Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM HUKUM DAN POLITIK HUKUM MODUL 10

Tugas Kelompok Pengantar Ilmu Hukum /PTHI ISIP 4130

Totur : Irwan Rahman,S.H.M.AP

Disusun Oleh Kelompok 12 :

Muhammad Riduan : 044633588

Muhammad Heri Prayoga : 044636931

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya serta karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mengenai “Sistem Hukum Dan Politik Hukum” pada
modul 10 kegiatan belajar 1 dan kegiatan belajar 2.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dalam Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Hukum/PTHI. Selain itu kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi referensi untuk menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Terlebih dahulu kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Irwan


Rahman,S.H.M.AP, selaku Tutor Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum /PTHI ISIP
4130 yang telah memberikan tugas untuk membuat makalah ini.

Oleh karena itu, kami berharap segala kritik dan saran yang membangun
dan dapat menjadikan makalah ini jauh lebih baik lagi. Kami mohon maaf setulus
tulusnya atas kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Semoga dengan kami membuat makalah ini dapat bermanfaat dan


memberikan motivasi bagi para pembaca, khususnya bagi kami dan para generasi
yang akan datang.

Kandangan, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Sistem Hukum .............................................................................................. 2
B. Sistem Hukum Yang Berlaku Di Dunia ....................................................... 7
C. Politik Hukum .............................................................................................. 9
D. Peran dan Fungsi Politik Hukum ............................................................... 11
E. Prinsip Ideologi Politik .............................................................................. 12
F. Sumber dan Ruang Lingkup Politik Hukum .............................................. 12
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14
A. Kesimpulan ................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahirnya suatu sistem hukum yang kemudian dipergunakan di suatu


negara tidak lepas dari sebuah sejarah tradisi hukum dan budaya hukum.
Ketika tradisi dan budaya tata tulis telah menjadi semangat kepastian
hukum di suatu negara, maka sistem hukumnya menjelma menjadi sistem
hukum tertulis yang dikodifikasikan. Dengan itulah lahirnya bermacam-
macam sistem hukum di dunia yang mengikuti tradisi dan budaya
masyarakat itu.1
Setiap negara terdapat politik hukum yang perannya sebagai
kebijakan dasar bagi penyelenggara negara untuk menentukan arah.
Sebagaimana pengertian politik hukum menurut Padmo Wahjono dengan
mengatakan bahwa politik hukum adalah kebijakan penyelenggara negara
tentang apa yang dijadikan kriteria untuk menghukumkan sesuatu yang di
dalamnya mencakup pembentukan, penerapan, dan penegakan hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem hukum itu?
2. Apa yang dimaksud dengan politik hukum itu?
3. Apa saja pandangan para ahli mengenai definisi sistem hukum dan
politik hukum?
4. Sistem Hukum apa saja yang berlaku di dunia?
5. Bagaimana Prinsip Politik Hukum?

C. Tujuan Penulisan
1. Kita dapat mengetahui pemahaman mengenai sistem hukum.
2. Kita dapat mengetahui pemahaman mengenai politik hukum.
3. Mengetahui pandangan para ahli mengenai definisi sistem hukum dan
politik hukum.
4. Menjelaskan sistem hukum apa saja yang berlaku di dunia.
5. Menjelaskan mengenai prinsip politik hukum.

1 Nandang, BMP Pengantar Ilmu Hukum/PTHI ISIP 4130, hlm.10.1

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Hukum

Sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu systema, yang berarti suatu
keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian, atau sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan
merupakan suatu keseluruhan.2

Berikut ini dikemukakan beberapa definisi sistem, yang pada


dasarnya memuat beberapa unsur yang sama :

1. William A. Shrode dan Dan Voich’


A system is a set of interelated parts working independently and
jointly, in pursuit of common objectives of the whole, within a
complex environment.

2. Carl J. Friedrich
Sistem sebagai suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian
yang mempunyai hubungan fungsional, baik antar bagian-bagian
maupun hubungan fungsional terhadap keseluruhannya, sehingga
hubungan itu menimbulkan suatu ketergantungan antar bagian-bagian
yang akibatnya jika salah satu bagian tidak bekerja dengan baik akan
mempengaruhi keseluruhannya.

3. Subekti
Suatu sistem adalah suatu susunan atau tataan yang teratur, suatu
keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama
lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil dari pemikiran,
untuk mencapai tujuan.3 Dalam sistem yang baik, tidak boleh terjadi
pertentangan atau perbenturan antara bagian-bagian tersebut dan juga

2
Winardi pengantar tentang teori sistem, bandung alumni 1986 hlm.113
3
R. Subekti, makalah dlm seminar keempat tahun 1979, Bandung. hlm.99

2
tidak boleh terjadi duplikasi atau tumpang tindih (overlapping)
diantara bagian-bagian itu.4

4. Satjipto Rahardjo
Sistem ini mempunyai pengertian yang penting untuk dikenali,
sekalipun dalam pembicaraan-pembicaraan keduanya sering dipakai
secara tercampur begitu saja, yaitu: pertama, pengertian sistem sebagai
jenis satuan, yang mempunyai tatanan tertentu. Tatanan tertentu disini
menunjuk kepada suatu struktur yang tersusun dari bagian-bagian dan
kedua, sistem sebagai suatu rencana, metode atau prosedur untuk
mengerjakan sesuatu.5

Dari beberapa pengertian di atas, terlihat ciri-ciri utama sistem


seperti yang diungkapkan oleh Elias M. Awad yakni:
a. Bersifat terbuka.
b. Merupakan suatu keseluruhan yang bulat dan utuh.
c. Sub sistem-sub sistem tersebut saling ketergantungan.
d. Kemampuan untuk dengan sendirinya menyesuaikan diri dengan
Lingkungannya.
e. Kemampuan untuk mengatur diri sendiri.
f. Mempunyai tujuan atau sasaran.

Ciri-ciri utama sistem juga dikemukakan oleh William A. Shrode


dan Dan Voich sebagai berikut :6
a. Mempunyai tujuan
b. Merupakan suatu keseluruhan yang bulat daberiku
c. Memiliki sifat terbuka
d. Melakukan kegiatan transformasi
e. Terdapat saling kaitan (ada interaksi)
f. Mempunyai mekanisme kontrol

4
Ibid R. Subekti, hlm.99
5
Satjipto, Ilmu Hukum, Bandung 1986, hlm.88
6
Ibid, hlm.89

3
Selanjutnya, mengenai sistem hukum terdapat dua paham, yaitu:

1. Sistem hukum dalam arti sempit

Dalam arti sempit, sistem hukum diartikan sebagai satu kesatuan


hukum yang terbatas hanya dalam arti materiil atau substansi hukum.

2. Sistem hukum dalam arti luas

Dalam artian luas, sistem hukum itu dapat diartikan sebagai satu
kesatuan hukum yang terdiri atas pelbagai komponen.

Berikut adalah pengertian atau definisi para ahli terhadap sistem


hukum sebagai berikut :

1. Bellefroid mengemukakan bahwa sistem hukum adalah


keseluruhan aturan hukum yang disusun secara terpadu
berdasarkan atas asas-asas tertentu. 7
2. Mariam Darus Badrulzaman mengemukakan hal serupa tentang
sistem hukum. Sistem hukum menurutnya adalah kumpulan asas-
asas yang Terpadu, yang merupakan landasan, di atas mana
dibangun tertib hukum.”
3. Sudikno Mertokusumo mengibaratkan sistem hukum sebagai
gambar mozaik, yaitu gambar yang dipotong-potong menjadi
bagian-bagian kecil.

Selain itu, Lawrence M. Friedman menyebutkan bahwa sistem


hukum itu meliputi komponen-komponen sebagai berikut:

1. Komponen Struktur Hukum


2. Komponen Substansial Hukum
3. Komponen budaya (Budaya hukum masyarakat)

Ketiga komponen sistem hukum saling terkait satu sama lainnya.


Dengan mengibaratkan struktur hukum seperti mesin. Substansi apa
yang dihasilkan atau dikerjakan oleh mesin itu. Dan budaya hukum

7
Mariam darus, mencari sistem hukum benda nasional, 1983, bandung : alumni, hlm. 15

4
masyarakat adalah apa saja atau siapa saja yang memutuskan untuk
menghidupkan atau mematikan mesin itu serta memutuskan
bagaimana mesin itu digunakan.

1. Komponen Materi Atau Substansi Hukum


a. Hukum tertulis atau peraturan perundang-undangan
b. Yurisprudensi tetap
c. Hukum kebiasaan
d. Perjanjian-perjanjian internasional

2. Komponen Lembaga, Organisasi, Mekanisme, Dan Aparatur


Hukum
a. Polisi
b. Jaksa
c. Pengacara
d. Hakim
e. Konsultan hukum
f. Aparatur penyuluh hukum
g. Organisasi hukum
h. Lembaga hukum
i. Mekanisme hukum

3. Komponen Sarana dan prasarana hukum


a. Seluruh perangkat keras atau hardware
b. Seluruh perangkat lunak atau software
c. Seluruh perangkat otak atau brainware

4. Komponen kultur dan budaya hukum masyarakat

Selanjutnya, kaitannya dengan budaya hukum merupakan elemen


dalam suatu sistem hukum.8 Lili Rasjidi mengatakan elemen budaya
hukum merupakan elemen yang menentukan dalam suatu sistem

8
Lili Rasjidi, Hukum sebaga suatu sistem, bandung, mandar maju, 2003, hlm.178

5
hukum. Istilah budaya hukum dalam bagian ini digunakan untuk
menunjuk tradisi hukum digunakan untuk adanya keteraturan dalam
kehidupan suatu masyarakat hukum.9

Dalam perspektif lain, meski pada hakikatnya sama, maka


komponen- komponen sistem hukum tersebut dapat meliputi hal-hal
berikut : 10

1. Masyarakat hukum
2. Budaya hukum masyarakat
3. Filsafat hukum
4. .ilmu atau pendidikan hukum
5. Konsep hukum
6. Pembentukan hukum
7. Bentuk hukum
8. Penerapan hukum
9. Evaluasi hukum

Menurut Rene David dalam bukunya Major Legal System in The


World Today, penelitian secara mondial dengan cara perbandingan
hukum memperlihatkan gambaran sebagai berikut :11

1. Sistem hukum Romawi Jerman (Romano Jerman) yang lazim


dikenal dengan Civil Law dianut oleh negara Eropa Kontinental.
2. Sistem hukum Common Law yang dianut oleh negara Anglo
Saxon.
3. Sistem hukum Socialist law.
4. Sistem hukum berdasarkan agama dan hukum kebiasaan (adat).

Sedangkan menurut Prof A.G.Chloros dapat dikelompokkan ke


dalam 3 sistem yaitu:

1. Common Law
9
Ibid hlm 178
10
Op,cit, hlm.103
11
Sunaryati Hartono, Peranan kesadaran hukum masyarakat dalam pembaharuan hukum, bandung
: binacipta, 1976. Hlm.3

6
2. Civil law
3. Socialist law

B. Sistem Hukum Yang Berlaku Di Dunia

1. Sistem Hukum Anglo Saxon atau Common Law


Sistem hukum Anglo-Saxon adalah sistem hukum dimana yang
diutamakan adalah hukum tidak tertulis yang berkembang di tengah-
tengah kehidupan masyarakat dan digunakan oleh hakim dalam
menyelesaikan perkara-perkara yang ditujukan kepadanya. Sistem
Anglo Saxon yang biasa disebut sistem common law merupakan
sistem hukum yang menjadikan yurisprudensi sebagai “sendi utama”
dalam sistem hukumnya.

Hukum Sistem Hukum Common Law adalah:12

a. Putusan-putusan pengadilan atau hakim (judicial decision), yaitu


hakim tidak hanya berfungsi sebagai pihak yang bertugas
menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan hukum, tetapi
tidak juga membentuk seluruh tata tata kehidupan dan menciptakan
prinsip-prinsip baru (yurisprudensi);
b. Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan-peraturan ter-tulis undang-
undang dan peraturan administrasi Negara.

2. Sistem Hukum Eropa Kontinental atau Civil Law


Dalam sistem hukum civil law, hukum dikonsepsikan sebagai
peraturan perundang-undangan tertulis yang telah dikodifikasikan
secara sempurna dan lengkap.13
Sejarah kelahiran hukumnya hanya dilihat dari aspek legalitas
formal. Hukum hanya ada dalam peraturan perundang-undangan
formal yang proses pembentukannya melalui Lembaga legislatif,
sedangkan hukum yang lahir di luar proses lembaga legislatif harus

12
Wasis s.p, pengantar ilmu hukum, malang ; umm press, 2002, hlm.29
13
Lili Rasjidi, Hukum Sebagai Suatu Sistem, Bandung, Mandar Maju, 2003, Hlm.163

7
dianggap sebagai hukum yang tidak mempunyai otoritas sebagai
hukum terapan yang mengikat.14

Sumber hukum pada sistem Civil Law meliputi:

a. Undang-undang yang dibentuk pemegang kekuasaan legislatif;


b. Peraturan yang dibuat pegangan kekuasaan eksekutif berdasarkan
wewenang yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
c. Kebiasaan-kebiasaan yang hidup dan diterima sebagai hukum oleh
Masyarakat selama tidak bertentangan dengan undang-undang.

3. Sistem Hukum Sosialis


Sistem hukum sosialis berasal dari hukum Uni Soviet yang
dikembangkan sejak 1917, dimana pada tahun ini terjadi Revolusi
Oktober yang mengakhiri pemerintahan kerajaan rusia. Hukum ini
mengalami penyebaran melalui politik demokrasi rakyat ke Negara-
negara di Eropa dan Asia. Pokok sistem hukum sosialis adalah hukum
yang dijiwai ajaran Marxis-Lenimisme yang dianut oleh para pakar
hukum di Uni Soviet serta ajaran meterialisme dan teori evolusi
dimana dikatakan bahwa materi merupakan satu-satunya benda nyata
di dunia ini.
Kelompok negara yang mempergunakan sistem hukum sosialis
dibagi Menjadi dua kelompok yaitu :
a. Yurisdiksi sosialis yang lebih tua seperti : Polandia, Bulgaria,
Hungaria, Cekoslowakia, Romania, dan Kuba;
b. Kelompok hukum sosialis yang baru adalah Kamboja, Laos,
Muzambik, Angola, Somalia, Ethiopia, dan Ghana.

4. Sistem Hukum Adat”


Hukum adat adalah sistem hukum yang dikenal dalam
lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara-negara Asia
lainnya seperti Jepang, India, dan Tiongkok. Sumbernya adalah

14
Ibid

8
peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh dan berkembang
dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya.
Peraturan-peraturan ini tidak tertulis dan tumbuh kembang, maka
hukum adat memiliki kemampuan menyesuaikan diri dan elastis.
Penegak hukum adat adalah pemuka adat sebagai pemimpin yang
sangat disegani dan besar pengaruhnya dalam lingkungan masyarakat
adat untuk menjaga keutuhan hidup sejahtera.

Hukum adat di Indonesia terdiri dari berbagai macam hukum


adat, menurut Puchta, murid von Savigny hukum adat yang semacam
ini tidak dapat dijadikan hukum secara nasional hanya sebagai
keyakinan bagi masyarakatnya masing-masing, nilai-nilainya juga
tidak dapat dimasukkan di dalam sistem hukum nasional, kecuali
hukum adat yang di miliki, diyakini dan diamalkan secara terus
menerus oleh bangsa atau masyarakat nasional dapat dijadikan hukum
secara nasional setelah melalui proses pengesahan di lembaga legislatif
dan atau eksekutif, dan nilai-nilainya dapat dimasukkan ke dalam
sistem hukum nasional.

C. Politik Hukum

Istilah politik hukum merupakan terjemahan bahasa Indonesia dari


istilah hukum Belanda rechtspolitiek, yang merupakan bentukan dari dua
kata rech dan politiek (Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari, 1999: 19).
Dalam bahasa Indonesia, kata recht berarti hukum. Kata hukum sendiri
berasal dari bahasa Arab hukm (kata jamaknya ahkam), yang berarti
putusan, ketetapan, perintah, kekuasaan, hukuman, dan lain-lain. Berkaitan
dengan istilah ini, belum ada kesatuan pendapat di kalangan para teoretisi
hukum tentang apa batasan dan arti hukum yang sebenarnya.15

Perbedaan pendapat terjadi karena sifatnya yang abstrak dan


cakupannya yang luas serta perbedaan sudut pandang para ahli dalam
memandang dan memahami apa yang disebut dengan hukum itu. Namun,

15
Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. Buku Politik Hukum, 2016. hlm.1

9
sebagai pedoman, secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa hukum
adalah seperangkat aturan tingkah laku yang berlaku dalam masyarakat.16

Ada beberapa para ahli yang mendefinisikan Politik Hukum, di


antaranya sebagai berikut :

1. Bellefroid , politik hukum adalah bagian dari ilmu hukum yang


meneliti perubahan hukum yang berlaku (ius constitutum) yang harus
dilakukan untuk memenuhi tuntutan baru kehidupan masyarakat.
2. Hartono Hadisoeprapto, politik hukum adalah suatu kebijaksanaan atau
disebut dengan bahasa asing policy dari Penguasa Negara Republik
Indonesia mengenai hukum yang berlaku di Negara Indonesia.17
3. E. Utrecht Politik hukum yang berlaku adalah menciptakan hukum
yang mendekatkan hukum positif itu dengan realitas masyarakat
sedang pada pemerintahan yang tidak demokratis atau yang didominasi
oleh "rulling class" atau elit politik, maka politik hukum menciptakan
hukum positif yang menjauhkan hukum positif itu dengan realitas
sosial.18
4. Mochtar Kusumaatmadja, Politik hukum adalah kebijakan hukum dan
perundang-undangan, dalam rangka pembaharuan hukum.19
5. Teuku Muhammad Radhie, politik hukum itu sebagai suatu pernyataan
kehendak penguasa negara mengenai hukum yang berlaku
diwilayahnya, dan mengenai arah ke hukum itu hendak
diperkembangkan.20
6. Politik Hukum menurut Moh. Mahfud MD, dalam disertasinya
"Perkembangan Politik Hukum Studi Tentang Pengaruh Konfigurasi
Politik Terhadap Produk Hukum Di Indonesia", adalah kebijaksanaan
hukum (legal policy) yang hendak atau telah dilaksanakan secara
Nasional oleh pemerintah Indonesia.21

16
Ibid, Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. Buku Politik Hukum, 2016. hlm.1
17
Hartono Hadisoeprapto, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Yogyakarta, 1982, hlm.8
18
Gunarto, Politik Hukum 2016
19
Ibid
20
Teuku Muhammad Radhie, dalam PRISMA, 1973. hlm.4
21
Moh. Mahfud MD, Perkembangan Politik Hukum : Disertasi UGM 1993, hlm.74

10
7. Padmo Wahjono, politik hukum merupakan kebijakan dasar yang
menentukan arah, bentuk, maupun isi hukum yang akan dibentuk. 22
8. Soedarto, Politik hukum sebagai kebijakan negara melalui badan-
badan negara yang berwenang untuk menetapkan peraturan-peraturan
yang dikehendaki yang diperkirakan akan dipergunakan untuk
mengekspresikan apa yang terkandung dalam masyarakat dan untuk
mencapai apa yang dicita-citakan.23
9. Satjipto Rahardjo, Politik hukum sebagai aktivitas memilih dan cara
yang hendak dipakai untuk mencapai suatu tujuan sosial dan hukum
tertentu dalam masyarakat. 24
10. Sunaryati Hartono, politik hukum itu tidak terlepas dari pada realita
sosial dan tradisional yang terdapat di Negara kita, dan dilain pihak,
sebagai salah satu anggota masyarakat dunia, politik hukum Indonesia
tidak terlepas dari realita dan politik hukum internasional.25

D. Peran dan Fungsi Politik Hukum

Peran dan fungsi hukum sangat dipengaruhi dan acap kali diin-
tervensi oleh kekuatan politik. Mahfud (2000) menjelaskan bahwa
konfigurasi politik berkembang melalui tarik-menarik antara yang
demokratis dan otoritarian, sedangkan karakter produk hukum
mengikutinya dalam tarik-menarik antara yang responsif dan yang
konservatif.26

Adanya konstelasi bahwa otonomi hukum di Indonesia cenderung


selalu lemah terutama jika ia berhadapan dengan sub sistem politik.
Konstelasi ini dapat dilihat dari fakta bahwa pelaksanaan fungsi dan
penegakan hukum tidaklah berjalan seiring dengan perkembangan
strukturnya. Struktur hukum dapat berkembang dalam segala konfigurasi

22
Moh. Mahfud MD, Politik hukum di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2010, hlm. 1
23
Moh. Mahfud MD, Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, Jakarta: Rajawali
Pers, 2011, hlm. 14
24
Ibid, hlm.15
25
Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional, Bandung: Alumni,
1991, hlm. 1
26
Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. Politik Hukum, 2016, hlm.18

11
politik yang ditandai dengan keberhasilan pembuatan peraturan
perundang- undangan berbagai bidang hukum tetapi pelaksanaan fungsi
atau penegakan fungsi hukum cenderung semakin lemah.27

E. Prinsip Ideologi Politik

Gilbert Abcarian dan George E. Massanat, dikutip oleh Cheppy


Haricahyono, dalam buku M. Solly Lubis, mengatakan ada lima macam
prinsip utama Ideologi Politik, yang dalam uraian ini akan dilihat
kaitannya dengan politik hukum dan perundang-undangan sepanjang ada
relevansi dan urgensinya. Prinsip tersebut adalah :

1. Perceptual Selectivity, prinsip ini cenderung membatasi, hanya


menanggapi aspek tertentu saja dari semua persepsi yang mencuat ke
permukaan dalam pencaturan politik.
2. Rationality, secara rasional memilih di antara sikap yang akan
dikembangkan, misalnya dalam mempertahankan status qou atau
terbuka.
3. Scriptualism, prinsip ini dilatarbelakangi keyakinan penganutnya
terhadap scipto yaitu ajaran yang tertentu mengandung kebenaran yang
harus di ikuti.
4. Normative Certitude28, dalam hal ini moral sense sebagai sebagai
ajaran moralitas menjadi fondasi bagi idealisme politis bagi
penganutnya.
5. Trancendentalis, suatu ideologi yang diyakini sebagai suatu yang akan
membawa pengikutnya kepada suatu visi yang dinilai lebih baik.

F. Sumber dan Ruang Lingkup Politik Hukum

Sebagaimana dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, politik


hukum diartikan sebagai kebijakan dasar penyelenggara negara dalam
bidang hukum yang akan, sedang dan berlaku yang bersumber dari nilai –
nilai yang berlaku di masyarakat untuk suatu tujuan negara yang dicita-

27
Ibid
28
Ibid hlm.10

12
citakan. Mariam Budiarjo berpendapat bahwa kekuasaan politik diartikan
sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pemerintah baik dari segi
terbentuknya ataupun akibat-akibatnya, sesuai dengan pemegang dalam
kekuasaan itu sendiri. 29

Sumber keseluruhan Politik Hukum Nasional Indonesia merupakan


pembukaan dan pasal-pasal dalm UUD 1954. Ada dua alasan yang
menjadi penegasan sumber ini, yaitu :

1. Pembukaan dan pasal – pasal UUD 1945 yang memuat tujuan, dasar,
cita hukum dan norma dasar negara yang menjadi pijakan politik
hukum di indonesia.
2. Pembukaan dan pasal – pasal UUD 1945 mengandung nilai-nilai khas
yang bersumber dari pandangan dan budaya bangsa warisan nenek
moyang sejak dahulu.

Selain itu Ruang Lingkup Politik Hukum mencakup beberapa, yaitu :

1. Penggalian nilai-nilai aspirasi pada masyarakat bagi pihak yang


berwenang merumuskan politik hukum.
2. Proses perdebatan nilai dan aspirasi ke dalam bentuk rancangan
peraturan oleh penyelenggara yang berwenang merumuskan politik
hukum.
3. Penyelenggara yang berwenang merumuskan dan menetapkan politik
hukum.
4. Peraturan perundang-undangan yang memuat politik hukum.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan politik hukum.
6. Pelaksana peraturan yang merupakan implementasi dari politik hukum
suatu negara.
7. Arah penegakkan hukum yang berbasis pada keadilan masyarakat.

29
Mariam Budiarjo, Dasar-dasar ilmu politik, Jakarta, Gramedia Pustaka, 2005. hlm.18

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem hukum merupakan kesatuan unsur-unsur (yaitu peraturan,


penetapan) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial,
ekonomi, sejarah, dan sebagainya.
Sistem hukum Indonesia berasal dari Belanda sebagai negara yang
pernah menguasai Indonesia, sehingga sistem hukum Belanda pun
diterapkan di Indonesia berdasarkan asas konkordansi. Hukum Belanda
berada dalam lingkungan sistem hukum Eropa Kontinental (Civil Law),
maka sistem hukum Indonesia juga termasuk dalam lingkungan sistem
hukum civil law, sehingga sudah barang tentu hakim Indonesia dalam
memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara, termasuk pula
didalamnya mengenai masalah penemuan hukum, dipengaruhi oleh sistem
hukum civil law tersebut.
Menurut Mahfud MD politik hukum adalah ”legal policy atau garis
(kebijakan) resmi tentang hukum yang akan diberlakukan baik dengan
pembuatan hukum baru yang akan diberlakukan baik dengan pembuatan
hukum baru maupun dengan penggantian hukum lama, dalam rangka
mencapai tujuan Negara”.

14
DAFTAR PUSTAKA

Huda, H. Misbahul; Sh, M. Perbandingan Sistem Hukum. Cv Cendekia


Press, 2020.

Abdul Halim, Barkatullah. Budaya Hukum Masyarakat Dalam Perspektif


Sistem Hukum. Jurnal Uksw, 2013.

Huda, H. Misbahul; Sh, M. Perbandingan Sistem Hukum. Cv Cendekia


Press, 2020.

Siregar, Fatahuddin Aziz. "Ciri Hukum Adat Dan Karaktristiknya." Jurnal


Al-Maqasid: Jurnal Ilmu Kesyariahan Dan Keperdataan 4.2 (2018): 1-14.

Ramadhani, Rahmat. "[Editor] Buku Ajar Hukum Perdata Dalam


Yurisprudensi Penulis Rachmat Abduh." Kumpulan Berkas Kepangkatan Dosen
(2023).

15

Anda mungkin juga menyukai