesia.
1. Organisasi Hukum.
Melembagakan badan hukum dikenal dengan istilah legal structure atau
struktur hukum. Hal ini misalnya terlihat dari jumlah hakim dan sistem
peradilan terpadu di pengadilan Indonesia yang terdiri dari pengadilan
tingkat pertama, Pengadilan Tinggi, dan Pengadilan Kasasi.
2. Substansi Hukum.
Hukum, norma, dan pola tingkah laku manusia lainnya yang merupakan
bagian dari tatanan sosial yang diatur oleh sistem hukum itulah yang
dimaksud dengan “substansi hukum” atau “substansi hukum”. Ada hukum
formal (seperti hukum acara perdata, hukum acara pidana, dan hukum
acara lainnya) serta hukum materil, yang diketahui ada di Indonesia.
Hukum material meliputi hukum perdata, hukum tata negara, hukum
pidana, dan hukum administrasi.
3. Budaya Hukum.
Yang dimaksud dengan “budaya hukum” adalah sikap dan nilai yang
berhubungan langsung dengan hukum dan lembaga negara serta
mempengaruhi perilaku bersama.

5
B. Unsur-Unsur Hukum
Hukum sama halnya dengan peraturan lainnya berfungsi sebagai sarana
pengendalian sosial, namun ada perbedaan hukum dengan peraturan lainnya.
Perbedaan tersebut dapat dilihat dari ciri-ciri hukum yang diutarakan L.
Pospisil mengenai dasar-dasar hukum, yang dikenal dengan adanya empat ciri
hukum atau attribute of law, yaitu:
1. attribute of authority yaitu hukum merupakan keputusan-keputusan
penguasa yang tujuannya untuk mengatasi segala ketegangan dan keguncangan
yang terjadi di masyarakat;
2. attribute of intention of universal application, yaitu bahwa keputusan-
keputusan mempunyai daya jangkau yang panjang untuk masa yang akan
datang;
3. attribute of obligation yaitu bahwa keputusan-keputusan penguasa tersebut
haruslah berisikan kewajiban-kewajiban pihak pertama terhadap pihak kedua
dan sebaliknya;
4. attribute of sanction. Attribute ini menentukan bahwa keputusan-keputusan
penguasa harus didukung oleh sanksi, baik berupa sanksi jasmani maupun
rohani.1
Berdasarkan pemaparan tadi tampak arti penting pendekatan hukum yang
berkaitan dengan pihak yang memiliki kewenangan, memiliki cakupan jangka
panjang, adanya kewajiban, serta aspek sanksi. Penjelasan di atas memaparkan
secara lebih detil tentang prinsip-prinsip hukum yang ada.
Masih berkaitan dengan karakteristik hukum, berikut penjelasan lain bahwa
hukum memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan kaidah-kaidah sosial
yang lain:
1. Hukum bertujuan untuk menciptakan keseimbangan di antara kepentingan-
kepentingan yang terdapat dalam masyarakat;
2. Mengatur perbuatan manusia secara lahiriah;

1
(Koentjaraningrat, 1958:321; Soerjono Soekanto, 1980:73-74).

6
3. Dijalankan oleh badan-badan yang diakui oleh masyarakat sebagai badan
pelaksana hukum. Dalam masyarakat sederhana badan serupa ini dapat berupa
kepala adat, dewan para sesepuh, atau lainnya.2
Penjelasan ini berkaitan dengan aspek tujuan dari keberadaan hukum serta
hakikatnya. Pemaparan ini mengungkapkan juga pihak-pihak yang memiliki
kewenangan yang ada di masyarakat berkaitan dengan hukum.

C. Subjek Dan Objek Hukum


Subjek hukum terdiri dari dua pihak, yaitu penggugat dan tergugat. Penggugat
maupun tergugat merupakan manusia/individu (natuurlijk persoon) dan/atau
badan hukum (rechts persoon). Seperti perusahaan, organisasi, institusi dan
sebagainya. Sekalipun merupakan benda mati, namun dapat digugat secara
hukum lewat para pengurusnya/pengelola medianya. Dalam perspektif media,
maka badan hukum yang dimaksud ialah perusahaan media, dimana jasa yang
diproduksinya seperti pemberitaan/ informasi/ hiburan/pendidikan/ dan
pengawasan/ serta budaya menyangkut kepentingan publik.
Sedangkan, yang dimaksud dengan objek gugatan hukum media, diantaranya:
1. Karya jurnalistik (bidang redaksi)
Program siaran jurnalistik adalah program yang berisi berita dan/atau
informasi yang ditujukan untuk kepentingan publik berdasarkan Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 Pasal 1 butir 12 dan
SPS Pasal 1 butir 14).
2. Iklan massa
Siaran iklan adalah siaran informasi yang bersifat komersial dan layanan
masyarakat tentang tersedianya jasa, barang, dan gagasan yang dapat
dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lembaga
penyiaran yang bersangkutan. Siaran iklan dibagi kedalam dua jenis, yaitu
siaran iklan niaga dan siaran iklan layanan masyarakat. Pertama, siaran iklan
niaga adalah siaran iklan komersial yang disiarkan melalui penyiaran radio
atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau
mempromosikan barang atau jasa kepada khalayak sasaran untuk

2
(Soerjono Soekanto, 1980: 75).

7
mempengaruhi konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan.
Sedangkan, siaran iklan layanan masyarakat adalah siaran iklan
nonkomersial yang disiarkan melalui penyiaran radio atau televisi dengan
tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan
gagasan, cita-cita, njuran, dan/atau pesan-pesan lainnya kepada masyarakat
untuk mempengaruhi khalayak agar berbuat dan/atau bertingkah laku sesuai
dengan pesan iklan tersebut P3 Pasal 1 butir 18, 19 dan 20 serta SPS Pasal
1 butir 20, 21 dan 22).

D. Sumber-Sumber Hukum

Menurut domain struktural/legal formal, sumber hukum media massa yang


tertinggi adalah Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945). UUD 1945 menjadi
landasan hukum tertinggi media massa di Indonesia. Artinya, kepada UUD
1945 inilah, semua hukum yang mengatur media massa di Indonesia merujuk.
Dari segi sistem hukum, sistem hukum media massa Indonesia, mengacu
kepada sistem Eropa Kontinental. Ini menyebabkan semua perkara, baik pidana
maupun perdata yang berkaitan dengan media massa, ditentukan oleh hakim.
Dasar terakhir keputusan hakim adalah keyakinan hakim bersangkutan
(Memang ada pula dasar lain, seperti bukti. Tetapi pada akhirnya keyakinan
hakimlah yang memegang peran paling besar).
Sedangkan dari sejarah hukum, hampir semua sejarah hukum Indonesia
bawaan dari Belanda. “Walaupun sudah merdeka sejak tahun 1945, namun
sampai kini masih banyak sekali model hukum Belanda, baik sistem mapun
isinya, dipakai di Indonesia,” kata Wina Armada (Armada, 1993:31).
Kenyataan seperti ini menyebabkan hukum media massa di Indonesia berbeda
dengan, katakanlah, hukum media massa di Amerika Serikat (AS).
Sebuah contoh hukum media massa peninggalan Belanda adalah, tiga pasal
dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 156 dan 157. Pasal
156 yang dsering disebut Pasal sara itu berbunyi: “Barangsiapa di muka umum
menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu
atau beberapa golongan rakyat Indonesia, diancam dengan pidana penjara

8
paling lama empat tahun atau denda paling banyak empat ribu lima ratus
rupiah”.
Perkataan golongan dalam pasal berikutnya berarti, tiap-tiap bagian rakyat
Indonesia, yang berbeda dengan suatu atau beberapa bagian lainnya karena
rasnya, negara asalnya, bangsanya atau kedudukannya menurut hukum tata
negara”.
Sedangkan Pasal 157, Ayat 1 berbunyi, “Barangsiapa menyiarkan,
mempertunjukkan atau menempelkan di muka umum, tulisan atau lukisan yang
isinya mengandung pernyataan perasaan permusuhan, kebencian atau
penghinaan di antara atau terhadap golongan-golongan rakyat Indonesia,
dengan maksud isinya diketahui atau lebih diketahui oleh umum, diancam
dengan pidana paling lama dua tahun enam bulan atau denda paling banyak
empat ribu lima ratus rupiah”.
Pasal 157, Ayat 2 berbunyi: “Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut
pada waktu menjalankan pencarian, dan pada saat itu belum lewat lima tahun
sejak adanya pemidanaan yang menjadi tetap, karena kejahatan semacam itu
juga, maka dapat dilarang pencarian tersebut”.
Di samping KUHP, ada lagi KUHPer, Kitab Undang-undang Hukum Perdata
yang mengatur media massa. Pasal-pasal dalam KUHPer biasanya menyngkut
ganti rugi dan pernyataan maaf yang harus dilakukan oleh media massa. Ganti
rugi tersebut misalnya dijelaskan dalam pasal 1365, 1366 dan 1367. Pasal 1365
misalnya berbunyi: “Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa
kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.
Ini memperlihatkan bahwa pelanggaran hukum yang dilakukan media massa
di Indonesia bisa dikenakan dakwaan melanggar hukum pidana dan perdata.
Padahal di AS, seperti ditulis Wina Armada, tidak ada dakwaan berdasarkan
hukum pidana terhadap media massa. “Sehingga masalah-masalah
pemberitaan pers di satu tangan diserahkan sepenuhnya kepada integritas dan
kredibilitas pers sendiri , dan di tangan lain ditentukan oleh nilai-nilai yang
berkembang di masyarakat. Dengan begitu, memang terdapat perbedaan
hukum media massa di Indonesia dan AS.

9
D. Pembagian Dan Perbedaan Jenis Hukum
Hukum media adalah hukum yang mengatur tentang ketentuan-ketentuan
media massa sebagai alat komunikasi massa. Hukum media meliputi hukum
media cetak, hukum media penyiaran, hukum cyber, dan hukum pers.
Ketentuan yang diatur adalah tentang masalah isi media, prosedur penggunaan
media, kepemilikan media dan sebagainya.
Regulasi yang mengatur kehidupan pers di Indonesia adalah Undang-
Undang Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Selain itu, juga ditetapkan Kode
Etik Jurnalistik (KEJ) untuk wartawan/industri media yang diatur oleh Dewan
Pers. Sedangkan regulasi penyiaran diatur dalam Undang-Undang Nomor 32
tahun 2002 tentang Penyiaran. Media penyiaran terdiri atas radio dan televisi.
Media penyiaran dapat berbentuk:
(a) Lembaga Penyiaran Publik;
(b) Lembaga Penyiaran Swasta;
(c) Lembaga Penyiaran Komunitas;
(d) Lembaga Penyiaran Berlangganan
yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Sebagai penjabaran Undang-
Undang Penyiaran, Untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Penyiaran,
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menetapkan Pedoman Perilaku Penyiaran
(P3) dan Standar Program Siaran (SPS). Kedua regulasi tersebut sangat penting
dilaksanakan oleh industri media di tanah air di tengah besarnya harapan
masyarakat terhadap peran media untuk ikut serta dalam mengatasi masalah-
masalah bangsa. Perwujudan fungsi normatif media sangat ditentukan oleh
profesionalisme media; sedangkan profesionalisme media dapat diketahui dari
sejauh mana perilaku media menjunjung tinggi peraturan maupun kode etik
media yang berlaku di Indonesia

10
KESIMPULAN

Hukum dan Sistem Media Massa mengkaji berbagai aspek media dalam
kaitannya dengan bagaimana media digunakan dan bagaimana kaitannya
dengan hak asasi manusia. Arti penting pendekatan hukum yang berkaitan
dengan pihak yang memiliki kewenangan, memiliki cakupan jangka panjang,
adanya kewajiban, serta aspek sanksi.
Dari segi sistem hukum, sistem hukum media massa Indonesia, mengacu
kepada sistem Eropa Kontinental. Ini menyebabkan semua perkara, baik pidana
maupun perdata yang berkaitan dengan media massa, ditentukan oleh hakim.
Hukum media adalah hukum yang mengatur tentang ketentuan-ketentuan
media massa sebagai alat komunikasi massa. Hukum media meliputi hukum
media cetak, hukum media penyiaran, hukum cyber, dan hukum pers.
Ketentuan yang diatur adalah tentang masalah isi media, prosedur penggunaan
media, kepemilikan media dan sebagainya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat, 1958:321; Soerjono Soekanto, 1980:73-74

McQuail, Denis. (2011). Teori Komunikasi Massa McQuail Buku 1. Jakarta:


Salemba Humanika.

Putra, I. Gusti Ngurah & S.A. Widodo. (2016). Sistem Komunikasi Indonesia.
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Riwanto, Agus. (2019). Hukum Media Massa. Edisi 2. Tangerang Selatan:


Universitas Terbuka.

Schramm, W., Peterson, T., Siebert, F. (1963). Four Theories of The Press.
University of Illinois Press.

Soerjono Soekanto, 1980: 75

Sumadiria, Haris. (2019). Hukum dan Etika Media Massa. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media.

Wiryawan, Hari. (2007). Dasar-Dasar Hukum Media. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

12

Anda mungkin juga menyukai