Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SISTEM HUKUM
D
I
S
U
S
U
N
Oleh
Kelompok 8 :
1. M. Nabil Pramudya 2306200309
2. Tiara Revita Vidandi 2306200441
3. Rizqi Pratama Hidayat 2306200474
4. Mia Audina Br Sitepu 2306200482
5. Rafly Ramanda Sitepu PB 2306200662P
SEMESTER 1/J1

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA
UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala
karunia dan rahmat yang telah diberikan-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada
Rasulullah dan junjungan kita Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini telah kami susun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pengantar Ilmu Hukum. Dalam penyusunannya kami telah berusaha
semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari berbagai pihak sehingga
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dan urutan
pembahasannya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada menerima segala
saran dan kritik dari pembaca dan tim pengajar agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Sistem Hukum ini
dapat memberikan manfaat dan menambah ilmu terhadap pembaca.

Medan, 26 Oktober 2023

Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem hukum menurut L. M. Friedman tersusun dari subsistem
hukum yang berupa substansi hukum, sistem hukum, dan budaya hukum.
Ketiga unsur sistem hukum ini sangat menentukan apakah suatu sistem
hukum dapat berjalan dengan baik atau tidak. Substansi hukum biasanya
menyangkut aspek-aspek pengaturan hukum atau peraturan-peraturan
perundang-undangan. Penekanannya, struktur hukum lebih kepada
aparatur serta sarana dan prasarana hukum itu sendiri. Sementara itu,
budaya hukum menyangkut prilaku masyarakatnya.
Hukum di Indonesia pada dasarnya diciptakan untuk mengatur dan
mengarahkan perilaku manusia atau masyarakat kearah yang baik, hal ini
dituangkan dalam undang-undang baik tertulis maupun tidak tertulis.
Hukum tersebut memiliki konsekuensi hukuman yang harus diterima bagi
pelanggar undang-undang itu sendiri, dari sanksi sosial, sanksi denda
bahkan sanksi pidana yang dapat dipenjaranya pelanggar peraturan
tersebut.
Hukum yang berlaku di Indonesia memiliki beberapa sumber yang
sebelum merdeka sudah berlaku, antara lain hukum yang bersumber dari
agama, hukum yang bersumber dari adat atau kebiasaan dan hukum yang
bersumber dari negara lain yang menjajah Indonesia. Ketiga sumber
hukum tersebut sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan satu
dengan lain, karena apabila hukum negara ditegakkan di wilayah yang
sangat menjunjung tinggi hukum adat maka keberadaan hukum itu sendiri
akan berbenturan dengan masyarakat. Hal ini sangat berbanding terbalik
dengan tujuan hukum itu sendiri yaitu menciptakan mengatur dan
mengarahkan manusia untuk lebih baik.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah berjudul “Sistem Hukum” ini
yaitu, sebagai berikut :
1. Apa pengertian sistem ?
2. Apa saja unsur-unsur sistem ?
3. Bagaimana hukum sebagai suatu sistem ?
4. Apa saja unsur-unsur sistem hukum ?
5. Bagaimana sistem hukum di dunia ?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian sistem.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam sistem.
3. Untuk mengetahui hukum sebagai suatu sistem.
4. Untuk mengetahui unsur-unsur sistem hukum.
5. Untuk mengetahui sistem hukum di dunia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem
Secara etimologi, Sistem berasal dari bahasa Latin Systema dan
bahasa Yunani Sustema yang berarti suatu kesatuan yang terdiri dari
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai tujuan.
Secara umum, Sistem adalah suatu kumpulan objek atau unsur-
unsur atau bagian-bagian yang memiliki arti berbeda-beda yang saling
memiliki hubungan, saling berkerja sama dan saling memengaruhi satu
sama lain serta memiliki keterikatan pada rencana atau plane yang sama
dalam mencapai suatu tujuan tertentu pada lingkungan yang kompleks.
Secara terminologi, sistem dipakai dalam berbagai macam cara
yang luas sehingga sangat sulit untuk mendefinisikan atau mengartikannya
sebagai suatu pernyataan yang merangkum seluruh penggunaannya dan
yang cukup ringkas untuk dapat memenuhi apa yang menjadi maksudnya.
Hal tersebut disebabkan bahwa pengertian sistem itu bergantung dari latar
belakang mengenai cara pandang orang yang mencoba untuk
mendefinisikannya. Semisal, menurut hukum bahwa Sistem dipandang
sebagai suatu kumpulan aturan-aturan yang membatasi, baik dari kapasitas
sistem itu sendiri maupun lingkungan dimana sistem itu sedang berada
untuk memberikan jaminan keadilan dan keserasian.
Suatu sistem adalah jaringan kerja prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Menurut Murdik bahwa sistem
adalah seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur
atau bagian pengolahan yang mencari suatu tujuan-tujuan bersama dengan
mengoperasikan data atau barang pada waktu tertentu untuk menghasilkan
informasi atau energi atau barang.
Pengertian Sistem Menurut Para Ahli :
1. Pengertian Sistem menurut Arifin Rahman
Arifin rahman mengatakan bahwa Sistem dalam kamus
Webster New Collegiate Dictionary menyatakan bahwa kata
“syn” dan “Histanai” berasal dari bahasa Yunani, artinya
menempatkan bersama. Sehingga menurut Arifin Rahman
bahwa Pengertian Sistem adalah sekumpulan beberapa
pendapat (Collection of opinions), prinsip-prinsip, dan lain-lain
yang telah membentuk satu kesatuan yang saling berhubungan
antar satu sama lain.
2. Pengertian Sistem Menurut Ludwig Von Bertallanffy Ludwig
Von Bertallanffy menyatakan bahwa pengertian sistem adalah
suatu kumpulan unsur yang berada pada kondisi yang saling
berinteraksi.
3. Pengertian Sistem menurut R. Fagen dan A. Hall
R.Fagen Dan A.HAll menyatakan bahwa pengertian sistem
adalah suatu kumpulan objek yang meliputi hubungan antara
objek tersebut atau Understanding of the system is a set of
objects, which includes the relationship between the objeck,
serta hubungan antara sifat yang merekapunya (the relationship
between their properties).
4. Pengertian Sistem menurut Romney
Romney menyatakan sistem adalah suatu rangkaian yang
terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan
dan saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
dimana sistem biasa nya terbagi dalam sub system yang lebih
kecil yang mendukung system yang lebih besar.
5. Pengertian Sistem menurut Sutarman
Sutarman menyatakan sistem adalah kumpulan elemen yang
saling berinteraksi dalam suatu kesatuan untuk menjalankan
suatu proses pencapaian suatu tujuan utama.
6. Pengertian Sistem menurut Sigit
Menurut Sigit bahwa sistem memiliki komponen-komponen
diantaranya : Penghubung sistem, batasan sistem lingkungan
luar, masukan, keluaran, dan tujuan.
7. Pengertian Sistem menurut Budiarti
Budiarti menyatakan bahwa elemen sistem adalah bagian yang
terkecil yang teridentifikasi, ini merupakan penyusunan dari
sistem.
8. Pengertian Sistem menurut Jogianto
Jogianto menyatakan sistem adalah kumpulan dari elemen-
elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan
kesatuan yang nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang
yang betul-betul ada dan terjadi.
9. Pengertian Sistem menurut Indrajit
Indrajit menyatakan sistem adalah kumpulan-kumpulan dari
komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara
satu denganlainnya.
10. Pengertian Sistem menurut Lani Sidharta
Lani Sidharta menyatakan sistem adalah himpunan dari bagian-
bagianyang saling berhubungan, yang secara bersama mencapai
tujuan-tujuan yang sama
11. Pengertian Sistem menurut Murdick R.G.
Murdick, R. G. menyatakan sistem adalah seperangkat elemen
yangmembentuk kumpulan atau prosedur-prosedur atau bagan-
baganpengolahan yang mencari suatu tujuan bagian atau tujuan
bersamadengan mengoperasikan data dan/atau barang pada
waktu rujukantertentu untuk menghasilkan informasi dan/atau
energi dan/atau barang.
12. Pengertian Sistem menurut Davis G.B.
Davis, G. B. menyatakan sistem adalah kumpulan dari elemen-
elemenyang beroperai bersama-sama untuk menyelesaikan
suatu sasaran.

Komponen dan Karakteristik sistem adalah bagian yang


membentuk sebuah sistem, diantaranya :
1. Objek, merupakan bagian, elemen atau variabel. Ia dapat
berupa benda fisik, abstrak atau keduanya.
2. Atribut, merupakan penentu kualitas atau sifat kepemilikan
sistem dan objeknya.
3. Hubungan internal, merupakan penghubungan diantara objek-
objek yang terdapat dalam sebuah sistem.
4. Lingkungan, merupakan tempat dimana sistem berada.
5. Tujuan, setiap sistem memiliki tujuan dan tujuan inilah yang
menjadi motivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan,
sistem menjadi tidak terkendali. Tentu tujuan antara satu sistem
dengan sistem yang lain berbeda.
6. Masukan, adalah sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan untuk di proses. Masukan tersebut
dapat berupa hal-hal yang tampak fisik (bahan mentah) atau
yang tidak tampak (jasa).
7. Proses, adalah bagian yang melakukan perubahan dari masukan
menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai (informasi)
atau yang tidak berguna (limbah)
8. Keluaran, adalah hasil dari proses. Pada sistem informasi
berupa informasi atau laporan, dsb.
9. Batas, adalah pemisah antara sistem dan daerah luar sistem.
Batas disini menentukan konfigurasi, ruang lingkup atau
kemampuan sistem. Batas juga dapat diubah atau dimodifikasi
sehingga dapat merubah perilaku sistem.
10. Mekanisme dan umpan balik, pengendalian dan umpan balik,
digunakan untuk mengendalikan masukan atau proses.
Tujuannya untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan
tujuan.

Pengertian Sistem secara umum merupakan kumpulan komponen


atau elemen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Sistem memerlukan sumber data yang akan mengubah input menjadi
output.

A. Unsur-unsur Sistem
Unsur-unsur yang mewakili sistem secara umum yaitu masukan
(input), pengolahan (processing), dan keluaran (output). Disamping itu
suatu sistem tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Setiap sistem
memiliki 4 unsur, yaitu :
1. Obyek, di dalam sistem terdapat sekumpulan obyek (fisik/
abstrak) dalam bentuk elemen, bagian, atau variabel.
2. Atribut, sesuatu yang menentukan mutu atau sifat kepemilikan
suatu sistem dan obyeknya.
3. Hubungan internal, setiap elemen saling terikat menjadi satu
kesatuan.
4. Lingkungan, tempat atau wilayah dimana sistem berada.

Sedangkan elemen pembentuk suatu sistem dapat dibagi menjadi


tujuh bagian, yaitu :
1. Tujuan, sistem dibuat untuk mencapai tujuan (output) tertentu
yang ingin dicapai.
2. Masukan, semuanya yang masuk ke dalam sistem akan di
proses, baik itu obyek fisik maupun abstrak.
3. Proses, yaitu transformasi dari masukan menjadi keluaran yang
lebih memiliki nilai, misalnya produk atau informasi. Namun
juga bisa dapat berupa hal yang tak berguna.
4. Keluaran, ini adalah hasil dari pemrosesan dimana wujudnya
bisa dalam bentuk informasi, saran, cetakan laporan, produk,
dan lain-lain.
5. Batas, sesuatu yang memisahkan antara sistem dan daerah di
luar sistem. Dalam hal batas akan menentukan konfigurasi,
ruang lingkup dan hal-hal lainnya.
6. Pengendalian dan Umpan Balik, mekanismenya dapat
dilakukan dengan memakai feedback terhadap keluaran untuk
mengendalikan masukan maupun proses.
7. Lingkungan, segala sesuatu diluar sistem, baik menguntungkan
maupun merugikan.

Rachmadi Usman menyimpulkan hal-hal yang merupakan ciri-ciri


atau unsur-unsur dan sistem sebagai berikut :
1. Sistem itu merupakan suatu struktur dari tatanan yang teratur
dan tersusun dalam tatanannya secara tertata, sistematik,
metodologis, dan konsisten. Artinya, tatanan yang ada di dalam
sistem tersebut diletakkan pada tempatnya sesuai fungsi yang
dimilikinya.
2. Struktur dari tatanan tersebut yang teratur dan tersusun dalam
tatanannya merupakan suatu kesatuan keseluruhan dan totalitas
secara utuh dan padu yang terdiri atas beberapa unsur,
komponen, atau bagian, yang merupakan subsistem dari sistem
tadi.
3. Unsur, komponen atau bagian yang merupakan subsistem tadi,
mempunyai fungsi masing-masing sesuai dengan
fungsionalnya, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk antar
unsur, komponen, atau bagian yang terdapat dalam satu sistem
tadi, artinya berbagai subsistem yang ada di dalam sistem
mempunyai hubungan secara fungsional saling mengait satu
sama lainnya, sehingga terbentuk dalam suatu eksistensi yang
utuh dan padu.
4. Unsur, komponen atau bagian yang merupakan subsistem dari
suatu sistem tersebut disusun menurut struktur, bentuk, pola
atau rencana tertentu yang sebelumnya terlebih dahulu
ditetapkan sebagai hasil dari suatu pemikiran atau memang
secara alamiah unsur tadi terbentuk.
5. Struktur, bentuk, pola atau rencana tertentu tadi disusun
berdasarkan asas-asas atau pedoman-pedoman tertentu yang
merupakan patokan dasar yang harus dimiliki oleh suatu sistem
sehingga tidak akan menimbulkan konflik, pembenturan,
pertentangan atau tumpang-tindih antar subsistem yang terdapat
dalam suatu sistem.
6. Dalam hal tertentu, sistem dapat berinteraksi dengan
lingkungannya yang berada di luar sistem untuk mengadakan
penyesuaian seperlunya secara otomatik, sehingga tidak akan
mengganggu keutuhan dan kepaduan eksistensi sistem tersebut,
artinya di dalam sistem yang baik menemui adanya mekanisme
tertentu yang berfungsi memperlancar jalannya sistem tadi.
7. Apa yang dilakukan atau dijalankan oleh sistem tadi tentunya
berorientasi pada tujuan tertentu yang hendak dicapai, yang
sebelumnya ditetapkan dahulu dan atas dasar itulah disusun
rencana. Pola atau bentuk yang akan memberikan kemungkinan
yang paling terbaik untuk tercapainya tujuan tertentu yang
hendak dicapai oleh suatu sistem.

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang


diantaranya sebagai berikut :
1. Sistem Abstrak (Abstract System) dan Sistem Fisik (Physical
Syste)
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-
ide yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan sistem fisik
berupa pemikiran atau ide-ide yang tampak secara fisik.
2. Sistem Alamiah (Natural System) dan Sistem Buatan Manusia
(Human Made System)
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses secara
alam, tidak dibuat oleh manusia. Sedangkan sistem buatan
manusia merupakan sistem yang melibatkan interaksi manusia
dengan mesin, yang disebut dengan “Human Machine System.”
3. Sistem (Deterministic) dan Sistem tak tertentu (Probabilistic)
Sistem tertentu adalah sistem yang operasionalnya dapat
diprediksikan terlebih dahulu. Sedangkan sistem tak tentu
adalah sistem yang mengandung unsur probabilitas dalam
pelaksanaannya.
4. Sistem Tertutup (Close System) dan Sistem Terbuka (Open
System)
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak memiliki interaksi
dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sedangkan
sistem terbuka adalah sistem yang memiliki interaksi dengan
lingkungan luarnya.

B. Hukum Sebagai Sistem


Hukum merupakan suatu sistem, hukum merupakan tatanan,
merupakan suatu kesatuan yang utuh yang terdiri dari bagian-bagian
yang saling berkaitan erat satu sama lain yang mempunyai interaksi
satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan kesatuan
tersebut. Kesatuan tersebut diterapkan terhadap kompleks unsur-
unsur yuridis seperti peraturan hukum, asas hukum dan pengertian
hukum. Untuk mencapai suatu tujuan kesatuan tersebut perlu kerja
sama antara bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut menurut rencana
dari pola tertentu. Dalam sistem hukum yang baik tidak boleh terjadi
pertentangan-pertentangan atau benturan antara bagian-bagian. Selain
itu juga tidak boleh terjadi duplikasi atau tumpang-tindih di antara
bagian-bagian yang ada (overlapping). Jika pertentangan atau
kontradiksi tersebut terjadi, sistem itu sendiri yang harus
menyelesaikan hingga tidak berlarut-larut.
Suatu sistem menyelesaikan beberapa asas yang menjadi pedoman
dalam pembentukannya. Dapat dikatakan bahwa suatu sistem tidak
terlepas dari asas-asas yang mendukungnya. Oleh karena hukum itu
merupakan suatu sistem, artinya suatu susunan atau tataan teratur dari
aturan-aturan hidup, keseluruhannya terdiri dari bagian-bagian yang
berkaitan satu sama lain. Misalnya, hukum perdata sebagai sistem
hukum positif. Sebagai keseluruhan di dalam terdiri dari bagian-
bagian yang mengatur tentang hidup manusia sejak lahir sampai
meninggal dunia. Dari bagian-bagian itu dapat dilihat kaitan aturannya
sejak seseorang dilahirkan, hidup sebagai manusia yang memiliki hak
dan kewajiban dan suatu waktu keinginan untuk melanjutkan
keturunan, dilaksanakann dengan membentuk keluarga. Dalam
kehidupan sehari-hari manusia juga memiliki kekayaan yang
dipelihara dan dipertahankan dengan baik. Pada saat meninggal
semuanya akan ditinggalkan untuk diwariskan kepada yang berhak
Dari bagian-bagian sistem hukum perdata itu, terdapat aturan-aturan
hukum yang berkaitan secara teratur. Keseluruhannya merupakan
peraturan hidup manusia dalam keperdataan (hubungan manusia satu
sama lainnya demi hidup). Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa sistem hukum adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang
terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur yang satu sama lain saling
berhubungan dan berkaitan secara erat. Untuk mencapai suatu tujuan
kesatuan tersebut perlu kerja sama antara bagian-bagian atau unsur-
unsur tersebut menurut rencana dan pola tertentu.
Di atas telah disebutkan bahwa hukum merupakan suatu sistem.
Hukum merupakan sistem yang terbuka, maksudnya adalah
mempunyai hubungan timbal balik dengan lingkungannya. Unsur-
unsur yang tidak merupakan bagian sistem mempunyai pengaruh
terhadap unsur-unsur di dalam sistem. Sistem hukum dipengaruhi oleh
faktor sosial, politik, ekonomi, agama, sejarah, geografi, dan lain
sebagainya. Sistem hukum merupakan kesatuan unsur-unsur
(diantaranya peraturan, penetapan) yang dipengaruhi oleh faktor-
faktor kebudayaan, sosial, ekonomi, sejarah, dan lain sebagainya.
Sistem hukum mempengaruhi faktor-faktor di luar sistem hukum
tersebut.
Peraturan-peraturan hukum itu terbuka untuk penafsiran yang
berbeda, oleh karena itu selalu terjadi perkembangan. Misalnya,
hukum perjanjian setiap orang bebas untuk membuat jenis perjanjian
apa pun di luar yang ditentukan dalam undang-undang (asas
kebebasan berkontrak dalam Pasal 1338 BW). Namun demikian,
dalam sistem hukum juga terdapat bagian-bagian yang sifatnya
tertutup. Maksudnya adalah pembentuk undang-undang (legislator)
tidak memberi kebebasan dan keleluasaan untuk melakukan
pembentukan hukum. Ketentuan hukum yang bersifat tertutup ini
misalnya adalah ketentuan hukum pidana, hukum keluarga dan hukum
benda.
Sistem hukum merupakan suatu kesatuan hakiki dan terbagi-bagi
dalam bagian-bagian, dan juga terdapat subsistem. Hukum yang
merupakan sistem tersusun atas sejumlah bagian yang masing-masing
juga merupakan sistem yang dinamakan subsistem. Kesemuanyan itu
bersama-sama merupakan satu kesatuan yang utuh. Contoh sistem
hukum positif Indonesia. Dalam sistem hukum positif Indonesia
tersebut terdapat subsistem hukum perdata, subsistem hukum pidana,
subsistem hukum tata negara, dan lain-lain yang satu sama lain saling
berbeda. Sistem hukum di dunia ini ada bermacam-macam, yang satu
dengan lainnya pun berbeda-beda.
Sebagai suatu sistem, Hukum Indonesia terdiri atas subsistem atau
elemen-elemen hukum yang beraneka, antara lain Hukum Tata Negara
(yang bagian-bagiannya terdiri dari Hukum Tata Negara dalam arti
sempit dan Hukum Tata Pemerintahan), Hukum Perdata (yang bagian-
bagiannya terdiri atas Hukum Perdata dalam arti sempit, Hukum
Acara Perdata dan Hukum Dagang atau Hukum Bisnis), Hukum
Pidana (yang bagian-bagiannya terdiri dari hukum Pidana Umum,
Hukum Pidana Tentara, Hukum Pidana Ekonomi serta Hukum Acara
Pidana) serta Hukum Internasional (yang terdiri atas Hukum
Internasional Publik dan Hukum Perdata Internasional)
Sistem yang baik sebagai satu kesatuan yang bulat, tidak
menghendaki adanya kontradiksi atau konflik di dalamnya. Setiap
masalah atau persoalan akan dapat ditemukan jawabannya atau
penyelesaiannya dalam kerangka sistem itu sendiri. Misalnya, konflik
aturan yang ada dalam peraturan perundang-undangan, maka dapat
diselesaikan dengan asas preferensi hukum. Preferensi hukum tersebut
di antaranya yaitu : (a) lex superior derogat legi inferiori; (b) lex
spesialis derogat legi generali; dan (c) lex posteriori derogat legi
priori. Di samping itu juga dapat menggunakan metode rechtsvinding
(penemuan hukum), argumentasi hukum, penghalusan hukum maupun
kontruksi hukum.

C. Unsur-unsur Sistem Hukum


Unsur hukum adalah komponen atau bagian-bagian yang
membentuk sistem hukum suatu negara. Unsur hukum ini mencakup
prinsip-prinsip dasar hukum, aturan-aturan hukum, dan lembaga-
lembaga yang terkait dengan sistem hukum tersebut.
Unsur hukum meliputi prinsip-prinsip dasar, aturan-aturan hukum,
dan lembaga-lembaga yang terkait. Prinsip-prinsip dasar biasanya
terdapat dalam konstitusi atau undang-undang dasar, sedangkan
aturan-aturan hukum mencakup hukum pidana, perdata, tata negara,
dan internasional. Lembaga-lembaga hukum seperti lembaga peradilan
dan kepolisian bertugas untuk menjalankan aturan-aturan hukum
tersebut. Ketiga unsur hukum saling terkait dan penting untuk menjaga
keamanan dan keadilan dalam masyarakat. Suatu negara harus
memiliki sistem hukum yang kuat dan terorganisir untuk mencapai
tujuan tersebut.

Berikut Unsur-Unsur Hukum yang Ada di Indonesia :


1. Konstitusi
Konstitusi adalah undang-undang dasar yang menjadi landasan
hukum bagi suatu negara. Di Indonesia, Undang-Undang Dasar
1945 (UUD 1945) adalah konstitusi yang berlaku. UUD 1945
berisi prinsip-prinsip dasar negara, hak asasi manusia, tata
negara, serta hubungan antara lembaga negara dan masyarakat.
2. Peraturan Perundang-Undangan
Peraturan perundang-undangan adalah aturan hukum yang
dikeluarkan oleh pemerintah untuk mengatur kehidupan
masyarakat. Di Indonesia, peraturan perundang-undangan
dibuat oleh DPR, Presiden, dan Mahkamah Agung. Peraturan
perundang-undangan yang ada di Indonesia antara lain UU,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, dan Peraturan
Menteri.
3. Putusan Pengadilan
Putusan pengadilan adalah hasil dari proses persidangan yang
menentukan hak dan kewajiban suatu pihak. Putusan
pengadilan dapat dijadikan acuan dalam menyelesaikan
sengketa hukum yang serupa di masa depan.
4. Kebiasaan
Kebiasaan adalah cara hidup atau perilaku yang diakui oleh
masyarakat. Kebiasaan dapat menjadi dasar hukum apabila
diakui oleh masyarakat dan dijadikan praktek yang terus
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Doktrin Hukum
Doktrin hukum adalah pandangan atau teori tentang hukum
yang dikembangkan oleh para ahli hukum. Doktrin hukum
dapat menjadi acuan dalam mengambil keputusan dalam kasus-
kasus hukum yang kompleks.
6. Adat
Adat adalah aturan hukum yang berlaku di masyarakat adat.
Adat biasanya mengatur tentang tata cara hidup, hubungan
sosial, dan sistem kepercayaan masyarakat adat. Adat dapat
menjadi dasar hukum apabila diakui oleh masyarakat dan
dijadikan praktek yang terus dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Hukum Internasional
Hukum internasional adalah aturan hukum yang berlaku di
antara negara-negara di dunia. Indonesia sebagai negara
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga mengikuti
aturan hukum internasional yang ditetapkan oleh organisasi
internasional tersebut.
Itulah beberapa unsur hukum yang ada di Indonesia. Keberadaan
unsur-unsur tersebut sangat penting untuk menjaga kestabilan hukum
dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena
itu, sebagai warga negara yang baik, kita harus mematuhi dan
menghargai setiap unsur hukum yang berlaku di Indonesia. Dan
prasarana hukum, budaya hukum, dan pendidikan hukum.
Sistem hukum nasional secara umum memiliki tiga pokok
unsur,yaitu :
1. Materi Hukum
Materi hukum dalam sistem hukum nasional yaitu kaidah-
kaidah yang ada di peraturan perundang-undangan, baik tertulis
atau tidak tertulis yang berkembang di tengah-tengah
masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Hukum bersifat
mengikat masyarakat di dalamnya. Untuk memahami materi
hukum di dalam sistem hukum nasional terdapat tiga faktor
yang berkaitan, yaitu:

 Penggolongan Hukum
Indonesia memiliki jenis hukum yang cukup beragam,
di mana setiap jenisnya memiliki substansi materi yang
berbeda-beda. Penggolongan hukum tersebut adalah:
a. Hukum berdasarkan bentuknya terbagi menjadi
hukum tertulis, hukum tidak tertulis, dan hukum
peradilan.
b. Hukum berdasarkan isi atau kepentingan yang
diaturnya, seperti hukum publik dan hukum privat.
c. Hukum berdasarkan kekuatan berlaku atau sifatnya.
d. Hukum berdasarkan tugas dan fungsinya, seperti
hukum materiil dan hukum formal.
e. Hukum berdasarkan tempat atau ruang lingkup
berlakunya.
f. Hukum berdasarkan waktu berlakunya.
g. Hukum berdasarkan luas berlakunya, yaitu hukum
umum dan hukum khusus.
h. Hukum berdasarkan subyek yang diaturnya, seperti
hukum satu golongan, hukum semua golongan, dan
hukum antargolongan.
i. Hukum berdasarkan hubungan yang diaturnya, yaitu
hukum obyektik dan hukum subyektif.
j. Hukum berdasarkan sumbernya.

2. Struktur Kelembagaan Hukum


Sistem atau mekanisme kelembagaan yang menopang
pembentukan dan penyelenggaraan hukum di Indonesia disebut
sistem kelembagaan hukum.
Berikut strukturnya :
 Lembaga peradilan : Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, dan Komisi Yudisial.
 Aparatur penyelenggara hukum : Kepolisian, kejaksaan,
dan kehakiman.
 Mekanisme-mekanisme penyelenggaraan hukum.
 Sistem pengawasan pelaksanaan hukum.

3. Budaya Hukum
Budaya Hukum ini menunjuk kesadaran hukum di tengah-
tengah masyarakat. Semakin tinggi kesadaran hukum
masyarakat, maka semakin tinggi dukungan terciptanya sistem
hukum nasional yang baik.

Unsur hukum meliputi prinsip-prinsip dasar, aturan-aturan hukum,


dan lembaga-lembaga yang terkait. Prinsip-prinsip dasar biasanya
terdapat dalam konstitusi atau undang-undang dasar, sedangkan
aturan-aturan hukum mencakup hukum pidana, perdata, tata negara,
dan internasional.

Beberapa beberapa unsur hukum menurut C.S.T Kansil, (1989: 38


– 39) yaitu: a). peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam
pergaulan masyarakat; b). peraturan itu diadakan oleh badan-badan
resmi yang berwajib; c). peraturan itu bersifat memaksa; d).sanksi
terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

D. Sistem Hukum di Dunia


Sistem hukum sifatnya terbuka dan dapat dipengaruhi serta
mempengaruhi sistem lain di luar hukum. Oleh karena itu, dalam
sistem hukum terdapat persamaan dan perbedaan. Manusia yang hidup
di dunia memerlukan hukum, sebab hukum selain dapat mencegah
terjadinya konflik juga dapat menanggulanginya apabila konflik itu
telah terjadi. Berdasarkan itulah masing-masing negara di dunia
memiliki sistem hukum yang disesuaikan dengan karakter
masyarakatnya. Berikut beberapa sistem hukum yang berlaku di
dunia, yaitu :
1. Sistem Hukum Eropa Kontinental (Civil Law System)
Sistem hukum ini dianut oleh negara-negara Eropa
Kontinental yang berakar dan bersumber dari hukum Romawi,
yang disebut dengan civil law. Penggunaan terminologi civil law
adalah karena hukum Romawi berasal dari karya Raja Justinianus,
yakni Corpus Juris Civilis. Corpus Juris Civilis adalah kompilasi
aturan hukum yang dibuat atas arahan Raja Justinianus, berisi
kodifikasi hukum yang bersumber dari keputusan raja-raja
sebelumnya, dengan tambahan modifikasi yang disesuaikan
dengan kondisi sosial dan ekonomi pada zaman itu.
Ciri sistem hukum Eropa Kontinental adalah lebih
mengutamakan rechtsstaat atau negara hukum yang memiliki
berkarakter administratif dan menganggap hukum itu tertulis.
Artinya, kebenaran hukum dan keadilan terletak pada ketentuan
yang tertulis. Sistem hukum civil law digunakan di beberapa
negara, seperti Prancis, Jerman, Italia, Swiss, Austria, Amerika
Latin, Turki, beberapa negara Arab, Afrika Utara dan Madagaskar.
2. Sistem HukumAnglo Saxon (Common Law System)
Sistem hukum Anglo Saxon adalah sistem hukum yang
berkembang sejak abad ke-16 di Inggris. Dalam sistem Anglo
Saxon, tidak dikenal sumber hukum baku dan tertulis sebagaimana
dikenal dalam civil law system. Menurut common law system,
sumber hukum tertinggi merupakan kebiasaan masyarakat yang
dikembangkan di pengadilan atau telah menjadi keputusan
pengadilan. Sumber hukum yang berasal dari kebiasaan inilah
yang kemudian menjadikan sistem hukum ini disebut common law
system atau unwritten law, yang artinya hukum tidak tertulis.
Perbedaan paling spesifik antara common law system dan
civil law system terletak pada sumber hukum positif, yakni dalam
common law system sumber utama nya adalah putusan hakim atau
judge made law. Sedangkan dalam civil law system, sumber
hukumnya merupakan perundang-undangan.
Beberapa negara yang menganut sistem hukum common
law atau Anglo Saxon adalah Inggris, India, Afghanistan,
Australia, Kanada, Fiji, dan lain-lain.

3. Sistem Hukum Islam


Salah satu ciri khas terkuat dari sistem hukum Islam yang
membedakan dengan sistem Eropa Kontinental dan Anglo Saxon
adalah dasar hukum pelaksanaannya yang berlandaskan pada kitab
suci agama Islam dan ajaran sunah Nabi Muhammad berupa al-
Quran dan al-Hadits.
Berdasarkan sunah, hukum Islam adalah hukum yang statis
dan tidak mungkin dilakukan amandemen seperti pada sistem
Eropa Kontinental dan dan Anglo Saxon. Namun, perubahan
dalam hukum Islam bisa dilakukan dengan metode penafsiran
berdasarkan pada keilmuan dalam tradisi hukum Islam, seperti
melalui fikih, ushul fikih, ulumul hadis melalui metode ijtihad
yang telah ditentukan ulama dan ahli fikih.

4. Sistem Hukum Sosialis


Sistem hukum sosialis adalah sebuah sistem hukum yang
didasari oleh ideologi komunis. Sistem ini lebih berorientasi
sosialis, yakni meletakkan pondasi pada ideologi negara komunis
dengan semangat pada minimalisasi hak-hak pribadi.
Selain itu, negara juga menjadi pengatur dan pendistribusi
hak serta kewajiban warga negaranya. Sehingga, pada sistem
hukum ini kepentingan pribadi melebur dalam kepentingan
bersama.
Beberapa negara yang menerapkan Sistem Hukum Sosialis
adalah Bulgaria, Yugoslavia, Kuba, dan negara-negara bekas
jajahan Uni Soviet.

5. Sistem Hukum Sub-Sahara (African Law System)


African law system adalah sistem hukum yang berorientasi
pada komunitas, dalam arti lain semua hal yang berkaitan dengan
solidaritas sosial dari suatu komunitas menjadi aturan hukum yang
disepakati bersama untuk dijalankan, ditaati dan dipatuhi bersama.
Dalam sistem hukum sub-sahara, semua warga negara
terikat dengan aturan komunitasnya. Dalam negara yang menganut
sistem ini, aturan adat (customary rules) posisinya sangat kuat dan
hampir semua isi hukumnya adalah kodifikasi dari aturan-aturan
adat.

6. Sistem Hukum Asia Timur Jauh (Far East Law)


Ciri utama dari far east law system adalah menekankan
harmoni dan tatanan sosial. Artinya, sistem ini selalu berusaha
untuk memperkuat harmoni dan tatanan sosial, dan tidak
menyukai hadirnya konflik secara terbuka. Hal tersebut
disebabkan karena konflik terbuka cenderung mendorong lahirnya
disintegrasi dan memecah tatanan sosial
Akibatnya, dalam sistem hukum ini masyarakat
menghindari proses litigasi hukum dan lebih memilih
menyelesaikan konflik media non hukum. Sistem hukum Asia
Timur Jauh dipraktikkan di Jepang, Malta, Filipina, Sri Lanka,
Swaziland, dan lainnya.

7. Sistem Hukum Kanonik


Adalah hukum gerejawi internal yang mengatur Gereja
Katolik (baik gereja Latin dan Gereja Katolik Timur), Gereja
Ortodoks Timur (Gereja Ortodoks Oriental), dan Komuni
Anglikan. (Jaya, 2019: 125). Kitab hukum Kanonik dikeluarkan
pada tanggal 25 Januari 1983 oleh Paus Yohanes Paulus II dan
berkekuatan hukum sejak Minggu Pertama Adven (27 November
1983). Konon ini menggantikan Kitab Hukum Kanonik 1917 yang
dikeluarkan oleh Paus Benediktus XV pada tanggal 27 Mei 1917.

8. Sistem Hukum Adat


Sistem hukum adat (Windari, 2018: 41) sebagian besar
terdapat dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan
negara-negara Asia lainnya, seperti China, India, Jepang, dan
negara lain. Istilah hukum adat pertama kali dikemukakan oleh
Snouck Hurgronje, yakni “Adatrecht” (Belanda). Sumber hukum
adat lumrahnya ada pada peraturan-peraturan hukum tidak tertulis,
yang tumbuh berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran
hukum (legal consciousness) masyarakatnya. Hukum adat
mempunyai tipe yang bersifat tradisional dengan berpangkal
kepada kehendak nenek moyang serta dapat menyesuaikan diri
dan elastis. Disparitas dari hukum adat dengan hukum-hukum
lainnya adalah hukumnya bergantung di daerah masing-masing
atawa berlaku di daerahnya sendiri-sendiri dan memiliki pelbagai
macam hukum. Sebagai amsal, Hukum Adat Jawa, Hukum Adat
Bugis, Hukum Adat Aceh, dan masih bejibun hukum adat lainnya.
Hukum adat lazimnya dalam menyelesaikan perkara mereka
menggunakan metode musyawarah dengan orang tertua atau orang
dituakan di daerah tersebut, dan orang yang dituakan maupun
orang tua menjadi penengah dalam suatu perkara sehingga perkara
tersebut diselesaikan oleh ketua adat ataupun orang tua di daerah
lingkungan masyarakatnya. Selain itu, hukumnya bersumber dari
suatu kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan perenial dan menjadi
suatu kewajiban nan harus dilakukan oleh masyarakat itu.

9. Sistem Hukum Masyarakat Eropa


Sistem hukum masyarakat eropa atau Uni Eropa (Asikin,
2019: 89-91) memiliki karakter yang khusus, tunggal, nan lahir
dari suatu entitas politik, sehingga melahirkan sebuah sistem
hukum yangsui generic (memiliki kelasnya sendiri), yang terpisah
dari rumpun sistem hukum Civil Law dan Common Law sehingga
bersifat "supranasional".
Sistem hukum masyarakat Eropa yang didasari oleh
lahirnya Perjanjian Paris Tahun 1951 dan Perjanjian Roma Tahun
1957, telah melahirkan suatu fondasi bagi lahirnya "common law
Eropa", sebuah peraturan yang telah diimplementasikan, baik oleh
institusi yang merancang perjanjian maupun oleh agensi
pembentukan dan penegakan hukum dari negara anggota.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hukum merupakan peraturan di dalam negara yang bersifat
mengikat dan memaksa setiap warga negara untuk menaatinya yang
tidak akan dapat berjalan dengan salah satu unsurnya yang tidak
terpenuhi. Sistem hukum adalah keseluruhan aturan tentang apa yang
seharusnya dilakukan dan apa yang seharusnya tidak dilakukan oleh
manusia yang mengikat dan terpadu dari satuan kegiatan satu sama lain
untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka
dibentuklah kekuasaaan kehakiman dan alat-alat penegak hukum untuk
mengawasi dan mengatur jalannya hukum serta siperlukan partisipasi
dan kesadaran oleh seluruh warga negara dalam pelaksanaan hukum.
Indonesia merujuk pada sistem hukum eropa kontinental (civil
law), dimana lebih mengutamakan peraturan dengan tertulis, seperti
perundang-undangan dan membuatnya sebagai dasar hukum yang
harus diikuti oleh warga negaranya. Sistem hukum ini memperoleh
kekuatan mengikat karena wujud dari hukum tersebut tertulis dan
sifatnya sistematis, lengkap.dan tuntas dalam kodifikasi.

B. Saran
Agar sistem hukum nasional benar-benar terarah untuk
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan pembangunan yang
berkelanjutan maka perlu adanya pengawasan indenpenden yang
berkualitas dan berintegrasi dalam menciptakan kekuasaan kehakiman
yang bebas dan mandiri demi keadilan dan kesejahteraan Indonesia.
Penegakan hukum di Indonesia harusnya lebih jujur dan adil pada
setiap warga negara tanpa memandang siapa pelanggar hukum
tersebut. Dan diperlukan aturan-aturan yang berlaku dan sanksi yang
jelas serta proses peradilan yang lebih terbuka sehingga masyarakat
mengerti dengan aturan-aturan yang berlaku dan membangun
kesadaran diri untuk menaati dan melaksanakan hukum yang berlaku.
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan
menambah pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas.
Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami
juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ridho Saputra. “Pengembangan Sistem Renial Kamera Online, Jurnal


Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu computer” Vol. 2, No.6 (2018),
2221-2226.
M. Prawiro. “Pengertian Sistem: Karakteristik, Unsur, Jenis, dan Contoh
Sistem” melalui www.maxmanroe.com diakses pada 22 Oktober 2023.
https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-sistem.html#unsur-
unsur_dan_elemen_dalam_sistem
“Landasan Teori Unsur-unsur yang Mewakili Suatu Sistem” melalui
elib.unikom.ac.id diakses pada 22 Oktober 2023
https://elib.unikom.ac.id?files/disk1/496/jbptunikompp-gdl-aisyahchai-24786-
2-unikom_q-i.pdf
“Konsep Dasar Sistem” melalui repository.bsi.ac.id diakses pada 22 Oktober
2023
https://repository.bsi.ac.id/repo/files/261171/download/File_10-Bab-II-
Landasan-Teori(1).pdf
Ellyne D.P., Soeslistyowati, O. Moeschtar. Pengantar Hukum Indonesia.
Jakarta: Kencana-Prenadamedia Group, 2023
Bisri Ilhami. Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013
Maksum Rangkuti.“Unsur-unsur Hukum Indonesia” melalui fahum.umsu.ac.id
diakses pada 23 Oktober 2023
https://fahum.umsu.ac.id/unsur-unsur-hukum-indonesia/
Serafica Gischa. “Unsur-unsur Sistem Hukum Nasional” melalui kompas.com
diakses pada 23 Oktober 2023
https://amp.kompas.com/skola/read/2020/09/01/150113269/unsur-unsur-
sistem-hukum-nasional
“Sistem Hukum di Dunia” melalui www.hukumonline.com diakses pada 21
Oktober 2023
https://www.hukumonline.com/
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Rumusan masalah............................................................................................
C. Tujuan..............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................

A. Pengertian Sistem............................................................................................
B. Unsur-unsur Sistem.........................................................................................
C. Hukum sebagai Sistem....................................................................................
D. Unsur-unsur Sistem Hukum............................................................................
E. Sistem Hukum di Dunia..................................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................

A. Kesimpulan......................................................................................................
B. Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

Anda mungkin juga menyukai