MAKALAH
MACAM – MACAM PEMBAGIAN HUKUM
Disusun Oleh
Kelompok 6:
1. Diva Aprilianti 12370520075
2. Kumara Rizki 12370511663
3. Rahmah Ramadhani 12370520956
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kepada kita bersama
sehingga kami dari pihak penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Pengantar
salam atas junjungan alam Nabi Muhammad SAW, mudah-mudahan dengan seringnya
bersholawat kita termasuk umat yang mendapat syafaat beliau di akhir kelak nanti.Amin.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan dan semangat kepada penulis, baik secara langsung maupun tidak
langsung.Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada ibu Siti Yulia
Makkininnawa, SH.,MH. selaku dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum,orang tua yang
telah memberikan dukungan dan rekan kelompok kami sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi
sumber pengetahuan bagi pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat
kekurangan kiranya pembaca dapat memakluminya.Akhir kata dengan kerendahan hati, kritik
dan saran sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.Sekian dan terima kasih.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
antar individu maupun kelompok dan hubungannya dengan berbagai hal, serta bersifat
secara formal maupun informal. Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan
bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai
perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat. Hukum merupakan suatu tata
tertib yang secara langsung maupun tidak langsung ada disekitar kita dan harus dipatuhi
pelaksanaan kegiatannya, oleh sebab itu disebutlah Indonesia sebagai negara hukum.
Hukum merupakan aturan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Tanpa
adanya hukum, kehidupan manusia akan menjadi kacau dan tidak teratur. Namun, hukum
tidak hanya terdiri dari satu jenis saja, melainkan dibagi menjadi beberapa macam.
Pembagian hukum ini bertujuan untuk memudahkan pemahaman dan penerapan aturan-
aturan yang berlaku dalam masyarakat. Dengan memahami pembagian hukum, kita dapat
mengetahui lebih jelas tentang jenis-jenis hukum yang ada dan fungsinya dalam kehidupan
masyarakat.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
tertentu berdasarkan aspek-aspek tertentu. Pembagian ini membantu dalam memahami dan
pembagian hukum:
Secara umum dan menurut bentuknya hukum dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
Hukum tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang-
peraturan presiden,peraturan daerah. Konstitusi tertulis adalah bentuk konstitusi yang ditulis
dan dimasukkan ke dalam aturan hukum. Hukum tertulis menjadi konstitusi negara sebagai
dasar dan sumber peraturan atau undang-undang lainnya. Hukum tertulis terbagi lagi dalam
Hukum tertulis Indonesia yang terkodifikasi adalah hukum tertulis yang penyusunannya
secara sistematis, lengkap, teratur, dan telah dibukukan sehingga tidak perlu adanya peraturan
pelaksanaan. Jika hukum tersebut dikodifikasikan maka kelebihannya yaitu adanya kepastian
3
b. Hukum sipil yang terkodifikasi di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Sipil (KUHS)
tahun 1948.
e. Hukum Acara Pidana, telah dikodifikasi dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara
Adapun hukum tertulis yang tidak terkodifikasi, yaitu hukum yang meskipun tertulis
tetapi tidak disusun secara sistematis, lengkap, dan masih terpisah-pisah, sehingga sering kali
Hukum tidak tertulis adalah hukum yang hidup dan diyakini oleh warga masyarakat serta
formal, namun lahir dan tumbuh di dalam masyarakat itu sendiri. Contohnya seperti hukum
Perbedaan atau kelebihan dan kelemahan antara hukum tertulis dengan hukum tidak
4
a. Hukum tertulis bersifat status dan tidak mengikuti perkembangan dan perubahan
masyarakat, sedangkan hukum tidak tertulis bersifat luwes dan mampu mengikuti
b. Hukum tertulis lebih menjamin kepastian hukum, sedangkan hukum tidak tertulis tidak
c. Hukum tertulis dikeluarkan oleh instansi resmi (pemerintahan) yang berwenang dan
pembentukannya secara prosedur, sedangkan hukum tidak tertulis lahir dan terbentuk
undangan. Hukum undang-undang merupakan hukum tertulis, baik hokum nasional maupun
hokum internasional. Undang-undang adalah hukum yang telah disahkan oleh badan legislatif
atau unsur pemerintahan yang lainnya. Sebelum disahkan, undang-undang disebut sebagai
Hukum adat adalah hukum yang terletak dalam peraturan kebiasaan atau suatu peraturan
adat istiadat,dan yang mendapat perhatian dari para penguasa masyarakat.Hukum adat adalah
hukum yang tidak tertulis.Sebagian dari hukum adat bisa menjadi hukum tertulis setelah
adanya keputusan dari fungsionaris hokum yang berwenang,yaitu hakim,kepala adat yang
5
diturunkan baik dalam sengketa maupun di luar sengketa. Selain itu dikenal pula masyarakat
hukum adat yaitu sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga
bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar
keturunan.
Hukum Traktat adalah hukum yang ditetapkan oleh negara-negara yang bersama-sama
mengadakan suatu perjanjian (traktat). Hukum yang terbentuk dalam perjanjian internasional.
Hukum traktat ini bisa juga disebut sebagai hukum tertulis internasional. Perjanjian tersebut
Dengan kata lain traktat adalah perjanjian yang di buat antar Negara yang di tuangkan
Yaitu perjanjian yang di lakukan oleh 2 negara. Traktat ini dapat meliputi perjanjian
mengenai hubungan kerjasama baik itu dalam hubungan politik, sosial-budaya. Contohnya,
b. Traktat multilateral
Yaitu perjanjian yg dilakukan lebih 2 negara. Perjanjian ini lebih bersifat resmi (official)
karena ditandatangai dan melibatkan pihak-pihak Negara yang bergabung dalam suatu
organisasi tertentu. Contohnya perjanjian kerjasama beberapa Negara di bidang pertahanan dan
ideologi bersama Negara-negara eropa dan Amerika Utara (NATO) yang di ikuti oleh
6
c. Traktat Kolektif/Traktat Terbuka
Yaitu perjanjian yang dilakukan oleh beberapa negara atau multilateral yang kemudian
terbuka untuk negara lain yang terikat pada perjanjian tersebut. Contohnya perjanjian dalam
PBB dimana negara lain terbuka unyuk ikut menjadi anggota PBB yang terikat pada perjanjian
Hukum yurisprudensi adalah termasuk hukum tidak tertulis. hukum yang terbentuk
berdasarkan keputusan hakim. Keputusan hakim kemudian dijadikan rujukan oleh hakim pada
selanjutnya untuk memutuskan sesuatu perkara. Dengan kata lain putusan tersebut tidak di atur
oleh undang-undang.
Hukum Ilmu adalah hukum sebetulnya, saran-saran, yang dibuat oleh para ahli hukum
dan yang berkuasa dalam pergaulan hukum. Hukum ini terdapat dalam pandangan-pandangan
1. Hukum Nasional
Hukum nasional adalah hukum yang hanya berlaku dalam wilayah negara tertentu. Tata
hukum Republik Indonesia hanya dalam batas-batas wilayah Republik Indonesia. Misalnya,
Hukum Nasional Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan menempatkan UUD
1945 sebagai hukum positif tertinggi. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Indonesia,Kitab
7
Undang-Undang Hukum Perdata Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
perkawinan.
2. Hukum Internasional
Hukum internasional adalah hukum yang mengatur hubungan antar negara yang satu
dengan negara lain. Hukum internasional berlaku secara universal baik secara keseluruhan
internasional (traktat).
Hukum internasional publik adalah keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara-negara yang bukan bersifat perdata.
Hukum Internasional ini mempunyai subjek yaitu pendukung hak dan kewajiban menurut
atas :
1. Negara
Negara merupakan subjek hukum internasional dalam arti yang klasik, semenjak
lahirya hukum internasional negara sudah diakui sebagai subjek hukum internasional.
Oleh karena itu, hingga sampai sekarang pun ada yang beranggapan bahwa hukum
Takhta suci merupakan subjek hukum internasional yang telah ada sejak dahulu di
ketika paus sebagai kepala gereja roma yang memiliki kekuasaan duniawi.Hingga
8
sekarang mempunyai perwakilan diplomatic diberbagai ibukota negara seperti di
Kedudukan takhta suci sebagai subjek sama dengan negara sebagai subjek hukum
penuh.Hal ini terjadi setelah diadakannya perjanjian antara Takhta Suci dan Italia pada
tanggal 11 Februari 1929 yang mengembalikan sebidang tanah di Roma kepada takhta
suci dan memungkinkan didirikannya Negara Vatikan yang dengan perjanjian itu
tempat terakhir dalam sejarah hukum internasional.Boleh dikatakan bahwa organisasi ini
Internasional.
Dewasa ini Palang Merah Internasional secara umum diakui sebagai organisasi
4. Organisasi internasional
sekarang tidak diragukan lagi,meskipun pada mulanya belum ada kepastian mengenai
9
mengakhiri perang dunia I antara Jerman dan Inggris dan Prancis dengan masing-masing
ditinggalkan dalil lama bahwa hanya negara yang bisa menjadi pihak di hadapan suatu
peradilan internasional.
memperoleh kedudukan dan hak sebagai pihak yang bersengketa dalam keadaan-keadaan
tertentu. Bahkan akhir-akhir gerakan pembebasan diakui pula sebagai subjek hukum
mempunyai hak-hak asasi yang perlu dilindungi, seperti hak untuk menentukan nasib
sendiri, hak untuk secara bebas memilih system ekonomi, politik, dan social sendiri dan
hak untuk menguasai sumber kekayaan alam dari wilayah yang didudukinya.
Hukum perdata internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas-asas hukum yang
mengatur hubungan perdata yang melintasi batas-batas negara.Bayu Seto menjelaskan bahwa
hukum perdata internasional adalah seperangkat kaidah hukum nasional yang mengatur
Hukum Perdata Internasional adalah suatu peraturan hukum yang mengatur hubungan
antara orang yang satu dengan orang lainnnya yang mempunyai kewarganegaraan berbeda
yang sifatnya perdata. Contohnya, Seorang warga negara Indonesia menikah dengan seorang
warna negara Prancis.Perjanjian jual beli antara seorang warga negara Indonesia dengan
10
seorang warga negara Amerika.Seorang warga negara RRC melangsungkan kontrak kerja
Dalam contoh di atas dapat dijelaskan bahwa kewarganegaraan dari para pihak dalam
suatu peristiwa hukum tertentu telah menjadi sebab terlahirnya hubungan Hukum Perdata
Internasional.Sebab kewarganegaraan dalam bidang perdata ini dikaitkan stelsel hukum dari
berbagai negara.
Jadi, diantara Hukum Internasional Publik dengan Hukum Perdata Internasional terdapat
persamaan dan perbedaan. Persamaanya adalah keduanya mengatur hubungan atau persoalan
3. Hukum Asing
Hukum asing adalah hukum yang berlaku di negara lain jika di pandang dari suatu negara
tertentu. Biasanya hukum asing lebih mengarah kepada aturan hukum maupun proses hukum
dari suatu negara lain. Dalam hal ini, jika dalam negara tersebut belum ada suatu ketentuan
yang mengatur suatu hal, maka negara tersebut akan memberlakukan hukum asing sebagai
bahan referensi. Mengenai hukum asing ini biasanya lebih banyak mengarah kepada masalah
internasional. Jadi seorang warga negara,hukum tanah airnya adalah hukum nasional,seperti
hukum asing,seperti KUHP Jepang (The Penal Code Of Japan),KUHP Korea (Criminal Code
11
2.1.4. Hukum Menurut Isinya
1. Hukum Publik
Hukum publik adalah aturan hukum yang mengatur kepentingan umum, aturan hukum
yang mengatur hubungan antara negara dengan alat perlengkapan atau hubungan antara negara
dengan perseorangan.
a. Hukum Pidana
Hukum pidana adalah keseluruhan peraturan hukum yang mengatur atau menerangkan
perbuatan mana yang merupakan kejahatan atau pelanggaran, serta hukuman mana yang dapat
Hukum Pidana Obyektif adalah semua larangan atau perintah yang dapat berakibat
• Hukum Pidana Materil berisikan peraturan tentang perbuatan yang dapat diancam
• Hukum Pidana Formil adalah sejumlah peraturan yang mengandung cara-cara negara
Hukum Pidana Subjektif adalah sejumlah peraturan yang mengatur hak negara untuk
menghukum seseorang yang melakukan perbuatan yang dilarang atau yang melanggar
12
Adapun hak negara yang tercantum dalam hukum pidana subjektif yaitu:
Hukum pidana sipil adalah hukum yang hanya berlaku terhadap orang sipil (umum)
saja.
Hukum Pidana Militer adalah hukum pidana yang hanya berlaku kepada anggota militer
Hukum Pidana Fiskal adalah hukum pidana yang mengatur hal-hal yang berhubungan
Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur bentuk dan susunan negara yang
hubungan dari alat alat perlengkapan negara tersebut. Dengan demikian,hukum tata negara
mengatur negara dalam keadaan diam,karena hanya mengatur bentuk,susunan negara,dan alat
administratief recht ada juga yang menerjemahkan menjadi hukum tata usaha negara dan
13
hukum tata pemerintahan.Hukum administrasi negara adalah hukum yang mengatur cara-cara
menjalankan tugas (hak dan kewajiban) dari kekuasaan alat pelengkap negara.
bergerak.Dimana hukum tata negara dengan hukum administrasi negara dapat dibedakan,yakni
hukum tata negara mengatur negara dalam keadaan diam,sedangkan hukum administrasi
negara mengatur negara dalam keadaan bergerak.Akan tetapi,kedua hukum tersebut tidak dapat
Hukum administrasi negara sangat erat hubungannya dengan hukum tata negara,karena
kedua bidang hukum itu mempunyai objek yang sma,yaitu negara.Selanjutnya Bachsan
Hukum Privat adalah hukum yang mengatur hubungan antara orang yang satu dengan
a. Hukum Perdata
Istilah perdata berasal dari bahasa sansekerta yang berarti warga (burger),pribadi (privat),
sipil(civiel).Hukum perdata berarti peraturan mengenai warga, pribadi, sipil, berkenaan dengan
hak dan kewajiban. Menurut Abdul Kadir Muhammad, bahwa Hukum perdata adalah segala
peraturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang yang satu dengan yang lain.
Peraturan yang mengatur soal-soal perdata telah dikodifikasi di dalam kitab undang-undang
Sistematika hukum perdata menurut ilmu pengetahuan hukum maupun Kitab Undang-
14
1. Menurut ilmu pengetahuan hukum terdiri atas 4 buku yaitu:
• Buku II, Hukum Keluarga: Berisikan peraturan yang mengatur hubungan antara
orang tua dengan anak-anak hubungan antara suami dan istri serta hak dan
kewajibannya masing-masing.
• Buku IV, Hukum Waris: berisikan peraturan mengenai kedudukan benda-benda yang
• Buku ke II ,Tentang Benda : Berisikan hukum harta kekayaan dengan hukum waris.
• Buku ke III Tentang Perikatan : Berisikan hukum perikatan yang lahir dari undang-
b. Hukum Dagang
Istilah dagang atau niaga adalah terjemahan dari istilah handel dalam bahasa Belanda
yang oleh beberapa penulis terjemahkan dalam istilah dagang,niaga,atau perniagaan, sehingga
handalsrecht diterjemahkan sebagai hukum dagang ,hukum niaga ,atau hukum perniagaan.
Kaidah hukum dagang sebenarnya merupakan kebiasaan diantara orang yang muncul
pekerjaan membeli barang dari suatu tempat atau pada suatu waktu dan menjual barang itu di
tempat lain atau pada waktu yang berikut dengan maksud memperoleh keuntungan.
15
Selanjutnya C.S.T. Kansil mengemukakan bahwa hukum dagang adalah hukum yang
mengatur tingkah laku manusia yang turut melakukan perdagangan dalam usaha memperoleh
keuntungan.
Kalau diperhatikan kdefinisi hukum dagang yang dikemukakan diatas tersebut terlihat
dengan jelas adanya persamaan, apabila ditarik penjelasan sebenarnya ada beberapa unsur
persamaan antara peraturan hukum, perbuatan manusia atau tingkah laku manusia dan
perdagangan.Bertitik tolak dari unsur-unsur di atas dapat saja dibuat definisi hukum
dagang.Secara sederhana dapat dirumuskan bahwa hukum dagang adalah peraturan hukum
yang mengatur hubungan perbuatan atau tingkah laku manusia dalam hal perdagangan.
Adapun sumber hukum dagang di Indonesia terdiri atas hukum tertulis yang
dikodifikasikan,yaitu KUHD dan KUHPer, serta hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan,
yakni peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur tentang hal-hal yang berhubungan
Adapun hubungan antara KUHD dan KUH perdata adalah sangat erat. Hal ini dapat
"Kitab undang-undang hukum perdata dapat juga dalam hal-hal yang diatur dalam
KUHD, sepanjang KUH perdata itu tidak khusus menyimpang dari KUHD"
Menurut bunyi pasal 1 KUHD tersebut dapat dijelaskan bahwa hal-hal yang diatur dalam
KUHD sepanjang tidak terdapat peraturan khusus yang menyimpang, juga berlaku peraturan-
peraturan dalam KUH perdata.Dengan demikian, jelaslah bahwa kedudukan KUHD terhadap
KUH perdata sebagai hukum khusus terhadap hukum umum, sehingga berlakulah adagium lex
umum)
16
c. Hukum perselisihan
manakah atau hukum apakah yang berlaku apabila dalam suatu peristiwa hukum tersangkut
lebih dari satu sistem hukum. Hukum perselisihan ini menurut C.S.T. Kansil terdiri atas:
Yaitu hukum yang mengatur hubungan antara orang-orang atau golongan dalam satu negara
Contoh: seorang warga negara Indonesia berketurunan Jepang menjual sebuah mobil kepada
Yaitu peraturan hukum yang menentukan hukum apakah dan hukum manakah yang berlaku
apabila dalam suatu peristiwa hukum tersangkut dua hukum atau lebih yang berlainan,
Yaitu peraturan hukum yang menentukan hukum apakah dan hukum manakah yang berlaku
apabila dalam suatu peristiwa hukum tersangkut dua hukum atau lebih yang berlainan,
Contoh: Mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di negara Belanda nikah dengan orang
Belanda di sana.
Yaitu peraturan hukum yang menentukan hukum apakah dan hukum manakah yang berlaku
apabila dalam suatu peristiwa hukum tersangka dua hukum atau lebih yang berlainan
Contoh: orang toraja yang beragama Kristen kawin dengan orang Bugis beragama Islam.
17
5. Hukum Antar Waktu
Yaitu peraturan hukum yang menentukan hukum apakah dan hukum manakah yang berlaku
apabila dalam suatu peristiwa hukum tersangkut dua hukum atau lebih yang berlainan
Hukum positif adalah hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu
dalam suatu daerah tertentu.Hukum positif merupakan suatu kaidah yang berlaku,sebenarnya
merumuskan suatu hubungan yang pantas antara fakta hokum dengan akibat hokum yang
tertentu,selalu merupakan lukisan tentang tertib hukum yang terikat oleh tempat dan waktu
tertentu pula.
Contoh : Hukum Indonesia yang berlaku pada saat ini dinamakan Ius constitutum, atau
nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak,Undang-undang nomor 23 tahun 2003 tentang
2. Ius constituendum
Yaitu hukum yang diharapkan atau dicita-citakan akan berlaku pada waktu yang akan
Adanya perbedaan antara Ius constitutum dengan Ius constituendum menurut Soerjono
dirjosisworo didasarkan pada perkembangan sejarah tata hukum tertentu. Seperti dikatakan
18
oleh W.L.G.Lemaire (1952) bahwa hukum menerbitkan pergaulan hidup manusia dalam suatu
tempat tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Ia merupakan hasil perkembangan sejarah
yang terbentuk dan akan hilang. Jadi bisa dikatakan Ius constitutum sekarang adalah Ius
Dengan demikian, hukum merupakan suatu lembaga masyarakat yang selalu mengalami
perkembangan sedemikian rupa, sehingga apa yang dicita-citakan pada akhirnya terwujud
menjadi kenyataan, sebaliknya yang sedang berlaku menjadi pudar ditelan waktu karena telah
tidak cocok lagi (mengalami diskrepansi atau kesenjangan antara kaidah dan kenyataan sosial).
Hukum asasi yaitu hukum yang berlaku di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja
(segala bangsa di dunia). Hukum ini tidak mengenal batas waktu, akan tetapi berlaku untuk
Hukum materil adalah hukum yang mengatur isi perhubungan antara kedua belah belah
pihak atau yang menerangkan perbuatan mana yang dapat dihukum dan hukuman apa yang
dapat dijatuhkan. Dengan kata lain hukum materil adalah hukum yang memuat peraturan-
peraturan yang mengatur kepentingan dan hubungan yang berwujud perintah dan larangan.
19
Misalnya,Buruh wajib melakukan tugasnya seperti apa yang telah ditetapkan dalam
perjanjian kerjanya dengan bekerja sebaik-baiknya sesuai dengan kecakapannya. (Pasal 1603
2. Hukum Formil
Hukum formil adalah hukum yang mengatur cara mempertahankan atau menjalankan
peraturan- peraturan hukum materil,yang sifatnya memaksa,baik yang dilakukan oleh negara
melalui alat perlengkapannya maupun yang dilakukan oleh orang perorangan dengan cara
gugatan.Dalam sengketa perdata, hukum formil mengatur cara menyelesaikan sengketa itu di
muka hakim. Hukum formil disebut juga sebagai hukum proses atau hukum acara.
Hukum acara pidana yaitu peraturan hukum yang mengatur bagaimana cara memelihara
Hukum acara pidana berhubungan erat dengan adanya hukum pidana, maka dari itu
pemerintah yang berkuasa, kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan harus bertindak guna
Jadi, hukum acara pidana itu berfungsi untuk melaksanakan hukum pidana materil,yakni
Dalam mewujudkan wewenangnya ini ada dua macam kepentingan yang menuntut
20
a. Kepentingan umum,bahwa seseorang yang melanggar suatu peraturan hukum pidana
keamanan umum.
b. Kepentingan orang yang dituntut,bahwasanya orang yang dituntut perkara itu harus
diperlakukan secara jujur dan adil, artinya harus dijaga jangan sampai orang yang tidak
Adapun tujuan hukum acara pidana antara lain telah dijelaskan dalam pedoman
Tujuan hukum acara pidana adalah untuk mencari dan mendapatkan atau setidak-
perkara pidana dengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dan tepat
dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapat didakwakan melakukan suatu
pelanggaran hukum, dan selanjutnya meminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna
menemukan apakah terbukti bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakah orang yang
Adapun ruang lingkup kegiatan hukum acara pidana menurut R. Susilo meliputi hal-hal
sebagai berikut:
Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang
diatur dalam undang-undang hukum acara pidana untuk mencari serta mengumpulkan bukti
yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan
sebagainya.Yang telah terjadi atau dilaporkan, dari mulai masih gelap sehingga menjadi
terang.Terang dalam arti bahwa unsur-unsur tindak pidana untuk menuntut peristiwa itu
21
dimuka hakim menjadi lengkap dan siapakah tersangkanya.Penyidikan adalah tugas penyidik.
pengadilan umum yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-
undang hukum acara pidana dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di
sidang pengadilan. Penuntutan perkara pidana adalah tugas yang dilakukan oleh kejaksaan.
memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang
pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang hukum acara pidana,
• Betulkah peristiwa yang telah terjadi dan dituduhkan kepada terdakwa itu merupakan
• Betulkah terdakwa cukup terbukti kesalahannya telah melakukan peristiwa pidana itu?
• Apabila betul, kemudian menjatuhkan pidana yang setimpal kepada terdakwa atas
kesalahannya itu.
tercantum dalam surat keputusan hakim itu dapat dilaksanakan, misalnya apabila keputusan itu
22
berisi pembebasan terdakwa, agar terdakwah segera dikeluarkan dari tahanan.Pelaksanaan
keputusan pengadilan yang biasa disebut pula eksekusi itu adalah tugas dari kejaksaan.
Hukum acara perdata yaitu peraturan hukum yang mengatur bagaimana cara memelihara
dan mempertahankan hukum perdata materil. Menurut Abdul Kadir Muhammad, bahwa
hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang mengatur proses penyelesaian perkara
lewat hakim atau pengadilan sejak dimajukannya gugatan sampai dengan pelaksanaan
keputusan hakim.
Dengan adanya peraturan hukum acara perdata seseorang dapat memulihkan kembali
haknya yang telah dirugikan atau diganggu melalui hakim Dan akan berusaha menghindarkan
diri dari tindakan main hakim sendiri misalnya hak sebagai ahli waris.
Perkara voluntair, yaitu perkara perdata yang sifatnya permohonan dan di dalamnya tidak
terdapat sengketa, sehingga tidak ada lawan.Contohnya permohonan untuk mengangkat anak,
permohonan pengangkatan wali, permohonan pengangkatan wali pengampu bagi ahli waris
yang tidak mampu untuk melakukan perbuatan hukum. Dalam perkara voluntair hanya ada
antara pihak-pihak. Dalam perkara kontensius terdapat dua pihak atau lebih yang bersengketa.
Pihak yang mengajukan gugatan disebut penggugat, dan pihak yang digugat disebut dengan
23
tergugat. Jika penggugatnya dan tergugatnya lebih dari satu orang, maka disebut penggugat I,
penggugat II, dan seterusnya. Demikian juga halnya tergugat I,tergugat II dan seterusnya.
Dalam perkara verzet, pihak tergugat yang mengajukan verzet atau perlawanan disebut
pelawan atau semula tergugat, dan pihak penggugat disebut terlawan atau semula penggugat.
Dalam perkara derden verzet, pihak yang mengajukan derden verzet disebut pelawan,
sedangkan penggugat semula disebut terlawan I dan tergugat semula menjadi terlawan II.
Apabila ditelaah kedua hukum acara tersebut (hukum acara pidana dan hukum acara
perdata), terdapat perbedaan yang mendasar. Perbedaan tersebut meliputi 9 hal yaitu sebagai
berikut:
1) Perbedaan Mengadili
2) Perbedaan Pelaksanaan
• Pada acara perdata inisiatif datang dari pihak yang berkepentingan yang dirugikan.
• Pada acara pidana inisiatifnya itu datang dari penuntut umum (jaksa)
• Dalam acara perdata yang menuntut si tergugat adalah pihak yang dirugikan.
Penggugat berhadapan dengan tergugat. Jadi,tidak terdapat penuntut umum atau jaksa.
• Dalam acara pidana, jaksa menjadi penuntut terhadap si terdakwa. Jaksa sebagai
penuntut umum yang mewakili negara, berhadapan dengan si terdakwa. Jadi, di sini
24
4) Perbedaan Alat-Alat Bukti
• Dalam acara perdata sumpah merupakan alat bukti pembuktian (terdapat 5 alat bukti,
• Dalam acara pidana ada lima alat bukti (yaitu saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk,
keterangan terdakwa).
• Dalam acara perdata, sebelum ada putusan hakim, pihak-pihak yang bersangkutan
• Dalam acara pidana, jaksa kedudukannya lebih tinggi dari terdakwa. Hakim juga turut
aktif.
• Dalam acara perdata, putusan hakim itu cukup dengan mendasarkan diri kepada
• Dalam acara pidana, putusan hakim harus mencari kebenaran material (menurut
• Dalam acara perdata tergugat yang terbukti kesalahannya dihukum denda, atau
• Dalam acara pidana terdakwa yang terbukti kesalahannya dihukum mati, penjara,
kurungan atau denda, mungkin ditambah dengan hukuman tambahan seperti dicabut
25
9) Perbedaan Dalam Bandingan
• Bandingan perkara perdata dari pengadilan negeri ke pengadilan tinggi disebut appel
• Bandingan perkara pidana dari pengadilan negeri ke pengadilan tinggi disebut revisi.
Hukum acara peradilan tata usaha negara adalah serangkaian peraturan yang memuat
cara bagaimana orang harus bertindak terhadap Dan di muka pengadilan dan cara bagaimana
pengadilan itu harus bertindak, satu sama lain untuk melaksanakan berjalannya peraturan
Dengan kata lain hukum acara peradilan tata usaha negara adalah hukum yang mengatur
tentang cara-cara berperkara di pengadilan tata usaha negara, serta mengatur hak dan kewajiban
Peradilan tata usaha negara adalah badan peradilan yang bertugas untuk memeriksa atau
mengadili atau memutus sengketa tata usaha negara antara orang perseorangan atau badan
hukum perdata dengan pejabat atau badan tata usaha negara yang dilakukan oleh hakim yang
Adapun yang dimaksud dengan sengketa tata usaha negara, menurut pasal 1 butir 4
undang-undang nomor 5 tahun 1986 tentang peradilan tata usaha negara adalah:
“Sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum
perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai
Yang dimaksud dengan keputusan tata usaha negara menurut pasal 1 butir 3 undang-
26
“Suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara
yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final yang menimbulkan akibat
Adapun syarat-syarat keputusan atau penetapan pejabat atau badan tata usaha negara
1) Keputusan tertulis
Keputusan atau penetapan yang dikeluarkan oleh pejabat atau badan tata usaha negara
itu haruslah dalam bentuk tertulis. Bentuk tertulis itu haruslah bersifat:
a. Konkret, artinya bahwa objek yang diputuskan dalam keputusan tata usaha negara itu
tidak bersifat abstrak (tidak jelas) atau berwujud tertentu dan dapat ditentukan. Misalnya,
b. Individual, artinya keputusan tata usaha negara itu tidak ditujukan kepada umum, tetapi
tertentu orangnya, bayi alamat maupun hal yang dituju. Seandainya yang dituju oleh
keputusan tata usaha negara itu lebih dari seorang, maka nama tiap-tiap orang itu
c. Final,artinya keputusan tata usaha negara itu sudah dapat dilaksanakan, pelaksanaannya
tidak memerlukan izin atau persetujuan dari instansi atasan atau instansi lain.
Keputusan tata usaha negara bersifat negatif, apabila pejabat atau badan tata usaha negara
3) Dibuat oleh pejabat atau badan tata usaha negara secara sepihak.
Keputusan yang didapat menjadi objek perkara dalam peradilan tata usaha negara,
haruslah yang dikeluarkan oleh peradilan tata usaha negara secara sepihak, walaupun
27
sebelumnya ada permohonan. Keputusan yang dikeluarkan oleh yang bukan beli status sebagai
pejabat atau badan tata usaha negara tidaklah dapat menjadi objek dalam perkara tata usaha
negara.
Akibat hukum telah timbul, apabila dengan dikeluarkannya keputusan atau penetapan itu
Hukum acara peradilan agama adalah segala peraturan baik yang bersumber dari
peraturan perundang-undangan negara maupun dari syarat Islam yang menganut bagaimana
cara orang bertindak ke muka pengadilan agama tersebut menyelesaikan perkaranya untuk
Menurut H.A.Mukti Arto, bahwa hukum acara peradilan agama adalah peraturan hukum
yang mengatur bagaimana cara menaatinya hukum perdata materiil dengan perantaraan hakim
atau bagaimana cara bertindak di muka pengadilan agama dan bagaimana cara hakim bertindak
Adapun yang menjadi kewenangan dan kekuasaan pengadilan agama telah disebutkan
dalam bab II pasal 49 sampai dengan pasal 53 undang-undang nomor 7 tahun 1989 tentang
peradilan agama. Adapun ketentuan pasal 49 dan 50 diubah oleh undang-undang nomor 3 tahun
2006 tentang perubahan atas undang-undang nomor 7 tahun 1989 tentang peradilan agama.
Pada pasal 49 pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang
28
2.1.7. Hukum Menurut Sifatnya
Hukum memaksa adalah hukum yang dalam keadaan konkrit harus ditaati,atau hukum
yang tidak boleh tidak harus dilaksanakan, atau diikuti oleh para pihak. Dengan kata lain,
Contoh: Pasal 338 KUHP pidana yang berbunyi: Barang siapa dengan sengaja
tahun.
Pasal 147 KUH perdata yang berbunyi: atas ancaman kebatalan, setiap perjanjian
perkawinan harus dibuat dengan akta notaris sebelum perkawinan berlangsung. Perjanjian
mulai berlaku semenjak saat perkawinan diselenggarakan, lain saat untuk itu tidak boleh
ditetapkannya.
Contoh lainnya :
• Sengaja atau lalai memenuhi perjanjian yang disepakati kedua belah pihak, dapat
dipaksakan oleh hakim untuk memenuhinya atau dapat dikenakan sanksi dalam bentuk
Jadi, peraturan ini tidak dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang bertentangan.
Apabila syarat-syarat perkawinan tersebut tidak dapat dibuat dalam suatu akta notaris, Maka
29
2. Hukum Mengatur ( hokum volunter)
Hukum yang mengatur yaitu hukum yang dalam keadaan konkret dapat dikesampingkan
oleh perjanjian yang diadakan para pihak. Dengan kata lain hukum yang mengatur adalah
hukum yang secara muthlak tidaklah mengikat atau wajib ditaati atau dipatuhi.
Dengan demikian, hukum yang mengatur itu hanyalah semata-mata untuk mengatur saja
dengan tidak mengikat. Mengikat di sini apabila dan sepanjang pihak-pihak yang
berkepentingan itu tidak menentukan peraturan lain dengan perjanjian yang dibuat oleh kedua
dimungkinkan untuk dilaksanakan jika tidak ada surat wasiat dari pewaris. Pewarisan menurut
undang-undang memungkinkan bahwa semua harta warisan jatuh kepada para ahli warisnya
dan dapat dilaksanakan apabila pewaris tidak membuat surat wasiat atas harta yang telah
ditinggalkan sehingga wasiat tadi harus dilaksanakan yang menyebabkan berkurangnya bagian
para ahli waris. Namun surat wasiat tidak boleh melebihi sepertiga dari keseluruhan harta
warisan untuk melindungi bagian mutlak para ahli waris yang sah.
Pada umumnya peraturan hukum yang termuat dalam KUH perdata dan KUH dagang
Contoh: pasal 1559 KUH perdata,"Penyewa tidak boleh menyewakan lagi barang-barang
Dalam keadaan konkrit, maka penyewa dapat juga menyewakan lagi sebagian yang
disewa.
perdata dan KUH dagang sebagian besar merupakan hukum mengatur, sedangkan semua
peraturan-peraturan hukum yang tercantum dalam KUH pidana adalah hukum memaksa.
30
Demikian juga halnya dengan kaidah-kaidah hukum yang sangat tersangkut dalam pembelaan
1. Hukum Obyektif
Hukum obyektif adalah hukum dalam suatu negara yang berlaku umum dan tidak
mengenai orang atau golongan tertentu. Hukum ini hanya menyebut peraturan hukum saja yang
mengatur hubungan hukum antara dua orang atau lebih. Mengatur anggota masyarakat dengan
masyarakat, antara masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya, serta antara masyarakat
dengan negara.
2. Hukum Subyektif
Hukum subyektif adalah hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku terhadap
seseorang tertentu atau lebih. Hukum ini disebut juga hak. Jadi hal ini untuk menyatakan
hubungan yang diatur oleh hukum objektif di mana seseorang mempunyai hak, sedangkan yang
lain mempunyai kewajiban terhadap sesuatu. Pembagian hukum atas hukum objektif dan
Di dalam kenyataan hidup masyarakat antara hukum objektif dan hukum subjektif
mempunyai hubungan erat. Dalam hal ini L.J.Van Apeldoorn menegaskan bahwa walaupun
hukum objektif dan subjektif dapat dibeda-bedakan, tetapi ia tak dapat dipisahkan. Ada
perhubungan yang erat antara keduanya. Hukum objektif adalah peraturan hukumnya, hukum
subjektif adalah peraturan hukum yang dihubungkan dengan seseorang yang tertentu dan
31
Dengan perkataan lain hukum subjektif timbul apabila hukum objektif beraksi, karena
hukum objektif yang beraksi itu melakukan dua pekerjaan,pada satu pihak ia memberikan hak
dan pada lain pihak meletakkan kewajiban. Kedua unsur itu, yakni pada satu pihak yang
diberikan oleh hukum objektif, pada pihak lain berkewajiban yang mengikutinya, dijumpai
Apabila menurut hubungan hukum yang terdapat antara si pembeli dan si penjual, si
pembeli wajib membayar harga pembelian pada si penjual, maka termuat di dalamnya bahwa
32
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Hukum merupakan suatu sistem aturan yang mengatur perilaku manusia dalam
masyarakat.
Pembagian hukum menjadi beberapa macam memudahkan kita untuk memahami dan
menerapkan aturan-aturan yang berlaku dengan lebih baik. Setiap jenis hukum memiliki
cakupan dan tujuan yang berbeda, namun semuanya bertujuan untuk menciptakan ketertiban,
hukum ini, kita dapat lebih memahami peran dan fungsi hukum dalam kehidupan masyarakat.
Pentingnya memahami dan menghormati hukum yang berlaku dalam suatu negara atau
masyarakat. Dengan mengetahui dan memahami berbagai macam pembagian hukum, kita
dapat menghindari pelanggaran hukum dan menjaga keadilan dalam kehidupan sehari-hari.Ada
beberapa macam pembagian hukum yang dapat dikenali, yaitu menurut sumbernya,menurut
Ternyata begitu banyaknya pembagian hukum di Indonesia sehingga kita dapat lebih
mendalami dan memahami tentang hukum secara umum singkat dan jelas yang kedepannya
akan mendorong kita untuk lebih memahami serta berhati-hati dalam segala tindakan yang
3.2. Saran
adanya upaya dari pemerintah dan lembaga-lembaga terkait untuk memberikan edukasi yang
lebih luas mengenai sistem hukum yang berlaku. Selain itu, diperlukan juga kesadaran dari
33
setiap individu untuk mematuhi hukum dan tidak melanggarnya demi terciptanya masyarakat
Karena itu makalah ini dihadirkan agar setiap individu dapat lebih memahami aturan
hukum secara umum serta mampu menuntut hak ataupun kewajiban mereka.Demi
kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan,
agar makalah ini dapat menjadikan suatu pedoman untuk kalangan umum. sebagai penyusun
memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan makalah ini. Atas
34
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Y. (2016). Dasar-Dasar Ilmu Hukum. Edisi Revisi.Cet.1 Jakarta: Sinar Grafika.
Nurhadianto, F. (2015). Sistem Hukum dan Posisi Hukum Indonesia. Jurnal TAPIs , Vol 11.No
1.
Sanusi, A. (1977). Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Bandung: Tarsito.
Solikin, N. (2014). Pengantar Ilmu Hukum & Tata Hukum Indonesia. Jember: STAIN Jember
Press.
Syah, M. I. (2008). Ilmu Hukum & Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Sagung Seto.
35