Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR ILMU HUKUM


SISTEM HUKUM

Dosen pengampu:
Abdur Rahim, M.Si
Disusun Oleh:
Nabilah 1190202042
Pajarrudien Sidieq A 1190202046
Riris Mahirotun N 1190202048

HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL ZAYTUN INDONESIA
(IAI AL-AZIS)
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat tolong karunia nya, kami bias
menyelesaikan makalah dengan judul “Sistem Hukum”

Tujuan dari penulisan makalah ini tidak lain untuk memberikan gambaran atau
menambah pengetahuan kepada pembaca tentang sistem hukum di indonesia. Kami
menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lain berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
khususnya kerjasama dari teman-teman kelompok yang telah bersedia meluangkan
waktu dan pemkirannya yang telah diberikan, untuk itu dalam kesempatan ini kami
menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang membantu dan membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.

Dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun
cara penulisannya. Namun demikian, kami sudah berupaya dengan segala kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh
karenanya, penulis dengan senang hati akan menerima segala masukan, saran dan
kritik yang bersifat konstruktif untuk menyempurnakannya.Semoga makalah ini dapat
memberikan kemanfaatan yang besar kepada siapa saja yang membacanya, terima
kasih.

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan...........................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. Pengertian Sistem Hukum.................................................................................................................2
B. Macam-Macam Sistem Hukum.........................................................................................................3
BAB III........................................................................................................................................................7
PENUTUP...................................................................................................................................................7
KESIMPULAN........................................................................................................................................7
SARAN....................................................................................................................................................7
DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Didalam system pergaulan hidup, secara prinsip manusia itu diciptakan bebas dan
sederajat. Akan tetapi dengan kebebasan tersebut manusia tidak bias berbuat
sekehendak hatinya terhadap manusia lain nya, karena ada batasan-batasan yang tidak
boleh dianggarnya berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia.

Pada dasarnya masing-masing anggota masyarakat sudah tentu mempunyai kepentingan


yang kadang-kadang sama dan sering berbeda. Perbedaan kepentingan ini selanjutnya
dapat menimbulkan kekacauan dalam masyarakat apabila tidak ada aturan yang dapat
menyeimbangkannya. Demi tertib dan teraturnya kelompok masyarakat diperlukan
adanya aturan, mulanya disebut kaidah.

Indonesia yang juga merupakan negara hukum sudah sepantasnya memiliki sebuah
system hukum yang mampu mengkordinir setiap hak-hak maupun setiap keperluan
warga negaranya sesuai kemampuan maka perlu ada sebuah sistem hukum yang tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian sistem hukum menurut para ahli?
2. Apa saja macam-macam sistem hukum?
C. Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian sistem hukum
2. Mengetahui macam-macam sistem hukum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Hukum


Sistem hukum sendiri adalah satu kesatuan unsur-unsur yang masing-masing
saling berinteraksi dan bekerja sama dalam mencapai tujuan kesatuan
tersebut. Yaitu susunan sebagai satu kesatuan yang tersusun dari sejumlah bagian-
bagian yang dinamakan subsistem hukum, yang secara bersama-sama mewujudkan
kesatuan yang utuh. Kesatuan tersebut diterapkan terhadap kompleks unsur-unsur
yuridis seperti peraturan hukum, asas hukum, dan pengertian hukum.
Dalam arti sempit, sistem hukum adalah suatu kesatuan hukum yang dibatasi
pada segi materiil dan substansi hukum. Dalam arti luas, sistem hukum adalah semua
aturan hukum yang telah disusun secara tersistem dan terpadu berdasarkan atas asas-
asas tertentu. Maka bisa dikatakan bahwa sistem hukum adalah suatu susunan dari
aturan-aturan hidup yang keseluruhannya terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan
satu sama lain.
Dalam arti lain, sistem hukum adalah suatu kesatuan peraturan-peraturan
hukum yang terdiri atas bagian-bagian (hukum) yang mempunyai kaitan (interaksi)
satu sama lain, yang tersusun sedemikian rupa menurut asas-asasnya, dimana
berfungsi untuk mencapai tujuan. Masing-masing bagian tidak berdiri sendiri dan
tetapi saling terikat. Dengan kata lain setiap bagian terletak pada ikatan sistem, dalam
kesatuan dan hubungannya yang sistematis dengan peraturan-peraturan hukum
lainnya Di dalam sistem hukum terdapat bagian-bagian yang masing-masing terdiri
dari unsur-unsur yang mempunyai hubungan khusus atau tatanan. Antara unsur-unsur
di dalam suatu sistem dengan unsur-unsur dari lingkungan di luar sistem terdapat
hubungan khusus atau tatanan yang disebut struktur.Struktur sendiri menentukan
identitas atau ciri sistem, sehingga unsurunsur itu masing-masing pada asasnya dapat
berubah dan dapat diganti tanpa mengganggu kontinuitas sistem.
Pengertian sistem hukum menurut beberapa ahli yaitu :
 Menurut M Friedman
Sistem hukum adalah suatu sistem yang meliputi substansi, hukum, dan budaya hukum.
Terdapat juga unsur unsur Sistem Hukum dapat dibagi dalam 3 (tiga) jenis yaitu :
1. Substance (Substansi Hukum) Pengertian Substansi Hukum adalah hakikat dari isi
yang dikandung di dalam peraturan perundang-undangan. Substansi meliputi semua
aturan hukum, baik itu yang tertulis maupun tidak tertulis, seperti halnya hukum
materiil (hukum substantif), hukum formil (hukum acara) dan hukum adat.
2. Structure (Struktur Hukum) Pengertian Struktur Hukum adalah tingkatan atau susunan
hukum, pelaksana hukum, lembaga-lembaga hukum, peradilan dan pembuat hukum.

 Menurut Sudikno Mertukusumo


Sistem hukum adalah suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang mempunyai
iteraksi satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan kesatuan tersebut
 Menurut Bellefroiod
Pengertian system hukum adalah rangkaian kesatuan peraturan-peraturan hukum yang
disusun secara tertib menurut asas-asasnya
 Meurut Mariam Daruz Badrulzaman
Definisi system hukum adalah sekumpulan asas-asas terpadu yang menjadi landasan
sebagai masyarakat yang tertib hukum.

2
 Menurut Scolten
Pengertian sistem adalah kesatuan di dalam system hukum tidak ada peraturan hukum
yang bertentangan dengan peraturan-peraturan hukum lain dari system itu.
 Menurut Subekti
Definisi sistem hukum adalah suatu susunan atau tatanan yang teratur, suatu
keseluruhan dimana terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain,
tersusunan menurut suatu rencana atau pola hasil dari suatu pemikiran tersebut untuk
mencapai suatu tujuan.

B. Macam-Macam Sistem Hukum


Pada dasarnya banyak system hukum yang dianut oleh berbagai negara-negara di didunia,
namun dalam sejarah dan perkembangannya ada 4 macam system hukum yang sangat
mempengaruhi system hukum yang diberlakukan di berbagai negaratersebut. Adapun sistem
hukum yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Sistem Hukum Eropa Kontitental Sistem hukum eropa kontinental berkembang di
negara-negara eropa daratan yang sering disebut dengan “Civil law“.Civil law
tersebut semula berasal dari kodifikasi yang berlaku di Romawi pada masa
pemerintahan kaisar Justianus.peraturan-peraturan hukumnya merupakan kumpulan
dari berbagai kaidah-kaidah hukum yang ada sebelum masa Kaisar Justianus yang
kemudian disebut dengan Corpus Juris Civilis, dan kemudian dijadikan dasar
perumusan kodifikasi hukum di negara-negara eropa daratan.
Prinsip utama ini ditujukan hukum hanyalah dapat diwujudkan apabila tindakan-tindakan
hukum yang dilakukan didalam pergaulan hidup manusia diatur dengan peraturan-peraturan
hukum tertulis. Dengan berdasarkan tujuan tersebut,maka hakim tidak dapat leluasa untuk
menciptakan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat umum.hakim hanya berfungsi
menetapkan dan menafsirkan pertauran-peraturan dalam batas-batas kewenangannya.putusan
hakim hanya mengikat para pihak yang berperkara saja (Doctrin Re Ajudicata).
Sumber-sumber hukum dalam system hukum eropa continental adalah
Sumber-sumber hukum dalam sistem hukum eropa kontinental adalah :
1. Undang-undang yang dibentuk oleh badan legislatif
2. Peraturan yang dibuat oleh badan eksekutif berdasarkan Undang-undang.
3. Kebiasaan-kebiasaan yang hidup dan diterima sebagai hukum selama tidak
bertentangan dengan Undang-undang.
Sistem hukum eropa kontinental menggolongkan dua bidang hukum yaitu :
1. Hukum publik
2. Hukum privat
Hukum Publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan/wewenang
penguasa negara serta hubungan-hubungan antara negara dan masyarakat.
Contoh yang termasuk hukum publik yaitu :
1. Hukum tata negara
2. Hukum tata usaha negara

3
3. Hukum pidana
Hukum privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang hubungan antara
individu-individu dalam masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Contoh yang termasuk hukum privat yaitu :
1. Hukum perdata
2. Hukum dagang
Perbedaan hukum privat dan hukum publik sulit dibedakan batas-batasnya karena:
1. Terjadinya proses sosialisasi didalam hukum sebgai akibat dari makin banyaknya
bidang-bidang kehidupan masyarakat yang menyangkut kepentingan umum yang
perlu dilindungi hukum.
2. Semakin banyaknya turut campur negara dalam bidang kehidupan
perorangan,misalnya bidang perdagangan,perburuhan,agraria,

2. Sistem Hukum Anglo Saxon Sistem hukum dikenal dengan sebutan “Anglo
Amerika”, mulai berkembang di Inggris pada abad XI yang sering disebut sebagai
sistem “Common Law” dan sistem “Unwritten Law” ( tidak tertulis ). Walaupun
disebut sebagai unwritten law tetapi tidak sepenuhnya benar, karena di dalam sistem
hukum ini dikenal pula adanya sumber – sumber hukum yang tertulis (statues)
Sistem Anglo-Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurisprudensi,
yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang kemudian menjadi dasar putusan
hakim-hakim selanjutnya (Judicial Decisions)
Sumber-sumber hukum sistem hukum Anglo saxon adalah :

a) Putusan-putusan hukum pengadilan (Judicila decisions)


b) Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan-peraturan tertulis.
Hal-hal yang terdapat dapat sistem hukum Anglo saxon adalah :
a) Putusan hakim merupakan sumber hukum yang utama yang dapat mewujudkan
kepastian hukum dan merupakan kaidah hukum yang mengikat umum.
b) Sumber hukum tidak tersusun secara sistematis dalam suatu kitab hukum.
c) Hakim mempunyai peranan yang sangat luas untuk menafsirkan hukum yang
berlaku dan menciptakan hukum baru yang akan menjadi pegangan hakim-hakim
lain untuk memutuskan perkara yang sejenis.
d) Menganut doktrin yang disebut “The doctrine of precedent atau stare defcisis ” 
yang pada hakekatnya menyatakan  bahwa dalam memutuskan perkara,seorang
hakim harus mendasarkan keputusannya kepada prinsip hukum yang sudah ada
berdasarkan putusan hakim lain dari perkara sejenis sebelumnya (prosedur).
Apabila putusan hakim yang terdahulu dianggap sudah ketinggalan dengan perkembangan
masyarakat,maka hakim dapat menetapkan putusan baru berdasarkan nilai

4
kebenaran,keadilan dan akal sehat (Common sense).dalam sistem hukum anglo saxon juga
mengenal pembagian hukum publik dan hukum privat.pengertian yang diberikan pada hukum
publik hampir sama dengan pengertian hukum publik di sintem hukum eropa
kontinental.Pengertian hukum privat lebih ditujukan pada kaidah-kaidah hukum tentang hak
milik (law of Propority), tentang orang (law of person),tentang perjanjian (law of Contrac)
dan perbuatan melawan hukum (Law of tarts).Perbedaan sistem hukum Anglo saxon dengan
Sistem hukum eropa kontinental terdapat pada:
a) Sistem hukum Anglo saxon tidak mengenal adanya kodifikasi seperti halnya
dalam sistem hukum eropa kontinental,tetapi tersebar dalam putusn
hakim,kebiasaan dan peraturan-peraturan administrasi negara.
b) Tugas hakim dalam sistem hukum Anglo saxon tidak hanya sebagai pihak yang
bertugas menetapkan dan menafsirkan hukum,melainkan juga membentuk seluruh
tata kehidupan yang mengikat umum.sedangkan dalam sistem hukum eropa
kontinental ,hakim tidak dapat secara leluasa untuk ,menciptakan hukum yang
mempunyai kekuatan mengikat umum,putusan hakim dalam suatu perkara hanya
mengikat para pihak yang berperkara saja (Doctrin Ras Ajudicata).
c) Dalam sistem hukum Anglo saxon,seorang hakim terikat dengan putusan hakim
lain dari perkara yang sejenis dalam memutuskan perkara (The doctrin of
precedent) ,sedangkan dalam sistem hukum eropa kontinental hakim boleh tidak
terikat dengan putusan hakim lain yang memutuskan perkara sejenis,asalkan tidak
bertentangan dengan Undang-undang.
3. Sistem Hukum Adat berkembang dilingkungan kehidupan sosial di Indonesia, Cina,
India, Jepang, dan negara lain.Di Indonesia asal mula istilah hukum adat adalah dari
istilah”Adatrecht”yang dikemukakan oleh Snouck Hugronje.
Kata “hukum” dalam pengertian hukum adat lebih luas artinya dari istilah hukum di
Eropa, karena terdapat peraturan-peraturan yang selalu dipertahankan keutuhannya
oleh perbagai golongan tertentu dalam lingkungan kehidupan sosialnya, seperti
masalah pakaian,
•Sumber Hukum Sistem hukum adat umumnya bersumber dari peraturan-peraturan
hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang serta dipertahankan berdasarkan
kesadaran hukum masyarakatnya.
• Sifat hukum adat adalah tradisional dengan berpangkal pada kehendak nenek
moyangnya. Peraturan hukum adat dapat berubah-ubah karena pengaruh kejadian dan
keadaan sosial yang silih berganti.Karena sifatnya yang mudah berubah dan mudah
menyesuaikan dengan perkembangan situasi sosial, hukum adat elastis sifatnya.
Karena sumbernya tidak tertulis, hukum adat tidak kaku dan mudah menyesuaikan
diri.

5
Sistem hukum ada membagi golongan hukum adalam 3 kelompok yaitu :
1. Hukum tata negara,yang mengatur tentang tata susunan masyarakat
adat,lingkungan kerja,alat-alat perlengkapan dan jabatan-jabatan dalam
masyarakat adat.
2. Hukum adat tentang warga yang terdiri dari : Hukum perkawinan dan
kekluargaan,hukum tanah,hukum perhutangan,hukum waris.
3. Hkum adat delik.

4. Sistem Hukum Islam Sistem hukum Islam bersumberkan pada Al Quran,sunnah


nabi,ijma,dan Liyas.dalam hukum Islam terdapat yang dinamakan hukum Fiqih yang
terdiri hukum pokok yaitu : Hukum rohaniah dan hukum duniawi.Hukum duniawi
terdiri dari Muamalat,nikah dan jinayat.

 Jais,nilai buruk dan baik dalam kesusilaan perorangan bagi perbuatan yang
semata-mata terserah kepada pertimbangan sendiri.
 Sunnah,perbuatan yang dianjurkan dalam hidup bermasyarakat.
 Makruh,perbuatan yang tidak diinginkan ,dibenci,ditolak oleh masyarakat dan
akan mendapat celaan umum.
 Wajib,perbuatan yang tidak boleh dibiarkan ,dan siapa yang meninggalkan akan
mendapat hukuman.
 Haram,perbuatan yang dilarang.

6
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
sistem hukum adalah suatu kesatuan peraturan-peraturan hukum yang terdiri atas
bagian-bagian (hukum) yang mempunyai kaitan (interaksi) satu sama lain, yang
tersusun sedemikian rupa menurut asas-asasnya, dimana berfungsi untuk mencapai
tujuan. Masing-masing bagian tidak berdiri sendiri dan tetapi saling terikat. Dengan
kata lain setiap bagian terletak pada ikatan sistem, dalam kesatuan dan hubungannya
yang sistematis dengan peraturan-peraturan hukum lainnya.

SARAN
Berlakukanlah sistem hukum yang ada di Indonesia dengan adil dan sesuai peraturan
perundang- undangan, agar  warga negara indonesia bisa mematuhi hukum yang
berlaku.

7
DAFTAR RUJUKAN
https://www.zonareferensi.com/pengertian-sistem-hukum/
https://butew.com/2018/01/21/pengertian-dan-macam-macam-sistem-hukum/

Anda mungkin juga menyukai