Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN DI INDONESIA


SESUAI DENGAN UUD 1945

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
DIAN TRI WULANDARI
JEARA PISPA
ANJELIA AINUN ROFIKA
WULAN
ERMIN PADALLA
NUR AMELIA DEVI

TEKNIK KOMPUTER JARINGAN


SMK NEGERI 3 LUWU
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Sistem Hukum
dan Peradilan di Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran
PKn. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan serta bimbingannya
selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini
sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan makalah ini. Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik
Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai
manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
2.1 Sistem Hukum di Indonesia ........................................................... 3
2.2 Sistem Peradilan di Indonesia ........................................................ 6
2.3 Peran Masyarakat Dalam Membangun Sistem Hukum dan
Peradilan yang Baik di Indonesia .................................................. 7
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sebagai Negara hukum harus menghadirkan hukum dalam sendi
kehidupan bangsa. Pemerintah harus menjalankan pemerintahan sesuai hukum.
Masyarakat juga harus hidup sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Inilah
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai
konsekuensi Negara hukum. Kehadiran hukum dalam setiap aspek kehidupan
masyarakat dapat membantu dalam menciptakan keteraturan sosial. Berbagai
komponen diperlukan supaya hukum bisa berjalan lancar. Komponen-komponen
tersebut dinamakan sistem hukum.
Pengadilan Negeri merupakan salah satu wujud dari kekuasaan kehakiman
yang berlaku di Indonesia. kekuasaan kehakiman merupakan elemen penting
dalam konsep negara hokum yang diberlakukan di Indonesia. Konsekuensi dari
ditetapkannya negara kita sebagai negara hukum, maka segala kehidupan
kenegaraan selalu berdasarkan kepada hukum. Untuk menjaga dan mengawasi
bahwa hukum itu berlaku dengan efektif tanpa adanya pelanggaran-pelanggaran
serta menagakkan keadilan, maka di negara kita dibentuklah lembaga peradilan.
Lembaga peradilan merupakan sarana bagi semua rakyat pencari keadilan untuk
mendapatkan perlakuan yang semestinya di depan hukum.
Hukum merupakan salah satu norma yang ada dalam masyarakat. Norma
hukum berbeda dengan norma lainnya karena memiliki sanksi yang tegas. Dalam
buku Menguak Realitas Hukum (2008) karya Ahmad Ali, hukum merupakan
seperangkat norma tentang apa yang benar dan apa yang salah. Dibuat oleh
pemerintah dan dituangkan dalam aturan tertulis maupun tidak tertulis. Bersifat
mengikat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Disertai
dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan tersebut.
Sistem hukum merupakan seperangkat aturan yang tersusun secara teratur
serta berasal dari berbagai pandangan, asas, teori para pakar Baca juga: Sumber
Hukum Pengertian dan Jenisnya Sementara peradilan merupakan segala sesuatu
yang berhubungan dengan perkara hukum. Sistem hukum dan peradilan saling
berhubungan satu sama lain. Dua- duanya membentuk sinergi di bidang hukum
secara menyeluruh di suatu Negara.
Berdasarkan Pasal 25 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 jo. Pasal 18 dan Pasal 25 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 Tahun
2009 tentang Kekuasaan Kehakiman terdapat empat lingkungan peradilan di
Indonesia: peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata
usaha negara.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat disimpulkan
sebuah rumusan masalah, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem hukum dan peradian di Indonesia?
2. Apa saja macam-macam peradilan di Indonesia?
3. Apa saja ciri-ciri sistem hukum di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem hukum dan peradilan
di Indonesia.
2. Untuk mengetahui macam-macam peradilan di Indonesia.
3. Untuk menengetahui cirri-ciri hukum di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Hukum di Indonesia


Sistem hukum dikenal pula dengan istilah tata hukum. Tata hukum suatu
negara mencerminkan kondisi objektif dari negara yang bersangkutan sehingga
tata hukum suatu negara berbeda dengan negara lainnya. Tata hukum adalah
hukum positif atau hukum yang berlaku di suatu negara pada saat sekarang.
Tujuannya untuk mempertahankan, memelihara, dan melaksanakan tertib hukum
bagi masyarakat suatu negara sehingga dapat mencapai ketertiban.

A. Pengertian Sistem Hukum


sistem hukum adalah suatu kesatuan peraturan hukum yang terdiri dari
bagian-bagian (hukum) yang satu sama lain saling berkaitan (interaksi) dan
disusun menurut asas-asasnya sedemikian rupa sehingga bertindak ke arah
tercapainya tujuan. Setiap bagian tidak individual dan saling terkait. Dengan kata
lain, setiap bagian terletak pada keterkaitan sistem, kesatuannya, dan hubungan
sistematikanya dengan perbuatan hukum lainnya. Suatu sistem hukum
mempunyai bagian-bagian yang masing-masing terdiri dari unsur-unsur yang
berdiri dalam suatu hubungan atau tatanan tertentu. Terdapat hubungan atau
susunan khusus antara unsur sistem dengan unsur lingkungan di luar sistem yang
disebut struktur. Berikut ini pengertian sistem hukum menurut beberapa para ahli:
1. M. Friedman Sistem hukum adalah sistem yang meliputi substansi, hukum, dan
budaya hukum. Sistem hukum juga memiliki unsur-unsur yang dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu:
a. Substance (Substansi Hukum) merupakan inti dari muatan peraturan
perundang-undangan. Pokok bahasannya meliputi semua perbuatan
hukum, baik tertulis maupun tidak tertulis, seperti hukum
substantif (substantive law), hukum formil (hukum acara) dan hukum
umum.
b. Structure (Struktur Hukum) adalah tingkatan atau susunan hukum,
penegak hukum, lembaga hukum, pengadilan dan parlemen. Struktur
hukum ini didasarkan pada tiga bagian independen, yaitu:
1) beteknis-system, yaitu semua aturan, prinsip, dan dasar hukum yang
dirumuskan untuk pemahaman bersama.
2) intelligent, yaitu lembaga (fasilitas) dan lembaga penegak hukum
yang kesemuanya merupakan bagian fungsional (penegakan hukum).
3) beslissingen en handelingen, yaitu keputusan dan tindakan nyata baik
dari aparat hukum maupun anggota masyarakat. Namun, terbatas
hanya pada keputusan dan tindakan yang berada atau ke dalam
konteks yang dapat dilakukan melalui sistem pemahaman tersebut.
c. Legal Culture (Kultur Hukum) adalah bagian dari budaya dan penegakan
hukum, tingkah laku dan cara berpikir (persistence) serta yang dimensinya
menggiring kekuatan sosial ke arah yang menjauhi hukum. Kultur hukum
adalah gambaran perilaku dan sikap terhadap hukum dan semua faktor
yang menentukan bagaimana sistem hukum memberikan tempat yang
layak dan dapat diterima warga negara dalam kerangka budaya
masyarakat.
2. J.C.T Simorangkir dan Woerjono Sastropranoto dalam buku “Pelajaran Hukum
Indonesia” menyatakan bahwa hukum adalah aturan yang bersifat imperatif
yang mengatur tingkah laku manusia dalam lingkungan sosial dan
dilaksanakan oleh penguasa yang berwenang. Pelanggaran terhadap peraturan
ini akan mengakibatkan tindakan berdasarkan hukum tertentu.
3. Sumantri, sistem adalah cara untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu,
berusaha untuk memeriksa pekerjaan secara berkala. Di Indonesia sendiri,
beberapa sistem hukum telah digabungkan. Sistem hukum yang ada dan hidup
di Indonesia meliputi perpaduan antara hukum agama, hukum adat, hukum tata
negara Eropa, khususnya Belanda sebagai negara kolonial terpanjang di
Indonesia. Mulai saat ini hukum berperan aktif dalam pengaturan segala
tingkah laku manusia dengan orang lain, yang dapat disebut dengan rule of
law atau kaidah hukum. Sumber-sumber kaidah hukum bisa berasal dari
peraturan atau rules masyarakat itu sendiri, yang dapat berupa :
a. Norma hukum adalah peraturan yang diterbitkan secara resmi yang berisi
perintah wajib dan larangan: Misalnya: Setiap kejahatan ada hukumannya.
b. Norma agama adalah aturan hidup yang berisi apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan oleh Yang Maha Kuasa. Contoh: jangan membunuh,
hormati yang lebih tua, berdoa dll
c. Norma kesusilaan adalah aturan yang berasal dari hati. Misalnya: Melihat
orang yang memiliki masalah, maka kita harus membantu.
d. Norma Kesopanan adalah aturan yang hidup dalam masyarakat tertentu.
Misalnya: Menyapa senior dengan bahasa yang lebih tinggi atau lebih
baik.

B. Karakteristik Hukum di Indonesia


Hukum juga diartikan sebagai aturan yang berisi norma dan sanksi yang
digunakan untuk mengatur hak dan kewajiban masyarakat. Jika ada seseorang
yang tindakannya melanggar aturan tersebut maka ia berhak mendapatkan
hukuman karena dianggap melanggar hukum. Hukum bisa berbentuk peraturan,
ketentuan, undang-undang, dan sebagainya yang bertujuan mengatur pergaulan
hidup masyarakat. Adanya hukum dalam kehidupan masyarakat juga berperan
untuk menjaga ketertiban suatu wilayah dari perilaku yang melenceng dan
melanggar norma. Penggolongan hukum dibagi berdasarkan sumber, tempat
berlaku, waktu berlaku, cara mempertahankan, sifat, wujud, bentuk, dan isinya.
Berikut beberapa karakteristik hukum di Indonesia:
1. Hukum Tertulis dan Tak Tertulis
Salah satu karakteristik hukum di Indonesia adalah adanya hukum tertulis di
samping hukum tak tertulis. Contoh hukum tertulis ialah undang-undang,
sedangkan hukum tak tertulis adalah hukum adat. Meski tak tertulis
pemberlakuan kedua hukum ini tetap mengikat dan memiliki kedudukan yang
sama.
2. Mengikuti Perkembangan Zaman
Hukum di Indonesia memiliki karakter mampu mengikuti perkembangan,
namun tetap mewadahi keanekaragaman dan menjamin kepastian hukum.
3. Hasil Perubahan Fundamental Terhadap Sistem Hukum Kolonial
Pasa saat proklamasi kemerdekaan, Indonesia mewarisi sistem hukum yang
diberlakukan oleh pemerintah kolonial. Sejak proklamasi kemerdekaan
Indonesia telah berusaha untuk melepaskan diri dari sistem hukum kolonial.
Caranya adalah dengan mengganti dan memperbaiki hukum yang sudah tidak
sesuai.

2.2 Sistem Peradilan di Indonesia


Peradilan itu sendiri merupakan suatu rangkaian, selalu berkaitan dengan
kasus-kasus hukum atau persoalan-persoalan hukum. Agar sistem hukum dan
peradilan dapat terhubung, keduanya membentuk sinergi kerja yang berlaku di
seluruh negara hukum.
A. Pengertian Peradilan
Bentuk dari sistem Peradilan yang dilaksanakan di Pengadilan adalah
sebuah forum publik yang resmi dan dilakukan berdasarkan hukum acara yang
berlaku di Indonesia untuk menyelesaikan perselisihan dan pencarian keadilan
baik dalam perkara sipil, buruh, administratif maupun kriminal.
Setiap orang memiliki hak yang sama untuk membawa perkaranya ke
Pengadilan baik untuk menyelesaikan perselisihan maupun untuk meminta
perlindungan di pengadilan bagi pihak yang di tuduh melakukan kejahatan.
Sedangkan Peradilan adalah segala sesuatu atau sebuah proses yang dijalankan di
Pengadilan yang berhubungan dengan tugas memeriksa, memutus dan mengadili
perkara dengan menerapkan hukum dan/atau menemukan hukum “in concreto”
(hakim menerapkan peraturan hukum kepada hal-hal yang nyata yang dihadapkan
kepadanya untuk diadili dan diputus) untuk mempertahankan dan menjamin
ditaatinya hukum materiil, dengan menggunakan cara prosedural yang ditetapkan
oleh hukum formal. Berikut beberapa pendapat tentang peradilan:
1. Mohammad Daud Ali, menyatakan bahwa peradilan juga dapat diartikan suatu
proses pemberian keadilan disuatu lembaga.
2. Sjachran Basah, menyatakan bahwa peradilan dalam istilah inggris disebut
judiciary dan rechspraak dalam bahasa Belanda maksudnya adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan tugas Negara dalam menegakan hukum dan
keadilan.
3. R.Subekti dan R. Tjitrosoedibio, pengertian peradilan adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan tugas Negara untuk menegakkan hukum dan
keadilan. Penggunaan istilah Peradilan (rechtspraak/judiciary) menunjuk
kepada proses untuk memberikan keadilan dalam rangka menegakan hukum
(het rechtspreken), sedangkan pengadilan ditujukan kepada badan atau wadah
yang memberikan peradilan.

B. Lembaga Peradilan di Indonesia


Lembaga-lembaga peradilan di Indonesia pada dasarnya terbagi atas
Mahkamah Agung sebagai lembaga peradilan tertinggi di Indonesia. Di bawah
Mahkamah Agung terdapat 4 lembaga peradilan. Menurut bidang yang ditangani
bidang tersebut ialah :
1. Peradian Umum, terdiri dari Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi;
2. Peradilan Agama;
3. Peradilan Militer; dan
4. Peradilan Adminitrasi.
Mahkamah Agung (MA) adalah lembaga negara badan kehakiman tertinggi
yang membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan
peradilan militer, lingkungan peradilan agama, lingkurangan peradilan tata usaha
negara. Mahkamah Agung berkedudukan di ibukota negara. Sesuai dengan
Perubahan Ketiga UUD 1945, kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh
Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi.
Pengadilan Negeri adalah suatu pengadilan yang sehari-harinya memeriksa
dan memutuskan perkara pidana dan perdata. Pengadilan negeri berkedudukan di
ibu kota daerah kabupaten/kota. Daerah hukumnya juga meliputi wilayah
kabupaten/kota. Pengadilan negeri bertugas adalah memeriksa, memutus, dan
menyelesaikan perkara pidana dan perdata di tingkat pertama, serta dapat
memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum kepada
instansi pemerintah di daerahnya apabila diminta.
Pengadilan tinggi merupakan pengadilan di tingkat banding untuk
memeriksa perkara dan pidana yang telah diputuskan oleh pengadilan negeri.
Kedudukan pengadilan tinggi berada di wilayah daerah provinsi.

2.3 Peran Masyarakat dalam Membangun Sistem Hukum dan Peradilan


yang Baik di Indonesia
Partisipasi warga negara juga mutlak diperlukan. Partisipasi secara dua arah
diperlukan agar jaminan keadilan dapat berjalan dengan efektif. Partisipasi warga
negara dalam upaya peningkatan jaminan keadilan dapat dilakukan dengan
melakukan cara - cara berikut ini :
1. Mentaati setiap peraturan yang berlaku di negara Republik Indonesia.
2. Menghormati setiap keputusan hukum yang dibuat oleh lembaga peradilan.
3. Memberikan pengawasan terhadap jalannya proses-proses hukum yang sedang
berlangsung.
4. Memberi dukungan terhadap pemerintah dalam upaya meningkatkan jaminan
keadilan.
5. Memahami dan menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara.
Dengan adanya partisipasi pemerintah dan warga negara dalam
meningkatkan jaminan keadilan diharapkan rasa keadilan dapat benar - benar
dirasakan oleh warga negara. Selain itu, terwujudnya rasa keadilan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara diharapkan dapat mendorong terjadinya
pemerataan kesejahteraan di Indonesia. Hal ini sangatlah penting mengingat
masih banyak terjadi kesenjangan ekonomi yang cukup mencolok dalam
masyarakat. Tujuan pemerintah untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan
sosial harus terwujud.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sistem hukum merupakan seperangkat aturan yang tersusun secara teratur
serta berasal dari berbagai pandangan, asas, teori para pakar. Sementara peradilan
merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkara hukum. Sistem
hukum dan peradilan saling berhubungan satu sama lain.

3.2 Saran
1. Hendaknya dalam penegakan hukum di Indonesia melibatkan seluruh aparat
penegak hukum dan yang terpenting adalah dukungan pemerintahan yang
bersih. Pemerintah harus berada di garda terdepan dalam penegakan hukum
untuk memberikan harapan kepada masyarakat atas kepastian hukum.
2. Hendaknya seluruh anggota masyarakat agar dapat berperan serta membantu
Kepolisian untuk mencegah dan menanggulangi tindak pidana penggelapan
pupuk bersubsidi.
DAFTAR PUSTAKA

Gouw Giok Siong, Pengertian Tentang Negara Hukum, Keng Po, Jakarta, 1955.
Irfan Fachrudin, Pengawasan Peradilan Administrasi terhadap Tindakan
pemerintah, Cetakan I, Alumni, Bandung, 2004.
Muhammad Tahir Azhary, Negara Hukum Suatu Studi tentang Prinsip Prinsipnya
Dilihat dari segi Hukum Islam, Implementasinya pada periode Negara
Madinah dan Masa Kini, Cetakan I, Prenada Media, Jakarta, 2003.
Rochmat Soemitro, Peradilan Administrasi Dalam Hukum Pajak Di Indonesia,
Cetakan ke-IV, PT. ERESCO, Jakarta - Bandung, 1976.
Van Apeldorn, Pengantar Ilmu Hukum, Cetakan 28 , PT. Pradya Paramita,
Jakarta, 2000.

Anda mungkin juga menyukai