Anda di halaman 1dari 15

Kuliah keempat

SISTEM POLITIK
Disusun oleh : Ambia B Boestam

Pendahuluan

Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum
diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak
bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum,
sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering
dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model
matematika seringkali bisa dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti
negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti
provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan
sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

Untuk dapat memahami suatu sistem politik, lebih dahulu dibahas mengenai apa
yang dimaksud dengan system, karena dengan memahami maksud dan pengertian tentang
system akan memberikan pemahaman tentang politik dari perspektif kelembagaan atau
institusi serta pemahaman tentang system politik. Dengan mempelajari system politik akan
terlihat bahwa setiap system akan berhubungan dan memiliki keterkaitan dengan system
lainnya.

Sistem menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017 : 1572) adalah perangkat unsur
yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas atau juga susunan
yang teratur dari pandangan,teori,azas, pemerintahan negara, yang berhubungan dengan
demokrasi,parlementer dlsbnya. Pengertian secara umum tersebut dapat dipahami bahwa
Setiap sistem terdiri dari unsur – unsur yang merupakan bagian terpadu dan saling berkaitan
atau berhubungan dan suatu system merupakan bagian dari system lain yang lebih besar.

1
Menurut Teori system yang dipetakan oleh George Ritzer (dalam Badrun, 2016 : 39)
pada paradigma fakta social , bahwa penggunaan teori ini dikhususkan pada masalah-masalah
social yang berkaitan dengan nilai-nilai,institusi/pranata-pranata social yang mengatur dan
menyelenggarakan eksistensi kehidupan bermasyarakat dan politiksebagai system adalah
bagian yang tidak terelakan sebagai salah satu institusi social yang mengatur dan
menyelenggarakan eksistensi kehidupan bermasyarakat dan bangsa.

Sistem merupakan suatu bagian-bagian atau komponen atau unsur-unsur yang saling
bergantung dan saling ber interaksi satu sama lainnya, karenanya menurut Pito dan Fasyah
(2006 :41) ada dua ciri dari system yang perlu diperhatikan, yakni :

1. Setiap perubahan dalam satu bagian dari system itu mempengaruhi seluruh system
2. Sistem itu bekerja dalam satu lingkungan (environment) yang lebih luas dan bahwa
ada perbatasan antara system mengadakan interaksi dengan lingkungan dipengaruhi
oleh lingkungan itu.

Unsur-unsur dalam sistem meliputi hal-hal berikut:


 Seperangkat komponen, elemen, bagian
 Saling berkaitan dan tergantung
 Kesatuan yang terintegrasi (terkait dan menyatu)
 Memiliki peranan dan tujuan tertentu

Jenis sistem

Ada berbagai tipe sistem berdasarkan kategori:

 Atas dasar keterbukaan:


o sistem terbuka, dimana pihak luar dapat mempengaruhinya.
o sistem tertutup.
 Atas dasar komponen:
o Sistem fisik, dengan komponen materi dan energi.
o Sistem non-fisik atau konsep, berisikan ide-ide.

Elemen sistem

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu : tujuan, masukan, proses,
keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut
penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :

2
1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan
inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem
menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan
sistem yang lain berbeda.
2. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang
berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang
berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah
informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
3. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan
menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai, misalnya berupa informasi dan
produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa
pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada
rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.
4. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran
bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
5. Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar
sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau
kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan
keterbatasan kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi
oleh pembelian pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu
saja batas sebuah sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah
perilaku sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan
dapat mengurangi keterbatasan dana.
6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik , Mekanisme pengendalian (control
mechanism) diwujudkan dengan menggunakan umpan balik (feedback), yang
mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk mengendalikan baik masukan
maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem berjalan sesuai dengan
tujuan.

3
7. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di luar sistem. Lingkungan bisa
berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan
sistem itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan
dikendalikan supaya tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang
menguntungkan tetap harus terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan
hidup sistem.

Pada prinsipnya, setiap sistem selalui terdiri atas empat elemen:

 Objek, yang dapat berkiupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik,
abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut.
 Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
 Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya.
 Lingkungan, tempat di mana sistem berada.

Manfaat Menggunakan Teori Sistem

Teori system menurut John R Fisher adalah seperangkat prinsip yang terorganisasikan
secara longgar dan sangat abstrak, yang berfungsi mengarahkan pikiran kita, namun terikat
pada berbagai penafsiran, namun demikian, ada beberapa ciri-ciri system yang perlu
diketahui agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran, seperti diungkapkan oleh Russel L
Ackoff, (Badrun 2016 : 41-42) yakni :

1. Keintegrasian (Integration)
2. Keteraturan (Regularity)
3. Keutuhan (Wholeness)
4. Keterorganisasian (Organization)
5. Keterlekatan komponen satu sama lain (Coherence)
6. Keterhubungan komponen satu sama lain (Connectedness)
7. Kebergantungan komponen satu sama lain (Interdependence)

Ciri-ciri diatas menjelaskan bahwa tidak ada suatu system politik yang dapat berdiri
sendiri atau independent, karena setiap elemen atau komponen dalam suatu system akan
berhubungan,saling memiliki ketergantungan satu sama lainnya.

4
Menurut Walter Buckley (dalam Badrun, 2016 : 40), ada beberapa manfaat menggunakan
teori sistem, yakni:

1. penerapannya bisa dilakukan pada perilaku sosial dan sistem sosial


2. memilki beragam level skala yang dapat diterapkan pada semua skala terbesar sampai
skala terkecil atau yang paling objektif sampai dengan yang paling subjektif.
3. Membahas beragam hubungan antar aspek sosial dan tidak parsial.
4. Keseluruhan aspek dipandang dalam konteks proses khususnya terkait dengan jaringan
informasi dan komunikasi
5. Bersifat integratif
Pengertian system menurut Musanef (dalam Pito, 2006 : 44 ) system adalah suatu
sarana yang menguasai keadaan pekerjaan agar dalam menjalankan tugas dapat diatur dan
merupakan suatu tatanan dari hal-hal yang saling berkaitan dan berhubungan sehingga
membentuk satu kesatuan dan satu keseluruhan.

Sistem Politik

Sistem politik terdiri dari dua kata,yaitu sistem dan politik, sistem adalah suatu
kesatuan dari bagian-bagian yang satu sama lain saling bergantung.sedangkan politik
adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan,segala urusan dan tindakan
mengenai pemerintah negara atau terhadap negara lain.

Sistem Politik adalah kumpulan pendapat-pendapat dan lain-lain yang membentuk


satu kesatuan yang berhubung-hubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan serta
melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur hubungan antara
individu satu sama lainnya atau dengan negara dan hubungan negara dengan negara.

Ilmuwan Ilmu Politik yang pertamakali memperkenalkan pendekatan analisis system


sebagai metode terbaik untuk memahami politik dalam seluruh kajian ilmu politik adalah
David Easton, seorang ilmuwan dari Harvard University, yang mengembangkan empat
asumsi (anggapan dasar) mengenai perlunya suatu teori umum (grand theory) sebagai cara
mengkaji sistem politik (dalam Maksudi, 2012 : 5-6), yakni :

1. Ilmu pengetahuan memerlukan suatu konstruksi untuk mensistematisasikan fakta-


fakta yang ditemukan.
2. Para pengkaji kehidupan politik harus memandang sistem politik sebagai keseluruhan,
bukan parsial.

5
3. Riset sistem politik terdiri atas dua jenis data: data psikologis dan data situasional.
Data psikologis terdiri atas karakteristik personal serta motivasi para partisipan
politik. Data situasional terdiri atas semua aktivitas yang muncul akibat pengaruh
lingkungan. Pengaruh lingkungan ini muncul dari lingkungan fisik
(topografi, geografis), lingkungan organis nonmanusia (flora, fauna), dan lingkungan
sosial (rakyat, aksi dan reaksinya).
4. Sistem politik harus dianggap berada dalam suatu disequilibrium (ketidakseimbangan)

Asumsi diatas kemudian disimpulkan sebagai suatu yang penting menurut Easton, yakni :

 Pertama, Ingin dibangun suatu kerangka system politik dengan tahapan yang jelas.
 Kedua, Konsep-konsep apa saja yang harus dikaji dalam upaya menjelaskan
fenomena system politik.
 Ketiga, Lembaga-lembaga apa saja yang memang memiliki kewenangan untuk
pengalokasian nilai di tengah masyarakat.
 Keempat, system politik itu merupakan gambaran komprehensif sehingga tidak bias
dikaji secara parsial
 Kelima, Bahwa kajian atas system politik harus mempertimbangkan aneka pengaruh
dari lingkungan,pengaruh kondisi psikologis masyarakat,pola geografis wilayah
negara hingga perkembangan internasional, sehingga tidak ahistoris
 Keenam, Para peneliti system politik harus mengaggap sebuah system politik
berlangsung dalam suatu ketidakseimbangan , dimana dalam ketidakseimbangan
tersebut alur kerja system politik mempunyai daya dorong.

Sementara itu, menurut Samuel P Huntington (dalam Pito dan Fasyah, 2006 : 44-45)
system politik dapat didefinisikan menurut beberapa cara serta dipandang sebagai memiliki
beberapa komponen yang berbeda , yakni :

 Sistem politik sebagai Budaya (kultur) , yaitu nilai-nilai (values), sikap sikap
(attitudes), orientasi (orientation), mitos (myths) dan kepercayaan (beliefs) yang
relevan terhadap poltik dan yang berpengaruh dalam masyarakat.
 Sistem politik sebagai struktur, yaitu organisasi formal dalam masyarakat di mana
digunakan untuk menjalankan keputusan keputusan yang berwenang seperti misalnya
partai politik, badan perwakilan rakyat, eksekutif dan birokrasi.

6
 Sistem politik sebagai Kelompok (The political system as a group) yaitu bentuk
bentuk sosial dan ekonomi baik yang formal ataupun nonformal, yang berpartisipasi
dalam politik yang mengajukan tuntutan tuntutan terhadap struktur struktur politik.
 Sistem politik sebagai kepemimpinan (The political system as leadership) bahwa
individu dalam lembaga lembaga politik dan kelompok kelompok politik yang
menjalankan pengaruh lebih daripada lainnya dalam memberikan alokasi nilai nilai.
 Sistem politik sebagai kebijakan bahwa pola pola kegiatan pemerintahan yang secara
sadar terbentuk untuk mempengaruhi distribusi keuntungan dalam masyarakat.

Pengertian sistem politik Menurut Gambriel A Almond ( pito dan Fasyah,2006 : 46-
47) bahwa sistem politik adalah sebuah sistem interaksi yang dapat ditemukan dalam
masyarakat merdeka (The political system is a system of interaction that can be found in a
free society), yang menjalankan fungsi integrasi dan adaptasi, dan sistem politik memiliki
ciri-ciri sebagai berikut (baik sistem politik modern maupun primtif),

1. Semua sistem politik termasuk yang paling sederhana mempunyai kebudayaan politik.
Dalam pengertian bahwa masyarakat yang paling sederhanapun mempunyai sistem
politik yang terdapat dalam masyarakat yang apaling fleksibel sekalipun.
2. Semua sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang sama walaupun tingkatanya
berbeda-beda yang ditimbulkan karena perbedaan struktur.
3. Semua struktur politik baik pada masyarakat yang primitif maupun modern
melaksanakan banyak fungsi.
4. Semua sistem politik adalah sistem campuran dalam pengertian kebudayaan. Secara
rasional tidak ada struktur dan kebudayaan yang semuanya modern atau primitif,
melainkan dalam pengertian kebudayaan, semuanya campuran antara unsur modern
dan unsur tradisional.

Fungsi integrasi yang dijalankan oleh sistem politik untuk mencapai kesatuan dan
persatuan dalam masyarakat yang bersangkutan, sedangkan fungsi adaptasi adalah sebuah
fungsi penyesuaian terhadap lingkungan.

7
Cara Kerja Sistem Politik

Menurut Hoogerwerf (Pito, 2006 : 48) input bisa berasal dari berbagai sistem
lainnya,misal sistem ekonomi.

SISTEM
EKONOMI

SISTEM BUDAYA POLITIK


INPUT OUT PUT
______________________
Referensi
STRUKTUR POLITIK (HASIL)
-------------------------------------- Kebijakan
Kebijakan
- Pemerintah
Sarana
PELEMBAGAAN INTEGRASI
Kekuasaan

SISTEM
TEHNIS

Contoh :

Sistem ekonomi yang terkena dampak dari kebijakan pemerintah akan memberikan reaksi
tertentu,mungkin memperkuat atau bertentangan.Reaksi ini merupakan input bagi sistem
politik untuk diproses lebih lanjut.Disamping itu, input juga bisa berasal dari prilaku politik
berupa unjuk rasa/demonstrasi atau protes maupun dukungan di Lembaga politik formal
(DPR misalnya)

8
Sistem Politik Menurut David Easton

Menurut Easton (dalam Pito dan Fasyah, system politik adalah :

1. Sistem politik terdiri dari alokasi nilai-nilai


2. Pengalokasian nilai-nilai tersebut bersifat paksaan
3. Pengalokasian tersebut mengikat masyarakat secara keseluruhan

Suatu kebijakan yang dihasilkan merupakan hasil konversi dari input berupa tuntutan
maupun dukungan yang diolah secara sistematik oleh sistem politik sehingga menghasilkan
keputusan atau tindakan yang disebut output.

Output yang dihasilkan berupa kebijakan, dapat diterima atau ditolak oleh lingkungan
tergantung pada input yang telah dirumuskan sebelumnya. Output yang dihasilkan tersebut
tentu tidak terlepas dari campur tangan keberadaan proses politik di dalamnya.

Berdasarkan asumsi Easton tesebut, proses dalam setiap sistem dapat dijelaskan
sebagai input dan output yang secara detailnya adalah pengolahan/proses input untuk menjadi
output. Input itu sendiri merupakan tuntutan serta aspirasi masyarakat dan juga dukungan dari
masyarakat. Input ini kemudian diolah menjadi output, yang menghasilkan kebijaksanaan,
dan keputusan-keputusan, yang akan dipengaruhi dan mempengaruhi oleh lingkungan sosial.

Model sederhana dari suatu sistem politik menurut David Easton dapat digambarkan
menjadi skema sebagai berikut (Pito, 2006 : 50):

LINGKUNGAN LINGKUNGAN

I O
Tuntutan Keputusan
N SISTEM POLITIK (ada U
P proses, disebut T
U Dukungan sebagai proses Politik Kebijakan P
T U
T

Umpan Balik (Feed Back)

9
Model sistem politik yang paling sederhana akan menguraikan masukan (input) ke
dalam sistem politik, yang mengubah melalui proses politik menjadi keluaran (output).
Dalam model ini masukan biasanya dikaitkan dengan dukungan maupun tuntutan yang harus
diolah oleh sistem politik lewat berbagai keputusan dan pelayanan publik yang diberian oleh
pemerintahan untuk bisa menghasilkan kesejahteraan bagi rakyat. Dalam perspektif ini, maka
efektifitas sistem politik adalah kemampuannya untuk menciptakan kesejahteraan bagi
rakyat.

Elemen-elemen dalam sistem politik :

A. Input (Masukan) :yang terdiri dari kebutuhan (Demands), tuntutan, dukungan


(suport) dan bahkan sikap masa bodoh (apathy).
a. Inputs atau masukan selalu bekenaan dengan hal-hal yang membuat sistem
politik itu berjalan, seperti yang berhubungan dengan kegiatan
mengidentifikasi kepentingan dan melakukan seleksi kepemimpinan dengan
substansinya berupa tuntutan, dukungan, atau sikap masa bodoh.dukungan
dapat berupa pajak, ketenagakerjaan, undang-undang atau poeraturan,
kesedian memilih atau dopilih, dan keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan
politik pada umumnya.
b. Semua inputs dapat di lakukan secara individu, organisasi massa, partai
politik, maupun media komunikasi massa dengan cara penyampaian yan
bermacam-macam sesuai dengan situasi kondusi dan kebutuhan, seperti
melalui demonstrasi, debat politik, diskusi atau seminar politik, serta cara-cara
lainnya.

B. Fungsi inputs terdiri dari :

1) sosialisasi politik,
2) rekrutmen politik,
3) artikulasi (menyatakan kepentingan),
4) agresi (memadukan),
5) kepentingan, dan
6) komunikasi politik.

Dalam sistem politik, input ini di olah dan di ubah menjadi output, berupa keputusan-
keputusan dan kebijakan-kebijakanyang mebngikat dari pemerintah sehingga menimbulkan
pengaruh terhadap sistem itu sendiri maupun terhadaplinkungan di mana sistemitu berada.

Authoritative decision making activities or agencies (kegiatan-kegiatan atau lembaga-


lembaga pembuat keputusan politik yang bersifatsah dan mengikat ) : elemen ini merupakan

10
pusat proses [politik (mesin politik formal), karena elemen inilah yang melakukan sejumlah
kegiatan pembuatan keputusan-keputusan yang sah mengikat.

Feedbeck (Umpan Balik) : merupakan satu elemen-elemen dalam sebuah sistem politik,
sekaligus juga antara sistem politik dengan sistem yang lain yang berada diluar sistem politik.
Dukungan, pengaruh, tekanan, serta protes dari rakyat merupakan masukan yang sangat
dibutuhkan bagi proses politik lebih lanjut dalam sebuah sistem politik, terutama oleh pihak
eksekutif.

Environment (Lingkungan) : yang terdiri dari berbagai sistem lain yang mempengaruhi sistem
politik dan sekaligus juga dipengaruhi oleh sistem politik. Hubungan saling mempengaruhi
ini sangat relatif dan dinamis baik berupa lingkungan fisik maupun nonfisik. Dan dapat
dipastikan bahwa tidak ada satu sistem politikpun yang terlepas dari hubungan saling
mempengaruhi ini.

Gambar : The Political Systems and Its Environment

Budaya Politik

OUT PUT

SISTEM POLITIK
Feed Back

INPUT

OPINI PUBLIK

11
Sistem Politik Menurut Gabriel A.Almond

Menurut Almond, sistem politik adalah sistem interaksi yang terdapat dalam semua
masyarakat yang bebas dan merdeka untuk melaksanakan fungsi-fungsi integrasi dan adaptasi
(baik dalam masyarakat ataupun berhadap-hadapan dengan masyarakat lainnya) melalui
penggunaan paksaan fisik yang absah. Dari penjelasan di atas, setidaknya ada beberapa hal
yang utama dalam sebuah sistem politik

1. sistem politik merupakan sistem interaksi yang terdapat dalam semua masyarakat
yang bebas dan merdeka. Dengan demikian, sistem politik terdapat dalam masyarakat
tradisional ataupun masyarakat yang modern. Aktor-aktornya pun sesuai dengan
kondisi masyarakat masing-masing;
2. tujuan sistem politik adalah untuk mencapai suatu kesatuan dalam masyarakat
(integrasi). Selain itu, sistem politik juga dapat menyesuaikan (adaptif) terhadap
lingkungannya. Jadi selain berfungsi untuk menyatukan masyarakat, sistem politik
diperlukan untuk dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan dalam
menghadapi perubahan dalam masyarakatnya sendiri ataupun masyarakat di luar
sistem politik;
3. sistem politik absah dalam menggunakan kekuatan dan paksaan fisik.

Pendekatan Struktural Fungsional Gabriel Almond Penggunaan kekuatan dan paksaan


fisik, dalam kadar yang berbeda dapat dilihat dalam sistem politik yang totaliter dan sistem
politik demokratis. Dalam sistem politik yang totaliter, paksaan fisik sangat dominan dalam
alokasi nilai dan kebijakan. Berbeda dengan sistem politik yang demokratis, penggunaan
paksaan fisik hanya dalam batas batas tertentu saja.

DASAR PEMIKIRAN ANALISA STRUKTURAL FUNGSIONAL Gabriel A. Almond

Semua sistem politik, baik yang masih primitif ataupun yang sudah modern memiliki
keempat ciri ini, yaitu:

1. Semua sistem politik memiliki struktur-struktur atau lembaga-lembaga politik.


2. Semua sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang
sama walaupun tingkatannya berbeda-beda yang ditimbulkan karena perbedaan struktur.

12
3. Semua struktur politik menjalankan fungsi-fungsi tertentu.Meskipun demikian, ia tetap bersifat
multifungsi dalam artimelaksanakan beberapa fungsi sekaligus.
4. Semua sistem politik merupakan system campuran manakala dipandang dari
segi kebudayaan, artinya tidak adasuatu struktur kebudayaan yang semuanya bersifat
modern,dan tidak semua yang tradisional identik dengan primitif.

KEUNGGULAN SISTEM POLITIK ALMOND DAN EASTON:

 Kedua model tersebut berpengaruh besar dalam perkembangan studi ilmu politik sejak
tahun 1950.
 Kedua model mampu membuat analisa politik dengan cukup peka diantara kompleksitas sistem
politik di dalam sistem sosial yang lebih besar.
 Kedua model sistem politik mampu menciptakan keseimbangan/ekuilibrium/stabil dan jika
ada konflik,maka model sistem politik mampu mengecek setiap komponen atau subsistem untuk
menemukan sumber konfliknya.
 Kesederhanaan kedua model tersebut dapat dipakai untuk menganalisa berbagai sistem politik, baik
yang demokratis maupun otoriter, tradisional maupun modern.

KELEMAHAN SISTEM POLITIK ALMOND DAN EASTON:

1. Analisis Sistem Politik Easton dan Almond tidak menghasilkan rumusan yang empirik atau
mampu menjelaskan seluruh proses politik yang terjadi.
2. Kedua model ini sistem politik ini tidak memahami kejadian dis-equilibrium, seperti revolusi. Kedua
model sistem politik tersebut tidak memasukkan gagasan perubahan tersebut yang dapat
mempengaruhi sistem politik.
3. Kedua model tersebut cenderung tidak menghasilkan teori dari hubungan sebab-akibat karena kedua
model tersebut hanya menunjukkan sifat model analisis, yaitu
hanya menganalisa fenomena politik.
4. Terminologi dari definisi kedua sistem ini tidak bias dioperasionalkan, artinya tidak memiliki variabel
yang dapat diukur, misal fungsi input yang terdiri dari tuntutan dan dukungan dimana bentuk dan
isinya berbeda-beda disetiap masyarakat.
5. Analisa struktural fungsional Almond memiliki ketidakjelasan tentang konsep fungsi.
Almond tidak menjelaskan secara tepat garis-garis yang membatasi peran fungsi, misalnya jika
seorang pemimpin politik menyuarakan pendapat kelompoknya, secara bersamaan pemimpin

13
tersebut menjalankan tiga jenis fungsi politik sekaligus, yaitu: komunikasi politik,artikulasi
kepentingan, dan aggregasi kepentingan kelompoknya.

Jika almond dikritik karena ketidakjelasan tentang konsep fungsi, maka Easton dikritik karena
caranya memandang masyarakat sebagai organismik,menyamakan masyarakat dengan organisme, yang
selalu terlibat dalam proses differensiasi, koordinasi,dan mencapai sebuah keadaan yang penuh keselasarasan
serta keseimbangan tanpa mempertimbangkan keberadaan konflik yang dapat menimbulkan dis-
equilibrium.

Kedua pendekatan ini juga dikritik karena sangat diwarnai oleh ideologi atau sistem nilai demokrasi-liberal
Barat, secara jelas sistem tersebut berasumsi bahwa fungsi-fungsi yang ada di dalam sistem politik barat pasti
juga ada di dalam sistem non-Barat

Daftar Pustaka

1. Arifin,Anwar,2003, Komunikasi Poitik,Paradigma,Teori,Apikasi,Strategi dan


Komunikasi Politik Indonesia,Jakarta,Balai Pustaka
2. Alfian, 1993, Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia, Jakarta: Gramedia.
3. Budi Winarno. 2007. Sistem Politik Indonesia: Era Reformasi. Yogyakarta: Media
Pressindo.
4. Budi Winarno. 2007. Sistem Politik Indonesia: Era Reformasi. Yogyakarta: Media
Pressindo.
5. Budiardjo,Miriam,2017,Dasar-dasar Ilmu Politik,(edisi Revisi)Jakarta,Kompas
Gramedia
6. Cangara,Hafied,2023, Komunikasi Politik,Konsep,Teori ,dan Strategi, Depok,
RajaGrafindo Persada
7. Duverger,Maurice,1981,Partai-partai Politik dan Kelompok-kelompok Penekan
(terjemahaan),Jakarta,Bina Ilmu
8. Easton, David. 1988. Kerangka Kerja Analisa Sistem Politik. Terjemahan Sahat
Simamora. Jakarta: Bina Aksara.
9. Huntington,P.Samuel,1983,Tertib Politik,didalam masyarakat yang sedang berubah
(terjemaahan) ,Jakarta,Rajawali

14
10. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan,2016, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta, Balai Pustaka
11. Mukarom,Zaenal,2016,Komunikasi Politik,Bandung,Pustaka Setia
12. Maksudi,Beddy Iriawan,2012, Sistem Politik Indonesia : Pemahaman Secara Teoritik
dan Empirik,, Jakarta, RajaGrafindo Persada.
13. Marbun,B.N, 2005,Kamus Politik, Jakarta,Pustaka Sinar Harapan
14. Mc.Nair,Brian,2011,An Introduction Political Communication,USA,Routledge
15. Nimmo,Dan, 2010,Komunikasi Politik,Khalayak dan Efek,Bandung,Remaja
Rosdakarya
16. Nimmo,Dan,1989. Komunikasi Politik : Komunikator, Pesan dan Media
(EdisiTerjemahan oleh Tjun Surjaman). Bandung, Remaja Rosdakarya.
17. Pito,Toni Adrianus,dan Efriza;Fasyah,Kemal, 2006, Mengenal Teori-teori Politik,dari
sistem politik sampai korupsi,Bandung,Nuansa
18. Pureklolon,Thomas,Tokan ,2016, Komunikasi Politik, Mempertahankan Integritas
Akademisi,Politikus dan Negarawan.Jakarta,Gramedia Pustaka Utama.
19. Rusadi Kantaprawira. 2004. Sistem Politik Indonesia: suatu Model. Bandung: Sinar
Baru Algesindo.
20. Surbakti,Ramlan,2015, Memahami Ilmu Politik, Jakarta,Grasindo
21. Sanit,Arbi,1980, Sistim Politik Indonesia, Penghampiran dan lingkungan,
Jakarta,Yayasan Ilmu-ilmu Sosial-FIS
22. Sanit.Arbi 1981. Sistem Politik Indonesia: Kestabilan, Peta Kekuatan Politik dan
Pembangunan. Jakarta: Cv. Rajawali.
23. Wahid,Umaimah,2016,Komunikasi Politik,Teori,Konsep,dan Aplikasi pada Era
Media Baru,Bandung,Simbiosa Rekatama

=====abb=====

15

Anda mungkin juga menyukai