OLEH
Rahmi (2307632011041)
Dosen Pengampu
2023
Kata Pengantar
Puji syukur di ucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya berupa
kesempatan dan pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Sistem
Hukum Indonesia dengan judul “Hukum Administrasi Negara”.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Hukum
Indonesia dengan dosen pengampu Yulia Ningsih, S.Ap., M.M. Tidak lupa kami ucapkan
kepada terimakasi kepada dosen pengampu yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam pembuatan makalah ini dan berbagai pihak yang selalu mendukung kelancaran tugas
kami.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun bahasa penyampaian dalam makalah ini.oleh karena itu penulis dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Penulis berharap makalah yang kami susun ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi
untuk pembaca.
Penulis
ii
Daftar Isi
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara hukum sebagaimana damanatkan dalam pasal 1 Ayat (3)
UUD RI Tahun 1945 yang menyatakan “Negara Indonesia adalah negara Hukum yang
menganut desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan” sebagaimana disyaratkan dlam
Pasal 18 ayat (1) UUD RI Tahun 1945 “ Negara Kestuan Republik Indonesia dibagi atas
beberapa daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang
tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan
undang-undang”. Konsekuensi dari negara hukum adalah setiap penyelenggara negara dan
aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus berdasarkan pada
hukum. Hukum menjadi panglima dan dijadikan pedoman dalam kehidupan bernegara. Dalam
konteks keilmuan, hukum memiliki ciri khas tersendiri, yang tidak bisa disamakan dengan
keilmuan yang lain.
Hukum dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu Hukum Publik dan Hukum Private.
Dari masing-masing kelompok besar tersebut akan lahir bidang-bidang hukum lainnya. Hukum
Administrasi Negara termasuk pada bagian Hukum Publik. Hukum Administrasi Negara
adalah rangkaian aturan-aturan hukum yang harus diperhatikan oleh alat-alat perlengkapan
negara didalam menjalankan tugasnya. Hukum Administrasi Negara merupakan hukum yang
berhubungan dengan penyelenggaraan dari adminsitrasi suatu negara yang sudah mempunyai
adjektif tertentu, dalam hal ini adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hukum
Administrasi Negara mengatur bagian dari proses penyelenggaraan negara dalam bentuk
pelayana public, termasuk mengatur hubungan hukum antara Lembaga negara dan hubungan
lembaga negara dengan Masyarakat.
1
kelembagaan dan system keterlaksanaan, kualitas sumber daya manusia, aparatur, dan system
pengawasan dan pemeriksaan yang efektif.
B. Rumusan Masalah
Dari beberapa pokok pikiran diatas, penulis akan menjelaskan tentang “Apa itu hukum,
administrasi negara, serta hukum administrasi negara dan ruang lingkup administrasi negara,
sumber hukum administrasi negara, serta hubugan hkum administrasi negara dan hukum lain”.
Untuk mengetahui apa itu hukum, administrasi negara, serta hukum administrasi negara
dan ruang lingkup administrasi negara, sumber hukum administrasi negara, serta hubugan
hukum administrasi negara dan hukum lain. Makalah ini bermanfaan untuk menambah
wawasan pembaca mengenai Hukum Administrasi Negara dan ruang lingkup Administrasi
Negara serta sumber hukum administrasi negara dan hubungan hukum administrasi negara
dengan hukum lain. Hasil makalah ini dapat juga dijadikan acuan untuk melakukan
pembelajaran berikutnya yang berkaitan dengan Hukum Administrasi Negara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum
Sebelum lebih jauh mempelajari tentang Hukum Administrasi Negara maka harus diketahui
terlabih dahulu apa itu Hukum. Secara Etimologi Hukum berasal dari Bahasa Arab dan
merupakan bentuk Tunggal, kata jamaknya adalah “Alkas” yang selanjutnya diambil alih
dalam Bahasa Indonesia menjadi “Hukum”. Di dalam Pengertian hukum terkandung
pengertian bertalian erat dengan pengertian yang dapat melakukan paksaan.
Menurut Sudikno Mertokusumo, Hukum adalah ketentuan atau pedoman tentang apa yang
seharusnya dilakukan. Pada hakikatnya kaidah hukum merupakan perumusan pendapat atau
pandangan tentang bagaimana seharusnya seseorang bertingkah laku. Sebagai pedoman kaidah
hukum bersifat umum dan pasif. Sedangkan menurut J.C.T Simorangkir dan Woerjono
Sastropramto hukum adalah peraturan-peraturan bersifat memaksa yang dibuat oleh badan-
badan resmi yang berwajib, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan
Masyarakat, pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tadi berakibat diambilnya Tindakan
hukum.
Pada prinsipnya hukum merupakan persyaratan yang beraneka ragam menjamin adanya
penyesuaian kebebasan dan kehendak seserang dengan orang lain. Berdasarkan asumsi ini pada
dasarnya hukum mengatur hubungan antara manusia didalam Masyarakat berdasarkan prinsip-
prinsip yang beraneka ragam pula. Oleh sebab itu, setia orang di dalam Masyarakat wajib patuh
akan hukum yang belaku.
Hukum adalah ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan hidup suatu Masyarakat yang
bersifat kendalikan, encegah, mengikat, dan memaksa. Dinyatakan atau dianggap sebagai
peraturan yang mengikat bagi Sebagian atau seluruh anggota Masyarakat tertentu, dengan
tujuan untuk mengadakan suatu tata yang dikehendaki oleh penguasa tersebut. Hukum juga
merupakan serangkaian aturan yang berisi perintah ataupun larangan yang sifatya memaksa
demi terciptanya suatu kondisi yang aman, tertib, damai dan tentram serta terdapat sanksi bagi
siapapun yang melanggarnya.
Dasar yang terdapat pada hukum memiliki tujuan untuk mewujudkan kedamaian,
ketertiban, kesejahteraan, serta ketentraman dalam kehidupan Masyarakat dengan sifatnya
3
yang universal. Melalui ketentuan hukum, segala bentuk perkara akan dapat diselesaikan denga
proses peradilan yang sesuai dengan ketentuan hukum tersebut.
1) Interaksi manusia yang terjadi dalam Masyarakat dapat diatur dengan adanya hukum
2) Mampu menjamin keamanan, kebahagiaan, serta kenyamanan bagi setiap individu di dalam
Masyarakat
3) Mampu memberikan Upaya dalam memakmurkan seluruh anggota masyarakatnya
4) Keadilan sosial bagi seluruh Masyarakat dapat terlaksana dan terwujudkan
5) Mampu menjadi suatu petunjuk dalam melakukan pergaulan bagi setiap individu di dala
Masyarakat
6) Hkum bertujuan sebagai sarana penegak bagi proses pembangunan
Sebagai suatu hal yang menjadi ilmu khusus, hukum dapat dikenal melalui beberapa
karakteristik yang dimilikinya. Beberapa karakteristik dari hukum sebagai berikut:
Maksud dari karakteristik ini adalah hukum merupakan suatu hal yang boleh dan idak boleh
dilakukan oleh setiap individu di dalam Masyarakat.
2) Bersifat Memaksa
Dalam karakteristik ini, setiap individu memiliki kewajiban untuk mematuhi hukum yang
telah ditetapkan tanpa adanya pengecualian.
3) Terdapat Sanksi
Karakteristik ini menunjukkan bahwa didalam hukum terdapat hukuman bagi pelanggar
hukum berdasarkan ketentuan yang telah berlaku.
Dengan adanya hukum Sebagai sarana pengendali sosial. sebuah sistem dapat menerapkan
aturan-aturan mengenai perilaku yang benar. Sebagai sarana untuk mengadakan perubahan
pada masyarakat. Sebagai alat ketertiban dan keteraturan masyarakat. Dan dengan adanya
hukum maka setiap perkara dapat diselesaikan melalui proses pengadilan. cara penyelesaian
suatu masalah pun dapat dilakukan secara damai yang tepat, efektif, dan dapat membuka akses
yang lebih luas kepada para pihak untuk memperoleh penyelesaian yang memuaskan serta
berkeadilan. Perdamaian merupakan cara terbaik dalam menyelesaikan persengketaan di antara
pihak berperkara.
4
B. Pengertian Administrasi Negara
- Administrasi negara adalah organisasi dan manajemen dari manusia dan benda guna
mencapai tujuan pemerintahan
- Administrasi negara adalah suatu seni dalam ilmu tentang manajemen yang
dipergunakan untuk mengatur urusan-urusan negaea.
Dari berbagai pandangan diatas, sesungguhnya pengertian tentang administrasi negara dapat
diihat dalam dua segi yaitu :
Pengertian administrasi negara pada akhirnya lebih dipahami sebagai suatu sistem yang
melibatkan segenap unsur dan sifat-sifat sistem guna mencapai suatu tujuan.
JHP Bellafoid menyatakan bahwa hukum administrasi negara adah keseluruhan aturan-
aturan tentang cara bagaimana aat-alat perlengkapan pemerintahan dan badan-badan
kenegaraan serta majelis-majelis pengadilan khusus yang diserahi pengadilan tata usaha negara
hendaknya memenuhi tugasnya. Sedangkan Oppenheim mengemukanbahwa hukum
administrasi negara adalah suatu gabungan ketentuan-ketentuan yang mengikat badan-badan
yang tinggi maupun rendah apabila badan-badan itu menggunakan wewenang yang telah
5
diberikan kepadanya oleh Hukum Tata Negara. Hukumadministrasi negara menggambarkan
negara dalam keadaan bergerak. Logemann mengetengahkan Hukum Pemerintahan / Hukum
Administrasi Negara sebagai seperngkat norma-norma yang menguji hukum istimewa yang
diadakan untuk memungkinkan para pejabat ( Alat Tata Usaha Negara/ Aat Admiistrasi Negara
) melakukan tugas mereka yang khusus. Hukum administrasi negara tidak identik/sama dengan
hukun yang mengatur pekerjaan administrasi negara, karena hukum mengatur pekerjaan
administrasi negara sudah termasuk dalam hukum tata negara. DE La Bascecour Caan juga
berpendapat bahwa hukum administrasi negara adalah himpunan peraturan-peraturan tertentu
yang menjadi sebab maka negara berfungsi (bereaksi). Dengan demikian peraturan-peraturan
itu mengatur hubungan-hubungan anatara warga negara dengan pemerintahannya. Hukum
administrasi negara terbagi menjadi dua bagian yaitu, pertama, Hukum Administrasi Negara
menjadi sebab maka negara berfungsi atau bereaksi, kedua, Hukum Administrasi Negara
mengatur hubngan antara warga negara dengan pemerintah.
6
sendiri. Oleh karena itu dapat diubah oleh pemerintah/administrasi negara (alat tata usaha
negara) setiap waktu bila perlu tidak melanggar asas kepastian hukum, dan asas kepentingan
umum.
a) HTP : hukum eksekutif atau hukum tata pelaksanaan UU, yang menyangkut
pengendalian penggunaan kekuasaan public (kekuasaan yang berasal dari kedaulatan
rakyat).
b) HTUN : hukum mengenai surat menyurat, rahasia dinas dan jabatan, registrasi,
kearsipan dan dokumentasi, legalisasi, pelaporan dan statistic, tata cara penyusunan dan
penyimpanan berita acara, pencatatan sipil, pencatatan NTR, publikasi, penerangan dan
penerbitanpenerbitan negara. Atau sering dikenal dengan Hukum Birokrasi.
c) Hukum Administrasi Negara dalam arti sempit : hukum tata pengurusan rumah tangga
negara baik intern maupun ekstern.
d) Hukum Administrasi Pembangunan : mengatur campur tangan pemerintah dalam
kehidupan dan penghidupan masyarakat untuk mengarahkan kepada perubahan yang
telah direncanakan.
e) Hukum Administrasi Lingkungan : mengatur campur tangan pemerintah dalam
pengelolaan lingkungan.
Sjachran Basah mengemukakan bahwa sebagai inti hakekat Hukum Administrasi Negara
adalah: Pertama, memungkinkan administrasi negara untuk menjalankan fungsinya; Kedua,
melindungi keluarga terhadap sikap tindak (perbuatan) administrasi negara dan juga
melindungi administrasi negara itu sendiri. Selanjutnya dikatakan bahwa melindungi sikap
tindak administrasi negara di satu pihak dan warga negara di lain pihak, pada dasarnya
menciptakan kepastian hukum yaitu segala sikap tindak administrasi negara harus senantiasa
memperhatikan batas-batas, baikbatas atas maupun bawah. Batas asas, dimaksudkan taat asas
yaitu bahwa sikap tindak administrasi negara dalam mewujudkan tugas kekuasaannya, di
antaranya mengeluarkan keputusan, maka putusan-putusan itu apabila lebih rendah tidak boleh
7
bertentangan dengan peraturanperundangundangan yang lebih tinggi. Batas bawah, maksudnya
bahwa peraturan yang dibuat tidak boleh melanggar hak dan kewajiban asasi warga negara.
Jadi, kesimpulannya dapat dikatakan secara ringkas bahwa yang dimaksudkan dengan
Hukum Administrasi negara adalah hukum yang mengatur dan mengikat alat administrasi
negara dalam menjalankan wewenang yang menjadi tugasnya selaku alat administrasi negara
dalam melayani warga negara harus senantiasa memperhatikan kepentingan warga negara.
HAN sangat penting dan dibutuhkan dalam penyelenggaraan kekuasaan negara oleh
administrasi negara. Keberadaan hukum administrasi negara berperan mengatur wewenang,
tugas dan fungsi administrasi negara, disamping itu juga berperan untuk membatasi kekuasaan
yang diselenggarakan oleh administrasi negara.
Ruang lingkup dari Hukum Administrasi Negara berkaitan erat dengan tugas dan
wewenang lembaga negara (administrasi negara) baik di tingkat pusat maupun daerah,
perhubungan kekuasaan antar lenbaga negara (administrasi negara), dan antara lembaga negara
dengan warga masyarakat (warga negara) serta memberikan jaminan perlindungan hukum
kepada keduanya, yakni kepada warga masyarakat dan administrasi negar itu sendiri. Dalam
perkembangan sekarang ini dengan kecenderungan negara turut campur tangan dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat, maka peranan Hukum Administrasi Negara (HAN) menjadi luas
dan kompleks. Kompleksitas ini akan membuat luas dan complicated dalam menentukan
rumusan ruang lingkup HAN.
Secara historis pada awalnya tugas negara masih sangat sederhana, yakni sebagai
penjaga malam (natchwachter staad) yang hanya menjaga ketertiban, keamanan, dan
keteraturan serta ketentraman masyarakat. Oleh karenanya negara hanya sekedar penjaga dan
pengatur lalu lintas kehidupan masyarakat agar tidak terjadi benturan-benturan, baik
menyangkut kepentingan hak dan kewajiban, kebebasan dan kemerdekaan, dan atau benturan-
benturan dalam kehidupan masyarakat lainnya. Apabila hal itu sudah tercapai, tugas negara
telah selesai dan sempurna. Pada suasana yang demikian itu HAN tidak berkembang dan
bahkan statis.
Keadaan seperti ini tidak akan dijumpai saat ini, baik di Indonesia maupun di negara-
negara belahan dunia lainnya. Dalam batas-batas tertentu (sekecil, sesederhana dan seotoriter
apapun) tidak ada lagi negara yang tidak turut ambil bagian dalam kehidupan warga negaranya.
Untuk menghindarkan kemungkinan terjadinya hal tersebut, maka perlu dibentuk hukum yang
8
mengatur pemberian jaminan dan perlindungan bagi warga negara (masyarakat) apabila
sewaktu- waktu tindakan administrasi negara menimbulkan keraguan pada warga masyarakat
dan bagi administrasi negara sendiri. Untuk mewujudkan cita-cita itu tepatlah apa yang
dikemukakan oleh Sjachran Basah bahwa fungsi hukum secara klasik perlu ditambah dengan
fungsi-fungsi lainnya untuk menciptakan hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat.
Oleh karena itu hukum harus tidak dipandang sebagai kaidah sematamata, akan tetapi juga
sebagai sarana pembangunan, yaitu berfungsi sebagai pengarah dan jalan tempat berpijak
kegiatan pembangunan untuk mencapai tujuan kehidupan bernegara. Di samping itu sebagai
sarana pembaharuan masyarakat
Hukum harus juga mampu memberi motivasi cara berpikir masyarakat kearah yang
lebih maju, tidak terpaku kepada pemikiran yang konservatif dengan tetap memperhatikan
faktor- faktor sosiologis, antropologis, dan kebudayaan masyarakat. Namun demikian seperti
apa yang dikemukakan oleh Mochtar Kusumaatmaja hukum tetap harus memperhatikan,
memelihara dan mempertahankan ketertiban sebagai fungsi klasik dari hukum.
Mengenai ruang lingkup yang dipelajari dalam studi Hukum Administrasi Negara,
Prajudi
Atmosudirdjo mengemukakan ada enam ruang lingkup yang dipelajari dalam HAN yaitu
meliputi :
9
a. Hukum tata pemerintahan
b. Hukum tata keuangan termasuk hukum pajak
c. Hukum hubungan luar negeri
d. Hukum pertahanan dan keamanan umum
1. Hukum Kepolisian, berisi aturan-aturan hukum yang mengandung norma untuk bertingkah
laku, bersifat larangan/pengingkaran dan mengadakan pembatasan-pembatasan tertentu
terhadap kebebasan seseorang guna kepentingan keamanan umum;
2. Hukum Perlembagaan, yaitu aturan-aturan hukum yang ditujukan kepada panguasa untuk
menyelenggarakan perkembangan rakyat dan pembangunan dalam lapangan kebudayaan,
kesenian, Ilmu Pengetahuan, kerohanian dan kejasmanian, kemasyarakatan dan lain-lain
(pendidikan dan pengajaran di sekolah-sekolah, perpustakaan, tentang rumah sakit).
Dengan meluasnya bidang-bidang kebebasan bergeraknya perseorangan maka penguasa
wajibmengatur hubungan-hubungan hukum individu-individu tersebut berdasarkan
tugasnya yakni menyelenggarakan kepentingan umum;
3. Hukum Keuangan, yaitu aturan-aturan hukum tentang upaya menyediakan perbekalan guna
melaksanakan tugas-tugas penguasa. Misalnya, aturan tentang pajak, bea dan cukai,
peminjaman uang bagi negara dan lain- lainnya.
E. Sumber Hukum Administrasi Negara
1. Pengeritian Sumber Hukum
Sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan hukum serta tempat
ditemukannya aturan hukum. Menurut Ridwan H.R., setiap orang memandang hukum dan
sumber hukum secara berbeda-beda, sesuai dengan kecenderungan dan latar belakang
pendidikan dan keilmuannya. Menurut Sudikno Mertokusumo, kata sumber hukum sering
diguna- kan dalam beberapa arti berikut:
a. Sebagai asas hukum, sumber hukum merupakan permulaan hukum, misalnya kehendak
hukum administrasi negara, akal manusia, jiwa bangsa, dan sebagainya
b. Sebagai penunjuk hukum terdahulu, sumber hukum memberi hukum administrasi
negara pada hukum yang sekarang berlaku, seperti hukum Prancis, hukum Romawi, dan
lain-lain.
10
c. Sebagai sumber berlakunya, sumber hukum memberi kekuatan yang berlaku secara
formal pada peraturan hukum (penguasa, masyarakat).
d. Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenai hukum, sumber hukum, misalnya
dokumen, undangundang, lontar, batu bertulis, dan sebagainya
e. Sebagai sumber terjadinya hukum, sumber hukum menimbulkan hukum.
Secara umum, dapat disebutkan bahwa sumber hukum digunakan dalam dua arti. Arti
pertama untuk menjawab pertanyaan, “Mengapa hukum itu mengikat?” Pertanyaan ini dapat
juga dirumuskan “Apa sumber (kekuatan) hukum hingga mengikat atau dipatuhi manusia?”
Pengertian sumber dalam arti ini dinamakan sumber hukum dalam arti materiil.
Sumber hukum dapat dilihat dari faktor-faktor yang memengaruhi- nya atau dilihat dari
bentuknya. Dengan demikian, ada dua macam sumber hukum, yaitu sumber hukum materiel
dan sumber hukum formal. Sumber hukum materiel meliputi faktor-faktor yang ikut
memengaruhi materi (isi) dari aturan-aturan hukum, sedangkan sumber hukum formal adalah
berbagai bentuk aturan hukum yang ada.
Dimaksudkan dengan sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan
aturan hukum serta tempat diketemukannya hukum. Sumber hukum materiil Hukum
Administrasi Negara adalah meliputi faktor-faktor yang ikut mempengaruhi isi/materi dari
aturan-aturan hukum. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Sejarah/Historis
• UU dan system hukum tertulis yang berlaku pada masa lampau di suatu tempat
• Dokumen-dokumen; surat-surat serta keterangan lain dari masa lampau
UU dan system hukum tertulis yang berlaku pada masa lampau lebih penting bila
dibandingkan dengan dokumen serta suratsurat dan keterangan lain pada masa lampau sebab
UU dan system hukum tertulis itulah yang merupakan hukum yang betul- betul. Sedangkan
dokumen, surat- surat dan keterangan lain hanya bersifat mengenalkan hukum yang berlaku
pada masa lampau.
b. Sosiologis/Antropologis
Menyoroti lembaga-lembaga sosial sehingga dapat diketahui apa yang dirasakan sebagai
hukum oleh lembaga-lembaga itu. Berdasarkan pengetahuan dari lembaga-lembaga sosial itu
11
dapat dibuat materi hukum yang sesuai dengan kenyataan-kenyataan yang ada dalam
masyarakat. Dengan kata lain secara sosiologis, sumber hukum adalah faktorfaktor dalam
masyarakat yang ikut menentukan materi hukum positif. Antara lain: pandangan ekonomis,
agamis dan psikologis, Filosofis
Ada 2 faktor penting yang dapat menjadi sumber hukum secara filosofis:
a. Karena hukum itu dimaksudkan antara lain untuk menciptakan keadilan maka hal-hal
yang secara filosofis dianggap adil dijadikan pula sebagai sumber hukum materiil
b. Faktor-faktor yang mendorong orang tunduk pada hukum. Oleh karena hukum
diciptakan untuk ditaati maka seluruh faktor yang dapat mendukung seseorang taat pada
hukum harus diperhatikan dalam pembuatan aturan hukum positif, di antaranya adalah
faktor kekuasaan penguasa dan kesadaran hukum Masyarakat.
3. Sumber Hukum Formil Administrasi Negara
Sumber hukum formil adalah sumber hukum materiil yang sudah dibentuk melalui proses-
proses tertentu, sehingga sumber hukum tadi menjadi berlaku umum dan ditaati berlakunya
oleh umum. Ada beberapa sumber hukum formil Hukum Administrasi Negara:
Undang-undang yang dimaksudkan sebagai sumber hukum formil HAN adalah Undang-
undang dalam arti materiil atau UU dalam arti yang luas. Buys menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan UU dalam arti materiil adalah setiap keputusan pemerintah yang berdasarkan
materinya mengikat langsung setiap penduduk pada suatu daerah. Dengan demikian yang
dimaksud dengan UU dalam arti materiil adalah semua peraturan perundangundangan dari
tingkat yang tinggi sampai tingkat yang rendah yang isinya mengikat setiap penduduk. Di
Indonesia yang dimaksudkan dengan UU dalam arti materiil atau UU dalam arti yang luas.
Meliputi semua peraturan perundang-undangan yang tertuang dalam TAP MPRS
No.XX/MPRS/1966 sebagaimana telah disempurnakan dengan TAP MPR No.II Tahun 2000
mengenai Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang- Undangan, yaitu Undang-
undang 1945, Ketetapan MPR, Peraturan pemerintahan pengganti UU (Perpu), Peraturan
pemerintah, Keputusan presiden, dan peraturan pelaksanaan lainnya.
Alat Administrasi Negara mempunyai tugas melaksanakan apa yang menjadi tujuan
Undang- Undang dan menyelenggarakan kepentingan umum. Di dalam rangka melaksanakan
12
tugasnya alat Administrasi Negara menghasilkan atau mengeluarkan keputusan-keputusan /
ketetapan- ketetapan guna menyelesaikan suatu masalah konkrit yang terjadi berdasarkan
peraturan hukum (Undang-undang dalam arti yang luas atau Undang- undang dalam arti
materiil) yang abstrak sifatnya. Keputusan-keputusan alat Administrasi Negara ini sering
dikenal dengan istilah beschikking atau UU Peradilan Tata Usaha Negara menyebutnya dengan
istilah Keputusan Tata Usaha Negara. Di dalam mengeluarkan keputusan-keputusan /
ketetapan- ketepan inilah timbul praktek administrasi Negara yang melahirkan Hukum
Administrasi Negara kebiasaan atau HAN yang tidak tertulis.
Sebagai sumber hukum formil, sering terjadi praktek administrasi negara berdiri sendiri
di samping Undang-undang sebagai sumber hukum formil HAN. Bahkan tidak jarang terjadi
praktek administrasi negara ini dapat mengesampingkan peraturan perundang-undangan yang
telah ada. Hal ini terutama terjadi pada suatu negara yang sedang berkembang dan membangun
seperti Indonesia,
karena sangat dibutuhkan suatu gerak cepat dan lincah dari alat Administrasi Negara untuk
mensukseskan tujuan pembangunan. Kita sadari bahwa sering kali terjadi pembangunan lebih
cepat dari pada lajunya peraturan perundang-undangan yang dibuat olah pemerintah, sehingga
kadangkadang untuk menyelesaikan masalah konkrit peraturan perundang-undangannya
belum ada. Ataupun kalau ada peraturan tersebut sudah tidak sesuai dengan perkembangan
zaman. Untuk mengatasi keadaan yang demikian ini maka kepada alat Administrasi Negara
diberikan suatu kebebasan bertindak yang sering kita kenal dengan asas freies ermessen atau
pouvoir discretionnaire, yaitu kebebasan untuk bertindak dengan tidak berdasarkan pada
peraturan perundangundangan.
13
dapat dijadikan sumber hukum formil HAN adalah keputusan yang sudah mempunyai
kekuatan hukum yang tetap.
• Yurisprudensi
Dimaksudkan dengan yurisprudensi ini adalah suatu keputusan hakim atau keputusan suatu
badan peradilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Yurisprudensi sebagai
sumber hukum ini berkaitan dengan prinsip bahwa hakim tidak boleh menolak mengadili
perkara yang diajukan kepadanya dengan alas an belum ada peraturan perundang-undangan
yang mengatur perkara tersebut, sehingga seorang hakim harus melihat juga nilai-nilai yang
ada dalam masyarakat dan keputusan hakim yang terdahulu, apabila ia bertugas menyelesaikan
permasalahan yang belum da peraturan perundang- undangannya.
Alasan mengapa doktrin dapat dipakai sebagai sumber hukum formil HAN, adalah karena
doktrin/pendapat para ahli tersebut dapat melahirkan teori- teori baru dalam lapangan HAN,
yang kemudian dapat mendorong atau menimbulkan kaidah-kaidah HAN. Sebagai contoh
ajaran functionare de fait,yaitu suatu ajaran yang menyatakan dianggap sah keputusan-
keputusan yang dihasilkan atau dikeluarkan oleh seorang alat Administrasi Negara yang
sebetulnya secara yuridis formil kewenangannya untuk mengeluarkan atau menrbitkan
keputusan-keputusan dianggap tidak sah.
Doktrin sebagai sumber hukum formil HAN, berlainan dengan sumber- sumber hukum
yang lain karena doktrin ini diakui sebagai sumber hukum formil HAN memerlukan waktu
yang lama dan proses yang panjang. Undang-undang begitu diundangkan (sudah mengikat
umum), langsung dapat dipakai sebagai sumber hukum. Yurisprudensi begitu mempunyai
kekuatan hukum yang tetap langsung bisa menjadi sumber hukum. Begitu juga
kebiasaan/praktek administrasi negara, setelah mempunyai kekuatan hukum yang tetap
langsung bisa dipakai sebagai sumber hukum. Akan tetapi doktrin atau pendapat para ahli
HAN, baru dapat dipakai sebagai sumber hukum HAN apabila doktrin tersebut sudah diakui
oleh umum.
• Traktat
Traktat sebagai sumber hukum formal dari sumber hukum administrasi negara ini berasal
dari perjanjian internasional yang kemudian diratifikasi oleh pemerintah untuk dilaksanakan di
negara yang telah meratifikasi perjanjian internasional tersebut. Namun demikian perjanjian
14
internasional yang dapat dijadikan sumber hukum formal hanyalah perjanjian internasional
yang penting, lazimnya berbentuk traktat atau traty. Kalau tidak dibatasi demukian menurut
Sudikno Mertokusumo pemerintah tidak mempunyai cukup keleluasaan bergerak untuk
menjalankan hubungan internasional dengan sewajarnya. Apalagi untuk berlakunya traktat di
suatu negara ini diharuskan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari wakil-wakil rakyat.
Pada mulanya Hukum tata negara dan hukum administrasi negara merupakan satu cabang
ilmu di mana Hukum Administrasi Negara dianggap sebagai pelangkap hukum tata negara.
Terdapat pandangan mengenai hubungan hukum administrasi negara dan hukum tata negara,
ada yang berpendapat mempunyai perbedaan prinsip dan ada yang tidak menganggap ada
perbedaan prinsip. Namun berdasarkan bacaan yang dirujuk diatas terdapat hubungan yang
erat antara Hukum Administrasi Negara dan Hukum Tata Negara.
Hukum Administrasi Negara melingkupi semua aturan hukum yang bersifat teknis (negara
dalam keadaan bergerak), hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam
menjalankan tugasnya. Hukum administarasi negara memiliki kemiripan dengan hukum tata
negara.kesamaanya terletak dalam hal kebijakan pemerintah ,sedangkan dalam hal perbedaan
hukum tata negara lebih mengacu kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang digunakan oleh
suatu negara dalam hal pengaturan kebijakan pemerintah. Hukum administrasi negara juga
sering disebut Hukum Tata Negara dalam arti sempit/spesifik. Contoh Undang Undang Nomor
28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Peraturan Presiden Nomor 16
tahun 2018 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
Hukum Tata Negara meliputi semua aturan hukum yang bersifat fundamental (negara
dalam keadaan tetap/tidak bergerak). Karena sifatnya yang fundamental inilah peraturan
perundangan yang terkategorikan hukum tata negara adalah produk hukum yang mengatur
tentang negara, yaitu antara lain dasar pendirian, struktur kelembagaan, pembentukan lembaga-
lembaga negara, hubungan hukum (hak dan kewajiban) antar lembaga negara, wilayah dan
warga negara dan membicarakan negara dalam arti yang abstrak.
Romeyn berpendapat bahwa hukum pidana dapat dipandang sebagai bahan pembantu atau
“hulprecht” bagi hukum tata pemerintahan, karena penetapan sanksi pidana merupakan satu
15
sarana untuk menegakkan hukum tata pemerintahan, dan sebaliknya peraturan-peraturan
hukum di dalam perundang-undangan administrative dapat dimasukkan dalam lingkungan
hukum pidana. Sedangkan E. Utrecht I mengatakan bahwa Hukum Pidana memberi sanksi
istimewa bai katas pelanggaran kaidah hukum privat, maupun atas pelanggaran kaidah hukum
public yang telah ada. Pendapat lain dikemukan oleh Victor Situmorang bahwa “apabila ada
kaidah Hukum Administrasi negara yang diulang kembalimenjadi kaidah hukum pidana, atau
dengan perkataan lain apabila ada pelanggaran kaidah hukum Administrasi Negagra, maka
sanksinya terdapat dalam Hukum Pidana”
Menurut Paul Scholten sebagaimana dikutip oleh Victor Situmorang bahwa Hukum
Administrasi Negara out merupakan hukum khusus tentang organisasi negara dan hukum
perdata sebagai hukum umum. Pandangan ini mempunyai dua asas yaitu yang pertama, negara
dan badan hukum public lainnya dapat menggunakan peraturan-peraturan dari hukum perdata,
seperti peraturan-peraturan dari hukum perjanjian. Kedua, adalah Lex Specialis derogaat Lex
Generalis, artinya bahwa hukum khusus mengesampingkan hukum umum, yaitu apabila suatu
perisiwa hukum diatur bak oleh Hukum Administrasi Negara maupun Hukum Perdata, maka
peristiwa itu diselesaikan berdasarkan Hukum Administrasi Negara sebagai hukum khusus,
tidak diselesaikan berdasarkan hukum perdata sebagai hukum umum. Jadi, hubungan antara
Hukum Adiministrasi Negara dengan Hukum Perdata apabila:
a) Saat atau terjadinya adopsi atau pengangkatan kaidah hukum perdata menjadi
kaidah Hukum Administrasi Negara.
b) Badan Administrasi Negara melakukan perbuatan-perbuatan yang dikuasai oleh
hukum perdata.
c) Suatu kasus dikuasai oleh hukum perdata dan hukum administrasi negara maka
kasus itu diselesaikan berdasarkan ketantuan-ketentuan Hukum Administrasi
Negara.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari rangkaian penjelasan pada bab pembahasan tersebut, maka penulis dapat menarik
beberapa kesimpulan sesuai dengan yang ada di rumusan masalah pada bab pendahuluan.
Adapun kesimpulan tersebut adalah, Hukum Administrasi Negara merupakan istilah yang
masih bersifat abstrak, sehingga menimbulkan berbagai macam definisi dari berbagai pakar
dibidangnya. Namun, penulis menarik kesimpulan bahwa Hukum Administrasi Negara adalah
hukum yang mengatur dan mengikat alat administrasi negara dalam menjalankan wewenang
yang menjadi tugasnya selaku alat administrasi negara dalam melayani warga negara harus
senantiasa memperhatikan kepentingan warga negara. Hukum Administrasi Negara memiliki
ssumber-sumber hukum dari sumber hukum materil dan sumber hukum formil. Hubungan
Hukum Tata Negara memiliki hubungan yang sangat erat dengan Hukum Tata Negara, Hukum
Pidana, dan Hukum Perdata. Mereka tidak dapat terpisahkan antara satu dan yang lainnya.
B. Saran
Dengan pemaparan yang cukup panjang ini, maka kiranya kita dapat mengambil sebagian
ilmu baru tentang Hukum Administrasi Negara yang jauh sebelum pembahasan ini tertulis tentu
istilah ini sangatlah asing ditelinga kita. Penulisan makalah ini dambil dari berbagai sumber
sebagai referensi penulis. Jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan,
disarankan untuk mencari referensi tambahan. Apabila pembaca merasa terdapat kekurangan
dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.
17
Daftar Pustaka
Lathif, Nazaruddin, Mustika Mega Wijaya, R. Muhammad Mihradi. 2021. Hukum Administrasi
Negara. Bogor: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas
Pakuan
Nursadi, H. (2018). Hubngan Hukum Administrasi Negara dengan Hukum Lainnya. Jurnal
Hukum & Pembangunan, 48(1), 110-136.
Syaffie, Inu Kencana, Djamaludin Tandjung, Supardan Modeong Dosen IIP, STPDN.
Universitas Langlangbuana, Universitas Jagakarsa, dan Universitas Jayabaya.
1999. Ilmu Administrasi Negara. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999
Utama, Johan. "Pengertian Administrasi Negara dan Hukum Administrasi Negara." (2014).
18